Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Bahan Pakan Ternak HIJAUAN
2
Kriteria : Less digestible than concentrates High in Fiber
–Generally more than 18% CF Low in Energy NRC Classification –> 18% CF –Less than 70% TDN Mineral content is quite variable
3
Mineral contents (Forage/ Roughage)
K found in highest concentrations Legumes are high in Ca Mg is supplied in adequate quantities P is moderate to low Higher in CA, lower in P than energy feeds (concentrates)
4
Kharakteristik hijauan lainnya
Lower in digestibility than concentrates due to lignin –Amount of lignin is inversely related to digestibility of roughage Good source of fat soluble vitamins Extremely variable in crude protein –Alfalfa can be > 20% CP –Straw < 4%
5
Contoh BMT Hijauan (Forage/Roughage)
Low Moisture High Moisture Legume hays Grass hays Straws Fodder (stalks) Stovers(stalks) Hulls and shells Silage Produced from green forage crops that are compressed and stored under anaerobic conditions % moisture Haylage Intermediate between silage and hay, 40-60% moisture Grazed forages
6
Hijauan Pakan Ternak Rumput-Rumputan (Graminae) Leguminosa
Tanaman lain Limbah-Limbah Pertanian Baik segar ataupun awetan (kering, basah, intermediate)
7
Bentuk Hijauan Segar Kering (Hay) Silase (Awetan)
8
RUMPUT2AN
9
1. Rhodesgrass, rumput Rodhes (Chloris gayana Kunt)
Indonesia : Ada di Jawa, Irian dan Sumut. Asal : Afrika timur, tengah dan selatan.
10
1. Rhodesgrass, rumput Rodhes (Chloris gayana Kunt)
11
1. Rhodesgrass, rumput Rodhes (Chloris gayana Kunt)
Protein kasar umumnya berkisar antara 4-13%, daun yang muda bisa mencapai 16-17% dan yang paling rendah kandungannya 3%. Kandungan protein kasar ini tergantung pada umur, cuaca dan pemupukan nitrogen. Serat kasarnya bervariasi antara 30-40%, bisa mencapai 25% pada saat pemotongan awal dan lebih dari 45% pada pemotongan akhir. Beta -N umumnya berkisar antara 40-50% ,lemak kasar antara %. Kandungan karoten umumnya tersedia cukup tinggi u/keb. Sapi.
12
1. Rhodesgrass, rumput Rodhes (Chloris gayana Kunt)
Kalsium (Ca) dan phosphor (P) konsentrasinya sama dengan rumput tropis lainnya, tetapi kandungan K dan Mg umumnya rendah. Palatabilitasnya umumnya baik dengan kecernaan bahan kering yang cukup rendah yaitu sekitar 40-60%.
13
2. Guinea grass, green panic (Panicum maximum Jacq)
Indonesia : Rumput benggala, suket londo. Asal : Afrika tersebar ke Asia, Australia dan Eropa.
14
2. Guinea grass, green panic (Panicum maximum Jacq)
15
2. Guinea grass, green panic (Panicum maximum Jacq)
Rumput ini sangat disukai ternak. Protein kasarnya (PK) berkisar 4-14% dengan serat kasar (SK) antara %. Kandungan PK dan SK ini tergantung pada frekwensi pemotongan serta umur tanaman. Beta-N bervariasi dari 40-50% dan lemak kasar %. Kandungan P umumnya lebih besar dari 0.15% dan sudah memenuhi kebutuhan sapi pada umumnya. Kandungan TDN bervariasi dari 38-61% dengan kecernaan bahan kering (BK) sekitar 40-62%.
16
3. Australia grass, Common paspalum (Paspalum dilatatum poiret)
Indonesia : rumput australi, rumput dallies. Asal : Brazil, Argentina, Uruguay (Amerika Selatan).
17
3. Australia grass, Common paspalum (Paspalum dilatatum poiret)
18
3. Australia grass, Common paspalum (Paspalum dilatatum poiret)
Kandungan protein kasar %, lemak kasar %, serat kasar % dan Beta-N %. Hijauan ini mempunyai kecernaan BK sekitar %. Rumput dallis pernah dilaporkan memberikan pengaruh yang berbahaya pada domba karena pengaruh dari cyanogenic glucosides dalam rumput ini walaupun HCNnya relatif rendah (42 ppm) Kelebihan konsumsi dapat mengakibatkan ternak mengalami diare.
