Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN"— Transcript presentasi:

1 BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN

2 A. PENDAHULUAN Aplikasi konsep-konsep bakat & intelegensi pada lapangan pendidikan Pendidikan harus sesuai dengan kondisi peserta didik

3 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
Kondisi di manca negara(AS, Jepang, Inggris, Korea, Taiwan) dan di Indonesia Anak berbakat Identifikasi anak berbakat Model identifikasi Layanan pendidikan anak berbakat

4 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia
1958; Amerika mencoba memikirkan pendidikan untuk menjaring anak berbakat. Aplikasi teori psikologi (teori belajar dan konsep kognitif) dan pengkajian teknologi merupakan hal yang berpengaruh terhadap masalah bakat dan aktualisasi diri di AS. Jepang menggunakan “Sistem Nasional Pendidikan Universal” untuk mengidentifikasi anak berbakat. Inggris tidak mengenal pengelompokkan Gifted & Talented. Hal itu akan membuat anak di luar kelompok itu merasa inferior secara intelektual. Identifikasi anak berbakat merupakan tugas guru

5 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia
Korea. Pengembangan pendidikan anak berbakat melalui dua tingkat: a. Tingkat Nasional b. Tingkat Swasta Untuk penjaringan anak berbakat dengan: a. Akselerasi b. Undang-undang (1996) yang mengatur beragam ukuran untuk menjamin adanya suatu bentuk belajar mengajar yang berbeda-beda yang diarahkan pada diversifikasi, kebutuhan individual pengajar dan untuk memaksimalkan pengembangan potensi individu.

6 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia
Taiwan. Faktor dalam pengembangan pendidikan di taiwan: kebutuhan nasional akan pendidikan bagi Gifted & Talented, kebutuhan akan pengembangan individual dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Taiwan SEL (Special Education Laws) 1984, mengartikan Gifted & Talented meliputi individu yang memiliki satu atau lebih kualitas di bawah ini: a. Gifted dalam kemampuan umum b. Gifted dalam bakat akademik c. Gifted dalam talent khusus

7 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 1. Di Mancanegara dan Indonesia
1974, beasiswa bagi anak unggulan yang tidak mampu 1980, pilot project untuk identifikasi dan seleksi anak berbakat Prosesnya: 1. Penjaringan umum % anak berbakat dari populasi sekolah. Berdasarkan penilaian guru, nilai rapor dan tes IQ. 2. Proses seleksi dengan baterai tes IQ, tes kreativitas, skala perilaku siswa dan tes hasil belajar. 1989, UU No.2/1989 (Sisdiknas) ps 8:”Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.

8 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 2. Anak Berbakat
Keberbakatan: beberapa anak berbakat (child giftted) yang memilik kinerja dengan tingkat potensi aktivitas manusia yang bernilai dan secara konsisten luar biasa. (Paul Witty) Gifted (berbakat): 1.memiliki suatu derajat kemampuan intelektual yang tinggi, IQ > 140 atau lebih; 2.memiliki satu bakat non-intelektual, misalnya musik atau olahraga sampai pada tingkat tinggi sekali. Talent: suatu bentuk kemampuan khusus, seperti kemungkinan musikal yang diwarisi orang tua dan memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil latihannya sampai tingkat yang tinggi (bakat) (sumber:Chaplin, 1995).

9 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 3. Identifikasi Anak Berbakat
Penjaringan Anak Berbakat. A. Didasarkan pada anggapan bahwa dalam skala makro terdapat 1 % dari seluruh populasi adalah anak berbakat unggul (Ward dalam Semiawan, 1994). B. Pada populasi anak berbakat terdapat 10 % dengan IQ = (moderately gifted) C. Sampel identifikasi awal = % (Penelitian Balitbang dalam Semiawan, 1994)

10 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 3. Identifikasi Anak Berbakat
Penyaringan Anak Berbakat Tujuan: memberikan dasar terhadap penilaian pada kemampuan, sifat, sikap atau perilaku seseorang. Penyaringan berguna bagi peramalan tentang kinerja tertentu pada masa yang akan datang. Identifikasi anak berbakat harus meliputi semua aspek secara komprehensif yaitu IQ, kreativitas, motivasi dan kepemimpinan. Berbagai kemampuan tersebut merupakan manifestasi dari berbagai bakat sebagai kapasitas mental (Semiawan, 1994)

