Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
EVALUASI PEMBELAJARAN
By: Durinda Puspasari
2
Pengembangan Spesifikasi Tes
Menyusun Kisi-kisi Soal Memilih Tipe-tipe Soal Merencanakan Taraf Kesukaran Soal Merencanakan Banyak Sedikitnya Soal Merencanakan Jadwal Penerbitan Soal
3
Spesifikasi tes: suatu uraian yg menunjukkan keseluruhan kualitas tes & ciri-cirinya yg hrs dimiliki oleh tes yg akan dikembangkan.
4
Dgn cara: 1. Menentukan tujuan evaluasi, dpt berorientasi pd: a. Pendekatan luas pengetahuan: cara merumuskan tujuan evaluasi pendidikan didsrkan atas rincian & ruang lingkup bhn/materi kurikulum yg diajarkan kpd siswa.
5
b. Pendekatan proses mental: dlm merumuskan tujuan evaluasi pendidikan dgn jln merinci scr psikis thd perubahan mental yg dihrpkan stlh peserta didik menerima & mengalami bhn pengajaran yg tlh ditetapkan.
6
Tujuan penyusunan kisi-kisi soal: merumuskan setepat mungkin ruang-lingkup, tekanan,& bagian-bagian tes shg perumusan tsb dpt menjadi petunjuk yg efektif bg si penyusun tes.
7
Hal-hal yg perlu diperhatikan:
1. Kesesuaian antara tipe soal dgn materi pel. 2. Kesesuaian antara tipe soal dgn tujuan evaluasi. 3. Kesesuaian antara tipe soal dgn skoring.
8
4. Kesesuaian antara tipe soal dgn pengolahan hsl evaluasi. 5
4. Kesesuaian antara tipe soal dgn pengolahan hsl evaluasi. 5. Kesesuaian antara tipe soal dgn adm tes, maksudnya penyelenggaraan dan pelaksanaan tes. 6. Kesesuaian antara tipe soal dgn dana & kepraktisan.
9
Dpt diketahui dari persentase peserta yg gagal dlm menjwb soal.
10
Hal-hal yg perlu diperhatikan:
1. Hub byk sedikitnya soal dgn reliabilitas tes. 2. Hub byk sedikitnya soal dgn bobot keseluruhan bagian. 3. Hub byk sedikitnya soal dgn wkt tes. 4. Hub byk sedikitnya soal dgn uji coba suatu tes.
11
Ada hubungannya dgn wkt utk menggandakan soal, apalagi apabila soal yg digandakan dlm jumlah yg bsr.
12
Kemampuan khusus yg hrs dimiliki bg penulis soal: 1
Kemampuan khusus yg hrs dimiliki bg penulis soal: 1. Penguasaan pengetahuan yg diteskan. 2. Kesadaran akan tata nilai yg mendasari pendidikan. 3. Pemahaman akan karakteristik individu yg dites.
13
4. Kemampuan membahasakan gagasan. 5
4. Kemampuan membahasakan gagasan. 5. Penguasaan akan teknik penulisan soal. 6. Kesadaran akan kekuatan & kelemahan dlm menulis soal.
14
Penelaahan soal: kesesuaian antara butir soal dgn materi pengajaran & antara tujuan evaluasi dgn teknik penulisan soal yg baik.
15
Tujuannya: utk mengetahui validitas & reliabilitas tes scr empirik.
Yg perlu diperhatikan dlm melakukan uji coba soal: karakteristik sampel hendaknya sesuai dgn karakteristik obyek yg akan mengikuti testing.
16
Apabila tujuan tes hanya utk mengukur kemampuan mata diklat tertentu/mengukur prestasi bljr peserta didiknya, maka ujicoba dpt diambil dari hsl tes yg sesungguhnya; hslnya dianalisis, butir soal yg tdk memenuhi syarat dpt disingkirkan,& tdk diperhitungkan utk menentukan hsl akhir peserta didik.
17
PENILAIAN Acuan penilaian ada dua, yaitu:
Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Creterion-Referenced Evaluation Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Norm-Referenced Evaluation
18
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai yang diperoleh dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang suatu materi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. PAP bersifat mutlak.
19
Penilaian berdasarkan acuan patokan dpt digunakan apabila dasar pemikiran yg digunakan utk menyelenggarakan pendidikan adalah asumsi pedagogik. Asumsi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa keragaman kemampuan peserta didik hendaknya dpt dikurangi, hal ini berarti seorang pendidik harus dpt memacu peserta didik yg berprestasi dan membantu yg lemah.
20
Acuan kriteria menekankan pada apa yg diketahui seorang siswa atau apa yg dpt dilakukan/dikerjakan oleh siswa, bukan melihat posisi mereka terhadap siswa lain. Acuan ini biasanya digunakan pada tes yg didesain utk mengukur materi yg lbh sedikit, namun fokus.
21
PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Penilaian dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dgn nilai siswa yg lain yang termasuk dalam kelompok itu. ”Norma” adalah kapasitas atau prestasi kelompok. ”Kelompok” adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut. Nilai PAN tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pelajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjukkan kedudukan siswa dalam peringkat kelompoknya.
22
Pendidik yg menggunakan acuan kelompok sbg dasar penilaian, didasarkan atas asumsi psikologi yakni pandangan yg menyadari bahwa tdk smua orang itu memiliki kesamaan kemampuan, individu itu memiliki kemampuan yg beragam.
23
Acuan ini biasanya digunakan pada tes seleksi karena sesuai dgn tujuannya, yaitu utk membedakan kemampuan seseorang dlm kelompok tertentu. Acuan jg digunakan utk mengetahui hsl belajar seseorang pada materi yg cakupannya sangat luas.
