Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KRITIK MATAN Oleh : M. Nawawi
SEMESTER III FAKULTAS TARBIYAH IAIN SURABAYA M. Nawawi
2
URGENSI KEGIATAN KRITIK HADITS
Hadis merupakan sumber ajaran Islam di samping al-Qur'an. Mengingat begitu pentingnya hadis, maka studi atau kajian terhadap hadis akan terus dilakukan Berbeda dengan ayat-ayat al-Qur'an yang semuanya dapat diterima, hadis tidak semuanya dapat dijadikan sebagai acuan atau hujah. Hadis ada yang dapat dipakai, ada yang tidak. Di sinilah letak perlunya meneliti hadis. M. Nawawi
3
Tujuan kritik matan Untuk mendapatkan data teks hadits yg mempetahankan formula kesahihan redaksi dan makna, dg mengeliminir unsur sisipan, tambahan yg mengganggu dan pertentan gan dg dalil-dalil yang lebih kuat M. Nawawi
4
HASIL KEGIATAN KRITIK HADITS YG TLH DILAKUKAN
menghasilkan kaidah dan berbagai metode yang sangat bagus dalam studi hadis, terutama untuk PENELITIAN SANAD Sementara itu, untuk studi matan atau teks hadis yang di dalamnya memuat informasi-informasi dari atau tentang Nabi Muhammad saw., secara metodologis masih jauh tertinggal M. Nawawi
5
MAKNA KRITIK MATAN Kata “kritik” dari bahasa Yunani krites, artinya “seorang hakim, krinein berarti “menghakimi”, kriterion berarti “dasar penghakiman”. Dalam konteks tulisan ini kata “kritik” dipakai untuk menunjuk kepada kata an-naqd dalam studi hadis. Dalam literatur Arab kata “an-naqd” dipakai untuk arti “kritik”, atau “memisahkan yang baik dari yang buruk.” Kata “an-naqd” ini telah digunkan oleh beberapa ulama hadis sejak awal abad kedua Hijriah, hanya saja istilah ini belum populer di kalangan mereka. Kata “an-naqd” memiliki pengertian yang sama DENGAN kata TAMYIZ yang berarti memisahkan sesuatu dari sesuatu yang lain. M. Nawawi
6
Dari pengertian kata kritik di atas, dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan kritik matan hadis (naqd al-matn) dalam konteks ini ialah usaha untuk menyeleksi matan-matan hadis sehingga dapat ditentukan antara matan-matan hadis yang sahih atau lebih kuat dan yang tidak. M. Nawawi
7
SEJ. KRITIK MATAN Secara historis, kritik atau seleksi (matan) hadis dalam arti upaya untuk membedakan antara yang benar dan yang salah telah ada dan dimulai pada masa Nabi masih hidup meskipun dalam bentuk yang sederhana. Praktik penyelidikan atau pembuktian untuk meneliti hadis Nabi pada masa itu tercermin dari kegiatan para sahabat pergi menemui atau merujuk kepada Nabi untuk membuktikan apakah sesuatu berita yang diterima, benar-benar telah dikatakan/dilakukan oleh beliau. Praktik tersebut antara lain pernah dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, ‘Abdullah bin ‘Amr, ‘Umar bin Khattab, Zainab istri Ibn Mas’ud dan lain-lain. M. Nawawi
8
Setelah Nabi wafat (11 H=632 M), tradisi kritik hadis dilanjutkan oleh para sahabat. Pada periode ini, tercatat sejumlah sahabat perintis dalam bidang ini, yaitu Abu Bakar as-Siddiq (w. 13 H=634 M), yang diikuti oleh Umar bin Khattab (w. 234 H=644 M) dan Ali bin Abi Thalib (w. 40 H=661 M). Sahabat-sahabat lain yang dikenal pernah melakukan kritik hadis, misalnya ‘Aisyah (w. 58 H=678 M) istri Nabi, dan ‘Abd Allah bin ‘Umar bin al-Khattab (w. 73 H=687 M) M. Nawawi
9
1. Sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi),
Sejak abad kedua sampai keenam Hijriah tercatat usaha para ulama yang berusaha untuk merumuskan kaidah kesahihan hadis, sampai kemudian para ulama menetapkan persyaratan hadis sahih, yaitu 1. Sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi), 2. Diriwayatkan oleh para periwayat yang bersifat tsiqah (adil dan dlabit ) sampai akhir sanad, 3. Dalam (sanad dan matan) hadis itu tidak terdapat kejanggalan (syuzuz) dan cacat (‘illat). M. Nawawi
10
pengembangan kritik matan
Di antara bukti adanya usaha pengembangan metodologi studi (kritik) matan hadis itu, terlihat dari terbitnya sejumlah buku. (1) tahun 1983 terbit buku karya Salah ad-Din al-Adlabi yang berjudul Manhaj Naqd al-Matn ‘inda al- ‘Ulama’ al-Hadis an-Nabawi. (2) Tahun 1984 di Riyad terbit buku karya Musfir ‘Azm Allah ad-Dumaini , berjudul Maqayis Naqd al-Mutun as-Sunnah. (3) Tahun 1986 di Tunis, terbit buku karya Muhamad Tahir al-Jawabi ,berjudul Juhud al-Muh}addisin fi Naqd al-Mutun al-Hadis an-Nabawi asy-Syarif. (4) tahun 1989 ,terbit buku karya Yusuf al-Qardawi yang berjudul Kaifa Nata’amalu ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah. M. Nawawi
11
(2) kritik matan pasca kodifikasi “semua” hadis.
