Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYenny Budiono Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Ruang Lingkup Psikologi Lintas Budaya RDS
Personality Ruang Lingkup Psikologi Lintas Budaya RDS
2
Tema utama Apakah aneka perbedaan yang teramati di antara individu melalui perilaku seharusnya dipahami sebagai disposisi psikologis yang lebih permanen atau hanya tergantung pada situasi-situasi khusus?
3
Pokok Bahasan Teori sifat dan pembelajaran sosial
Perbedaan antara individu atau dalam tradisi lintas budaya di antara anggota yg berbeda Posisi teoretis mengenai universalisme “Budaya subjektif” Bagaimana individu menghayati diri sendiri dan konteks sosiobudaya di tempat mereka
4
Pokok Bahasan Ungkapan emosi dan bahasa tubuh
Kesamaan lintas budaya dalam ungkapan nirkata (nonverbal) wawasan penting tentang mengapa kita sering dapat memahami perilaku orang dalam budaya lain, Perbedaan dalam perbendaharaan keyakinan, pendapat, sikap dan pengetahuan Kepribadian menurut arti ‘setempat’ Diri (self) Wujud kembar dari kesadaran (altered stats of consciousness)
5
Kelintasbudayaan sifat manusia
Penelitian kepribadian istilah motif, sifat dan temperamen Konsep keajekan lintas waktu dan lintas situasi dalam pola perilaku individu mencerminkan disposisi psikologis perseorangan mengejawantah tindakan yg luas Sifat kepribadian diukur melalui: Self report Personality inventory Analisis faktor
6
Kelintasbudayaan sifat manusia
Locus of control (Rotter, 1966) teori pembelajaran sosial LoC : internal atau eksternal Ada temuan-temuan yang mengacu ke perbedaan budaya dalam struktur faktor letak kendali/LoC (Dyal, 1984) Adanya bias budaya dalam butir pertanyaan Hasil: Individu negara Barat lebih internal daripada individu negara Timur jauh LoC rakyat negara berkembang kurang internal ketimbang rakyat di negara industri
7
Kelintasbudayaan sifat manusia
LoC: Lelaki lebih internal daripada perempuan dalam hal achievement oriented Orang kulit hitam lebih eksternal dibandingkan orang kulit putih Korelasi + LoC dgn prestasi akademik AS pribadi eksternal lebih banyak mengeluh dan mudah kompromi Berbeda dengan di Selandia Baru (tdk berhubungan), dan di Australia (berlawanan) Kesimpulan LoC terkait dengan kondisi khusus yang ada pada lingkungan
8
Kelintasbudayaan sifat manusia
Kajian lain yg mengulas sifat manusia MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) Eysenck’s Personality Questionaire CPI (Californis Personality Inventory) STAI (State-Trait Anxiety Inventory) dari Spielberger
9
Kelintasbudayaan sifat manusia
Sifat individu tradisis interaksionisme interaksi antara pribadi dan situasi (keajekan perilaku dalam beberapa situasi) Dukungan terhadap gagasan Sifat tdk mencerminkan disposisi yang menetap, tetapi hanya label yg diyakinkan terus menerus untuk mengurangi informasi keberadaan orang lain agar proporsinya dapat dijadikan pegangan
10
Kelintasbudayaan sifat manusia
Hasil penelitian menunjukkan: Kita biasa mencari alasan atau mengatribusikan sifat yang menetap terutama kepada orang lain Namun, untuk perilaku sendiri, kita cenderung mencari alasannya dari penentu-penentu situasional atau niat kita Nisbett dan Ross, 1980
11
Kelintasbudayaan sifat manusia
Jadi, ada pengaruh perbedaan budaya berdasarkan sejauh mana para subjek mengacu pada disposisi kepribadian umum ketika dihadapkan faktor situasional
12
Pemaknaan Afektif Proses bagaimana anggota-anggota beragam kelompok budaya menghayati diri sendiri dan lingkungan sosial mereka Herkovitz (1948) membuat segi pembedaan: Segi objektif budaya Segi subjektif budaya
13
Pemaknaan Afektif Segi objektif:
Pencerminan dari indikator mengenai kondisi iklim, jumlah tahun sekolah; produk nasional dan sebagainya. Segi subjektif: Mencerminkan bagaimana anggota suatu budaya memandang diri sendiri dan bagaimana mereka menilai pandangan hidup mereka, ‘budaya subjektif’ mereka.