24
PENDEKATAN PENILAIAN Berdasarkan nilai kelompok
PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) Berdasarkan nilai kelompok Berdasarkan kriteria yang terukur/terskala
25
TEKNIK EVALUASI Teknik Nontes Teknik Tes
26
1. Teknik Nontes Teknik nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, dan kepribadian siswa.
27
Teknik Nontes Skala bertingkat (rating scale) Kuesioner (questionair)
Daftar cocok (check list) Wawancara (interview) Pengamatan (observation) Riwayat hidup
28
Skala Bertingkat Skala menggambarkan suatu nilai yg berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Skala digunakan untuk menilai sesuatu yg bersifat kualitatif, sehingga dapat lebih objektif. Contoh: Skala Likert
29
Kuesioner Kuesioner sering dikenal dengan istilah angket.
Kuesioner: sebuah daftar pertanyaan yg harus diisi oleh orang yg akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya. Ditinjau dari segi siapa yg menjawab, kuesioner langsung dan tidak langsung.
30
Kuesioner langsung: jika item pertanyaan dalam kuesioner berisi tentang pertanyaan bagi responden pribadi. Kuesioner tdk langsung: jika item pertanyaan bukan tentang pribadi responden melainkan pihak lain yg terkait dgn responden.
31
Ditinjau dari segi cara menjawab, kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner terbuka: kuesioner yg memberikan kebebasan bagi responden untuk menjawab setiap item pertanyaan. Kuesioner tertutup: kuesioner yang item jawabannya sudah ditentukan, sehingga responden harus memilih diantaranya.
32
Check List Check list merupakan deretan pertanyaan (biasanya dalam bentuk singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda check (V) pada tempat yang sudah disediakan.
33
Wawancara Suatu metode untuk mendapatkan jawaban dari responden dgn tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
34
Interview ada dua macam, yaitu interview bebas dan terpimpin.
Interview bebas: responden mempunyai kebebasan menyatakan pendapatnya tanpa adanya patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi. Interview terpimpin: interview yg dilakukan oleh subjek evaluasi dgn mengajukan pertanyaan yg sudah disusun terlebih dahulu.
35
Observation Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti disertai dengan pencatatan secara sistematis.
36
Observation terdiri dari:
Observasi partisipan: dimana pengamat ikut dalam kegiatan yang diamati. Observasi sistematik: faktor yg diamati sudah tersusun sistematis dan diatur menurut kategori, pengamat berada diluar kelompok yg diamati. Observasi eksperimental: pengamat tidak masuk kelompok tapi dapat mengendalikan situasi sehingga sesuai dgn tujuan evaluasi.
37
Riwayat Hidup Gambaran seseorang tentang keadaan selama dalam masa kehidupan.
38
Pengertian Tes: alat/prosedur yg dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yg dapat berupa pertanyaan , perintah, dan petunjuk yg ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan respons sesuai dengan petunjuk tsb, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yg dikenai tes.
39
Testing: saat pd wkt tes itu dilaksanakan/saat pengambilan tes.
Testee: responden yg sdg mengerjakan tes. Tester: orang yg diserahi utk melaksanakan pengambilan tes thd para responden.
40
Tester Mempunyai Tugas
Mempersiapkan ruangan & perlengkapan yg diperlukan. Membagikan lembar tes & alat pendukung lainnya. Menerangkan cara mengerjakannya. Mengawasi responden. Memberikan tanda waktu. Mengumpulkan pekerjaan responden. Mengisi berita acara.
41
Syarat2 Tes Sebagai Alat Evaluasi
Validitas (valid)/tepat/Sahih Reliabilitas (reliabel)/tetap Praktis Ekonomis Daya pembedanya jelas Tingkat kesukarannya dapat diukur
42
Validitas = Ketepatan Suatu tes disebut valid: apabila tes tsb dpt mengukur apa yg seharusnya diukur. - Untuk mengukur minat: angket - Untuk mengukur partisipasi: kehadiran - Untuk mengukur kemampuan matematika siswa: tes buatan guru - Untuk mengukur lompatan siswa: lapangan
43
Validitas Tes Tes yg dapat mengukur dengan tepat apa yg hendak diukur.
Skor yg diperoleh dengan tes tersebut mencerminkan kemampuan yg sesungguhnya dari testee.
44
Reliabel = Ketetapan = Ajeg
Reliabel: diberikan berulang-ulang, baik secara paralel maupun kelompok, hasilnya relatif sama. Dengan kata lain memberikan hasil yg tetap apabila diteskan berkali-kali. Atau Jika siswa diberikan tes yg sama pada waktu yg berlainan maka setiap siswa berada dalam ukuran dan ranking yang sama.
45
Hasil Tes = Reliabel Nama Siswa Tes I Tes II Amin Badu Cahaya 6 5,5 8
7 6,5 9,5 Cicillia Sari Dewi Balqis 5 Farida Uswatun 7,5
46
Praktis = tidak rumit Mudah dilaksanakan. Mudah pemeriksaannya.
Dilengkapi dengan petunjuk yg jelas.
47
Ekonomis = Murah Biaya relatif terjangkau. Tenaga banyak. Waktu lama.
48
Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Dapat diukur dgn statistik yg sesuai. Mencantumkan hasil testee. Mengelompokkan tes menjadi 2 bagian. Mengukur skor maksimal masing2 bagian.
49
Teknik tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, bakat khusus (bakat bahasa, bakat teknik, dsb) dan bakat umum (intelegensi).
50
2. Teknik Tes Menurut sifat Menurut kegunaan Menurut isi dan tujuan
Menurut pembuatan Menurut bentuk soal
51
a. Menurut Sifat Tes Verbal Tes ya dilaksanakan dgn menggunakan bahasa atau kata-kata baik secara tulis maupun lisan. Tes Nonverbal Tes yg dilaksanakan dgn berupa tindakan atau tingkah laku (tes tindakan).
