Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanti Budiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
OLEH: DUDUNG ABDUL HANAN ENTIS SUNTARA
LANDASAN TEOLOGIS, FILOSOFIS, PSIKOLOGIS, SOSIOLOGIS, DALAM STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN OLEH: DUDUNG ABDUL HANAN ENTIS SUNTARA
2
Pendahuluan Strategi dan kebijakan pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dan sangat menentukan arah serta keberhasilan pendidikan itu sendiri. Karena sekali langkah dalam pengambilan keputusan untuk menentukan strategi dan kebijakan pendidikan yang akan diambil, maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas mutu pendidikan dari tingkat satuan pendidikan sampai dengan pendidikan nasional.
3
RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah kebijakan pendidikan ditinjau dari perspektif teologis? Bagaimanakah kebijakan pendidikan ditinjau dari perspektif filosofis? Bagaimanakah strategi pendidikan ditinjau dalam perspektif psikologis? Bagaimanakah strategi pendidikan ditinjau dalam perspektif sosiologis?
4
Pengertian Kebijakan Pendidikan
Kebijakan (policy) secara etimologi (asal kata) diturunkan dari bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang artinya kota (city). Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah/lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha mengejar tujuannya (Monahan dalam Syafaruddin, 2008:75)
5
PENGERTIAN Kebijakan pendidikan diartikan sebagai kumpulan hukum atau aturan yang mengatur pelaksanaan sistem pendidikan, yang tercakup di dalamnya tujuan pendidikan dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Kebijakan pendidikan merupakan kunci bagi keunggulan, bahkan eksistensi bagi negara-negara dalam persaingan global, sehingga kebijakan pendidikan perlu mendapatkan prioritas utama dalam era globalisasi (Nugroho, 2008:36).
6
UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pasal 33
Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan manusia.
7
Fungsi kebijakan Pembuatan kebijakan adalah terlihat sebagai sejumlah proses dari semua bagian dan berhubungan dengan sistem sosial dalam membuat sasaran sistem Proses pembuatan keputusan memperhatikan faktor lingkungan eksternal, input, proses, output, dan feedback dari lingkungan kepada pembuat kebijakan. Dengan demikian kebijakan dipandang sebagai: 1. Pedoman untuk bertindak, 2. pembatas prilaku, 3. bantuan bagi pengambil keputusan (Pongtuluran, 1995:7)
8
Perspektif Teologis Secara teologis, salah satu pemahaman pendidikan adalah upaya untuk menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada kemunkran, sebagaimana firman Allah Swt. dalam al Qur’an: QS. Ali Imran : 110 كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِالل وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
9
Perspektif Fiosofis Pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar, karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. John Dewey
10
Secara etimologi Filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang terdiri dari dua kata, yaitu philos atau philein yang berarti suka, cinta, mencintai dan shophia yang berarti kebijaksanaan, hikmah, atau kependaian ilmu. Philosophia berarti “cinta kepada kebijaksanaan” atau “ cinta kepada ilmu”. Dalam bahasa Belanda, filsafat berasal dari kata “wijsbegeerte” yang berarti keingingan untuk pandai atau berilmu. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam (radikal) atau dengan sungguh-sungguh sampai keakar-akarnya terhadap suatu kebenaran. Dengan kata lain, berfilsafat berarti mencari kebenaran sejati.
11
Perspektif Psikologi Menurut Orton (1990:39), Gagne merupakan tokoh Behaviorism gaya baru (modern neobehaviourist). Dalam mengembangkan teorinya, Gagne memperhatikan objek-objek dalam mempelajari matematika yang terdiri dari objek langsung dan tidak langsung. Objek langsung adalah: fakta, keterampilan, konsep dan prinsip, sedangkan objek tak langsung adalah: transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin diri, dan bersikap positif terhadap matematika
12
Gagne berpandangan Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang kegiatan belajarnya mengikuti suatu hirarki kemampuan yang dapat diobservasi dan diukur. Belajar yang dikemukakan oleh Gagne dikenal dengan “ teori hirarki belajar” Gagne membagi belajar dalam delapan tipe secara berurtan, yaitu: belajar sinyal (isyarat), stimulus-respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, memperbedakan, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Dan terjadi dalam empat tahap secara berurutan yaitu pemahaman, penguasaan, ingatan, dan pengungkapan kembali
13
Landasan Sosiologis Kegiatan pendidikan sesunggnya rekayasa sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi antara orang yang dewasa dengan orang yang belum dewasa sehingga orang yang belum dewasa itu menjadi dewasa. Proses rekayasa sosial itu disusun secara terencana dan sistematis melalui tahapan-tahapan tertentu, sehingga dapat diukur tingkat kedewasaannya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat
14
Kebijakan pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi perumusan, analisis, implementasi, monitoring-pemantauan serta evaluasi seputar masalah pendidikan yang diterapkan dalam menjawab tantangan pendidikan dan diberlakukan dan diperbarui secara periodik
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.