11 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 4. Model Identifikasi Renzulli
IQ > Rata-rata Task comitment Kreativitas THREE-RINGS INTERACTION

12 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 4. Model Identifikasi Triandis
Sekolah Teman Sebaya Keuletan Kreativitas Anak cerdas tinggi Intelegensi Keluarga

13 B. PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT 5. Layanan Pend.Anak Berbakat
Menurut Ward, Kitano & Kirby (dalam Semiawan, 1994): Pendidikan anak berbakat seyogyanya berbeda dengan menekankan pada aspek intelektual. Diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas sesuai kemampuan anak berbakat di atas rata-rata. Penekanan pada perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi. Penekanan pada orientasi penemuan dan pendekatan induktif. Memerlukan pertimbangan khsusus dalam pendidikan. Kurikulum berdiferensiasi (Semiawan, 1994)

14 C. MENTAL RETARDATION Karakteristik MR Kategori MR
Faktor-faktor penyebab MR

15 C. MENTAL RETARDATION 1. Karakteristik MR Menurut PPDGJ III:
a. IQ = 75 ke bawah b. Kesulitan dalam memenuhi tuntutan sosial c. Adaptive behavior buruk MR merupakan fenomena sosiokultural yang kompleks karena melibatkan hal-hal yang kompleks: hubungan antar keluarga menjadi beban semua orang hambatan bagi pembangunan

16 C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR 1). Ditinjau dari skala IQ
a. Mild MR - Stanford Binet : - Wechsler : b. Moderate MR - Stanford Binet : - Wechsler :

17 C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR c. Severe MR
- Stanford Binet : - Wechsler : d. Profound MR - Stanford Binet : <= 19 - Wechsler : <= 24

18 C. MENTAL RETARDATION 2. Kategori MR
2). Ditinjau dari istilah dalam psikologi dan kesehatan: a. Debil : IQ b. Imbicil : IQ c. Idiot : IQ < 25 3). Ditinjau dari istilah dalam pendidikan: a. Dull : IQ b. Educable : IQ c. Trainable : IQ d. Hanya mampu rawat : IQ < 25

19 C. MENTAL RETARDATION 3. Faktor Penyebab MR Sebab Biologis
A). Pranatal: infeksi, detoksifikasi, virus rubella, oabt, AIDS, herphes simplex, siphilis, hypoxia, radiasi, kelainan metabolisme. B). Masa pranatal dengan penyebab tidak jelas: microcephallus, hydrocephallus, meningocelle, kelainan kromosom, BB < minimum, bayi dari ibu psikosis Sebab Psikologi dan sosial Disebabkan karena dibesarkan dalam lingkungan primitif (masa pekanya terlewati tanpa adanya stimulasi)

20 D. EXCEPTIONAL PEOPLE Pengertian Kategori individu khusus

21 D. EXCEPTIONAL PEOPLE 1. Pengertian
Individu yang secara jelas/signifikan dan sifatnya menetap berbeda dari yang normal dan mengalami hambatan untuk mencapai suskes dalam aktivitas sosial, personal dan pendidikan yang sangat dasar (Harring, 1982). Beberapa istilah terkait: Disabled Impaired Disordered Handicaped Exceptional

22 2. Kategori Exceptional People
D. EXCEPTIONAL PEOPLE 2. Kategori Exceptional People Kategori Harring (1982): Sensory Handicapped Mental Deviation Communication Disorder Learning Disabilities Behavioral Disorders Physical Handicaps

23 2. Kategori Exceptional People
D. EXCEPTIONAL PEOPLE 2. Kategori Exceptional People Kategori Indonesia: a. Tuna Netra (SLB A) b. Tuna Wicara & Tuna Rungu (SLB B) c. Tuna Grahita (SLB C) d. Tuna Daksa (SLB D) e. Tuna Laras (SLB E) f. Berbakat/gifted (SLB F)


Download ppt "BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google