52
b. Menurut Kegunaan Tes Diagnostik
Tes yg digunakan untuk mengetahui kelemahan2 siswa, berdasarkan kelemahan tsb dapat diberikan perlakuan yg tepat.
53
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu (pokok bahasan tertentu). Tes formatif diberikan pada setiap akhir program.
54
Manfaat bagi siswa: Mengetahui apakah siswa sudah menguasai atau belum suatu program (pokok bahasan). Sebagai reinforcement. Usaha perbaikan. Diagnosis. Manfaat bagi guru: Mengetahui sejauh mana bahan yg diajarkan diterima siswa. Mengetahui bagian mana yg belum dimiliki.
55
Tes Sumatif Tes sumatif dilakukan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program (sekelompok pokok bahasan). Manfaat: Menentukan nilai. Untuk menentukan remidi dan belajar tuntas. Sebagai catatan kemajuan belajar siswa
56
c. Menurut Isi dan Tujuan
Achievement Test (Tes Hasil Belajar) Tes untuk mengetahui kemampuan anak dalam penguasaan hasil belajar dari materi yg telah diberikan oleh guru. Aptitude Test (Tes Psikologi) Tes untuk mengetahui kesanggupan seseorang (bakat). Diagnostic Test (Tes Diagnostic) Tes untuk mengetahui letak kelemahan belajar siswa dan hambatan belajar siswa.
57
d. Menurut Pembuatan Tes Buatan Guru (Teacher-Made Test)
Tes yg dibuat sendiri oleh guru. Tes yg disusun oleh seorang pendidik yg blm memiliki keahlian profesional dlm penyusunan tes/tes yg disusun oleh seorang guru tanpa bantuan tim ahli. Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yg dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri. Jarang menggunakan butir tes yg sudah diujicobakan, dianalisis, direvisi. Mempunyai reliabilitas yg rendah.
58
Tes buatan guru: Tes lisan (oral test). Tes tertulis (written test).
Tes praktik/perbuatan (performance test).
59
1. Tes lisan (oral test) Merupakan alat penilaian yg pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan2 berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran. Ditinjau dari jenis pertanyaan yg akan di ajukan, tes lisan dapat berbentuk: Pertanyaan tertutup Pertanyaan terbuka
60
Ditinjau dari jawaban yg diinginkan, tes lisan dapat berbentuk pertanyaan2 berupa:
Hafalan Pemahaman Analisis Aplikasi Sintesis Evaluasi
61
2. Tes tertulis (written test)
Alat penilaian yg harus dijawab oleh siswa. Tes yg soal & jwban yg diberikan oleh siswa brp bahasa tulisan.
62
3. Tes praktik/perbuatan (performance test).
Tes yg diberikan dalam bentuk tugas2. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan (praktik, pengalaman lapangan, praktik kerja lapangan, praktik olah raga, praktik laboratorium, & praktik kesenian).
63
Tes Perbuatan Tes perbuatan digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yg bersifat ketrampilan yg dilakukan terhadap proses melakukan gerakan atau menyelesaikan tugas yg harus dikerjakan
64
Untuk melaksanakan tes perbuatan perlu dipersiapakan dua jenis alat, yaitu:
Lembaran tugas (kerja) yg berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yg jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yg akan dilaksanakan. Lembaran pengamatan yg digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yg dicapai.
65
Tes Standar (Standardized Test)
Tes yg disusun oleh staf ahli. Tes yg disusun oleh satu tim ahli/disusun oleh lembaga yg khusus menyelenggarakan scr profesional. Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah2 di suatu negara/seluruh negara. Menggunakan butir tes yg sudah diujicobakan, dianalisis, direvisi sebelum menjadi sebuah tes. Mempunyai reliabilitas yg tinggi.
66
Istilah standar dlm tes dimaksudkan bhw semua siswa menjwb pertanyaan-pertanyaan yg sama dari sejumlah bsr pertanyaan dikerjakan dgn mengikuti petunjuk yg sama&dlm batasan wkt yg sama pula.
67
Perbandingan Tes Standar dan Tes Buatan Guru
No Aspek Tes Standar Buatan Guru 1. Dasar Tujuan Umum Tujuan Khusus 2. Cakupan Luas Terbatas 3. Penyusun Tim Lengkap Guru 4. Uji Coba Telah dilakukan Tidak dilakukan 5. Reliabilitas tinggi Sedang 6. Norma Nasional Kelompok Terbatas
68
e. Menurut Bentuk Soal Tes Subjektif (Essay Type Test)
Tes yg jawabannya membutuhkan uraian-uraian. Tes tulis yg memiliki kebebasan memilih & menentukan jwban, shg peserta didik menampilkan data jwban yg bervariasi yg berakibat tingkat kebenaran & tingkat kesalahan jg menjadi bervariasi.
69
Tes subjektif terdiri dari:
Tes subjektif terbatas (restricted response), apabila membutuhkan jawaban yg terbatas atau jawaban telah diarahkan oleh penyusun tes. Tes subjektif bebas (extended response), apabila membutuhkan jawaban yg luas atau panjang.
70
Tes subjektif terbatas (restricted response)
Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Batas itu meliputi konteks jawaban yg diinginkan, jumlah butir jawaban yg diharapkan: Butir soal tipe jawaban melengkapi. Butir soal tipe jawaban singkat.
71
Tes subjektif bebas (extended response)
Peserta tes memiliki kebebasan yg luas untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur.
