Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengangguran
2
Pengangguran Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran: adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya.
3
Kategori penganggur Berdasar alasan mengapa menganggur.
Penganggur friksional menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota penganggur sukarela (voluntary unemployment). Penganggur Struktural belum bisa mendapatkan pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari. perlu dokter yang tersedia tenaga kesehatan bukan dokter. Penganggur musiman karena kondisi ekonomi sedang mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.
4
Berdasar seberapa intensif dia menganggur.
Penganggur penuh tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali,(tidak melakukan aktivitas yang menghasilkan) Setengah Penganggur bekerja kurang dari 35 jam seminggu (tidak sepenuhnya menganggur). Penganggur terselubung seperti bekerja untuk mendapatkan upah tapi pekerjaan yang dilakukannya tidak produktif.
5
Edgar O. Edwards menggolongkan pengangguran menjadi lima bentuk.
Penganggur terbuka (open unemployment) Penganggur sukarela Penganggur terpaksa Setengah Penganggur (under employment) bekerja kurang dari 35 jam seminggu (tidak sepenuhnya menganggur), orang yang bekerja malas-malasan, datang terlambat, pulang mendahului Bekerja secara tidak penuh Pengangguran tak kentara (disguised unemployment). Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment). Pensiun dini Tenaga kerja lemah (impaired). Tenaga kerja tidak produktif.
6
Bagaimana pengangguran diukur?
Bekerja (131,5 juta) Tidak Bekerja (6,2 jt) Tidak berada dalam angkatan kerja (67,5 juta) Populasi Orang dewasa (205,2 juta) Angkatan kerja (137,7) Tingkat pengangguran = (jumlah penganggur/angkatan kerja) x 100 = (6,2/137,7) x100 = 4,5 % Tingkat partisipasi angkatan kerja = (angkatan kerja/populasi orang dewasa) x 100 = (137,7/205,2) x100 = 67,1 %
7
Penduduk, angkatan kerja, dan pengangguran
Uraian Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Total penduduk (000) Penduduk usia kerja (000) Angkatan kerja (000) Penduduk bekerja (000) Penganggur (000) Penganggur (%) 92.057 11.359 11,0 % 94.048 11.630 96.310 10,8 % 99.984 10.080 9,2 % 10.287 9.118 8,0 % 7.547 6,5 % dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.71
8
Mengapa setiap negara selalu ada pengangguran.
Pencarian kerja proses yang dilakukan oleh pekerja dalam rangka menemukan pekerjaan yang sesuai dengan selera keahlian mereka Peraturan upah minimum Serikat pekerja dan tawar menawar kolektif tawar menawar menyangkut gaji dan kondisi kerja, pemogokan Teori upah efisiensi upah diatas tingkat ekuilibrium yang dibayarkan oleh perusahaan dalam rangka menaikkan produktivitas pekerja. Kesehatan kerja Perputaran pekerja Kerja keras pekerja Kualitas pekerja
9
Peraturan upah minimum
Kelebihan Tenaga kerja = pengangguran Penawaran Tenaga kerja Upah minimum WE Permintaan Tenaga kerja LD LE LS Kuantitas tenaga kerja
10
Penyebab lain timbulnya pengangguran.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi Rendahnya laju investasi produktif Siklus bisnis yang melemah Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Strategi industri yang labor saving
11
Pola perkembangan kependudukan.
Negara miskin dan berkembang Transisi ke- pendudukan Negara maju Pertumbuhan Penduduk nol kelahiran dan kematian per 1000 angka kelahiran tingkat kematian tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu kenaikan alamiah per 1000 penduduk tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu
12
Siklus bisnis. GNP riil Siklus bisnis Tren pertumbuhan puncak dasar
waktu
13
Siklus bisnis: kontraksi dan ekpansi tak beraturan pada aktivitas ekonomi
puncak Resesi puncak Kondisi bisnis puncak lembah ekspansi kontraksi Resesi Resesi lembah
14
Hukum Okun. Untuk setiap penurunan 2 persen GDP yang berhubungan dengan GDP potensial, angka pengangguran meningkat sekitar 1 persen Hukum Okun Perubahan dalam GDP (%) Perubahan dalam tingkat pengangguran -2 2 4 6 8 10 -4 Dikutip dari: Samuelson h.365
15
Kurva Phillips Inflasi (%) A I1 B I2 Kurva phillips U1 U2
U1 U2 Pengangguran (%)
16
Penanggulangan Pengangguran.
Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan masuk ke bursa kerja. Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi 1 % pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja. Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya diperlukan pertumbuhan ekonomi 6,5% per tahun. Mendorong laju investasi efek penggandaan
17
Alternatif strategi mengatasi Pengangguran.
Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan adanya kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prosfek perkembangan. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
18
KEMISKINAN
19
Definisi Kemiskinan World Bank:
Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang jumlah pengeluarannya kurang dari 1 dollar per hari. Amartya Sen (pemenang Nobel Ekonomi): Kemiskinan merupakan sebuah bentuk keterbelengguan (unfreedomness). Walaupun diberikan demokrasi dan kebebasan yang seluas-luasnya, orang miskin tak akan mampu menikmatinya. Mereka terbelenggu oleh himpitan kehidupan. Persoalannya, mereka tak memiliki kemampuan untuk mentransformasikan demokrasi menjadi kesempatan ekonomi. BPS: Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang konsumsi kalorinya kurang dari 2100.
20
Definisi Kemiskinan BAPPENAS (2004) :
mendefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
21
Definisi Kemiskinan Hagenaars dan Vos (1997)
a) Kemiskinan berarti secara objektif memiliki lebih sedikit dari kebutuhan minimum absolut yang harus dipenuhi. b) Kemiskinan adalah memiliki lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain dalam suatu masyarakat. c) Kemiskinan adalah perasaan bahwa tidak memiliki kecukupan untuk dapat terus hidup
22
Definisi Kemiskinan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
ketidakmilikan halhal yang secara materi merupakan kebutuhan minimal manusia, termasuk makanan. Definisi ini lebih luas dari definisi pertama karena memasukkan pula kebutuhan terhadap kesehatan dasar, pendidikan, dan jasa-jasa penting lain yang dapat menghindarkan masyarakat dari kemiskinan.
23
Sebab-sebab Kemiskinan
Bank Dunia (2003) kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,sarana dan prasarana kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung adanya perbedaan sumberdaya dan perbedaan antar sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern) rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkungannya tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) pengelolaan sumberdaya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan
24
Kemiskinan Absolut Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan berapa besar jumlah orang yang masuk dalam kelompok miskin. Termasuk kelompok miskin atau tidak tersebut diberi batasan tertentu yang disebut garis batas kemiskinan (poverty line). Garis kemiskinan menurut BPS untuk sekarang ini adalah sekitar Rp per bulan . Penduduk yang tingkat pengeluarannya di bawah Rp tersebut dikatakan miskin.
25
Kemiskinan relatif Kemiskinan relatif berarti adanya ketimpangan distribusi pendapatan atau jauhnya jarak antara si kaya dan si miskin . Untuk melihat seberapa parah tingkat kemiskinan di Indonesia , kita dapat menghitung indeks gini (Gini Ratio). Jika angka Gini Ratio diantara 0 – 0,25 dikatakan ketimpangan distribusi pendapatan merata atau ketimpangan rendah. Jika Gini Ratio semakin mendekati angka 1, maka dikatakan tingkat ketimpangan tinggi. Angka Gini ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa kue pendapatan nasional suatu negara hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yaitu kelompok berpendapatan atas. Ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan alokasi sumber-sumber daya menjadi tidak efisien.
27
Kebijakan untuk menurunkan kemiskinan
Meningkatkan tingkat tabungan. Kebijakan meningkatkan tingkat tabungan ini akan dapat menolong suatu wilayah keluar dari jebakan kemiskinan walaupun tingkat tabungan yang tinggi tersebut tidak terus - menerus terjadi. Jika tingkat tabungan yang tinggi terjadi cukup lama sebelum kembali pada tingkat awal maka perekonomian tidak akan turut kembali ke keadaan jebakan kemiskinan.
