Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MEMILIH INFORMAN & ISU ETIKA PENELITIAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MEMILIH INFORMAN & ISU ETIKA PENELITIAN"— Transcript presentasi:

1 MEMILIH INFORMAN & ISU ETIKA PENELITIAN
MPS Kualitatif S-1 Rabu 6 Maret 2013

2 Definisi Informan Sesuai dengan kata yang digunakan, informan adalah orang yang memiliki informasi tentang subyek yang ingin diketahui oleh peneliti. Secara teknis, informan adalah orang yang dapat memberikan penjelasan yang kaya warna, detil, dan komprehensif menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa, misalnya, satu peristiwa terjadi atau justru tidak terjadi. Lebih jauh, ia juga mungkin dapat membuat konseptualisasi atau induksi tentang apa yang selama ini diamatinya. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah informan sebagai ‘jendela’ untuk melihat konstruksi realitas yang khas, yang merepresentasikan dunia yang berbeda dari apa yang dimiliki peneliti

3 Informan Kunci & Parsial
Apa yang didefinisikan sebagai informan di atas sebenarnya merujuk kepada apa yang dalam sejumlah literatur disebut sebagai informan kunci (key informant). Ia adalah, seakan-akan, orang yang maha tahu, mengetahui segala aspek yang ingin dikaji oleh peneliti. Namun dalam banyak kasus, peneliti kemungkinan sulit untuk mengidentifikasi kehadiran orang semacam itu, kalau tidak dikatakan tidak ada sama sekali. Karena itu, yang peneliti sering temukan adalah, pada faktanya, hanya informan parsial. Ia mungkin hanya tahu, misalnya, tentang ‘politik,’ tetapi kurang mengetahui tentang ’ekonomi’, bahkan sama sekali tidak mengetahui tentang ‘agama.’

4 Hakikat Informan Informan menempati kedudukan yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Sesuai dengan namanya, ia adalah sumber informasi bagi peneliti. Tanpa informan, tidak ada informasi, dan tanpa informasi jelas tidak akan ada studi. Seseorang yang membuat laporan tanpa informan sama saja dengan membuat tulisan fiksi bak cerpen atau novel, atau, maksimal kalau pun ia membuat laporan faktual, ia sebenarnya hanya sedang membuat cerita tentang dirinya sendiri, sebuah ‘otobiografi.’ Informan juga adalah pemberi definisi tentang realitas sosial. Berbeda dengan kuantitatif, dalam penelitian kualitatif tidak ada realitas sosial yang berlaku tunggal & universal. Adalah tugas peneliti untuk mengekplorasi dan membentangkan realitas yang unik dan fragmental tersebut-- satu upaya yang hanya dapat dilakukan peneliti bila ia mampu mengerangkeng (mengurung) bias yang muncul dari perspektifnya.

5 KRITERIA PEMILIHAN INFORMAN (1)
Ada beberapa kriteria untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kapasitas untuk dipilih sebagai informan. Peran dalam unit sosial Dalam banyak situasi, orang yang memiliki kedudukan strategis dalam komunitas, organisasi atau masyarakat jelas memplikasikan bahwa ia kemungkinan besar mengetahui banyak informasi. Dengan pertimbangan tertentu, peneliti harus menghindarkan informan yang memiliki posisi marginal atau terasing dari kultur dan struktur sosialnya sendiri. Namun tentu saja hal itu tidak sepenuhnya berlaku umum. Orang itu mungkin tidak berkedudukan, namun memiliki akses yang besar untuk mengetahui informasi mengingat ia adalah anggota keluarga, pasangan, anak atau keponakan, atau mungkin sekretaris, asisten, ajudan, bawahan pada umumnya, bahkan hanya pelayan. Berpengetahuan Ini adalah kriteria yang paling penting. Seorang informan harus memiliki pengetahuan, tanpa itu ia hanya sekedar orang awam, tidak memiliki sesuatu yang seorang peneliti dapat manfaatkan.