72
Tes Essay (Uraian) Tes hasil belajar yg memiliki karakteristik:
Berbentuk perintah atau pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan. Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut testee memberikan penjelasan, komentar, penafsiran. Jumlah butir soal umumnya terbatas.
73
Tes Objektif (Objective Type Test)
Tes yg jawabannya sudah disediakan. Tes tulis yg itemnya dpt dijwb dgn memilih jwban yg sdh tersedia, shg peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bg yg menjwb benar maupun mereka yg menjawab salah.
74
Dapat berupa: Benar-salah (true false) Pilihan ganda (multiple choice) Menjodohkan (matching) Tes isian (completion/fill in)
75
Tes Isian (Completion/Fill In)
Completion test terdiri atas kalimat2 yg ada bagian-bagiannya yg dihilangkan. Ada 2 bentuk: Kalimat tunggal Kalimat berantai
76
Benar-Salah (True False)
Soalnya berupa pernyataan – pernyataan (statement). Statement tersebut ada yg benar dan ada yang salah.
77
Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Terdiri atas suatu keterangan tentang suatu pengertian yg belum lengkap. Dan untuk melengkapi harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yg telah disediakan. Bentuk multiple choice: Multiple choice biasa. Hubungan antar hal (pernyataan–sebab–pernyataan). Bentuk asosiasi.
78
Tes Pilihan Ganda Tes yg terdiri dari pertanyaan atau pernyataan (statement) yg belum sempurna (disebut juga stem) dan beberapa alternatif pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban (option) terdiri dari jawaban yg benar dan jawaban yg salah disebut dengan pengecoh (distractor) yg memungkinkan orang tertarik memilihnya jika tidak betul-betul menguasai materi.
79
Menjodohkan (Matching)
Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing2 pertanyaan mempunyai jawabnya yg tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya
80
Tes Menjodohkan (Matching)
Pada tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yg keduanya dikumpulkan pada dua kolom yg berbeda. Kolom sebelah kiri kumpulan soal dan kolom sebelah kanan kumpulan jawaban yg lebih banyak dari soal.
81
TERIMA KASIH
82
EVALUASI PEMBELAJARAN
By: Durinda Puspasari
83
Menurut Pembuatan Tes Buatan Guru/Tes Nonstandar (Teacher-Made Test)
Tes Standar (Standardized Test)
84
Kegunaan tes non standar/tes buatan guru:
1. Menentukan seberapa baik siswa tlh menguasai bhn pel yg diberikan dlm wkt tertentu. 2. Menentukan apakah suatu tujuan tlh tercapai. 3. Memperoleh suatu nilai.
85
Kegunaan tes standar: 1. Membandingkan prestasi beljr dgn pembawaan individual/kelompok. 2. Membandingkan tingkat prestasi siswa dlm keterampilan di berbagai bidang studi utk individu/kelompok. 3. Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah/kls. 4. Mempelajari perkembangan siswa dlm suatu periode/wkt tertentu.
86
Tes buatan guru: Tes lisan (oral test).
Tes praktik/perbuatan (performance test).
87
Kelebihan tes lisan: 1. Dpt digunakan utk menilai kepribadian&kemampuan penguasaan pengetahuan peserta didik, krn dilakukan scr face to face. 2. Jika peserta didik blm jls dgn pertanyaan yg diajukan, pendidik dpt mengubah pertanyaan shg dimengerti. 3. Dari sikap & cara menjwb pertanyaan, pendidik dpt mengetahui apa yg tersirat di samping apa yg tersurat dlm jwban.
88
Pendidik dpt menggali lbh lanjut jwban peserta didik sampai mendetail shg mengetahui bagian mana yg paling dikuasai oleh peserta didik. Tepat utk mengukur kecakapan tertentu, seperti kemampuan membaca,/hafal kalimat tertentu. Pendidik dpt mengetahui scr langsung hsl tes seketika.
89
Kelemahan tes lisan: 1. Apabila hub antara pendidik dgn peserta didik krg baik (misalnya: tegang,/menakutkan), maka akan mempengaruhi obyektivitas hsl. 2. Keadaan emosional peserta didik sgt dipengaruhi oleh kehadiran pribadi pendidik yg di hadapannya. 3. Pertanyaan yg diajukan kpd peserta didik sering tdk sama jumlahnya maupun tingkat kesukarannya.
90
4. Membutuhkan wkt yg lama utk melaksanakannya.
Kebebasan peserta didik menjwb pertanyaan menjadi berkurang, sebab seringkali pendidik memotong jwban sblm pemikirannya dituangkan seluruhnya. Seringkali pendidik terlalu cpt menyimpulkan sblm ia selesai menjwb. Pendidik dlm memberikan penilaian sering terpengaruh oleh kepribadian peserta didik, misalnya: siswa paling nakal,/siswa paling pintar.
91
Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm tes lisan:
1. Pertanyaan byk&diklasifikasikan menurut urutan pokok bahasan, tingkat kesukaran soal. 2. Setiap peserta diberi wkt yg sama, jumlah soal yg sama,&tingkat kesukaran sama. 3. Menyiapkan lembar penilaian yg mencakup aspek yg ditanyakan&tingkat kesukaran soal.
92
Menyiapkan pedoman skoring&pengkodean jwban, shg pendidik dpt melakukan pencatatan scr singkat, rahasia,&tepat pd setiap jwban yg muncul. Penentuan nilai akhir dilakukan stlh ujian selesai diusahakan utk diperbandingkan dgn peserta yg lain.
93
6. Sebaiknya dlm melakukan tes lisan pendidik berfungsi sbg penggali informasi, bukan hakim yg mengadili,&bukan pula guru yg sdg mengajar di kls, shg tdk slh menempatkan diri.
