Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDevi Hadiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KONSEP DASAR EKG
2
ANATOMI JANTUNG
3
PEMBULUH DARAH KORONER
RCA LM LAD LCx
4
SISTEM KONDUKSI
5
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
6
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
Sistem Konduksi Dalam miokardium terdapat beberapa sel( sel pace maker )yang mampu secara otomatis membuat depolarisasi dan repolarisasi SA Node ( sinoatrial node ) Terletak pada pertemuan antara vena cava superior dengan atrium kanan. Secara teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60 – 100 x/menit
7
Dari SA Node terdapat 3 internodal bundle
(internodal tract ) : Anterior internodal Middle internodal Posterior internodal
8
2.AV Node Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan . Sel pada nodal ini mampu mengeluarkan Impuls sekitar 40 – 60 X/menit. 3. Berkas HIS ( HIS Bundle ) Right bundle branch ( RBB ) Left bundle branch ( LBB )
9
Merupakan kelanjutan dari AV Node yang
menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel. Akhir dari serabut ini adalah Serabut purkinje. 4. Serabut Purkinje. Mengeluarkan impuls yang paling sedikit dari sistem konduksi yaitu sekitar 20 – 40 x/menit.
10
AKSI POTENSIAL Proses terjadinya depolarisasi dan
repolarisasi di dalam sel miokard. Sel miokard dapat berdepolarisasi atas rangsangan : Mekanik Elektrik Kimiawi Thermal
11
FASE AKSI POTENSIAL Fase 0 Dinamakan fase depolarisasi yang
menggambarkan arus masuk Natrium ekstra seluler ke dalam intra seluler yang berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan muatan dalam sel menjadi positif dan diluar menjadi negatif.
12
Fase 1 Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam sel menjadi 0 mV. Terjadi akibat penutupan saluran Natrium.
13
Fase 2 Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih lambat dan menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai masa istirahat ( refrakter ) absolut miokardium.
14
Fase 3 Fase ini merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi muatan positif di dalam sel.
15
Fase 4 Disebut sebagai fase istirahat , dimana sel miokard kembali bermuatan positif di luar sel dan negatif di dalam sel hal ini disebut POLARISASI.
19
ELEKTROKARDIOGRAFI PENGERTIAN
Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik jantung. FUNGSI EKG EKG mempunyai fungsi diagnostik diantaranya : Aritmia jantung Hipertrofi atrium dan ventrikel Iskemik dan infark miokard Efek obat-obatan seperti ( digitalis, anti aritmia dll ) Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium Penilaian fungsi pacu jantung
20
MESIN EKG Mesin EKG dibagi menjadi 3 jenis , menurut banyaknya saluran ( Channel ) pencatat yaitu: single, trifle atau multiple channel.
21
KERTAS EKG Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1mm ( kotak kecil ). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm disebut ( kotak besar ). Garis horizontal Menunjukan waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk, sedangkan 5mm = 0,20 dtk. Garis vertical Menggambarkan voltage, dimana 1mm = 0,1 mv , sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv. 0,04 dt 0, 20 dt 0,1 mv 0,5 mv ISMAIL PRODUCTION
22
SANDAPAN EKG Terdapat 2 jenis sandapan ( lead ) pada EKG.
Sandapan Bipolar Yaitu merekam perbedaan potensial dari dua elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi ( I, II dan III ) Sandapan Unipolar Sandapan Unipolar Ektremitas Merekam besar potensial listrik pada satu ektremitas, elektroda ekplorasi diletakan pada ektremitas yg mau diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ektremitas yg lain membentuk elektroda indiferen ( potensial 0 ) ( aVR, aVL, aVF ) SandapanUnipolar Prekordial Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yg ditempatkan di beberapa dingding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ektremitas. ( V1 s/d V9 dan V3R, V4R )
23
Sandapan Bipolar Ektremitas
I II III
24
Sandapan Unipolar Ektremitas
25
Segi Tiga Einthoven I aVR aVL III II aVF ISMAIL PRODUCTION
27
Sandapan Unipolar Prekordial
28
KURVA EKG Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pd atrium dan ventrikel EKG normal terdiri dari gel P,O,R,S dan T serta kadang terlihat gel U. Selain itu ada juga beberapa interval dan segmen EKG.
29
GELOMBANG P Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi atrium Normal Tinggi : < 0,3 mvolt Lebar : < 0,12 detik Selalu positif di L II Selalu negatif di aVR Kepentingan Mengetahui kelainan di Atrium “Gelombang P Mitral” “ Gelombang P Pulmonal “
30
GELOMBANG QRS Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel Normal : Lebar : 0,06 - 0,12 detik Tinggi : Tergantung lead Normal gelombang Q Lebar : < 0,04 detik Dalam : < 1/3 tinggi R Gel R defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gel R umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6. Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada Gel S defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang. Kepentingan : Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel Mengetahui adanya Bundle branch block Mengetahui adanya infark
31
Terminologi morfologi QRS
Q/QS rSr’ rSR’
32
Perbandingan Gel R dan Gel S di lead Prekordial
V V V V V V6 KETERANGAN R / S di V1 = < R / S di V6 = > 1 ISMAIL PRODUCTION
33
Gelombang T Gambaran yang ditimbulkan oleh repolarisasi ventrikel Nilai normal : * 1 MV di lead dada * 0,5 MV di lead ekstrimitas * Minimal ada 0,1 MV Kepentingan : * Mengetahui adanya iskemia/infark * Kelainan elektrolit
34
Interval PR Diukur dari permulaan P s/d permulaan QRS Normal : 0,12 - 0,20 detik Kepentingan : Kelainan sistem konduksi
35
Segmen ST Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T Normal : Isoelektris
Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut Depresi Pada iskemia
36
CARA MEMBACA EKG TENTUKAN IRAMA JANTUNG TENTUKAN FREKUENSI ( HR )
TENTUKAN AXIS TENTUKAN ADAKAH TANDA ISKEMIA/ INFARK TENTUKAN ADAKAH TANDA HIPERTROFI TENTUKAN ADAKAH GANGGUAN ELEKTROLIT
37
LANJUTAN Catatan : Frekuensi jantung yang normal : 60 – 100 x/menit
Lebih dari 100 x/menit : Sinus takikardi Kurang dari 60 x/menit : Sinus bradikardi 140 – 250 x/menit : Takikardi abnormal 250 – 350 x/menit : Flutter Lebih dari 350 x/menit : Fibrilasi
38
MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jatung urutan yg ditentukan adalah sbb : Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak. Tentukan berapa frekuensi jantung (HR). Tentukan gelombang P normal atau tidak. Tentukan interval PR normal atau tidak. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak. Interpretasi. Catatan: Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA,disebut irama sinus (Sinus Rhytem = SR ).
39
EKG NORMAL Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normal adalah sbb :
Irama teratur. Frekwensi jantung (HR) antara x/menit. Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T. Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ). Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ). Semua gel sama. Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia atau aritmia.
40
CARA MENGHITUNG HR Menentukan frekuensi jantung
A = ( jml kotak besar dlm 60 detik ) Jml kotak besar antara R – R B = (jml kotak kecil dlm 60 detik ) Jml kotak kecil antara R – R C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10. CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK YANG TIDAK TERATUR.
42
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.