19
4. Elephant grass, Napier grass (Pennisetum purpureum Schumach)
Indonesia : Rumput gajah. Asal : Afrika daerah tengah.
20
4. Elephant grass, Napier grass (Pennisetum purpureum Schumach)
21
4. Elephant grass, Napier grass (Pennisetum purpureum Schumach)
Rumput gajah umumnya mengandung Bahan Kering yang rendah yaitu %, tetapi kandungan BK ini dengan cepat meningkat seiring dengan meningkatnya umur tanaman. Kandungan serat kasar berkisar dari %, Beta-N sekitar % dengan kandungan lemak kasar %. Kandungan Phosphornya cukup tinggi yaitu % dan pada batang %. Sedangkan Ca masing-masing % dan % pada daun dan batang. Kandungan TDN berkisar dari 40-67% dengan kecernaan Bahan Kering sekitar 48-71%.
22
5. King grass (Pennisetum purpurhoides)
Persilangan P. purpureum dan P. americanum (Amerika tropis) Indonesia : rumput raja Asal : Afrika daerah tropis.
23
5. King grass (Pennisetum purpurhoides)
Kualitas hijauan ini lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah terutama protein kasarnya 25% lebih tinggi dari rumput gajah demikian juga dengankandungan gulanya yang lebih tinggi. Kandungan protein kasar berkisar %, tapi ada juga yang melaporkan sekitar 8-11%. Kecernaan BK hijauan ini adalah sekitar 65.6%.
24
6. Signal grass, (Brachiaria decumbens Stapf)
Indonesia : Rumput signal (Malaysia), rumput BD (Jabar). Asal : Afrika Timur (Uganda, Rwanda, Tanzania dll)
25
6. Signal grass, (Brachiaria decumbens Stapf)
26
6. Signal grass, (Brachiaria decumbens Stapf)
Kualitas yang baik pernah dilaporkan dari hampir semua negara yang pernah melakukan percobaan dengan rumput ini. Kandungan protein kasarnya %, tergantung pada pemupukan nitrogen yang digunakan. Serat kasarnya bisa mencapai 37%.
27
7. Sudan grass, rumput sudan Shorgum x Drummoncodii (steud) Millsp & Chase. Asal : Afrika Tropis.
28
7. Sudan grass, rumput sudan Shorgum x Drummoncodii (steud) Millsp & Chase. Asal : Afrika Tropis.
Rumput sudan mempunyai kandungan protein berkisar %. Kecernaan proteinnya juga tinggi sekitar 65-70%. Kandungan Beta-N umumnya berkisar %, dengan serat kasar yang tidak terlalu tinggi dan jarang melebihi 30%. Rumput ini sangat disukai ternak khususnya sapi. Sama seperti shorgum, rumput sudan mengandung HCN yang dapat berbahaya bagi ternak (sekitar 750 ppm), namun kandungannya pada rumput sudan jarang mencapai level yang membahayakan. Kandungan HCN ini akan meningkat dengan adanya pemupukan nitrogen.
29
8. Blady grass (Imperata cylindrica (L) Raeuschel) Indonesia : Alang-alang, ilalang. Asal : Tropis dunia. Komposisi kimia rumput ilalang umumnya bervariasi. Laboratorium Agrostrologi Fapet-IPB melaporkan bahwa rumput lapang umumnya mengandung protein kasar yang cukup tinggi yaitu % dengan kandungan serat kasar berkisar %. Kandungan Beta- Nnya berkisar %.
30
Alang-alang
31
9. Rumput lapang, alam, liar
Kandungan nutrisi : bervariasi tergantung komposisi rumputnya. Komposisi rumput lapang :
33
Leguminosa (Kacang2an)
34
1. Sentro, butterfly pee (Centrosema pubescens Benth)
Indonesia : Kacang sentro Asal : Amerika tengah dan selatan tropis.
