Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perlu Penurunan Kadar Pirit

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perlu Penurunan Kadar Pirit"— Transcript presentasi:

1 Perlu Penurunan Kadar Pirit
Lahan Pasang Surut Kadar Pirit Tinggi Perlu Penurunan Kadar Pirit Teknologi Budidaya Jenuh Air Serapan Hara, Pertumbuhan, dan Poduksi Kedelai Serapan Hara, Pertumbuhan, dan Produksi Padi Analisis Serapan Hara dan Pertumbuhan Kedelai pada Berbagai Varietas pada BJA dan BK pada MT I dan II Pertumbuhan dan Produksi Kedelai pada Berbagai Varietas pada BJA dan BK pada MT I dan II Analisis Serapan Hara dan Pertumbuhan Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada MTI dan II Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada MT I dan II Varietas, dan Kedalaman Muka Air yang Tepat untuk Padi dan Kedelai Pada BJA di MT I dan II di Lahan Pasang Surut Varietas, Pengapuran, Pupuk K dan Pemanfaatan Abu, Waktu Transplanting, Tanam Sisip terhadap Produksi Padi dan Kedelai pada BJA Teknologi BJA untuk Padi dan Kedelai di Lahan Pasang Surut Desiminasi Teknologi Melalui Pengujian Teknologi BJA pada Berbagai Indeks Pertanaman di Beberapa Petani Peningkatan Produktivitas dan Indeks Pertanaman Lahan Sawah Pasang Surut Produktivitas dan Indeks Pertanaman Rendah

2 TOPIK PENELITIAN TAHUN I
Analisis Serapan Hara dan Pertumbuhan Kedelai pada Berbagai Varietas pada BJA dan BK pada Musim Tanam I dan II, Pertumbuhan dan Produksi Kedelai pada Berbagai Varietas pada BJA dan BK pada Musim Tanam I dan II, Analisis Serapan Hara dan Pertumbuhan Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada Musim Tanam I dan II , dan Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada Musim Tanam I dan II

3 METODOLOGI 1.Analisis Serapan Hara dan Pertumbuhan Kedelai pada Berbagai Varietas pada Budidaya Jenuh Air (BJA) dan Budidaya Kering (BK) pada Musim Tanam I dan II Tempat dan Waktu :di Rumah Pastik di lahan pasang surut di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyu Asin, Propinsi Sumatera Selatan yang dimulai bulan April -Juli 2010 pada MT I dan Agustus- November 2010 pada MT II. Rancangan : RAL. Ulangan : 3 Perlakuan : Faktor I sistem budidaya : BJA (B1), dan BK (B2). Faktor II varetas : Tanggamus (V1), Slamet (V2), Wilis (V3), dan Anjasmoro (V4).Dengan demikian ada 24 petak, dan setiap petak sebanyak 3 ember, sehingga total ada 72 ember

4 Perlakuan BJA dan BK BJA dibuat dengan cara memberikan air pasang surut setiap hari pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah dengan membuat lubang di samping ember plastik dan air diisi setiap hari melalui pralon sampai menetes dari lubang tersebut. Kondisi jenuh air dibuat sejak tanam sampai panen. Ember pada BJA di bawahnya tidak dilubangi. Sedangkan pada BK ember dilubangi . Ember berkuran 20 kg. Kedelai akan ditanam sebanyak 3 benih/lubang dan setelah tumbuh pada umur satu minggu dijarangkan 2 tanaman/lubang. Pupuk dasar : 2000 kg kapur/ha, 2500 kg pupuk kandang/ha, 400 kg SP 18/ha, dan 100 g KCl/ha, serta 5 g inokulant Rhizobium sp/kg benih.

5 Jumlah Air Per Hari Pada BJA dan BK pada MTI
Sistem Budidaya 0-30 hari 31-60 hari 61-90 hari BJA Jenuh BK 6.6 mm 5 mm 3.3 mm


Download ppt "Perlu Penurunan Kadar Pirit"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google