Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MANAJEMEN KAS DAN SEKURITAS
ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB
2
MANAJEMEN KAS Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas merupakan aktiva yang tidak dapat langsung menghasilkan ‘laba’, dalam arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Kas perlu dikelola secara efektif dan efisien supaya pemanfaatan kas dapat optimal.
3
MANAJEMEN KAS Aliran Kas
Kas dibutuhkan untuk operasional a. Aliran kas masuk (cash inflow) termasuk dalam pembelanjaan pasif merupakan aliran sumber-sumber dari mana kas diperoleh. b. Aliran kas keluar (cash outflow) atau termasuk dalam pembelanjaan aktif merupakan aliran pengeluaran untuk kegiatan operasional perusahaan.
4
MANAJEMEN KAS Persediaan Kas Minimal
Kas minimal tergantung pada prediksi atau estimasi besarnya aliran kas masuk dan kas keluar beserta penyimpangannya. Estimasi aliran kas keluar perlu mempertimbangkan adanya biaya yang keluar secara tunai dan biaya yang tidak tunai. Perusahaan harus memiliki persediaan kas minimal yang harus ada setiap saat, atau sering disebut persediaan besi (safety cash)
5
MANAJEMEN KAS Persediaan Kas Minimal
Persediaan kas minimal ini bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasi perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajiban finansial ini dapat berupa hutang lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel yang harus segera harus dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan. Ketersediaan kas dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak.
6
MANAJEMEN KAS Persediaan Kas Minimal
Besarnya kas yang cukup baik dan aman adalah antara 5% s/d 10% dari aktiva lancar yang ada. Jumlah kas yang kurang dari 5% dari aktiva lancar akan menyulitkan operasi perusahaan. Standar jumlah kas 5% sampai dengan 10% ini biasanya layak untuk perusahaan manufaktur. Bagi perusahaan jasa perbankan, jumlah kas biasanya akan lebih besar lagi.
7
MANAJEMEN KAS Persediaan Kas Minimal
Semakin besar jumlah kas yang tersedia di perusahaan, maka makin tinggi pula likuiditasnya. Persediaan kas yang terlalu besar yang berarti likuiditasnya tinggi bukan berarti perusahaan tersebut baik, sebab kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan.
8
MANAJEMEN KAS Motif Memiliki Kas
1. Motif transaksi (transaction motive) atau kebutuhan kas untuk transaksi artinya perusahaan memiliki kas untuk keperluan realisasi berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin. Memiliki kas yang cukup untuk transaksi sangat diperlukan dalam operasional sehari-hari a. Jangka pendek: pembayaran upah, pembelian bahan baku, pembelian bahan penolong, biaya administrasi, biaya kantor dan pembayaran tunai lainnya. b. Jangka panjang: pembelian aktiva tetap
9
MANAJEMEN KAS Motif Memiliki Kas
2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive) atau kebutuhan kas untuk berjaga-jaga artinya perusahaan memiliki kas untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang mendadak. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga dimaksudkan untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan. Perusahaan menetapkan saldo kas minimum yang besarnya tergantung pada indikator dari penyimpangan aliran kas yang dianggarkan. Penerimaan dan pengeluaran perusahaan diprediksi melalui anggaran kas atau cash budget.
10
MANAJEMEN KAS Motif Memiliki Kas
3. Motif spekulasi (speculatif motive) atau kebutuhan kas untuk berspekulasi Kebutuhan kas untuk spekulasi dimaksudkan agar perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan apabila ada barang yang dapat dibeli secara lebih murah.
11
MANAJEMEN KAS Model Manajemen Kas
Model manajemen kas, ada dua macam yaitu: 1. Model yang dikembangkan oleh William J. Baumol 2. Model yang dikembangkan oleh Merton H. Miller dan Daniel Orr.
12
MANAJEMEN KAS Model Baumol
Model manajemen kas yang dikemukakan oleh William Baumol sering disebut dengan Model Persediaan. Baumol ada kesamaan antara manajemen kas dengan manajemen persediaan, jika ditinjau dari aspek keuangan. Model Baumol mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan kas dengan pola yang konstan baik kebutuhan kas, aliran kas masuk maupun aliran kas keluarnya.
13
MANAJEMEN KAS Model Baumol
14
MANAJEMEN KAS Model Baumol
Baumol memberikan formula untuk menentukan jumlah kas yang optimal, yaitu: Dimana: C = jumlah kas yang optimal F = biaya tetap untuk memperoleh pinjaman atau menjual sekuritas T = jumlah kas untuk transaksi selama periode tertentu k = biaya kesempatan dari kas yang dimiliki. Biaya kesempatan merupakan penghasilan yang seharusnya dapat diperoleh dari kas yang menganggur.
15
MANAJEMEN KAS Model Baumol
Contoh: Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap berupa bunga per tahun sebesar Rp Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan perusahaan per minggu sebesar Rp , sehingga setahun = 52 x Rp = Rp ,-. Besarnya penghasilan investasi yang diharapkan sebesar 15% per tahun. Jumlah kas optimal yang diperlukan perusahaan adalah:
16
MANAJEMEN KAS Model Baumol
17
MANAJEMEN KAS Model Baumol
Kas optimal perusahaan tersebut adalah sebesar Rp ,-. Jumlah frekuensi transaksi yang harus dilakukan sebanyak = Rp : Rp = 5,09 kali atau sebanyak 5 kali. Sedangkan rata-rata saldo kas = Rp : 2 = Rp ,5 atau sebesar Rp ,-.
