Pengantar Tafsir Indonesia

Presentasi berjudul: "Pengantar Tafsir Indonesia"— Transcript presentasi:

1 Pengantar Tafsir Indonesia
Oleh: Dr. H. Hasbullah Diman, Lc. M.A FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR IAIN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT 2016

2 Sejarah al-Qur’an dan Tafsir
A.H. Johns (1984; 1985); P. Riddel (1989; 1990); H. Federspiel (1994); M. Feener (1998); I. Gusmian (2003); F.F. Saenong (2006). 2

3 Sejarah al-Qur’an dan Tafsir
Menurut Howard M. Federspiel (1994);

4 Periode Pertama :( Abad Ke-20 /1960-an)
Sejarah Perkembangan Literatur Tafsir Al-Qur’an di Indonesia, menurut Howard M. Federspiel, terdapat Tiga Periode, yaitu : Periode Pertama : dimulai pada awal abad ke-20 hingga tahun 1960-an. Pada masa ini, tafsir telah ditandai dengan adanya penerjemahan dan penafsiran yang masih didominasi oleh model tafsir yang terpisah-pisah dan cenderung pada surat-surat tertentu tertentu sebagai objek tafsirnya. Contoh tafsir yang muncul pada era ini, dintaranya : Tafsir Al-Qur’anul Karim, Yaasin ( Medan : Islamiyah, 1951 ) karya Adnan Yahya Lubis, dan Tafsir Surat Yaasin dengan Keterangan ( Bangil : Persis, 1951 ) karya A. Hassan. Kedua literatur tafsir tersebut berkonsentrasi pada surat Yasin. Juga juga masih dalam konteks surat-surat tertentu, yang berkonsentrasi pada surat Al-Fatihah, misalnya : Tafsir Al-Qur’anul Karim Surat Al-Fatihah (Jakarta : Widjaja, 1955 ), karya Muhamad Nur Idris, Rahasia Ummul Qur’an atau Tafsir Surat Al-Fatihah ( Jakarta : Institute Indonesia, 1956 ) karya A. Bahry, dan Kandungan Al-Fatihah ( Jakarta : Pustaka Islam, 1960-an ) karya Bahroem Rangkuti, Tafsir Surat Al-Fatihah (Cirebon : Toko Mesir, 1969 ), karya H. Basri.

5 Lanjutan Dan juga tafsir yang berkonsentrasi pada juz-juz tertentu, muncul juga seperti : Juz ke-30 ( Juz Amma’ ) yang menjadi objek penafsirannya, contoh model ini, yaitu : Al-Burhan, Tafsir Jus Amma’ ( Padang : Al-Munir, 1922 ) karya : H. Abdul Karim Amrullah, Tafsir Juz Amma’ (Medan : Islamiyah, 1954 ) karya Adnan Yahya Lubis, Tafsir Al-Qur’anul Karim, Juz Amma’ ( Jakarta : Wijaya, 1955 ), Karya Zubeir Usman. Tafsir Djuz Amma’ dalam Bahasa Indonesia, ( Bandung, Al-Ma’rif, 1960-an) karya M. Said. Juga dalam hal ini, muncul penafsiran al-Qur’an secara utuh 30 Jus, diantaranya : Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta : Pustaka Mahmudiyah, 1957 cet. Ke-VII karya H. Mahmud Yunus, juga muncul Tafsir Al-Qur’anul Karim, ( Medan : Firma Islamiyah, 1956 ) karya H. A. Halim Hassan, H. Zainal Arifin Abbas, dan Abdurahaman Haitami, dan Tafsir Al-Azhar ( Jakarta : Pembina Mas, 1967, cetakan I, ) Karya H. Abdulmalik Abdul Karim Amrullah (Hamka ), dan Tafsir Al-Bayan ( Bandung : Al-Ma’rif, 1966 ) Karya TM. Hasbi As-Shiddiqy. dan juga penafisran dengan cara kolektif , mucul juga pada saat ini, diantaranya : Tafsir Al-Qur’an, ( Jakarta : Wijaya, 1959 ) yang disusun oleh H. Zainuddin Hamidy dan Fachruddin Hs. Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, 2003 ), cet.I, h