35
1. Sentro, butterfly pee (Centrosema pubescens Benth)
Sangat disukai ternak dan merupakan Green manure. Hijauan ini mengandung protein kasar %. Sentro mengandung oxalat sekitar 2.27%, tetapi hanya 0.1% yang berbentuk oxalat larut air.
36
2. Calopogonium (Colopogonium mucunoides Desv)
Indonesia : Kacang asu. Asal : Amerika tropis
37
2. Calopogonium (Colopogonium mucunoides Desv)
Hijauan ini mengandung protein kasar sekitar 15% dengan kandungan serat kasar yang cukup tinggi sekitar 35.20%. Colopo ini kurang disukai ternak sapi karena adanya bulu-bulu pada batang dan daunnya.
38
3. Puero (Pueraria phaseoloides (Roxb.) Benth)
Tropik kudzu. Indonesia : Kacang-kacangan (Jawa) Asal : Asia timur dan tenggara.
39
3. Puero (Pueraria phaseoloides (Roxb.) Benth)
Kandungan protein kasarnya bervariasi dari % dengan kandungan serat kasar yang tinggi yaitu %. Konsentrasi Ca dan P adalah masing-masing 0.85% dan 0.25%. Walaupun tanaman ini berbulu, tapi masih cukup disukai ternak sapi.
40
4. Stylo (Stylosanthes guianensis (Aublet) Swartz)
Indonesia : Kacang stilo Asal : Bagian utara Argentina sampai ke mexico.
41
4. Stylo (Stylosanthes guianensis (Aublet) Swartz)
Kandungan protein kasarnya tidak terlalu tinggi berkisar 12-18% dari BK. Stylo juga mengandung oxalat sekitar 1.72% dimana oxalat yang larut air cukup rendah yaitu 0.15%. Palatabilitasnya bervariasi, tapi umumnya hijauan muda kurang disukai ternak. Kecernaan BK-nya bervariasi 40% pada hijauan tua dan bisa mencapai 70% pada hijauan yang masih muda.
42
5. Carribian Stylo (Stylosanthes hamata (L.) Taub)
Indonesia : Kacang verano Asal : P. Carribia, Amerika tengah dan selatan. Hijauan ini kualitasnya hampir mirip dengan stylo dan cukup disukai oleh ternak. Kecernaan Bahan Keringnya berkisar %.
43
6. Glycine wightii (Wight & Arnot)
Indonesia : Glycine javanica Asal : Afrika dan Asia.
44
6. Glycine wightii (Wight & Arnot)
Tanaman ini mengandung protein kasar yang umumnya tinggi yaitu sekitar 11-20%. Bahkan kadang-kadang bisa mencapai 30%. Serat kasarnya umumnya cukup tinggi dimana bisa mencapai 42.6% dengan beta-N bisa mencapai 40%. Kandungan Ca dan P adalah masing-masing 1.5% dan 0.29%. Selain untuk pastura tanaman ini bisa juga diberikan dalam bentuk segar atau hay. TDN hijauan segar adalah 57.3% sedangkan dalam bentuk hay 53.3%. Hijauan ini sangat disukai ternak ruminansia
45
7. Calliandra calothyrsus (Messn)
Indonesia : Kaliandra Asal : Amerika tengah
46
7. Calliandra calothyrsus (Messn)
Kaliandra merupakan tanaman yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Proteinnya cukup tinggi terutama daunnya yaitu sekitar 24%, sedangkan serat kasarnya sekitar 27% Umumnya tidak mengandung racun, kecuali adanya tannin yang cukup tinggi yang bisa mencapai 11%.
47
8. Gliciridia sepium ( Jacq.)
Indonesia : Gamal, Liriksidia. Asal Amerika Tengah.
48
8. Gliciridia sepium ( Jacq.)
Gamal mempunyai kualitas yang bervariasi tergantung pada umur, bagian tanaman, cuaca dan genotif. Kandungan proteinnya sekitar 18.8%, menurun dengan bertambahnya umur, dan SK semakin meningkat Palatabilitas daun gamal merupakan masalah karena adanya kandungan antinutrisi flavano 1– 3.5% dan total phenol sekitar 3-5% berdasarkan BK. Ruminansia yang tidak bisa mengkonsumsi daun gamal umumnya tidak akan memakannya untuk yang pertama kali bila dicampurkan pada ransum. Dalam pemberiannya sebaiknya dilayukan dulu. Kecernaan BK daun gamal adalah 48-77%.
