Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRidwan Susman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Implications of Malaria On Iron Deficiency Control Strategies
Natasha Spottiswoode, michal fried, hal drakesmith, patrick e. duffy RYANTI INDRASWARI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Advances in Nutrition 3: page American Society for Nutrition © 2012
2
Malaria memodulasi efektifitas kebijakan suplementasi zat besi.
Pokok Bahasan 1 2 Abstrak Pendahuluan 4 3 Status zat besi mempengaruhi risiko malaria pada anak-anak dan wanita hamil. Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan 6 5 Malaria memodulasi efektifitas kebijakan suplementasi zat besi. Kesimpulan dan saran – Ryanti Indraswari
3
Abstrak Populasi yg sangat membutuhkan suplementasi zat besi & juga beresiko terkena malaria: anak-anak & bumil. Suplementasi besi telah terbukti meningkatkan risiko malaria di kelompok-kelompok ini dalam berbagai studi, meskipun efek ini berkurang oleh faktor-faktor seperti kekebalan tubuh, status zat besi, serta pengawasan & kontrol malaria yg efektif. Penelitian menunjukkan bhw subyek yang memiliki riwayat malaria maka penyerapan zat besi secara oral berkurang, sbg konsekuensinya, suplemen zat besi umumnya dapat mengurangi efikasi/efektifitas (kemampuan mencapai hasil yg diinginkan) pd populasi malaria. Program pengawasan & kontrol thdp malaria sangat penting utk mengendalikan anemia & me- efektivitas suplementasi zat besi. – Ryanti Indraswari
4
Pendahuluan Apakah manfaat suplementasi besi pada individu yang rentan di daerah endemis malaria dipandang lebih kuat daripada kemungkinan meningkatnya risiko infeksi malaria?. Dalam tinjauan Cochrane terbaru (Ojukwu et al, 2009) menunjukkan zat besi tidak berbahaya ketika layanan pengawasan dan pengobatan reguler malaria sudah tersedia. Versi terbaru dari ulasan ini sependapat bahwa di semua studi, ada peningkatan risiko malaria yang signifikan terkait dengan suplementasi zat besi di daerah tanpa program pengawasan dan pengobatan malaria yang memadai. – Ryanti Indraswari
5
Pendahuluan Apakah ada metode lain yang lebih aman untuk mengatasi meluasnya masalah anemia?. Selain risiko meningkatnya malaria, mengapa tidak suplementasi besi kemungkinan menjadi efektif pada populasi yang sangat beresiko infeksi?. – Ryanti Indraswari
6
Erythrocyte in blood vessel
(RBC)
7
Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan
Untuk melindungi masyarakat pada umumnya dan individu yang rentan pada khususnya, berbagai teknik digunakan. Salah satunya dengan mencegah infeksi Plasmodium falciparum yang dapat masuk melalui gigitan nyamuk Anopheles. Kemoprofilaksis secara teratur digunakan untuk melindungi wisatawan di daerah endemis malaria sbg pencegahan. Penggunaan ITB (insecticide-treated bed nets) untuk anak-anak dan wanita hamil yang tinggal di daerah endemis malaria dilakukan dengan memberikan obat antimalaria pada interval set pertama tanpa menguji individu terhadap infeksi malaria. – Ryanti Indraswari
8
Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan
Tindakan pengobatan dan pencegahan malaria tanpa suplementasi zat besi telah ditunjukkan meningkatkan kadar hemoglobin dalam beberapa uji coba pada anak-anak. Tabel 1. Efek pengobatan dan langkah-langkah pencegahan malaria pada kadar hemoglobin. *IPT: Intermittent Preventive Treatment *SP: Sulfadoxine-Pyrimethamine *ITB: Insecticide-Treated Bed nets – Ryanti Indraswari
9
Urutan No. Pendftrn T’rendah Pada Anak-anak
Referensi Umur Subjek Pengobatan Hemoglobin Urutan No. Pendftrn T’rendah Pada Anak-anak Panjangnya Percobaan, Bulan Tahun Grobusch et al. (2007) 3 bulan – 2 tahun IPT dgn SP pada bulan ke 3, 9, 15 dari umur Meningkat 287 18 2007 Kobbe et al. (2007) Tidak ada perubahan 439 21 Mockenhaupt et al. (2007) 520 ~21 Dicko et al. (2011) 3 bulan – 4 tahun 3 bulan 1,25 mg pyramethamine per 25 mg sulfadoxine/kg/bulan 1422 Dari awal hingga akhir musim malaria 2011 Konate et al. (2011) ITB, (IPT dgn SP dan amodiaquine setiap bulan) 1257 Clarke et al. (2008) 5 – 18 tahun IPT dgn SP setiap 3 bulan 2302 12 2008 Rohner et al. (2010) 6 – 14 tahun 500 mg sulfadoxine ditambah 25 mg pyramethamine pada bulan ke-0 dan 3 76 6 2010 Leenstra et al. (2003) 12 – 13 tahun ITB 131 24 2003 14 – 18 tahun 174
