Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHartono Santoso Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa kehamilan
Cici Anggia 130050 I I B
2
ANEMIA KEHAMILAN Definisi
Trimester I dan II Anemia merupakan suatu keadaaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin /Hb) dibawah nilai normal. Anemia defesiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis yang tidak cukup.
3
Anemia Defesiensi Zat Besi pada Kehamilan
WHO melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang mengalami defesiensi sekitar 35-37% serta semakin meninggkat seiring dengn bertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defesiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
4
Patofisiologi Anemia pada Kehamilan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
5
Etiologi Anemia Defesiensi Besi pada Kehamilan
Hepervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan darahtidak sebanding dengan pertambahan plasma, kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat.
6
Gejala Klinis Anemia Defesiensi Besi pada Kehamilan
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelejar limpa. Bila Hb < 7 gr/dl maka gejala2 dan tanda2 anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: normal > 11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/dl.
7
Dampak Anemia Defesiensi Zat Besi pada Kehamilan
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau prematur0, gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahn atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurang produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dll).
8
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil. Etiologinya belum pasti diduga ada hubungannya dengan paritas, hormonal, neurologis, metabolic, stress psikologis, keracunan, dan tipe kepribadian. Penyakit ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum sering disertai dengan dehidrasi (kehilangan berat BB ≥ 5%),gangguan elektrolit, dan ketosis. Kemungkinan penyebab mual dan muntah dalam kehamilan adalah hipertiroidism, mola hidatidosa, dan hepatitis.
9
Tingkat penyakit hiperemesis gravidarum
Gejala : lemah,nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri epigastrium, nadi menigkat, turgor kulit berkurang, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering, dan mata cekung. Tingkat 2 Gejala : apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, serta aseton tercium dalam hawa pernapasan. Tingkat 3 Keadaan umum lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma, nadi lebih cepat, tekanan darah lebih turun; komplikasi fatal ensefalopati Wernicke: nistagmus, diplopia, perubahan mental dan ikterik.
10
ABORTUS Defenisi Abortus didefenisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (manuaba,1998:214) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (sarwono,2006) Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehemilan berusia 22 minnggu atau berat janin belum mencapai 500 garam.
11
Abortus dibagi menjadi :
Abortus spontan. Abortus medisianalis . Abortus kriminalis. Abortus imminens. Abortus insipient. Abortus inkomplit. Abortus komplit.
12
Penanganan Lakukan penilaian cepat mengenai keadaan umum pasien tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan. Tekanan sistolik kurang dari 90 mmhg, nadi lebih cepat lebih dari 112 kali/menit) Jika terjad syok, segera penangana syok. Jika tidak terlihat syok tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk. Jiak pasien dengan keadaaan syok pikiran kemungkinan kehamilan etopik tergangu. Pasang infuse dengan jarum besar (16 G atau lebih besar), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat, ketahui abortus apa yang terjadi lakukan penanganan yang spesifik sesuai abortus yang terjadi.
13
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Defenisi Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri (ilmu kebidanab, 2002 : 323) Etiologi Etiologi kehamilan ektoik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak di ketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba, dan dalam prjalanan ke uterus telur mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba, atau nidasi di tuba di permudah.
14
klasifikasi kehamilan tuba, yakni penyatuan ovum dengan spermatozoon terjadi di ampula tuba. kehamilan heterotipik, kehamilan ektopik di sebuah lokasi dapat koeksis dengan kehamilan intrauterian. kehamilan ovarial (jarang terjadi). kehamilan servikal (jarang terjadi). kehamilah abnormal. Kehamilan abnormal primer, terjadi bila telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut. Kehamilan abnormal sekunder, berasal dari kehamilan tuba dan setelah rupture baru menjadi kehamilan abnormal (UNPAD 2005)
15
Gejala-gejala Appendiksitis dengan gejala antara lain : nyeri perut bagian bawah, amenore, perdarahan pervaginam, syok karena hipovolemi, pembesaran uterus, tumor dalam rongga panggul, perubahan darah. Agar gejala yang muncul pasti didukung oleh hasil pemeriksaan: tes kehamilan, laparoskopi, ultrasonorafi (USG), kuldosentesis, diagnosis diferensial (diagnose banding) yang harus diwaspadai adalah : infeksi pelvis, abortus iminens atau insipiens, torsi kista ovarium, appendicitis, rupture korpus luteum.
16
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI Defenisi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : Tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang di sebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Hipertensi karena kehamilan yaitu : Hipertensi yang terjadi karena atau pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
17
PENCEGAHAN Agar menghindari tekanan darah tinggi adalah mengubah kearah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok.
18
PENGOBATAN Dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengobatan nonfarmakilogik, mengurangi berat badan bila terdapat kelebihan (indexs masa tubuh > 27), membatasi alcohol dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopi yang berlebihan, berolahraga ringan (jalan-jalan, jogging pagi- pagi), mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/2,4 gram Na/64 NaCL/hari).
19
EKLAMSIA DEFENISI Adalah kelainan akut pada wanita dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan timbulnya kejang atau koma di mana sebelumnya sudah menunjukan gejala-gejala preeklampsia. Eklmapsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan timbulnya kejang bukan timbul akibat kelainan syaraf. Menurut bahasa eklampsi dapat di bagi kedalam 3 istilah yaitu: eklampsi antepartum yang terjadi sebelum persalinan,eklampsi intrapartum eklampsi yang terjadi waktu persalinan, dan eklampsi postpartum yang tejadi setelah persalinan
20
GEJALA DAN TANDA Tingkat awal atau aura, keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar, demikian pula tangannya. Kemudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung kurang dari 30 detik, dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku wajah nya kelihatan kaku, tangan menggeggam dan kakik bengkok ke dalam. Stadium ini kemudian di susul oleh tingkaat kejang klonik yang berlangsung antara 1-2 menit. Spamasus tonik menghilang,ssemua otot berkontraaksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Sekarang masuk tingkat koma, lamanyaa tidaak sadaaran tidak selalu sama, secara perlahan penderita menjadi sadar lagi. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu meningkat sampai 40 derajat celcius.
21
DIAGNOSIS Diagnosis eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran, dengan adanya tanda dan gejala preeklampsi yang disusul dengan serangan kejang seperti telah di uraikan, maka diagnosis eklampsi sudah tidak di ragukan, walaupun demikian eklampsi harus dibedakan.
22
PENANGGULANGAN EKLAMPSI
Tujuan pertama pengobatan eklampsi ialah menghentikan kejangan mengurangi vasospamus dan meningkatkan dieresi, pertolongan jalan nafas yang bebas.menghindari tergigitnya lidah pemberian oksigen.
23
TINDAKAN OBSETRIK Setelah kejang dapat di atasi dengan keadaan umum penderita di perbaiki maka di rencanakan akan mengakihiri kehamilan atau mempercepat penilaian dengan cara yang aman dilakukan dengan seksio saserea atau denag induksi persalinan pervaginam.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.