Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSucianty Atmadja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Studi Kasus : Model Pengukuran Produktivitas Marvin E. Mundel
Fajar Kurniawan, ST, M.Si
2
Mundel Model ini pada dasarnya adalah pengembangan dari pengertian produktivitas output dan input dan pada mulanya didisain untuk perusahaan pabrikasi. Model ini dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu teknik industri dengan definisi-definisi ongkos dalam akunting. (Gaspersz, Vincent, 1998)
3
Metode pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E. Mundel
Metode pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E. Mundel. sekarang ditetapkan dalam pengukuran sebagai periode dasar sehingga untuk pengukuran kondisi usulan akan berpatokan pada periode dasar tersebut, khususnya pada pengukuran indeks produktivitas.
4
Keterangan : RIP = Resource Input Partial m = Measured Period AOP= Agregate Output Partial b = Base Period
5
INPUT – RIP Resource Input Partial, Capital Cost (Masukan Sumber Parsial Kapital)
6
RIP 1 atau biaya modal langsung (Capital Cost) adalah biaya tetap yang dibebankan untuk mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan. Biaya tetap ini adalah beban depresiasi dari seluruh fasilitas yang digunakan dalam satuan jam.
7
1. RIP/1. Resource Input Partial, Capital Cost (masukan sumber parsial kapital)
Capital Cost (RIP/1) = Harga depresiasi per jam x jam kerja yang tersedia X1 = Jam yang tersedia pada periode pengukuran untuk fasilitas 1 X2 = Jam yang tersedia pada periode pengukuran untuk fasilitas 2 S1 = Biaya tetap untuk fasilitas 1, tanpa energi dan tenaga kerja (dihitung berdasarkan per jam operasi menggunakan depresiasi garis lurus) S2 = Biaya tetap untuk fasilitas 2, diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya pada fasilitas 1 Sn = Biaya tetap untuk fasilitas n, diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya pada fasilitas lain
8
2. RIP/2. Resource Input Partial, energi (masukan sumber parsial energi)
RIP/2 = Biaya energi + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya perawatan dan peralatan SE/b = Biaya energi pada periode dasar SE/m = Biaya energi pada periode pengukuran ST/b = Biaya peralatan dan perawatan pada periode dasar ST/m = Biaya peralatan dan perawatan pada periode pengukuran SL/b = Biaya tenaga kerja langsung pada periode dasar SL/m = Biaya tenaga kerja langsung pada periode pengukuran H/b = Jam kerja tenaga kerja langsung pada tahun dasar H/m = Jam kerja tenaga kerja langsung pada tahun pengukuran
9
3. RIP/3. Resource Input Partial, indirect labour (masukan sumber tidak langsung)
RIP/3 = Biaya tenaga kerja tidak langsung + Biaya bahan tidak langsung HR/M/b = gaji rata-rata per jam manajer pada periode dasar HR/S/b = gaji rata-rata per jam supervisor pada periode dasar HR/R/b = biaya rata-rata per jam untuk pemeliharaan periode dasar HR/C/b = biaya rata-rata per jam untuk material handling periode dasar HA/i/m = Jumlah Tenaga Kerja (Manager / Supervisor)
10
Tabel Perhitungan Depresiasi Mesin dan Biaya Kapital
11
Capital Cost (RIP 1) untuk periode dasar bulan Januari, yaitu :
Capital Cost = Harga depresiasi per jam x jam kerja yang tersedia = Rp. 1,856, x 160 Jam = Rp. 297,030,379.62 Untuk periode berikutnya perhitungan harga depresiasi dan RIP 1 (Capital Cost) sama dengan cara perhitungan yang digunakan pada periode dasar.
12
OUTPUT – AOP Agregate Output Partial, Direct Capital Value/ Capital Cost Recovery (Output Parsial dari Pengolahan Ongkos Kapital)
13
AOP 1 merupakan keluaran kapital langsung yang dihitung berdasarkan ongkos standar yang diperlukan oleh sejumlah fasilitas yang dipergunakan untuk memproduksi.
