Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
PERTEMUAN KELIMA MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106) B. Esti Pramuki
2
SELAMAT BERJUMPA PADA PERTEMUAN KELIMA TUTORIAL MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
3
KOMPETENSI UMUM Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa mampu menganalisis morfem bahasa Indonesia
4
KOMPETENSI KHUSUS Berdasarkan kompetensi umum mata kuliah Morfologi Bahasa Indonesia (PBIN4106), kompetensi khusus pada pertemuan kelima ini, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis proses afiksasi.
5
Afiksasi Afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar sehingga terbentuk suatu kata. Contoh: afiks ber- ditambahkan pada bentuk dasar karya menjadi berkarya Afiks ke-an ditambahkan pada bentuk dasar cantik menjadi kecantikan Afiks -an ditambahkan pada bentuk dasar minum menjadi minuman
6
Jenis Afiks Terdapat empat jenis afiks:
1. Prefiks: afiks yang dilekatkan pada bagian depan bentuk dasar . Contoh: menN-, peN-, ber-, per-, ter-, di-, pe-, se-, ke- 2. Infiks: afiks yang dilekatkan di tengan bentuk dasar, di belakang konsonan awalnya. -el-, -em-, -er- 3. Sufiks: afiks yang dilekatkan di belakang bentuk dasar -kan, -i, -an, -nya 4. Konfiks: afiks yang sebagian dilekatkan di depan bentuk dasar dan sebagian yang lain dilekatkan di belakang bentuk dasarnya peN-an, per-an, ber-an, ke-an, se-nya
7
Perubahan Bentuk Afiks
1. Alomorf prefiks meN-, peN-, dan konfiks peN-an a. Morfem (meN-) atau (me-) direalisasikan dengan: /me-/, apabila fonem awal bentuk dasarnya: /l,r,w,y, nasal atau k,p,t,s yang luluh/ /mem-/, jika fonem awal bentuk dasarnya: /b, f, atau p yang tidak luluh/ /meN-/, kalau fonem awal bentuk dasarnya: /d, š atau s, t yang tidak luluh/ /meng-/, jika fonem awal bentuk dasarnya: /vokal, g,h, x, atau k yang tidak luluh/ /meñ-/, jika fonem awal bentuk dasarnya: /c, j, atau z/ /menge-/, apabila bentuk dasarnya hanya satu suku kata b. Morfem (peN-), (peng-) atau (pe-) direalisasikan dengan: /pe-/, apabila fonem dasarnya: /l, r, w, y atau k, p, s, t yang luluh/ /pem-/, jika fonem awal dasarnya: /b, f/ /pen-/, jika fonem awal dasarnya: /d atau t yang tidak luluh/ /peng/, jika fonem awal dasarnya: /vokal g, h, x/ /pen-/, jika fonem awal dasarnya: /c, j, z/ /penge-/, apabila dasarnya ekasuku
8
Perubahan Bentuk Afiks
1. Alomorf prefiks meN-, peN-, dan konfiks peN-an c. Morfem konfiks (peN-an) realisasinya sama persis dengan (peN-) untuk unsur depannya, sedangkan unsur belakangnya sama sekali tidak mengalami perubahan. Karena itu, kaidahnya tidak perlu dituliskan lagi. 2. Alomorf prefiks ber-, per, ter-, serta konfiks ber-an dan peran a. Morfem (ber-) direalisasikan dengan: /be-/, apabila fonem awal dasarnya /r/ atau suku pertamanya berakhiran dengan fonem /er/ /bel-/, apabila dasarnya morfem (ajar) /ber-/, jika dasarnya di luar yang telah disebutkan pada butir 1 dan butir 2
9
Perubahan Bentuk Afiks
2. Alomorf prefiks ber-, per, ter-, serta konfiks ber-an dan peran b. Morfem (per-) direalisasikan dengan: /pe-/: * kalau fonem awal dasarnya /r/ atau suku pertamanya berakhiran dengan fonem /er/. * Apabila kata itu bermakna “persona /orang yang ber.....” atau berkorespondensi/mempunyai hubungan dengan verba ber- /pel-/, jika dasar morfem (ajar) /per-/, morf ini boleh dikatakan tidak produktif lagi. c. Morfem (ter-) direalisasikan dengan: /te-/, jika fonem awal dasarnya /r/ atau suku pertamanya berakhiran /er/ /tel-/, apabila dasarnya morfem (anjur) atau (antar) /ter-/, jika dasarnya selain yang diisyaratkan pada butir 1 dan butir 2
10
Perubahan Bentuk Afiks
2. Alomorf prefiks ber-, per, ter-, serta konfiks ber-an dan peran d. Morfem (ber-an) direalisasikan dengan: /be-an/, jika fonem awal dasarnya /r/ atau suku pertamanya berakhiran /er/ /ber-an/, jika dasarnya bukan yang diisyaratkan pada butir 1 e. Morfem (per-an) direalisasikan dengan: /pe-an/, jika fonem awal dasarnya /r/ atau suku pertamanya berakhiran dengan /er/ /pel-an/, jika morfem dasarnya (ajar) /per-an/, jika dasarnya selain yang diisyaratkan pada butir 1 dan butir
11
Perubahan Kata Kompleks
Setiap proses afiksasi, pasti terjadi pula bentuk kata yang baru. Hal tersebut relatif menyebabkan maknanya berubah jika dibandingkan dengan yang lama. Proses afiksasi menyebabkan terjadinya: Perubahan kelas kata dinamakan proses derivasi tidak terjadi perubahan kelas kata dinamakan proses infleksional
12
Kerja Kelompok Tutor memberikan latihan mahasiswa mencari contoh 10 kata-kata yang mengalami derivasi berdasarkan perubahan makna, jenis, kelas, dan kategori katanya.
13
Refleksi Setelah kerja kelompok dan refleksi ajukan beberapa pertanyaan silang dari kelompok yang berbeda.
14
SELAMAT BELAJAR
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.