94
Kelebihan tes tindakan:
1. Tepat utk mengukur aspek psikomotorik. 2. Tepat utk mengetahui sikap yg merefleksi dlm tingkah laku sehari-hari. 3. Pendidik scr langsung dpt mengamati dgn jls jwban-jwban shg lbh mdh dlm memberikan penilaian.
95
Kelemahan tes tindakan:
1. Apabila perintah tdk jls, maka tindakan yg muncul tdk sesuai dgn apa yg dihrpkan. 2. Seringkali pendidik terpegaruh oleh gerakan yg tdk maenjadi indikator utama dlm penilaian. 3. Membutuhkan wkt yg lama, terutama kalau pengamatannya dilakukan per individu. 4. Seringkali terjadi gangguan dlm pengamatan menyebabkan penilaian tdk obyektif.
96
Menurut Bentuk Soal Tes Subjektif/Tes Uraian (Essay Type Test)
Tes Objektif (Objective Type Test)
97
Kelebihan tes subyektif/tes uraian:
1. Peserta didik dpt mengorganisasikan jawaban dgn pikiran sendiri. 2. Dpt menghindarkan sifat terkaan dlm menjwb soal. 3. Melatih peserta didik utk memilih fakta yg relevan dgn persoalan, serta mengorganisasikannya shg dpt diungkapkan menjadi satu hsl pemikiran terintegrasi scr utuh.
98
4. Jwban yg diberikan diungkapkan dlm kata-kata&kalimat yg disusun sendiri, shg melatih utk dpt menyusun kalimat dgn bhs yg baik, benar,&cepat. 5. Tepat utk mengukur kemampuan analitik, sintetik,&evaluatif. 6. Mudah disiapkan&disusun.
99
Kelemahan tes subyektif/tes uraian:
1. Bhn yg diujikan relatif sedikit, shg agak sulit utk mengukur penguasaan siswa thd keseluruhan kurikulum. 2. Apabila digunakan terus-menerus dpt berakibat peserta didik bljr dgn cara untung-untungan. Shg ia hanya mempelajari soal-soal yg sering dikeluarkan, materi yg jarang keluar tdk pernah dibaca.
100
3. Penilaian yg dilakukan thd hsl jwban tes ini cenderung subyektif, krn: a. Variasi jwban terlalu byk&tingkat kebenarannya menjadi bertingkat- tingkat shg dlm menetapkan kriteria bnr&slh menjadi agak kabur. b. Pemberian skor jwban kadang-kadang tdk ajeg (reliable), sebab ada faktor- faktor lain yg mempengaruhi seperti: tulisan peserta didik, kelelahan penilai, situasi pd saat penilaian berlangsung.
101
4. Membutuhkan byk wkt utk memeriksa hslnya. 5
4. Membutuhkan byk wkt utk memeriksa hslnya. 5. Sulit mendapatkan soal yg memiliki validitas & reliabilitas tinggi.
102
Penggunaan tes subyektif/tes uraian, apabila:
1. Jumlah peserta ujian relatif sedikit. 2. Wkt penyusunan soal terbatas. 3. Biaya&tenaga utk menggandakan soal tdk memadai. 4. Wkt utk melakukan pemeriksaan hsl ckp panjang.
103
5. Tujuan tes utk mengukur kemampuan berpikir analitik, sintetik,&evaluatif. 6. Pendidik ingin mengukur kemampuan&kekayaan bacaan peserta didik. 7. Pendidik ingin melihat kemampuan fantasi&imajinasi peserta didik.
104
Petunjuk penyusunan tes subyektif/tes uraian, hendaknya:
1. Soal-soal tes dpt meliputi ide-ide pokok dari bhn yg diteskan. 2. Soal tdk mengambil kalimat-kalimat yg disalin langsung dari buku/catatan. 3. Pd wkt menyusun, soal-soal itu sdh dilengkapi dgn kunci jwban serta pedoman penilaiannya.
105
4. Diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara “Jelaskan”, “Mengapa”, “Bagaimana”, “Seberapa Jauh”, agar dpt diketahui lbh jauh penguasaan siswa thd bhn. 5. Rumusan soal dibuat sedemikian rupa shg mdh dipahami oleh siswa.
106
Hal-hal yg perlu dihindari pd wkt pemeriksaan hsl tes subyektif/tes uraian:
1. Menyusun pola jwban yg diambil dari sampel jwban peserta didik. 2. Pemeriksaan jwban tdk dilakukan dgn jln membaca tiap halaman satu peserta didik sampai selesai, melainkan diperiksa berdsrkan nomor.
107
3. Setiap lembar jwban dikoreksi lbh dari satu kali&urutan dlm penilaiannya diubah-ubah yg tadinya urutan atas dijadikannya urutan bwh, kemudian hslnya digabungkan.
108
4. Nilai peserta didik tdk langsung dijumlahkan scr global tetapi dirinci dari tiap-tiap aspek penilaian, misalnya: a. Konsistensi pemikiran. b. Kemampuan membahasakan gagasan. c. Isi/bobot materi. d. Kepustakaan yg dijadikan referensi.
109
Kelebihan tes obyektif:
1. Mengandung lbh byk segi-segi yg positif, misalnya representatif mewakili isi&luas bhn, lbh obyektif, dpt dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif, baik dari segi siswa maupun segi guru yg memeriksa. 2. Lbh mudah&cpt cara memeriksanya krn dpt menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hsl kemajuan teknologi.
110
3. Pemeriksaannya dpt diserahkan orang lain. 4
3. Pemeriksaannya dpt diserahkan orang lain. 4. Dlm pemeriksaan, tdk ada unsur subyektif yg mempengaruhi.
111
Kelemahan tes obyektif:
1. Persiapan utk menyusunnya jauh lbh sulit daripada tes esai krn soalnya byk&hrs teliti utk menghindari kelemahan-kelemahan yg lain. 2. Soal-soalnya cenderung utk mengungkapkan ingatan&daya pengenalan kembali saja,&sukar utk mengukur proses mental yg tinggi.