ADA 2 MODEL KRITIK MATAN (1) kritik matan pra kodifikasi “semua” hadis, dan (2) kritik matan pasca kodifikasi “semua” hadis. M. Nawawi
12
METODE KRITIK PRAKODIFIKASI
teknik dalam kritik matan hadis periode ini secara umum dapat dikategorikan memakai metode perbandingan (comparative) atau rujuk silang (cross reference). M. Nawawi
13
Di antara teknik-teknik perbandingan yang tercatat pernah dipraktikkan adalah dengan teknik sebagai berikut 1). Membandingkan matan hadis dengan ayat al-Qur’an yang berkaitan. 2) Membandingkan (matan-matan) hadis dalam dokumen tertulis dengan hadis-hadis yang disampaikan dari hafalan 3) Perbandingan antara pernyataan dari seorang periwayat yang disampaikan pada waktu yang berlainan. 4) Membandingkan hadis-hadis dari beberapa murid yang mereka terima dari satu guru 5) Melakukan rujuk silang antara satu periwayat dengan periwayat lainnya M. Nawawi
14
METODE KRITIK PASCA KODIFIKASI
1) Membandingkan matan-matan hadis dengan ayat al-Qur’an yang terkait atau memiliki kedekatan susunan redaksi. 2) Membandingkan antara matan- matan hadis. M. Nawawi
15
KERANGKA METODOLOGI SECARA PRINSIP, ACUAN KRITIK MATAN ADALAH KAIDAH KESAHIHAN HADITS KRITIK SANAD MERUPAKAN LANGKAH AWAL BAGI KRITIK MATAN MENELITI APAKAH PADA MATAN ITU TERDAPAT SYUDZUDZ DAN ATAU ILLAT M. Nawawi
16
Matan Maqbul Menurut Al-Khatib Al-Baghdadi
Tidk bertentangan dengan akal sehat Tidak bertentangan dengan hkm al-Qur’an yg muhkam Tdk bertentangan dengan hadis mutawatir Tdk bertentanga dengan ijma’ ulama’ Tdk bertentangan dengan dalil yang sudah pasti Tdk bertentangan dg hadits ahad yang lebih kuat M. Nawawi
17
Matan Maqbul Menurut Al-Adlabi
Tidak bertentangan dg petunjuk al-Qur’an Tidak bertentangan dengan hadits yang kualitasnya lebih kuat Tidak bertentangan dengan akal sehat, indra dan fakta sejarah Susunan bahasanya sesuai dengan ciri-ciri sabda kenabian M. Nawawi
18
Langkah metodologis kritik matan
Pertama, meneliti matan dengan terlebih dahulu melihat kualitas sanadnya Kedua, meneliti susunan redaksional matan hadis-hadis yang semakna Ketiga, meneliti kandungan makna matan hadis Keempat, langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil penelitian matan M. Nawawi
19
Penelitian Kualitas Sanad
Meneliti Ketersambungan Sanad Kesezamanan Pr Perawi dg Perawi terdekat Hubungan Guru dan Murid pr perawi Meneliti Kulaitas Pribadi pr Perawi Kapasitas Intektual pr perawi Keadilan pr perawi Meneliti ada tidaknya indikasi sudzudz dan illat yang ada pada sanad M. Nawawi
20
meneliti susunan redaksional matan
Tujuan penelitian redaksi matan adalah: Mewaspadai gejala Idraj (sisipan kata) Mewaspadai gejala Taqlib (pindah tataletak kata) Mewaspadai gejala Idhtirab (kekacauan/rancu) Mewaspadai gejala Tashif/tahrif (perubahan) Mewaspadai gejala Ziyadah (penambahan anak kalimat) Mewaspadai gejala reduksi (penyusutan) Yg berakibat terjadinya tafarrud/syudzudz M. Nawawi
21
Metode Uji Redaksional
Kritik /uji ungkapan redaksi menggunakan metode Mu’aradlah/Muqabalah/muqaranah (perbandingan/cross reference), yaitu rujuk silang yang dilakukan dengan memperbandingkan antara redaksi matan hadits satu tema pada beberapa kitab hadits atau intern kitab hadits Tehnik ini dilakukan guna memperoleh data teks hdis dari perawi sahabat yg sama, dan kadar deviasi/perbedaan redaksi matan hadits M. Nawawi