6 Kriteria Pemilihan Informan (2)
Kesediaan Informan hanya bermanfaat bila ia memiliki keinginan untuk menjalin kerjasama dengan peneliti. Bila ia menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, betapa pun berharganya informasi yang dimilikinya, ia sama sekali tidak bermafaat bagi peneliti. Komunikatif Informan harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasinya dalam suatu bahasa yang dapat dimengerti oleh peneliti. Tanpa itu, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang keliru, bahkan salah sama sekali. Obyektifitas Informan adalah orang yang mampu membedakan pandangan dirinya dengan pihak lain, dan tidak memiliki tujuan tersendiri bagi kepentingannya.

7 Tentang Jumlah & Purposivitas
Pengetahuan yang mendalam tentang subyek yang ingin diteliti seringkali tidak tersebar secara merata dalam suatu unit sosial, entah itu komuniti, organisasi, atau pun masyarakat. Dalam banyak situasi, jumlah informan memang cenderung sangat sedikit, dan karena situasi itulah peneliti memang tidak perlu melakukan sampling atas informan. Bila mampu memperoleh informan kunci, peneliti mungkin saja hanya cukup menggunakan satu orang, namun bila tidak, ia mungkin harus memiliki sejumlah informan untuk saling menengkapi. Perlu ditegaskan tidak ada patokan standar tentang berapa jumlah informan yang diperlukan dalam studi kualitatif, yang menjadi patokan adalah informasi itu sendiri: seberapa jauh informasi yang tersedia dapat menjawab pertanyaan atau permasalahan studi. Dalam antropologii, ada beberapa studi yang cenderung memilih 5 informan (seperti 5 keluarga miskin di Mexico (Oscar Lewis) atau 5 pengali pasir di Yogayakarta (Patrick Gedes) Ingat tidak belaku istilah populasi, sampel, signifikansi atau representasi

8 Mencari Informan 1 Langkah awal untuk mencari informan adalah menemukan penunjuk jalan atau ‘kuncen’ (gate keeper), ia mungkin saja teman atau saudara dari kenalan anda, orang yang anda jumpai di tengah jalan, atau bahkan orang yang memiliki kedudukan penting dalam komunitas lokal. Tidak kriteria khusus tentang hal ini, kecuali bahwa orang itu mengenal orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang aspek yang anda ingin teliti. Berdasarkan itu anda kemudian membuat catatan singkat tentang profil orang-orang tersebut (mulai dari nama lengkap (dan panggilannya), alamat, nomor telefon/hape, hingga pekerjaan, usia dan sebagainya. Jika dimungkinkan, ada baiknya bila anda juga menanyakan tentang biografi singkat tentang para calon informan tersebut. Mengingat teknologi komputer sekarang ini, anda juga dapat melakukan pencarian data di internet.

9 Mencari Informan 2 Penunjuk jalan pertama mungkin hanya dapat menyebutkan satu atau beberapa orang, dalam kesempatan kemudian anda kemudian memperoleh penunjuk jalan kedua, ketiga dan seterusnya sehingga jumlah calon informan menjadi lebih banyak. Dalam proses yang berkembang, penunjuk jalan dapat saja berubah menjadi calon informan atau sebaliknya, apa yang ada sangka calon informan sebenarnya hanya merupakan penunjuk jalan atau mungkin juga informer.

10 Mencari Informan 3 Setelah memperoleh sejumlah nama calon, sebagai peneliti langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian awal, untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan para calon informan. Guna keperluan itu, anda dapat menempuh dua cara sebagai berikut. Pertama, melakukan pengecekan silang di antara para penunjuk jalan dan/atau para calon informan itu sendiri. Hal itu misalnya dapat dilakukan dengan, secara terpisah, meminta mereka untuk menilai “siapa yang ia anggap orang yang paling mengetahui tetang subyek tertentu.”