49
9. Leucaena leucocephala (Lamk) de Wit
Indonesia : Kemlandingan, Lamtoro. Asal Guatemala
50
9. Leucaena leucocephala (Lamk) de Wit
Lamtoro mempunyai kandungan protein kasar berkisar antara 14 – 19%, kandungan serat kasarnya umumnya berfluktuasi dari 33 hingga 66%, dengan kandungan Beta-N berkisar antara 35 – 44%. Daun lamtoro umumnya defisien asam amino yang mengandung sulfur. Kandungan vitamin A dan C biasanya tinggi.
52
Tanaman Lain
53
1. Daun Ubi Kayu Produksi ubi kayu segar ton/ha/tahun. Dari tanaman ubi kayu, 10-40% terdiri dari daun. Sebanyak 75% dari protein daun adalah murni dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Asam amino daun ubi kayu ternyata hampir sama dengan bungkil kedelai walaupun jumlahnya berbeda. Daun ubi kayu defisien asam amino esensial yang mengandung sulfur yaitu methionin dan sistin. Kelemahan lain adalah adanya racun HCN dan kandungan serat kasar yang tinggi. Kandungan HCN pada daun muda berkisar antara mg/kg, sedangkan pada daun tua kandungannya labih rendah yaitu berkisar antara mg/kg.
54
2. Jerami Ubi Jalar Produksi jerami dalam bentuk segar berkisar antara ton/ha/tahun. Berdasarkan penelitian Kempton dan Leng pemberian jerami ubi jalar sebagai pengganti pucuk tebu pada ransum sapi perah dapat meningkatkan konsumsi ransum dan produksi susu. Akan tetapi percobaan Nuraeni mendapatkan hasil penggantian rumput lapangan dengan jerami ubi jalar lebih dari 1/3 bagian dapat menyebabkan kadar lemak susu menurun.
56
Silage, Haylase, Hay
57
SILASE (SILAGE) Hijauan yang diawetkan dalam bentuk segar (kandungan air 65 – 70 %) dalam suasana asam , tanpa O2 (An aerob), pada suatu tempat yang disebut SILO
58
Adalah proses yang terjadi selama pembuatan silase
ENSILASE (ensilage) Adalah proses yang terjadi selama pembuatan silase
59
SILAGE Wet, unstable forage or feed Fermentation Wet,stable
livestock feed Plant cell sugars Decrease pH Increase acidity 25
60
MANFAAT PEMBUATAN SILASE :
Sebagai upaya pemanfaatan kelebihan produksi hijauan pakan ternak untuk diberikan saat kekurangan Sebagai upaya pemanfaatan limbah pertanian sumber serat untuk pakan ternak
61
Haylage Production Adalah suatu proses lanjutan dari hay untuk dijadikan silase (Silase yang dibuat dari hay dengan kadar air kurang dari 60 %)
62
Tujuan Untuk meningkatkan palatabilitas hay karena hay mempunyai palatabilitas yang rendah. Memanfaatkan bahan-bahan pakan yang tergolong additive yang masih banyak mengandung air (seperti : Umbi ketela pohon, ampas tapioka, ampas tahu & kulit buah-buahan) karena proses pengeringan bahan-bahan tsb relatif sulit & memerlukan biaya tinggi. Memanfaatkan komponen limbah pertanian yang kondisinya sudah setengah kering agar disukai ternak.
63
Hay Making Must field or barn dry before safe for storage
Best stored at < 12 % moisture Can store higher >20% but for shorter time 14
64
Kualitas hay Hay yg berkualitas baik :adalah hay yg mempunyai sifat-2 fisik dan kimiawi yang umumnya berkaitan dengan palatabilitas dan banyaknya nutrien pakan. Hay bernutrisi lebih rendah daripada tanaman yg baru dipanen (segar) Hay yang baik, adalah : Bebas dari benda asing, dipanen pada umur yg tepat, dikeringkan dan disimpan secara layak Berdaun, tak ada yg busuk, dan warna hijau cerah Disukai ternak (konsumsi tinggi) Kaya energi Kaya mineral dan vitamin
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.