22
Idraj Ialah sisipan kata /kalimat oleh perawi (sahabat), yang menyatu dengan matan asal, tampa penyekat yang memisah, dan tanpa menunjuk perawi yang menyisipkan. Letak kata/kalimat yg disisipkan bisa di awal, tengah atau akhir. Motif memberi sisipan, adalah lebih didorong untuk kepentingan penjelasan lafadz yg gharib M. Nawawi
23
Akibat Idraj Jika motif penyisipan hanya untuk tujuan penjelasan, maka sebagaian ulama masih memberikan toleransi Jika motif penyisipan tidak untuk tujuan penjelasan, maka dapat menggugurkan sifat Adalah bagi perawi (tertuduh berdusta) Hadits yg terbukti dimasuki sisipan, dinamakan Hadits Mudraj M. Nawawi
24
Ziyadatus Tsiqat Tambahan kata perawi genarasi tabiin (atau sesudahnya)terhadap matan hadits Bersifat menjalaskan, seperti taqyid, atau tahsis atas lafadz matan hadits. Ada jaminan perawinya benar-benar tsiqat Tidak menyebabkan perubahan substansi makna matan M. Nawawi
25
Tashif dan Tahrif Tashif adalah perubahan bentuk kata
Tahrif adalah perubahan cara baca/bacaan Perubahan kandungan makna Cara meneliti dengan Kross Check antar Nakah M. Nawawi
26
Maqlub/Taqlib Makna = tebalib
Ungkapan redaksi matan tertentu yang tertukar letak keberadaan kalimatnya Penggal kalimat yg mestinya di depan tetukar ke belakang Upaya memastikan teks yg benar dg melakukan uji silang antar naskah Naskah yg terbukti tertukar dinyatakan lemah M. Nawawi
27
Idltirab/Mudltarrib Makna = kacau/goncang
Memiliki rawi sahabat yg sama/tunggal Sanad berbeda Kualitas sanad berimbang/sama kualitas Redaksi matan terkesan berbeda Maknanya rancu Tidak bisa dikompromikan Upaya klarifikasi dg uji silang antar naskah M. Nawawi
28
Uji Kandungan Makna Tdk Bertentangan dengan nash al-Qur’an
Tidak bertentangan dengan Hadits yg lebih kuat Tidak bertentangan dengan logika agama Tidak bertentangan dengan Fakta sejarah Tidak bertentangan dengan Ijma’ M. Nawawi
29
Tdk Bertentangan Dg Al-Qur’an
Al-Qur’an dan Hadits Nabi sama-sama sebagai wahyu dari Allah, Tdk mungkin bertentangan satu sama lain Perlu dilakukan upaya mencari titik temu, baik melalui penafsiran atau ta’wil. M. Nawawi
30
Conttoh Upaya Titik Temu
و حدثنا زهير بن حرب حدثنا إسمعيل بن إبراهيم عن هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طهور إناء أحدكم إذا ولغ فيه الكلب أن يغسله سبع مرات أولاهن بالتراب يسألونك ماذا أحل لهم قل أحل لكم الطيبات وما علمتم من الجوارح مكلبين تعلمونهن مما علمكم الله فكلوا مما أمسكن عليكم واذكروا اسم الله عليه واتقوا الله إن الله سريع الحساب- M. Nawawi
31
Dalam hal ini Imam Malik Memahami jilatan anjing yang najis hanya terjadi pada bejana yang dijilat anjing saja Sedang Al-Syafii memahami, hasil tangkapan anjing harus dicuci telebih dahulu sesuai ketentuan hadits, baru di makan M. Nawawi
32
Tdk Beretentangan dg hadis yg lebih kuat
Hadits-Hadits Nabi sama2 sebagai wahyu, maka tidak mungkin bertentangan Jika ada yang tidak sejalan, mungkin cara memahaminya yg kurang tepat, atau salah satu ada yang lemah Maka perlu dilakukan uji melalui upaya kompromi M. Nawawi
33
Penyelesaian Hds Yg tdk Sejalan dg jalan kompromi
Penyelesaian dg pendekatan kaidah ushul Fiqih Penyelasaian berdasar pemahaman kontekstual Penyelesaian dg cara takwil Penyelesaian dg pendekatan tanawu’ al-Ibadah M. Nawawi
34
Contoh pendekatan kaidah Usul