112
3. Byk kesempatan utk main untung-untungan. 4
3. Byk kesempatan utk main untung-untungan. 4. Kerjasama antarsiswa pd wkt mengerjakan soal tes lbh terbuka.
113
Kelebihan tes benar-salah (true-false test):
1. Dpt mencakup bhn yg luas&tdk byk memakan tempat krn biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat. 2. Mdh menyusunnya. 3. Dpt digunakan berkali-kali. 4. Dpt dilihat scr cpt&obyektif. 5. Petunjuk cara mengerjakannya mdh dimengerti.
114
Kelemahan tes benar-salah (true-false test):
1. Sering membingungkan. 2. Mdh ditebak/diduga. 3. Byk mslh yg tdk dpt dinyatakan hanya dgn dua kemungkinan benar/salah. 4. Hanya dpt mengungkap daya ingatan & pengenalan kembali.
115
Petunjuk penyusunan tes benar-salah (true-false test):
1. Hati-hatilah dlm memilih kalimat yg dpt memberi petunjuk kpd peserta didik utk menebak jwban hanya scr spekulasi. 2. Hindarkan penggunaan kalimat negatif lbh dari dua kali, sebab hal ini akan membingungkan peserta didik. 3. Hindarkan penggunaan kalimat yg diambil scr persis seperti dlm buku teks.
116
4. Hindarkan penggunaan kalimat yg sekedar bertujuan utk menjebak peserta didik. 5. Hindarkan penggunaan kalimat yg memiliki arti ganda. 6. Gunakanlah kalimat yg singkat, tatapi padat isi. 7. Hindarkan penggunaan kalimat/ilustrasi yg tdk dikenal oleh peserta didik.
117
8. Hindarkan penggunaan kalimat yg panjang dgn struktur bhs yg rumit, sebab hal ini akan menimbulkan kecenderungan kpd peserta didik utk menganggap bnr. 9. Usahakan jumlah jwban yg bnr sama dgn jumlah jwban yg slh. 10. Hendaknya dpt dihindarkan pernyataan yg sebagian bnr&sebagian lagi slh.
118
11. Sedapat mungkin jgn menggunakan bhs kualitatif/kuantitatif yg dpt diketahui dgn pasti maksudnya. 12. Penyusunan statement bnr&slh dilakukan scr acak,&jgn disusun scr sistematik. 13. Utk meningkatkan validitas&reliabilitas tes bentuk ini dibutuhkan jumlah item yg byk. 14. Bnr/slh yg disusun dlm statement ini hendaknya didsrkan atas isi, bukan atas bentuknya saja.
119
Petunjuk penyusunan tes pilihan ganda (multiple choice test):
1. Hendaknya antara pernyataan dlm soal dgn alternatif jwban terdpt kesesuaian. 2. Kalimat pd tiap-tiap butir soal hendaknya dpt disusun dgn singkat&jls. 3. Sebaiknya tdk menggunakan bentuk kalimat negatif,&jika terpaksa digunakan hrp diberi tanda khusus, misalnya dgn garis bwh/cetak miring.
120
Pernyataan pd setiap butir hendaknya tdk saling tergantung antara item yg satu dgn lainnya, melainkan masing-masing berdiri sendiri. Gunakan perintah “manakah alternatif jwban yg paling baik”/“pilihlah jwban yg lbh baik dari yg lain” apabila terdapat lbh satu jwban yg bnr. Jgn sekali-kali membuang kata depan dari suatu pernyataan, shg menyulitkan pemahaman thd isi soal.
121
Soal hendaknya disusun menggunakan bhs yg mdh dipahami.
Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu mslh, meskipun mslh itu agak kompleks. Jika perlu urutan jwban bnr dlm pertanyaan dpt disusun berdsrkan atas pola susunan alfabet,/thn&tgl kelahiran,/tgl&thn pelaksanaan ujian. Kunci jwban hrs memiliki kesesuaian dgn pernyataan yg disusun.
122
11. Alternatif jwban hendaknya disusun dlm kalimat yg panjang pendeknya relatif sama, shg tdk menimbulkan dugaan bhw kalimat yg panjang adalah jwban yg bnr. 12. Alternatif jwban yg ditawarkan hendaknya bersifat homogen, terutama dlm isi&bentuknya, maupun struktur kalimatnya. 13. Hindarkan pengulangan kalimat antara yg terdpt dlm pernyataan dgn yg ada pd alternatif jwban.
123
14. Jgn menggunakan alternatif jwban yg tumpang-tindih, maupun menggunakan kata-kata sinonim: in one option than in another. 15. Jgn menggunakan kata-kata yg menunjukkan kepastian, seperti: selalu, kadang-kadang, tdk pernah. 16. Dlm menyusun pernyataan-pernyataan hendaknya dihindari penyusunan yg persis sesuai dgn buku teks.
124
17. Hendaknya dpt dihindari penggunaan perintah yg berakhir dgn kalimat, jika semuanya bnr/jika semuanya slh. 18. Jika alternatif jwban itu, brp angka, maka susunlah berdsrkan urutan terbesar kpd yg terkecil,/sebaliknya.
125
Petunjuk penyusunan tes bentuk menjodohkan (matching test):
1. Kelompokkan hanya statement- statement soal yg homogen&jwban- jwban yg homogen. 2. Jumlah statement yg dijadikan jwban hendaknya lbh byk bila dibandingkan dgn statement yg dijadikan soal (perbandingannya berkisar 10:15).