6 Periode Kedua : Tahun 1970-an hingga tahun 1980-an.
Merupakan penyempurna atas generasi pertama, yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an. Dan ciri-ciri adanya catatan kaki, terjemahan perkata, kadang-kadang disertai dengan indeks sederhana. Model tafsir dengan penyajian dan objek tafsir pada era ini juga, terdapat literatut yang masih berorintasi kepada tafsir surat tertentu, yang masih mengkususkan surat tertentu pula, beberapa contoh, misalnya : Samudera Al-Fatihah,(Surabaya : Arini, 1972) karya Bey Arifin, Tafsir Ummul Qur’an, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1981), karya M. Abdul Kahim Malik, Butir-butir Mutiara Al-Fatihah (Surabaya : Bintang Pelajar, 1986) karya Labib MZ, Tafsir Surat Yasin, Jakarta : Bulan Bintang, 1978) t.tp : Yulia Karya. 1978) karya Mahfudli Sahli.juga pada era ini tafsir-tafsir yang berkonsentrasi keseluruhan Al-Qur’an dan juga ayat-ayat hukum muncul, misalnya : Tafsir Rahmat, (Jakarta : 1983 ), karya H.Omar Bakry dan Tafsir Ayat Ahkam, tentang Beberapa Perbuatan Pidana dalam Hukum Islam (Jogjakarta : Bina Usaha, 1984), Karya Nashikun. Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, 2003 ), cet.I, h

7 Periode Ketiga : Muncul 1980-an, hingga tahun 1990-an
Penafsiran yang lengkap dengan komentar-komentar yang luas terhadap teks yang disertai dengan terjemahannya. Kreatifitas penulisan tafsir bukan saja terjadi, tetapi berkembang dan muncul beragam metodologi karya tafsir yang digunakan, memperlihatkan adanya trend baru dalam sejarah penulisan tafsir pada awal dasawarsa 1990-an, karya tafsir yang muncul, pada periode ketiga ini, misalnya : Konsef Kufr Dalam Al-Qu’an, Suatu kajian Teoloi dengan Pendekatan Tafsir Tematik (Jakarta : Bulan Bintang, 1991) karya Harifuddin Cadiwu, juga Konsep Perbuatan Manusia menurut Al-Qur’an, Suatu Kajian Tafsir Tematik (Jakarta : Bulan Bintang, Mei 1992) karya Jalaluddin Rahman, Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Qur’an( Yogjakarta : LESFI, 1992 ), karya Dr. Musa Asy’arie. Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, 2003), cet.I, h

8 Tarjuman al-Mustafid (Singkel 17th c.)
Tafsir Nusantara Tarjuman al-Mustafid (Singkel 17th c.) Tafsir Hidayatur Rahman (Chalil); Al-Furqan (Hassan 1928); Tafsir Qur‘an Indonesia (Yunus1935); Tafsir al-Azhar (Hamka 1973); Tafsir al-Qur‘an (Hamidy 1959); Tafsir al-Qur‘anul Karim (Hassan 1955); Al-Qur‘an dan Tafsirnya (Depag 1975). 8

9 Tafsir lokal Qur’an Jawi (Darat 1310 H.);
Terjemah al-Qur’an 30 Juz (Kauman Sala 1924); Qur’an Kejawen/Qur’an Sundawiyah (Kemajuan Islam Yogyakarta); Al-Ibriz (Mustofa 1960); Al-Qur’an Suci Basa Jawi (Adnan 1969); Al-Huda (Syahid 1972); Tafasere Korange (As’ad; Ismail). 9

10 Generasi Tafsir Generasi Pertama (-1900): terjemah dan tafsir yang terpisah-pisah; 1010

11 Generasi Kedua ( ): Al-Furqan (Hassan 1928); Tafsir Qur‘an Indonesia (Yunus1935); Tafsir al-Qur‘an (Hamidy 1959): catatan khusus, footnote, indeks sederhana; Teks Arab (kanan), terjemahan (kiri), catatan-catatan tafsir; Penjelasan untuk echnical terms; Sejarah al-Qur‘an. 1111

12 Generasi Ketiga (1970): Tafsir Qur‘anul Karim (Hassan 1955); Tafsir An-Nur/al-Bayan (Ash-Shiddieqy 1966); Tafsir al-Azhar (Hamka 1973); Al-Qur‘an dan Tafsirnya (Depag 1975): Pengantar metodologis; ‘Ulum al-Qur‘an; Pengelompokan ayat; Indeks Individu/lembaga. 1212

13 Kementerian Agama Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Qur’an (Soenarjo); Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an 1313