11 Mencari Informan 4 Kedua, melakukan wawancara umum dengan para calon informan, ‘menguji’ hingga seberapa jauh mereka itu memenuhi kriteria pemilihan informan sebagaimana telah diterangkan di atas. Hal itu dilakukan peneliti dengan, misalnya, mengajukan pertanyaan tentang “apakah ia mengetahui apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa tentang suatu peristiwa terjadi atau tidak terjadi.” Dalam proses ini, tidak seperti wawancara yang sesungguhnya, peneliti tidak perlu mengejar informan

12 Mengembangkan Hubungan Baik 1
Informasi adalah buah dari proses tanya-jawab antara peneliti dan informan. Sebagaimana dalam perbicangan sehari-hari, orang-orang yang terlibat harus saling mengenal siapa yang menjadi lawan bicaranya. Karena itu, walau pun belum memutuskan siapa yang menjadi informan, anda harus melakukan langkah-langkah berikut. Memperkenalkan diri Sebutkan identitas anda (nama, asal institusi, asal domisili, suku, agama atau lainnya yang dianggap relevan). Namun tentu saja tidak perlu hingga mencapai satu titik dimana anda menampilkan diri seutuhnya. Berikan informasi seadanya, cukup hanya untuk memenuhi keingintahuan sekedarnya; jangan memberikan informasi yang berlebihan dan mengundang mereka untuk mengajukan pertanyaan lebih jauh sedemikian sehingga alih-alih anda yang mengajukan pertanyaan, justru yang menjadi sasaran pertanyaan.

13 Mengembangkan Hubungan Baik 2
Memberikan penjelasan umum tentang tujuan studi Berikan gambaran tentang apa yang ingin anda ketahui, tetapi rumuskan dengan bahasa yang kabur. Ini adalah satu cara untuk mencegah terjadinya rekayasa informasi atau konstruksi realitas sosial bias karena disesuaikan oleh apa yang dianggap informan memenuhi ekspektasi peneliti; Merangsang informan untuk berbicara tentang dirinya sendiri Satu upaya untuk mengenal siapa diri informan sebenarnya, sekaligus memperoleh pemahaman yang utuh terhadap isi wawancara adalah mendorong informan untuk berbicara tentang dirinya sendiri. Biasanya orang, apalagi bila sudah berusia lanjut, cenderung senang bila ada orang lain yang mau mendengarkan kisah hidupnya yang menyangkut pendidikan, pekerjaan, pengalaman hidup, kehidupan keluarga, dan sebagainya.

14 Mengembangkan Hubungan Baik 3
Merangsang keingintahuan atau semangat informan Dari satu segi, wawancara adalah perbincangan yang berat sebelah: satu pihak hanya mengajukan pertanyaan, pihak lain hanya dapat bersikap pasif dengan memberikan jawaban. Dalam perjalanan waktu, fakta ini saja sudah membosankan, dan akan menjadi lebih membosankan karena peneliti cenderung (harus) menghindarkan pertanyaan balik informan. Dalam cukup banyak kasus, informan adalah orang yang sibuk dan/atau sering menjadi sasaran wawancara banyak pihak, karena itu anda harus mampu memberikan komentar singkat yang menarik perhatian informan. Melakukan pertukaran sosial Wawancara jelas menguntungkan anda sebagai peneliti, tapi mungkin merugikan bagi orang yang diwawancarainya. Informan bukan saja harus membuang waktu dan energinya, melainkan juga mungkin makanan & minuman serta tertutupnya peluang untuk menambah perhasilan. Dalam upaya untuk mengkompensasi hal itu, anda dapat melakukan berbagai hal. Misalnya saja, melakukan wawancara sesuai dengan jadual kegiatan rutinnya, memberikan sesuatu yang disukai informan seperti makanan, tanaman, peralatan olahraga, buku, membantu pekerjaannya, bahkan kalau perlu, uang sekali pun.

15 Masalah dlm Pemilihan Informan 1
Orang yang dipilih adalah ‘responden’ Informan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk berbicara tentang realitas sosial, fakta sosial atau kebenaran yang mungkin tidak diketahui atau tidak disadari oleh banyak orang. Selain itu, ia bukan hanya dapat berbicara tentang dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang lain yang memiliki pandangan berbeda dengan dirinya. Sesuai dengan kata yang digunakan, responden adalah orang yang hanya dapat merespon, menanggapi apa yang ditanyakan peneliti. Dalam kapasitasnya, responden adalah orang yang hanya dapat berbicara atas nama dan/atau tentang dirinya sendiri. Secara teknis, mereka adalah orang awam yang jumlahnya banyak, dan hanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertalian tentang sikap seperti tahu-tidak tahu, suka-tidak suka, bersedia bertindak-atau-tidak.