126
3. Statement yg menjadi jwban hendaknya disusun dlm kalimat yg lbh pendek&ringkas. 4. Statement yg menjadi soal, diletakkan di sebelah kiri dgn diberi nomor arab, sedangkan jwban diletakkan di sebelah kanan dgn menggunakan abjad. 5. Dlm membuat petunjuk, jlskan dsr yg digunakan utk menjodohkan.
127
6. Jgn membuat penjodohan sempurna satu lawan satu. 7
6. Jgn membuat penjodohan sempurna satu lawan satu. 7. Krn kecilnya faktor terkaan dlm menjwb tes bentuk ini, nilai dihitung dari jumlah menjwb yg bnr.
128
Petunjuk penyusunan tes isian (completion test):
a. Hindarkan pernyataan yg tdk jelas. b. Jgn menghilangkan kata-kata kunci terlalu byk. c. Hilangkan kata-kata yg mengandung arti penting,&jgn kata-kata yg tdk penting yg dihilangkan. d. Hindarkan munculnya indikator jwban yg dpt dibaca dari pernyataan yg ada dlm teks soal.
129
e. Usahakan agar jwban yg diberikan ckp terdiri dari satu kalimat pendek.
Jgn membuang kata terdepan dari suatu kalimat, krn hal ini akan menyebabkan sukar utk dipahami&terkesan tdk wajar. Besar kolom yg dikosongkan utk diisi hendaknya sama bsr. Utk mempermudah skoringnya, hendaknya disediakan kolom jwban&diletakkan di sebelah kanan setiap butir soal.
130
i. Sediakan kunci tentang semua kemungkinan jwban yg dpt dipandang bnr
i. Sediakan kunci tentang semua kemungkinan jwban yg dpt dipandang bnr. j. Meskipun dlm satu kalimat terdpt lbh dari satu isian, hendaknya skoringnya dihitung berdsrkan jumlah isiannya.
131
TEKNIK/CARA/METODE PENILAIAN
Unjuk Kerja/Kinerja (Performance) Penugasan/Proyek (Proyek/Project) Hasil kerja/Produk (Produk/Product) Portofolio (Portofolio) Sikap Penilaian Diri Sendiri (Self Assessment)
132
Unjuk Kerja/Kinerja (Performance): penilaian yg dilakukan dgn pengamatan terhadap aktivitas siswa sebagaimana terjadi (unjuk kerja, tingkah laku, interaksi). Cocok untuk: Penyajian lisan: keterampilan berbicara, berpidato, baca puisis, berdiskusi. Pemecahan masalah dalam kelompok Partisipasi dalam diskusi Menari Memainkan alat musik Olah Raga Menggunakan peralatan laboratorium Mengoperasikan suatu alat Bermain peran
133
Perencanaan Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data
Penugasan (Proyek/Project): penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan yang harus selesai dalam waktu tertentu. Tugas: suatu investigasi dgn tahapan: Perencanaan Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data
134
Penugasan (Proyek/Project):
Bermanfaat menilai: Keterampilan menyelidiki secara umum Pemahaman & Pengetahuan dalam bidang tertentu Kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan Kemampuan menginformasikan subyek secara jelas
135
Contoh Tugas Penilaian Proyek
Lakukan penelitian sederhana di lingkungan sekitar mengenai pengaruh iklan di media cetak maupun di media elektronik terhadap gaya hidup anak SMP (cara berpakaian, pilihan makanan dan minuman, perilaku)
136
Contoh Penugasan (Proyek/Project):
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Jenjang : SMP Kelas / Semester : VII Contoh Kompetensi Dasar: menganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi (konsumerisme, gaya hidup).
137
Indikator: - Mengidentifikasi bukti-bukti globalisasi di lingkungan masyarakat (mis: dalam hal periklanan, pariwisata, migrasi, telekomunikasi) - Membuat daftar perubahan perilaku masyarakat setempat sebagai dampak globalisasi (mis: dalam hal makanan, perilaku, gaya hidup, pakaian, nilai-nilai, komunikasi, perjalanan, dan tradisi) - Membandingkan pandangan orang tua dan anak mengenai perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh globalisasi
138
CONTOH FORMAT PENYEKORAN TUGAS PROYEK
ASPEK KRITERIA DAN SKOR 3 2 1 PERSIAPAN Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan dengan lengkap. Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan kurang lengkap. Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan tidak lengkap PENGUMPULAN DATA Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua dan data tercatat dengan rapi dan lengkap. Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua, tetapi data tidak tercatat dengan rapi dan lengkap. Jika pertanyaan tidak terlaksana semua dan data tidak tercatat dengan rapi. PENGOLAHAN Jika pembahasan data sesuai tujuan penelitian Jika pembahasan data kurang menggambarkan tujuan penelitian Jika sekedar melaporkan hasil penelitian tanpa membahas data PELAPORAN TERTULIS Jika sistimatika penulisan benar, memuat saran, bahasa komunikatif. Jika sistimatika penulisan benar, memuat saran, namun bahasa kurang komunikatif Jika penulisan kurang sistimatis, bahasa kurang komunikatif, kurang memuat saran
139
Hasil akhir spt: Proses spt:
Hasil Kerja/Produk (Produk/Product): penilaian terhadap kemampuan membuat produk teknologi dan seni. Penilaian Hasil Akhir dan Proses: Hasil akhir spt: - makanan - pakaian - hasil karya seni: gambar, lukisan, pahatan - barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam Proses spt: - menggunakan teknik menggambar - menggunakan peralatan dengan aman - membakar kue dengan baik
140
PENILAIAN PRODUK PERSIAPAN: rencanakan, gali, kembangkan gagasan
- desain produk PEMBUATAN: kmp seleksi dan gunakan: bahan, alat, teknik (APPRAISAL): buat produk sesuai kegunaan (fungsi) & keindahan
141
Contoh1: TUGAS PENILAIAN PRODUK
Tugas: Buatlah rancangan model benda yang menggunakan roda Ketentuan: - Gambar rancangan model - Bahan untuk model tertulis dlm rancangan - Tentukan spesifikasi bahan untuk model
142
Contoh2: TUGAS PENILAIAN PRODUK
Tugas: Rancang dan buatlah mainan yang menggunakan roda. Ketentuan sebagai berikut (spesifikasidiberikan): jenis kayu : ……….. ukuran : ………..dst.