حدثنا آدم حدثنا شعبة حدثنا سعيد بن أبي سعيد المقبري عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار- صحيح البخاري عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة M. Nawawi
35
Contoh Pendekatan Kontekstual
عن عبد الله بن عمرو قال كنت أكتب كل شيء أسمعه من رسول الله صلى الله عليه وسلم أريد حفظه فنهتني قريش وقالوا أتكتب كل شيء تسمعه ورسول الله صلى الله عليه وسلم بشر يتكلم في الغضب والرضا فأمسكت عن الكتاب فذكرت ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فأومأ بأصبعه إلى فيه فقال اكتب فوالذي نفسي بيده ما يخرج مني إلا حق عن أبي سعيد الخدري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا تكتبوا عني ومن كتب عني غير القرآن فليمحه وحدثوا عني ولا حرج ومن كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار M. Nawawi
36
Pendekatan Ta’wil عن رافع بن خديج قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول أسفروا بالفجر فإنه أعظم للأجر عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ نِسَاءَ الْمُؤْمِنَاتِ كُنَّ يُصَلِّينَ الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَرْجِعْنَ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ لَا يَعْرِفُهُنَّ أَحَدٌ M. Nawawi
37
Pedekatan Tanawu’ al-Ibadah
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ الْأَحْنَفِ عَنْ صِلَةَ بْنِ زُفَرَ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَكَعَ فَقَالَ فِي رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَفِي سُجُودِهِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى M. Nawawi
38
Contoh Hds Yang bertentangan
عن قيس بن طلق بن علي عن أبيه قال خرجنا وفدا حتى قدمنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فبايعناه وصلينا معه فلما قضى الصلاة جاء رجل كأنه بدوي فقال يا رسول الله ما ترى في رجل مس ذكره في الصلاة قال وهل هو إلا مضغة منك أو بضعة منك- النسائي حدثنا عبد الله بن مسلمة عن مالك عن عبد الله بن أبي بكر أنه سمع عروة يقول دخلت على مروان بن الحكم فذكرنا ما يكون منه الوضوء فقال مروان ومن مس الذكر فقال عروة ما علمت ذلك فقال مروان أخبرتني بسرة بنت صفوان أنها سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من مس ذكره فليتوضأ- ابو داود M. Nawawi
39
Bertentangan dg logika agama
عن اسماء بنت عميس قالت كان رسول الله يوحي اليه وراء ه في حجر علي رضي الله عنه فلم يصلي العصر حتى غربت الشمس فقال رسول الله ص م إنه كان في طاعتك وطاعة رسولك فردد عليه الشمس فقالت أسماء فرأيتها غربت ثم رأيتها طلعت بعد ماغربت Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Thohawi, al-Baihaqi, Qadli Iyadh, Ibnu Hajar al-Atsqalani, al-Haitami, al-Qasthalani, al-Syuyuthi. M. Nawawi
40
Bertentangan dg Fakta عن صحر بن قدامة قال رسول الله ص م لايولد بعد المائة مولود ولله فيه حاجة Hadits ini dianggap bertentangan dengan fakta sejarah yang diperkuat dengan riwayat dibawah ini عن أبي هريرة مرفوعا ان الله تعالى يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة من يجدد لها دينها- رواه أبو داود والحاكم والبيهقي M. Nawawi
41
Bertentangan dg Ijma’ عن طاوس سمعت أبا هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال احتج آدم وموسى فقال له موسى يا آدم أنت أبونا خيبتنا وأخرجتنا من الجنة قال له آدم يا موسى اصطفاك الله بكلامه وخط لك بيده أتلومني على أمر قدره الله علي قبل أن يخلقني بأربعين سنة فحج آدم موسى فحج آدم موسى ثلاثا قال سفيان حدثنا أبو الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم مثله M. Nawawi
42
M. Nawawi
43
M. Nawawi
44
M. Nawawi
45
M. Nawawi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.