Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

LAPORAN KASUS CEPHALGIA ET CAUSA SUSPEK ASTROSITOMA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "LAPORAN KASUS CEPHALGIA ET CAUSA SUSPEK ASTROSITOMA"— Transcript presentasi:

1 LAPORAN KASUS CEPHALGIA ET CAUSA SUSPEK ASTROSITOMA
DISUSUN OLEH: DIONISSA SHABIRA PEMBIMBING : Dr. NURTAKDIR KURNIA SETIAWAN. SP.s, M.Sc Kepanitraan Klinik Departemen Saraf UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA Rumah Sakit Umum Daerah AMBARAWA Periode 10 Agustus September 2015

2 IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.SP Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Menikah Pekerjaan : Swasta Alamat : Kupangsari, Ambarawa Masuk RS : 7 Agustus 2015 , Jam WIB Nomor Rekam Medis : Tanggal Pemeriksaan : 7 Agustus 2015

3 ANAMNESIS NYERI KEPALA

4 Riwayat Penyakit Sekarang
nyeri kepala diseluruh kepala, berdenyut, hilang timbul,minum obat warung nyeri kepala (+)semakin memburuk, pusing berputar(+) telinga berdenging -, leher terasa kaku(+)Nyeri kepala mengakibatkan gangguan aktifitas sehari-hari nyeri kepala+, muntah ± 3 kali, mual (+) pusing berputar. badan terasa demam,dan mengigil. Minum obat +, tetapi tidak ada perbaikan nyeri kepala (+), Pusing (+), demam (+), menggigil (+) mual (+), muntah (+), nyeri uluhati, kejang di tubuh sebelah kiri dan terasa kaku 4 bulan SMRS 2 hari SMRS 1 hari SMRS RSUD Ambarawa

5 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa sebelumnya            

6 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga : disangkal Riwayat stroke pada keluarga : disangkal Riwayat kencing manis pada keluarga : disangkal Riwayat tekanan darah tinggi pada keluarga : disangkal Riwayat epilepsi pada keluarga : disangkal

7 Anamnesa Sistem Sistem Serebrospinal  : Nyeri kepala (+), pusing berputar (+), kejang (+) Sistem Kardiovaskular : Tidak ada keluhan Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan Sistem Gastrointestinal : Mual (+), Muntah (+) Sistem Muskuloskeletal : Parese (-), Plegia (-) Sistem Integumental : Kesemutan (-), baal (-) Sistem Urogenital : Tidak ada keluhan

8 DISKUSI I Kronis hilang timbul, semakin memberat,
rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu hingga belakang kepala Apa itu nyeri kepala ???? primer sekunder Intrakranial : sinus venosus, arteri meningea media, duramater pada basis otak, nervus trigeminus, nervus glosofaringeus, nervus vagus, radix C2 dan C3, a.karotis interna bagian proksimal, substansia grisea di daerah periakuaduktus, inti sensoris talamus, Rangsangan sturktur pekak nyeri struktur ekstrakranial : periosteum, kulit jaringan subkutan, otot, pembuluh darah, saraf, mata, telinga,gigi, sinus, orofaring, dan mukosa hidung

9 resepsi, integrasi, persepsi
Vertigo??? Pasien juga mengeluhkan pusing berputar disertai dengan adanya mual dan muntah, halusinasi gerakan lingkungan sekitar terasa seperti berputar mengelilingi pasien, atau pasien merasa seperti berputar mengelilingi lingkungan sekitar. resepsi, integrasi, persepsi puyeng, sempoyongan, mumet, muter, pusing, rasa seperti mengambang, dan rasa seperti melayang Vertigo central??

10 kejang pada sebagian tubuh sebelah kiri dan berlangsung antara 5-10 menit
perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan Kejang?? perinatal, malformasi otak congenital, factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan metabilisme,trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf bersifat dapat parsial atau vokal, berasal dari daerah spesifik korteks serebri, atau umum, melibatkan kedua hemisfer otak

11 Diagnosa Sementara Diagnosis klinis           : nyeri kepala, pusing berputar, kejang parsial ekstremitas sinistra. Diagnosis topik           : intrakranial dd ekstrakranial Diagnosis etiologi       : - Infeksi - Neoplasma