16 Masalah dlm Pemilihan Informan 2
Orang yang dipilih adalah informer Baik informan dan informer mungkin sama-sama mengetahui berbagai aspek tentang satu subyek studi yang peneliti ingin ketahui, perbedaannya hanya terletak pada integritas mereka. Informan cenderung bersikap obyektif dan tidak memiliki kepentingan tertentu, sebaliknya informer hanya ingin mengarahkan peneliti untuk suatu kepentingan bagi dirinya sendiri. Karena itu, peneliti jelas harus bersikap waspada untuk menentukan pilihan.

17 Isu Etika Studi Pengertian
Seperangkat norma yang harus dijalankan peneliti ketika melakukan pengumpulan, pengolahan data, dan penulisan laporan agar hasil penelitiannya dianggap memenuhi kriteria keilmuan yang standar. Sanksi Sebagaimana layaknya norma, pelanggaran atas norma-norma keilmuan akan membawa konsekuensi sanksi yang keras Ingat kasus eksperimen Nazi (1940an), Tuskegee , Willowbrook Studi ( ), Dephan AS tentang efek radiasi, Milgram, Zimbardo 1971

18 Etika Khusus di Lapangan
Memperoleh persetujuan informan untuk diteliti; Memberikan penjelasan tentang tujuan dan gambaran studi secara umum Menjaga prinsip anonimitas informan, keluarga dan komunitasnya; Menghargai nilai, norma dan moral yang dipegang teguh informan dan kelompoknya; Menjaga agar peneliti tidak merugikan dan/atau membahayakan diri dan kelompoknya dalam segala aspek kehidupannya (fisik, non-fisik, sosio-kultur, ekonomi, politik, dsb); Memperoleh konfirmasi dari informan tentang hasil penelitian secara substantif;

19 Etika Umum FABRIKASI : mengarang dan membuat data atau hasil penelitian FALSIFIKASI : mengubah atau salah melaporkan data atau hasil penelitian, termasuk pembuangan data yang bertentangan secara sengaja untuk mengubah hasil PLAGIARISME : menggunakan ide atau kata-kata orang lain tanpa memberikan kredit atau pengakuan (acknowledgement) Misappropriation of others’ ideas : penggunaan informasi khusus tanpa izin (misalnya pelanggaran kerahasian pada waktu penelaahan atau review oleh teman sejawat, atau Praktek lain yang menyimpang dari yang sudah diterima umum dalam suatu komunitas ilmiah dalam mengajukan proposal penelitian, melakukan penelitian, atau melaporkan hasil penelitian

20 Masalah-Masalah Etika
Martinson, Anderson & de Vries, Nature 435, 737 (9 Juni 2005) jajak pendapat dari ilmuwan yang didanai oleh NIH Persentase ilmuwan yang mengakui yang terlibat dalam perilaku yang tercantum dalam 3 tahun sebelumnya (pilihan): 0.3 % Memalsukan atau hanya "mengolah" data penelitian 1.4% Menggunakan ide-ide orang lain tanpa izin atau pemberian pengakuan 1.7% Penyalahgunaan bahan rahasia untuk penelitian sendiri 6% Gagal menyajikan data yang bertentangan dg penelitian sebelumnya 12.5% Menghadapi penggunaan data cacat / interpretasinya dipertanyakan 4.7% mempublikasi data yang sama atau hasil diberbagai publikasi 10% Kurang tepat menetapkan kntributor karya ilmiah 10.8 % Pemenggalan rincian metodologi dalam makalah atau proposal 13.5% Menggunakan rancangan penelitian tidak memadai atau tidak patut 15.3% Menjatuhkan pengamatan atau titik data melalui "firasat/ perasaan“ 27.5% Pencatatan yang tidak memadai terkait dengan proyek-proyek penelitian


Download ppt "MEMILIH INFORMAN & ISU ETIKA PENELITIAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google