143
Penskoran tugas penilaian produk contoh 1:
No Kriteria skor b c k 1. Ada gambar rancangan model 2. Bahan tertulis dalam model 3. Spesifikasi bahan tertulis 4. Unsur estetika Kriteria penskoran : B = gambar proporsional, bahan tertulis lengkap, spesifikasi bahan jelas C = gambar kurang proporsional, bahan tertulis kurang lengkap, spesifikasi bahan kurang jelas K = gambar tidak proporsional, bahan tertulis tidak lengkap, spesifikasi bahan tidak jelas
144
Portofolio (Portofolio): penilaian melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang sistematis.
Pengumpulan data melalui karya siswa Pengumpulan dan penilaian yang terus menerus Refleksi perkembangan berbagai kompetensi Memperlihatkan tingkat perkembangan kemajuan belajar siswa Bagian Integral dari Proses Pembelajaran Untuk satu periode Tujuan Diagnostik
145
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Siswa merasa memiliki portofolio sendiri Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan Kumpulkan dan simpan hasil kerja siswa dalam 1 map atau folder Beri tanggal pembuatan Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja siswa Minta Siswa untuk menilai hasil kerja mereka secara berkesinambungan Bagi yang kurang, beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka waktunya Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan ortu
146
Karya-karya yang dapat dikumpulkan melalui penilaian portofolio
Puisi Karangan Gambar / Lukisan Desain Paper Sinopsis Naskah pidato / khotbah Naskah Drama Rumus Doa Surat Komposisi Musik Teks Lagu Resep Makanan Laporan Observasi/ Penyelidikan/ Eksperimen Dsb.
147
Contoh Portofolio. Mata Pelajaran. : Bahasa Indonesia. Alokasi Waktu
Contoh Portofolio Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 1 Semester Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1 No SK / KD Periode Kriteria Keterangan Tata bahasa Kosakata Kelengkapan gagasan Sistematika penulisan 1. Menulis karangan deskriptif 30/7 10/8 dst. 2. Membuat resensi buku 1/9 30/9 10/10 Dst.
148
Cara: Observasi perilaku: kerja sama, inisiatif, perhatian.
Penilaian sikap: penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap obyek sikap. Cara: Observasi perilaku: kerja sama, inisiatif, perhatian. Pertanyaan langsung: tanggapan thd tatib baru. Laporan pribadi: menulis pandangan ttg “kerusuhan antaretnis”.
149
Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :
No. Nama Perilaku Nilai Keterangan Bekerja sama Berinisiatif Penuh Perhatian Bekerja sistematis 1. Ruri 2. Tono 3. ....
150
Penilaian Diri (Self Assessment)
Menilai diri sendiri berkaitan dengan status, proses, tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Pelaksanaan penilaian diri didasarkan pada kriteria yg telah ditetapkan. Penilaian diri dampak memberi dampak positif thdp perkembangan kepribadian Pd, yaitu: menumbuhkan percaya diri, mengetahui kekurangan dan kelebihan diri sendiri, serta melatih kejujuran.
151
PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK
CONTOH PENILAIAN DIRI PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK Nama : Nama-nama anggota kelompok : Kegiatan kelompok : Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5, tulislah huruf A,B,C atau D di depan tiap pernyataan: A : selalu C : kadang-kadang B : sering D : tidak pernah Selama diskusi saya mengusulkan ide kpd klp utk didiskusikan Ketika kami berdiskusi, tiap org diberi kesempatan mengusulkan sesuatu Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya Selama kerja kelompok, saya…. mendengarkan orang lain mengajukan pertanyaan mengorganisasi ide-ide saya mengorganisasi kelompok mengacaukan kegiatan melamun 6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan berlangsung? SUMBER: Forster & Masters.1996.
152
ALUR PELAKSANAAN PENILAIAN
MENETAPKAN INDIKATOR MEMETAKAN SK, KD, INDIKATOR DAN KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MENETAPKAN TEKNIK PENILAIAN MEMBUAT ALAT PENILAIAN & PENYEKORAN
153
CONTOH FORMAT PEMETAAN
ASPEK PENILAIAN SK KD INDIKATOR KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR TEKNIK PENILAIAN PROY PROD TES UN KERJA DLL MENDENGARKAN BERBICARA MEMBACA MENULIS
154
CONTOH REKAP NILAI MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER :
NO NAMA MENDENGARKAN BERBICARA MEMBACA MENULIS KD1 KD2 RR TS AS 1 Rin 2 Tin Catatan: KD= Kompetensi Dasar; RR= Nilai Rata-rata KD; TS= Nilai Tengah Semester; AS= Nilai Akhir Semester
155
MANFAAT HASIL PENILAIAN
REMEDIAL PENGAYAAN PERBAIKAN PROGRAM & KEGIATAN
156
KAPAN? REMEDIAL DILAKUKAN BILA NILAI INDIKATOR KURANG DARI NILAI KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR PENGAYAAN DILAKUKAN BILA TUNTAS LEBIH CEPAT PERBAIKAN PROGRAM & KEGIATAN BILA TIDAK EFEKTIF
157
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.