12 Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis GCS E4V5M6 Frekuensi Nafas: 22 x/menit Suhu: 37,2 derajat Celcius Frekuensi Nadi: 100 x/menit Tekanan darah: 110/70 mmHg

13 Leher : tiroid dan KGB tidak membesar
Kepala Normocephali,jejas trauma (-) CA -/- , SI -/- , Reflek cahaya +/+ Telinga T.A.K Mulut : lidah Coated tongue - Leher : tiroid dan KGB tidak membesar JVP = dbn Jantung : BJ I/ BJ II reguler, gallop (-), murmur (-) Pulmo: Bunyi Napas : Vesikuler. Wh -/-. Rh -/- Abdomen: Supel, datar, BU (+), nyeri tekan epigastrium (+) Hati : tidak teraba pembesaran Limpa : tidak teraba pembesaran Ginjal : Ballotement (-/-), nyeri ketok CVA(-/-) Ekstermitas Akral hangat (+), edema (-), CRT<2”

14 Status Neurologis Sikap tubuh                 : normal Gerakan abnormal       : tidak ada

15

16

17 Penunjang

18 CT scan Gambaran massa intrakranial disertai edema perifokal luas pada regio frontal kiri, nucleus caudatus kiri, putamen kiri, capsula interna crus anterior kiri, capsula eksterna kiri, corona radiata kiri, centrum semiovale kiri, cerebellum kiri, Suspek High Grade Astrositoma DD/ Metastasis. Tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Curiga gambaran sinusitis maksilaris dan frontalis kiri

19 Diskusi II Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan yang bermaknya. Demam tifoid pada pasien ini didapatkan adanya demam,gejala gastrointerstinal (+)dan hasil tes IgM anti salmonela positif kuat tifoid. Dilakukan CT scan nyeri kepala hebat dan kejang pada pasien ini tidak ditemukan tanda atau gejala khas dari pemeriksaan fisik, gambaran massa pada intrakranial disertai edema perifokal luas pada regio frontal kiri, suspek High Grade Astrositoma dan tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.

20 ASTROSITOMA neoplasma yang berasal dari sel-sel astrosit dan merupakan tipe tumor otak yang paling banyak ditemukan pada anak-anak maupun pada orang- orang yang berumur antara 20 sampai 40 tahun bukan merupakan tumor jinak karena kualitas dan lokasinya yang bersifat invasif didalam ruang tulang calvarium 1. Astrositoma Pilositik (Grade I) Tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan disekitarnya Astrositoma Difusa (Grade II) Tumbuh lambat, namun menyebar ke jaringan sekitarnya. Astrositoma Anaplastik (Grade III) Sering disebut sebagai astrositoma maligna. Tumbuh dengan cepat dan menyebar ke jaringan sekitarnya. . Gliobastoma multiforme (Grade IV) Tumbuh dan menyebar secara agresif. Sel-selnya sangat berbeda dari yang normal.

21

22 Diagnosis gejala neurologis dari astrositoma terutama tergantung dari tempat dan luas pertumbuhan tumor pada susunan saraf pusat pasien astrositoma susah berfikir atau berbicara, kelemahan atau paralysis pada satu bagian atau satu sisi tubuh serta hilangnya keseimbangan gangguan status mental, gangguan kognitif, sakit kepala, gagguan visual (penglihatan ganda), gagguan motorik, kejang-kejang, anomali sensoris, atau ataksia Pada pasien ini terdapat gejala sakit kepala , muntah dan letargi dicurigai terdapat adanya peningkatan tekanan intrakranial Pasien ini mengatakan akhir-akhir ini sulit untuk mengingat dan bicara menjadi lebih lambat hal ini didapatkan didapatkan pada saat melakukan follow up, kemudian kelemahan terutama pada tubuh bagian kiri, dan adanya gangguan keseimbangan yang dialami pasein ini membuat pasien tidak dapat berjalan ataupun berdiri dari tempat tidurnya, sehingga memerlukan bantuan untuk berdiri maupun berjalan. Pasien sering dilaporkan adanya riwayat sakit kepala lebih dari tiga bulan sebelum diagnosis ditegakkan. Peningkatan tekanan intracranial, gejala awal biasa tidak spesifik, tidak terlokasi dan dihubungkan dengan peningkatan tekanan intracranial (sakit kepala, muntah dan letargi )

23 Pemeriksaan fisik Astrositoma dengan massa yang progresif pada parenkim otak menyebabkan menurunnya fungsi otak yang sesuai dengan area invasi. Invasi pada area motorik atau traktus menyebabkan hemiparese diikuti dengan hemiplegi. Peningkatan tekanan dapat juga disebabkan oleh pembengkakan yang mengelilingi tumor itu sendiri Hasil CT scan pasien ini menunjukan adanya peningkatan tekanan intrakranial, sehingga gejala mual, muntah, letragi dan sakit kepala yang timbul pada pasien ini dapat disebabkan akibat adanya peningkatan tekanan intrakranial.