18
MANAJEMEN KAS Model Baumol
Model Baumol terlalu sederhana, terutama dengan asumsi mengenai aliran kas masuk dan keluar yang dianggap konstan dan diperkirakan dengan tepat tanpa mengindahkan adanya situasi musiman atau fluktuasi ekonomi. Pada model Baumol ada asumsi yang sulit untuk dipenuhi yaitu pemakaian kas setiap waktunya sama atau konstan, oleh karena itu tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian kas. Untuk mengatasi perubahan aliran kas masuk dan kas keluar yang tidak konstan, dapat dilakukan dengan model Miller dan Orr.
19
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Model Miller dan Orr merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas masuk dan keluar tidak konstan. Konsep Miller dan Orr menyatakan bahwa perusahaan harus menetapkan jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah sebagai batas bawah. Apabila saldo kas telah mencapai batas maksimal (batas atas), maka perusahaan hendaknya merubah sebagian kas tersebut ke dalam bentuk surat berharga agar saldo kas kembali pada jumlah yang ideal. Apabila jumlah saldo kas telah mencapai batas minimal (batas bawah), maka perusahaan dapat merubah sekuritas yang ada menjadi kas sehingga mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
20
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Rumus model Miller dan Orr untuk menentukan jumlah saldo kas yang optimal sebagai berikut: di mana: T = biaya tetap untuk melakukan transaksi 2 = varian dari aliran kas masuk bersih sebagai penyebaran arus kas i = tingkat bunga harian untuk investasi pada surat berharga (sekuritas)
21
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Nilai maksimal sebagai batas atas (diberi notasi h) adalah sebesar 3 z. Rata-rata saldo kas kurang lebih sebesar (z + h) : 3. Nilai minimal besarnya adalah nol.
22
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
23
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Contoh: Suatu perusahaan mengeluarkan biaya transaksi sebesar Rp setiap kali transaksi. Deviasi standar () aliran kas masuk sebesar Rp Tingkat bunga per tahun sebesar 12%. Batas minimal kas yang tersedia sebagai batas bawah sebesar nol rupiah. Satu tahun dihitung 360 hari. Maka jumlah persediaan kas yang diinginkan perusahaan adalah:
24
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
25
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Jumlah kas yang diinginkan perusahaan sebesar Rp ,-. Nilai batas atas adalah 3 z yaitu = 3 (Rp ) = Rp ,-. Batas atas jumlah kas tersebut menunjukkan batas maksimal kas yang optimal tersedia di perusahaan.
26
MANAJEMEN KAS Model Miller and Orr
Ketika kas mencapai batas atas tersebut (Rp ), maka perusahaan harus merubah sebagian kas tersebut sebesar Rp (dari Rp – Rp ) menjadi surat berharga agar saldo kas kembali sebesar Rp sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Ketika kas perusahaan sampai batas minimal, dalam hal ini nol rupiah, maka perusahaan harus menjual surat berharganya sebesar Rp agar saldo kas kembali ke jumlah Rp sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
27
MANAJEMEN KAS Anggaran Kas
Untuk menentukan besarnya kas yang harus disediakan dan kapan waktu yang tepat, agar pemanfaatan kas dapat efektif dan efisien perlu mengetahui anggaran kas atau Cash budget. Anggaran kas atau cash budget merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan datang. Anggaran kas, sebagai proyeksi posisi kas yang berupa penerimaan dan pengeluaran kas pada saat tertentu di masa yang akan datang.
28
MANAJEMEN KAS Anggaran Kas
Anggaran kas sangat penting untuk menjaga likuiditas dan kelangsungan usaha, sebab dengan menyusun anggaran kas dapat diprediksi waktu atau kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan mengalami surplus kas. Apabila mengalami defisit kas, bisa segera disiapkan sumber dana menutupnya. Defisit dapat ditutup dari pinjaman pihak bank atau dengan mencari modal sendiri. Apabila mengalami surplus kas, bisa direncanakan untuk investasi pada instrumen investasi yang sesuai likuiditasnya atau merencanakan pemanfaatan kas untuk kegiatan yang lebih menguntungkan.
29
MANAJEMEN KAS Anggaran Kas
Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu: 1. Penerimaan kas yang direncanakan atau estimasi penerimaan kas yaitu proyeksi penerimaan pada waktu tertentu baik yang berasal dari penerimaan penjualan tunai, penerimaan piutang, penerimaan bunga, hasil penjualan aktiva tetap maupun penerimaan lainnya. 2. Pengeluaran kas yang direncanakan atau estimasi pengeluaran kas yaitu proyeksi pengeluaran yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji, pengeluaran tunai biaya pemasaran, biaya administrasi, pembayaran hutang, pembayaran pajak dan pembayaran lainnya yang bersifat tunai.
30
MANAJEMEN KAS Anggaran Kas
Setelah mengadakan estimasi pada masing-masing periode, langkah selanjutnya membandingkan hasil estimasi penerimaan dengan estimasi pengeluaran kas. Perencanaan aliran uang kas masuk dan keluar akan menunjukkan: 1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi, atau 2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan yang mendatangkan keuntungan.
31
MANAJEMEN KAS Anggaran Kas
Anggaran kas menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat tertentu, oleh karena itu, tujuan anggaran kas yaitu: 1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode dari kegiatan operasi perusahaan baik periode bulanan ataupun tahunan. 2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu. 3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan (defisit) yang terjadi. 4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran-pembayaran dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk melakukan investasi. 5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya harus dibayar.
32
MANAJEMEN KAS Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas memberikan gambaran tentang sumber penerimaan kas, pos-pos pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan kas, dan saat pembayaran pinjaman dan bunga pinjaman. Penyusunan anggaran kas ini dilakukan melalui beberapa tahap:
33
MANAJEMEN KAS Penyusunan Anggaran Kas
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan (transaksi operasi). 2. Menyusun estimasi atau rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan estimasi kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk menutup defisit yang terjadi beserta estimasi pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya. 3. Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi fmansial.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.