14 Tafsir Indonesia: tata bahasa Indonesia yang benar;
terjemahan kata yang representatif; revisi bab muqaddimah dan ‘Ulum al-Qur’an; Mushaf al-Qur’ân standar. 14

15 Tafsir Bugis/Makassar
Disertasi Mendukung Pendapat Tafsir Bugis/Makassar Anregurutta’ Aji Sade (d. 1952) in 1948: تفسير سورة عم باللغة البوقسية tPEeser bicr aogin sur عم Tafsir Bahasa Boegisja Soerah Amma Anregururutta’ Yunus Martan (d. 1986) in 1961: تفسيرالقرآن الكريم باللغة البوقسية tPEeser akor ebtuw bicr aogi Anregurutta’ Hamzah Manguluang () in 1985: Tarjumah al-Qur’ân al-karîm, Tarjumanna Akorang Malebbié Mabbicara Ogi Anregurutta’ Daud Ismail (d. 2006) in 1983: Tafsir al-Munir Anregurutta’ Muin Yusuf (d. 2004) in 1988: Tafsir al-Qur’an al-Karim. ت 15

16 Tafsir al-Munir (1980) AG.H. Daud Ismail (1908-2006);
Initially written in 1980, assisted by Hamzah Manguluang, Ismail Husain, As’ad Al-Yafi, continued by Khuzaimah 16

17 trEjumn enniy tpEesern jusu mmulGE mbicr aogi
Tafsir al-Munir (1980): Different titles: trEjumn enniy tpEesern jusu mmulGE mbicr aogi تفسير المنير ترجمة وتفسير الجزء الأول والثاني والثالث. تفسير المنير الجزء الثالث عشر والرابع عشر والخامس عشر. Since 1985: تفسير المنير with difference titles referring to juz of the Qur’an. Two columns: verses at the right and translation at the left. Interpretation take full page under the two columns. Methodology: combining tahlili, muqaran, and mawdhu‘i. 12

18 Tafsir al-Munir (1980): Sources: Tafsir al-Maraghi (Ahmad Mustafa al-Maraghi), Tafsir al-Jalalayn (al-Mahalli and al-Suyuti), Tafsir al-Sawi (Ahmad al-Sawi), Al-Qur’an dan Terjemahannya (Depag RI). 13

19 Tafsir al-Qur’an al-Karim (1988):
Tafsir al-Qur’an al-Karim Mabbasa Ogi, (Ujung Pandang: MUI Sul-Sel, 1988), 11 vols. Work team: Muin Yusuf (chair), Makmur Ali, Hamzah Manguluang, Junaid Sulaiman, Syamsul Bahri, Mukhtar Badawi. 19

20 الحمد لله رب العالمين TERIMA KASIH Pontianak, 25 September 2013
Tafsir al-Qur’an al-Karim (1988): Primary sources: Tafsir al-Maraghi (Ahmad Mustafa al-Maraghi), Tafsir al-Qasimi (Jamal al-Din al-Qasimi), Tafsir Ibn Katsir (Ibn Katsir), Tafsir al-Baydawi (al-Baydawi). Secondary sources: Tafsir al-Tabari (Ibn Jarir al-Tabari), Tafsir Jami’ al-Ahkam (al-Qurtubi), Tafsir al-Wadih (), Safwa al-Tafasir (), al-Durr al-Mansur (al-Suyuti), al-Muntakhab (Egyptian Waqf Ministry). Methodology: tahlili (analytical) and ijmali (global) combining tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an/al-Hadis, tafsir al-fiqhiya, tafsir kalami, tafsir ijtima‘i. Systematization: subject, verses, translation, munasaba (chronological interpretation), ijmali (global interpretation), contextual interpretation, Qur’an bi al-Qur’an and ulama’s opinion. Not socialized as expected. الحمد لله رب العالمين TERIMA KASIH Pontianak, 25 September 2013 20

21 Tafsir Indonesia Kontemporer:
Tafsir al-Mishbah (Shihab 1999); Tafsir al-Lubab (Shihab 2010); Al-Qur’an dan Tafsirnya (Kemenag 2000); Tafsir Tematik (Kemenag 2000); Tafsir Ilmiah (Kemenag 2012)

22 Terjemah al-Qur’an dan Tafsir
Kebutuhan umat Islam; Qur’an Braille; Ideologi…