Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG"— Transcript presentasi:

1 KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG
ELABORASI ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH : H. MOH. KOMARUDIN Kepala Bidang PAKIS Kanwil KEMENAG Prov. DKI Jakarta Bogor, 28 Juli 2016

2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH UMUM

3 KEUNGGULAN DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH UMUM
KEUNGGULAN YANG DIMILIKI “SISTEM’ SEKOLAH ANTARA LAIN : Sistem yang berjenjang, hierarkis, dan sistematis Ada standarisasi pencapaian keberhasilan pendidikan Kurikulum yang dinamis dan fleksibel Bahan ajar yang disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Strategi dan model pembelajaran yang variatif dengan berorientasi pada efektivitas dan efisiensi Pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, serta Sistem pengelolaan (management) yang lebih profesional

4 KEBUTUHAN PENDIDIKAN MORAL SPIRITUAL
Pendidikan Agama (Islam) telah berhasil meningkatkan syiar, kesalehan ritual, kesalehan susila, tetapi belum optimal dalam meningkatkan kesalehan sosial dan kesalehan etika

5 Tujuan Pendidikan Agama Islam
Mengembangkan model pendidikan unggulan yang integratif dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia 1 Mengembangkan model pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global 2 3 Meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan intelektual (fikr), skill (‘amal) dan moralitas(zikr & qalb) 4 Mengembangkan model pendidikan yang berwatak plural dan multikultural, kesetaraan gender dan demokratis

6 Kerangka Konseptual AKHLAK (MORALITAS) SAINS (INTELEKTUALITAS)
LIFE SKILL SAINS (INTELEKTUALITAS) AKHLAK (MORALITAS)

7 Kondisi Masa Lalu Upaya peningkatan pendidikan moral spiritual sudah dilakukan sejak lama, antara lain melalui integrasi IMTAQ ke dalam pembelajaran, Pendidikan Budi Pekerti, P4 (Pedoman Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) dan program-program lainnya. Namun demikian pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum secara optimal pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

8 Kondisi Saat Ini Meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan merebaknya berbagai kasus dekadensi moral, mendorong banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik

9 Kondisi Masa Lalu dan Saat Ini
Pesantren memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam pendidikan moral dan spiritual. Memadukan nilai - nilai kepesantrenan diharapkan dapat menjadi model pendidikan moral spiritual di sekolah umum

10 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN UMUM/ SEKOLAH UMUM ILMU AGAMA
ILMU UMUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN UMUM/ SEKOLAH UMUM

11 Upaya mengintegrasikan ke dalam satu sistem terus dilakukan
MAINSTREAM SISTEM PERSEKOLAHAN Upaya mengintegrasikan ke dalam satu sistem terus dilakukan

12 KEBUTUHAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM
PENGAKUAN (REKOGNISI) EKSISTENSI Sudah Belum Optimal PERLAKUAN YANG ADIL DALAM FASILITAS Belum Optimal KESETARAAN DALAM MENGAKSES MAINSTREAM

13 PAI lahir karena didorong kenyataan dan kebutuhan
KESIMPULAN PAI lahir karena didorong kenyataan dan kebutuhan Kemampuan sekolah dalam melaksanakan pendidikan moral/etika/spiritual perlu ditingkatkan Pesantren memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam pendidikan karakter, diharapkan dapat memberikan contoh pendidikan karakter bagi sekolah lain Sekolah yang ada di pondok pesantren memiliki prestasi yang lebih baik atau setidak-tidaknya sama dengan Sekolah lain (meningkatkan kemampuan pondok pesantren dalam mengakses pendidikan berbasis IPTEK)

14 Karakteristik SBP Pengembangan Pendidikan Pesantren Mengacu kepada 17 Kultur Kepesantrenan, antara lain Pendalaman Ilmu Agama, Mondok, kepatuhan, keteladanan, kesalehan, kemandirian, kedisiplinan, kesederhanaan, toleransi, qanaah, rendah hati, tabah, kesetiakawanan, ketulusan, istiqamah, kemasyarakatan dan kebersihan

15 Kultur Kepesatrenan Pendalaman Ilmu-ilmu Agama ( تفقه فى الدين )
Mondok (مقيم) Kepatuhan (طاعة) Keteladanan (أسوة حسنة) Kesalehan ( صالح ) Kemandirian (اعتماد على النفس) Kedisiplinan ( إنتظام ) Kesederhanaan ( زهد ) Toleransi (تسامح )

16 Lanjutan..... 10. Qana’ah (قناعة ) 11. Rendah Hati (تواضع ) 12. Ketabahan ( صبر ) 13. Kesetiakawanan/Tolong Menolong (أخوة / تعاون ) 14. Ketulusan ( إخلاص ) 15. Istiqamah ( إستقامة ) 16. Kemasyarakatan (مجتمعية) 17. Kebersihan ( نظافة/طهارة )

17 Yang Dapat Dikembangkan
KULTUR PESANTREN DALAM MAPEL (Sebagai Contoh) No. Mata Pelajaran Kultur Kepesantrenan Yang Dapat Dikembangkan 1 Pendidikan Agama Islam Pendalaman Ilmu-ilmu Agama ( تفقه فى الدين ), Mondok (مقيم), Kepatuhan (طاعة), Keteladanan (أسوة حسنة), Kesalehan ( صالح ), Kemandirian (اعتماد على النفس), Kedisiplinan ( إنتظام ), Kesederhanaan ( زهد ), Toleransi (تسامح ), Qana’ah (قناعة ), Rendah Hati (تواضع), Ketabahan ( صبر ), Kesetiakawanan/Tolong Menolong (أخوة / تعاون ), Ketulusan (إخلاص), Istiqamah (إستقامة ), Kemasyarakatan (مجتمعية), dan Kebersihan ( نظافة/طهارة )

18

19 TERIMA KASIH


Download ppt "KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google