10
Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan
Namun, dari pencobaan dirangkum dalam Tabel 1, hanya 3 yang membahas dampak dari langkah-langkah pencegahan terhadap malaria pada anak-anak lebih tua dari usia 4 tahun. Salah satu uji coba tidak menemukan peningkatan hemoglobin pada anak-anak yang diperiksa, & lainnya menemukan bahwa kadar hemoglobin pada individu perlakuan meningkat secara signifikan hanya subjek yang berusia tahun tapi tidak tahun. – Ryanti Indraswari
11
Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan
Sebaliknya, hanya 1 studi yang meneliti efek dari IPT pada anak-anak berusia kurang dari 4 tahun gagal menemukan efek peningkatan kadar hemoglobin. Berdasarkan data diatas, kami menyimpulkan bahwa pengobatan & pencegahan malaria mengurangi anemia pada anak-anak yang lebih muda dengan imunitas yg rendah, tetapi tidak pada anak-anak –dengan umur- yang lebih tua sebab secara parsial kekebalan tubuh mereka telah berkembang. – Ryanti Indraswari
12
Status Zat Besi Mempengaruhi Risiko Malaria Pada Anak-anak Dan Wanita Hamil
Selain modulasi risiko malaria pada anak-anak, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa status zat besi pada ibu hamil memiliki efek yang sama (Friedman JF, et al (2009)) Kabyemela, et al (2008) menemukan bahwa pada primigravidae dan secundigravidae, tapi tidak multigravidae, kekurangan zat besi dikaitkan dengan mengurangi risiko malaria pada plasenta secara signifikan. *Primigravida; kehamilan pertama kali *Secundigravida: wanita yg hamil kedua kalinya *Multigravida: wanita yg sudah hamil >1x – Ryanti Indraswari
13
Upaya pencegahan malaria mengurangi risiko anemia pada populasi yang rentan
Dalam 1 penelitian besar (842 perempuan yang terdaftar), primigravida pada 14 minggu dan 24 minggu kehamilan dengan malaria plasenta terbukti menurunkan kadar hemoglobin secara signifikan dibandingkan dengan primigravida tanpa parasitemia. Dengan demikian, parasitemia ibu terkait dengan kemungkinan peningkatan anemia pada ibu, dan parasitemia pada plasenta juga dapat mempengaruhi status besi bayi setelah lahir. – Ryanti Indraswari
14
Malaria memodulasi efektifitas kebijakan suplementasi zat besi.
Upaya pencegahan malaria lainnya seperti kemoprofilaksis pralahir dapat membantu mencegah anemia pada ibu & bayi. Selain itu, efek menguntungkan dari suplementasi zat besi dalam hubungannya dengan IPT juga terlihat pada wanita hamil. Dalam sebuah survei terhadap > perempuan di 18 negara endemis malaria, Titaley dkk. (2010) menemukan bahwa zat besi dan konsumsi asam folat dalam hubungannya dengan IPT untuk mengurangi kemungkinan kematian malaria pada neonatal sebesar 24%. – Ryanti Indraswari
15
Malaria memodulasi efektifitas kebijakan suplementasi zat besi.
Studi Cercamondi, et al (2010) menemukan bahwa parasitemia tanpa gejala menurun signifikan krn penggunaan zat besi melalui oral, tetapi tidak melalui intravena. Perubahan status zat besi diperantarai Hepcidin pada wanita hamil, dengan atau tanpa parasitemia dalam penelitian Muehlenbachs A, et al (2008) Hepcidin, satu-satunya yang diketahui sbg pengontrol zat besi manusia \ hormon dan pengendali utama dari penyerapan dan daur ulang zat besi – Ryanti Indraswari
16
Suplementasi zat besi tampaknya meningkatkan kerentanan individu terhadap infeksi malaria pada populasi rentan, kurangnya pengawasan & pencegahan, serta fasilitas pengobatan yang kurang memadai. Di sisi lain, infeksi malaria menyebabkan anemia, dan penyerapan zat besi berkurang. Kesimpulan
17
THANK YOU FOR THE ATTENTION
– Ryanti Indraswari
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.