28
Kebijakan menurunkan kemiskinan
Menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk. Redistribution first, then grow. menekankan upaya redistribusi yang kemudian diikuti oleh pertumbuhan Redistribution with growth (RWG). Untuk menghindari konsentrasi industri yang berlebihan seperti dalam model Lewis dan restrukturisasi kepemilikan aset sebagaimana dalam pendekatan radikal, maka perekonomian mulai dituntun untuk menemukan jalan tengah yaitu sistem RWG yang disponsori oleh Bank Dunia.
29
PEMERATAAN
30
KONSEP-KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
Kurva Lorenz Indeks atau Rasio Gini Kriteria Bank Dunia (World Bank) M.SAID
31
Kurva Lorenz 100 100 Persentase Pendapatan Nasional
100 Persentase Jmlh Pddk
32
Semakin Cembung Kurva Lorenz, semakin tidak merata distribusi Pendapatan (ketimpangan semakin tinggi)
33
Indeks Gini G = 1 - ∑ (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1) G = 1 - ∑ fi(Yi + Yi+1)
G = Rasio Gini Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i Xi = Proporsi jumlah komulatif rumah tangga dalam kls i Yi = Proporsi jumlah komulatif pendapatan dalam kls i
34
Semakin besar rasio Gini, semakin tidak merata distribusi pendapatan (ketimpangan semakin besar/tinggi)
35
Bank Dunia (World Bank)
40% Pddk pndptn terendah < 12 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Tinggi 40% Pddk pndptn terendah < 17 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Sedang 40% Pddk pndptn terendah > 17 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Rendah
36
8 Jalur Pemerataan Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (pangan, sandang, perumahan) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan Pemerataan pembagian pendapatan Pemerataan kesempatan kerja Pemerataan kesempatan berpartisipasi dlm pembangunan khususnya generasi muda dan wanita Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
37
Pemerataan Pendapatan (Jalur 3)
Pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan masyarakat Pembagian pendapatan antar daerah, dalam hal ini antar wilayah perkotaan dan pedesaan Pembagian pendapatan antar wilayah, dalam hal ini antar propinsi dan kawasan (Barat, Tengah dan Timur)
38
Koefisien Gini Indonesia
Tahun 1965 = 0,389 Tahun 1993 = 0,340 Tahun 2002 = 0,343 Tahun 2007 = 0,374
39
Persentase Pembagian Pendapatan Nasional di Antara 3 Lapisan Pendapatan
20% Pdptn Tertinggi 41,97 42,76 40% Pndptn Menengah 37,28 36,91 40% Pndptn Terendah 20,75 20,34
40
ekmakro08-ittelkom-mna
DEFISIT ANGGARAN Berdasar Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003, defisit anggaran pemerintah adalah selisih kurang antara pendapatan negara dan belanja negara dalam tahun anggaran yang sama week-8 ekmakro08-ittelkom-mna
41
ekmakro08-ittelkom-mna
Hyman (2005, hal 474) mendefinisikan : defisit anggaran pemerintah adalah kelebihan pengeluaran pemerintah dari penerimaan pemerintah yang berupa pajak, fee, dan pungutan retribusi yang diperoleh pemerintah week-8 ekmakro08-ittelkom-mna
42
Akumulasi defisit anggaran dari tahun-tahun sebelumnya menjadi utang pemerintah
Hibah dari luar negeri tidak bisa untuk menutup defisit, tetapi langsung digunakan untuk pembiayaan
43
DAMPAK DEFISIT ANGGARAN
Ekonom Klasik berpandangan bahwa : defisit anggaran pemerintah dapat merugikan perekonomian. Defisit anggaran pemerintah dengan menurunkan tarif pajak akan meningkatkan suku bunga dan menurunkan investasi swasta. Akibatnya pertumbuhan ekonomi akan turun (crowding-out). Ketika defisit turun, pertumbuhan ekonomi naik. Namun ketika defisit naik, pertumbuhan ekonomi turun defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintah berakibat meningkatnya laju inflasi.
44
Mengatasi Defisit Anggaran
Melakukan pinjaman pada sektor swasta (Dalam negeri maupun Luar negeri) Meningkatkan penerimaan pajak Menghemat pengeluaran pemerintah week-8 ekmakro08-ittelkom-mna
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.