Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BIOAVAILABILITAS PROTEIN KE-4
DWIYATI PUJIMULYANI
2
a. Protein Efficiency Ratio (PER)
METODA BIOLOGIK : a. Protein Efficiency Ratio (PER) Prinsip : pertambahan berat badan tikus vs waktu Sebenarnya pertambahan berat badan tersebut tidak hanya didukung oleh protein saja, melainkan merupakan resultante dukungan semua unsur gizi dalam diet
3
Digunakan : tikus sapihan (usia 21 hari), jantan, satu jenis (misal : Wistar)
Ada kelompok standar : KASEIN Kandang : individual; 10 ekor/ke-lompok Sebelum dimulai, ada masa adaptasi 4 hari lama uji 28 hari
4
Ransum : ad libitum komposisi : lihat tabel
Selama pengujian, tikus ditimbang secara periodik (misal : 7 hari sekali) Setiap hari, pakan diganti sisa pakan ditimbang utk menghitung konsumsi pakan
5
Komposisi ransum untuk uji PER
Komponen Kadar (%) Protein 10 Minyak 8 Serat 1 Air 5 Vitamin mix Mineral mix Pati jagung 70
6
Rumus PER : gram pertambahan berat badan
gram protein yang dikonsumsi Standar PER kasein = 2,5 PER terkoreksi = [{2,5 : PER kelompok kasein} x PER ke- lompok uji]
7
Dalam uji PER, analisis kadar protein umumnya memakai metoda Kjeldahl % protein = % N x faktor konversi Faktor konversi serealia = 5,83; susu = 6,38; umum = 6,25 Ingat : SCP (single cell protein) banyak mengandung asam nukleat faktor koreksi sebesar 6,25 tak dapat dipakai (faktor konversi dapat sampai 9)
8
2. METODA BIOLOGIK : b. Nilai biologik (biological value / BV)
Mengukur hubungan antara retensi protein (oleh tubuh) vs absorpsi protein Dasar : bila AA berada dalam jenis dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka retensi protein akan tinggi Lama uji : 28 hari, kandang : metabolit
9
BV = ------------------ N absorbed Mitchell (1923) :
N retained BV = N absorbed Mitchell (1923) : I - {(F – Fo) + (U – Uo)} BV = I – (F – Fo)
10
Catatan simbol : I = intake = asupan F = N feses U = N urine Fo = N feses bila subyek diperta-hankan pada diet bebas N Uo = N urine bila subyek diperta-hankan pada diet bebas N
11
Bila tanpa Fo dan Uo merupakan BV semu (apparent BV)
BV : berarti N yang tetap tinggal da-lam tubuh : protein mengandung AA dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh BV telur = 87-97; susu = 85-90; tahu = 75 BV > 70 dianggap mampu menun-jang pertumbuhan, bila asupan energi : cukup
12
2. METODA BIOLOGIK : c. Net Protein Utilization (NPU)
C.1. TEKNIK NITROGEN TUBUH - Oleh Binder & Miller (1953) - Langsung digunakan karkas tikus jantan, strain sama, sapihan. - Ada 2 grup : grup non-protein 10 ekor grup protein 10 ekor - Lama uji : 10 hari (tidak termasuk 4 hari adaptasi)
13
(N tubuh grup protein – N tubuh grup non-prot)
Pada akhir masa uji, tikus dibunuh, dibelah, dikeringkan, dihancurkan, dan dilakukan analisis kadar N Rumus : NPU = (N tubuh grup protein – N tubuh grup non-prot) konsumsi N grup protein
14
2. METODA BIOLOGIK : d. Net Protein Ratio (NPR)
NPR is an improvement over PER in that a zero protein control group is used NPR is comparable to NPU Lama uji : 10 – 14 hari Ada 2 grup : grup dengan ransum protein (10%) Grup dengan ransum non-protein
15
Rumus NPR (Pellet & Young, p.105)
gain of test animal + loss of control animal protein consumed by test animal NPR protein uji Relative NPR = R NPR = NPR standar
16
Rerata konsumsi ransum (g)
Contoh soal NPR : Rerata pe+ BB (g) Rerata konsumsi ransum (g) N ransum (%) NPR R NPR Laktalbu-min (= standar) 69,7 249,2 1,3 4,04 1,00 Protein A 63,2 243,6 1,57 3,15 0,78 Protein B 11,7 125,3 1,89 0,47 Non- prot. 12,1 90,3 0.0 (69,7 + 12,1) NPR laktalbumin = = 4,04 (249,2 x 1,3 x 6,25) / 100 R NPR protein A = (3,15) : (4,04) = 0,78
17
4. METODA ENZIMATIS-kimiawi : Kecernaan (in vitro digestibility) Protein
1. Menggunakan enzim pepsin-pankreatin Prinsip : Protein Digesti oleh protease fragmen yang larut Analisis N terlarut Pepsin pH aktivitas = 2 0,5 Pankreatin pH aktivitas = 7,5
18
Sampel (pH=20,5) Inkubasi 37oC,2jam Ana-
+ pepsin lisa N terlarut * Inkubasi 37oC, 2 jam * menggambarkan NaHCO3 sampai pH = 7,5 digesti di lambung pankreatin Analisa N terlarut (menggambarkan digesti di usus halus)
19
RUMUS KECERNAAN : N terlarut Kecernaan = x 100% N total sampel Sebelum analisa N terlarut dilakukan penghentian proses digesti cara : ditambah TCA 20% Pemisahan fargmen larut + tak larut sentrifugasi + penyaringan/dekantasi
20
METODA MIKROBIOLOGIK Mikroorganisme tertentu : Tetrahymena pyriformis mempunyai pertumbuhan yang peka terhadap AA / protein Protein substrat : baik pertumbuhan : baik Jadi : pola kebutuhan akan AA = kita
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.