14
Pemaknaan Afektif Contoh: Triandis dan Vassilou (1972):
Orang Yunani cenderung menggambarkan diri mereka sebagai philotimous. Konsep philotimous: Seorang pribadi yg mempunyai sifat sopan, utama, andal, bangga, memiliki ‘jiwa yg baik’, bertindak serba sempurna, memenuhi tanggung jawab, melakukan kewajiban, cinta pada kebenaran, murah hati, rela berkorban, tanggap, menghargai, dan tahu berterimakasih.
15
Pemaknaan Afektif Kata: Makna konotatif/subjektif
Makna denotatif/objektif Konotatif makna emosional dan metaforik Denotatif menunjuk ke suatu acuan tertentu
16
Pemaknaan Afektif Teknik Semantik Diferensial
Metode menggambarkan makna konotatif kata Skala dengan dua kutub dengan analisis tiga faktor: Evaluasi (baik - buruk) Potensi (kuat - lemah) Aktivitas (aktif - pasif) Contoh: kata ramah Evaluasi (positif tinggi) Potensi (positif rendah) Aktivitas (agak negatif)
17
Pemaknaan Afektif Penelitian Atlas Makna Afektif di 30 negara.
Osgood, May & Miron, 1972 Tujuan penelitian menelusuri: Hal-hal universal (kecenderungan lintas keseluruhan masyarakat) Hal-hal sub universal (rumpun masyarakat yg menyepakati pola-pola penyimpangan tertentu) Keunikan-keunikan (penyimpangan individu dari kecenderungan universal)
18
Pemaknaan Afektif Hasil penelitian: Universal:
Evaluatif : terang (+) vs gelap (-) Aktivitas: merah (+) vs biru (-) Sub universal Evaluatif : menjadi agresif (+) di AS, maknanya kompetitif, bukan melukai orang Aktivitas : hitam (+) di India, terkait Dewa Khrisna dan rambut
19
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Pengenalan atas ungkapan emosi Darwin mengungkapkan: Kejadian universal tentang pengungkapan yang sama, emosi bersifat bawaan Perbedaan budaya penting dalam pengungkapan emosi Pengungkapan emosi pada manusia diperoleh dalam proses sosialisasi Klineberg (1940);
20
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Ilustrasi: Perempuan samurai di Jepang akan tersenyum ketika kehilangan suami. Penelitian ungkapan wajah pada suku Fore di Papua Nugini: Mengenali foto berbagai ekpresi wajah Enam emosi: marah, muak, takut, bahagia, susah dan heran Hasilnya dibandingkan dgn hasil dari 5 negara (AS, Brazil, Chili, Argentina dan Jepang) Hasil: tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
21
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Anteseden emosi Setiap emosi dipicu oleh jenis-jenis kejadian tertentu Adakah perbedaan lintas budaya dalam penghargaan atau penilaian terhadap kejadian? Apakah yang sama disebabkan situasi tertentu atau apakah kelompok-kelompok budaya berbeda dilihat dari ancangan ini dan sejauh mana?
22
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Kajian lintas budaya: Peneliti; Boucher, 1985 Subjek diminta mengidentifikasi emosi apa yang dialami tokoh dalam suatu cerita pendek Sampel: Korea, AS dan Samoa Hasil universal, subjek dapat mengenali emosi terhadap cerita antar budaya dan dalam budaya
23
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Kajian lintas budaya oleh Scherer (1986) Open-ended questionnaire Anteseden empat emosi : lucu, susah; marah dan takut Sampel: Amerika, Eropa dan Jepang Hasil: Subjek AS melaporkan reaktvitas emosional yg lebih tinggi dan Jepang lebih rendah ketimbang subjek Eropa
24
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Komunikasi nirkata Komunikasi dalam bentuk gerak-gerik tubuh yang mengandung suatu pesan Gerak tubuh: Adaptor gerakan berkaitan kebutuhan badani . Ct: mengusap hidung Ilustrator gerakan terkait isi dan arus pembicaraan, berfungsi menegaskan Emblem makna kognitif yg familiar untuk para anggota suatu budaya HASIL SOSIALISASI & ENKULTURASI
25
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan (Expressive Behaviors)
Kajian budaya: Orang Italia terkesan lebih bergairah karena pola gerak lebih hidup dibandingkan orang Inggris Raya Personal Space (Lingkup pribadi) Orang Arab, Eropa selatan dan Amerika Latin berdiri berdekatan ketika berbicara Orang Eropa utara mempertahankan jarak fisik yang lebih jauh Orang Indonesia??
