Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAri Hartanto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PRAKSIS PENDIDIKAN BERKEMAJUAN KYAI AHMAD DAHLAN Dalam PERSPEKTIF K 13
Mohamad Ali Pengasuh Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Solo (KB-TK, SD, SMP, SMA Muhammadiyah Program Khusus) Kuliah Umum Prodi Paud FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 26 September 2016
2
Apa itu K 13? Pembelajaran tematik terintegrasi
Mengedepankan proses (bkn. hasil) belajar dan pengalaman menjadi ilmuwan. Pendekatan ilmiah/saintifik, 5 M: Mengamati, Menanya, Mencari informasi, Mencoba, Mengkomunikasikan.
3
Siapakah Kyai Ahmad Dahlan?
Kyai Ahmad Dahlan ( ): seorang kyai progresif berwawasan kosmopolitan yang berupaya memahami dan memecahkan masalah-masalah kehidupan sosial dengan pendekatan agama. Agama dipahami dengan akal suci (al-Hads-Ibnu Sina)/kecerdasan (intelligence), diamalkan untuk memecahkan kehidupan sehingga secara pribadi memperkaya pengalaman (experience) dan secara sosial menggerakkan kemajuan (progress). Pendidikan wahana dakwah untuk perbaikan kehidupan sosial.
4
Pendidikan Berkamajuan
Pendidikan Berkemajuan secara ringkas bisa disebut pendidikan progresif religius yang memahami pendidikan secara pragmatis untuk memecahkan masalah empirik duniawi sebagai lahan/arena memperoleh keselamatan kehidupun ukhrowi. Pendidikan bukan untuk merawat masa lalu (tradisi), bukan pula untuk mempersiapkan masa depan. Pendidikan: pengalaman kehidupan itu sendiri
5
Makna Kecerdasan (Akal Suci/intelligence/al-Hads)
Kecerdasan/Akal suci: kemampuan potensial yg sangat besar dalam jiwa manusia untuk belajar melalui diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan dipahami sebagai kapasitas seseorang untuk memahami akar-akar suatu masalah dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya melalui dialog reflektif maupun interaktif.
6
Model Pembelajaran al-Maun
Wahyu dipahami secara pragmatis, untuk memecahkan masalah kehidupan sosial Memancing peserta didik untuk menyampaikan ide- idenya tentang permasalahan kehidupan (individual maupun sosial) sesuai perkembangan anak dan lingkungannya. Peserta didik menjadi aktor/subjek dalam memecahkan masalah, guru sebagai fasilitator. Refleksi bersama atas pengalaman “menemukan” atau memecahkan masalah. Kontinuitas pengalaman melalui pemecahan masalah kehidupan secara dinamis berkelanjutan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.