24 Sindroma lobus frontal
Tumor pada lobus frontal otak dapat meyebabkan perubahan ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apati, disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekut dan mengatur mood. Trauma, neoplasma, infeksi, gangguan demielinisasi, lesi vaskular, dapat menyebabkan suatu sindroma lobus frontalis tergantung dari lokasi dan kelainan di daerah serebral dengan manifestasi yang berbeda-beda lesi lobus frontal yang timbul perlahan lahan sering menimbulkan gejala yang samar, Sindroma lobus frontal Diagnosa klinis suatu sindroma lobus frontalis cukup sulit, karena disfungsi lobus prefrontal sering tidak terdeksi pada pemeriksaan neurology standar, maupun pemeriksaan status mental serta tes neuropsikologi  konvensional Ada beberapa pemeriksaan klinis , tes status mental dan skala neurobehavior yang harus digunakan

25 Diagnosis Akhir Diagnosis klinik : Nyeri kepala, mual , muntah, kejang Diagnosis topis : lobus frontalis sinistra Diagnosis etiologik : tumor intakranial susp. astrositoma dd/metastasis Diagnosa tambahan : demam tifoid

26 Penatalaksanaan IVFD RL 20 tetes permenit Clobazam 2 x5mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 1g Amitriptilin 2x1 Inj. Meticobalamin 1 x 500mg Valproat 1 x500mg Inj. Ondansetron 3 x1 Asetazolamid 2x ½ tab Inj. Teranol 2 x30mg Tatalaksana demam tifoid sesuai Ts. UPD Inj. Paracetamol 3 x 50mg Edukasi pada keluarga Inj. Ranitidin 2 x1 amp Anjuran pemeriksaan : Pemeriksaan lebih lanjut fungsi kognitif Inj. Dexamethason 3 x1 amp Antasida 3 x1 tab

27 Diskusi III Gastroprotektor mencegah efek samping dan interaksi dari obat lain, menghambat kerja histamin pada reseptor H2 di lambung dan mengurangi sekresi asam lambung sebagai preventif infeksi nosokomia l Inj. Ceftriaxone 2 x 1g Inj. Meticobalamin 1 x 500mg Inj. Ondansetron 3 x1 Inj. Teranol 2 x30mg Inj. Paracetamol 3 x 50mg Inj. Ranitidin 2 x1 amp mempertahankan fungsi sel saraf, memperbaiki jaringan saraf dengan menghambat onset dari degenerasi saraf, menghambat eksitasi abnormal pada transmisi saraf. analgetik jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai berat kerjanya menghambat serotonin bereaksi pada receptor 5HT3 sehingga mengurangi mual dan muntah.

28 mengurangi tekanan intrakranial akibat edema
diberikan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan antikonvulsan Inj. Dexamethason 3 x1 amp Antasida 3 x1 tab Clobazam 2 x5mg Amitriptilin 2x1 Valproat 1 x500mg Asetazolamid 2x ½ tab divalproat, yang berfungsi sebagai antikonvulsi dan nyeri kepala cara kerjanya dengan cara menghambat neurotransmiter di otak, antidepresi trisiklik , mempunyai aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedatif, relaksasi otot, dan amnestik

29 Follow Up

30

31 Prognosis Death : dubia ad malam Disease : dubia ad malam
Disability                     : dubia ad malam Discomfort                  : dubia ad malam Dissatisfaction              : dubia ad malam Destitution                  : dubia ad malam

32 TERIMAKASIH

33 mini mental state examination (MMSE)

34

35


Download ppt "LAPORAN KASUS CEPHALGIA ET CAUSA SUSPEK ASTROSITOMA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google