26
Diri dan Kesadaran Hakikat diri dan kesadaran
Dalam psikologi lintas budaya dibahas kemungkinan variasi lintas budaya dalam masalah diri.
27
Diri dan Kesadaran Konsepsi tentang diri
Paparan dan pemahaman tentang individu unik Pribadi dan kedirian merupakan hasil konstruksi budaya dan karena itu bervariasi menurut budaya
28
Diri dan Kesadaran Pertanyaan sentral (Shweder dan Bourne, 1984):
Apakah konsep pribadi bervariasi secara lintas budaya? Jawabannya: Berdasarkan penelitian pada orang-orang India Pribadi diyakini sebagai hal yang terjelma karena relasi sosial, ke dalam mana seseorang dimasukkan dan dilukiskan bukan menurut sifat-sifat tetapi menurut relasi sosial Konsep: matra individualisme vs kolektivisme
29
Diri dan Kesadaran Berakar pada eksplorasi antropologis mengenai pribadi dan pembahasan interdisipliner tentang diri, maka penelitian psikologi lintas budaya mencoba menjembatani psikologi sosial dan psikologi kepribadian
30
Diri dan Kesadaran Konsepsi diri budaya Barat:
individu terpisah, otonom dan atomis (terbentuk dari seperangkat sifat, kemampuan, nilai dan motif) dengan mencari keterpisahan dan ketaktergantungan dari orang lain Konsepsi diri budaya Timur: Kebertalian (relatedness), kesalingsinambungan (connectedness) dan kesalingtergantungan, saling terkait dengan orang lain. Markus & Kitayama, 1991
31
Diri dan Kesadaran Triandis (1989):
Penelitian yang mengkaji 3 aspek diri: Privat Publik Kolektif Kesimpulan: Individualistik ↑, mengacu pada diri privat Keketatan sosial ↑, mengacu pada diri kolektif Kompleks ↑, mengacu pada diri privat dan publik Matra variasi budaya: Individu – kolektivisme keketatan – kelonggaran Kompleksitas budaya
32
Diri dan Kesadaran Wujud kembar dari kesadaran (Altered States of Conscousness/ASCI): Fenomena yang mencakup pengalaman-pengalaman mistik, meditasi, hipnosis, kerasukan (trance), dan kemasukan (possesion) Ward, 1989.
33
Diri dan Kesadaran Empat kriterium untuk membedakan ASC dari keberadaan kesadaran lain: (tidur, mimpi dan ngelindur) 1. Introspeksi diri berbeda Proses kognitif dan emosi berubah 2. Pola perilaku motorik Perbedaan yg langsung bisa teramati 3. Induksi Penggunaan halusinogen, pengurangan stimulasi lingkungan; tegangan fisik 4. Psikofisiologis Gelombang alfa dalam EEG tinggi
34
KESIMPULAN Banyak tradisi dalam psikologi lintas budaya menekankan perbedaan kepribadian yang diharapkan konsisten dari situasi ke situasi. Dalam bab ini, kita terutama menyajikan pandangan yang mengajukan berbagai pertanyaan sebagai orientasi. Dari pandangan ini perbedaan-perbedaan lintas budaya menemukan kesejatian dalam keyakinan, norma dan konvensi.
35
KESIMPULAN Kesamaan-kesamaan makna afektif, pengungkapan emosi dan cara-cara menghayati, menyodorkan landasan psikologis umum, menggarisbawahi perbedaan pola perilaku khas budaya yang tampak.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.