14
AOP 1 = Jumlah jam terjual x (ongkos tetap per jam x ongkos energi per jam berdasarkan periode dasar x ongkos perawatan dan peralatan per jam berdasarkan periode dasar)]
15
Biaya Kapital per Jam = Rp. 297,030,379.62 / 103 Jam (Jam Aktual)
Biaya Energi per Jam = Rp. 18,560,245 /103 Jam = Rp. 180,583.39 Biaya P & P per Jam = Rp. 19,965,631 /103 Jam = Rp. 194,257.21
16
= (Rp. 2,889, Rp. 180, Rp. 194,257.21) = Rp. 3,264,821.54 Maka AOP 1 untuk periode dasar bulan Januari adalah : AOP 1 = Jumlah Produksi x FP 1 = 1,085 x Rp. 3,264,821.54 = Rp. 3,543,474,063.67 Untuk periode berikutnya perhitungan AOP 1 sama dengan cara perhitungan yang digunakan pada periode dasar (Januari).
17
AOP/1. Agregate Output Partial, direct Capital value/ Capital Cost recovery (output parsial dari pengolahan ongkos kapital) AOP/1 = Jumlah produksi x [Standar time x (ongkos tetap per jam x ongkos energi per jam berdasarkan periode dasar x ongkos perawatan dan peralatan per jam berdasarkan periode dasar)] Standar time = 30 detik ( jam) berdasarkan ketentuan perusahaan Qj/b = jumlah produk j yang dihasilkan pada periode dasar Qj/m = jumlah produk j yang dihasilkan pada periode pengukuran ST/k = waktu standar yang dibutuhkan oleh fasilitas k untuk membuat produk I TCk/b = biaya total per jam pada fasilitas k pada tahun dasar TCk/m = biaya total per jam pada fasilitas k pada tahun pengukuran Biaya total per jam fasilitas adalah penjumlahan dari biaya depresiasi per jam, biaya peralatan, biaya perawatan dan biaya energi dari fasilitas tersebut.
18
AOP/2. Agregate Output Partial, direct labour (output parsial dari pengembalian ongkos tenaga kerja langsung) AOP/2 = Jumlah produksi x (Standar time x ongkos buruh langsung per jam pada periode dasar) Qj/b = jumlah produk j yang dihasilkan pada periode dasar Qj/m = jumlah produk j yang dihasilkan pada periode pengukuran LSTj = waktu standar tenaga kerja langsung fasilitas untuk membuat produk k SL/b = biaya tenaga kerja langsung pada periode dasar per jam Waktu standar untuk peralatan (Sti/N) bisa berbeda dengan waktu standar untuk tenaga kerja langsung (LSTj/k), jika satu orang mengoperasikan lebih dari satu mesin
19
3. AOP/3. Agregate Output Partial, indirect Cost (output parsial dari pengembalian ongkos tidak langsung) Untuk periode dasar (AOP/3/b), seluruh ongkos tak langsung diasumsikan termasuk di dalam output. Peningkatan ongkos tak langsung pada periode pengukuran tidak seluruhnya menjadi output.
20
Produktivitas Parsial
Mundel
21
Produktivitas parsial merupakan rasio dari output yang dihasilkan dengan satu jenis input yang dibutuhkan. Definisi ini dapat pula diartikan sebagai pengukuran dari faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap ukuran produktivitas.
22
Produktivitas Parsial Mundel
23
Produktivitas Parsial Kapital (PPK)
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran fasilitas produksi (kapital) yang terdiri dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses-proses produksi setiap bulannya. Nilai AOP 1, biaya (depresiasi, energi, perawatan dan peralatan)
24
AOP 1 Januari = Rp. 3,543,474,063.67 Biaya Depresiasi = Rp. 1,856,439.87 Biaya Energi = Rp. 18,560,245.00 Biaya P & P per Jam = Rp. 19,965,631.41 Maka Produktivitas Parsial Kapital (PPK) untuk periode dasar pada bulan Januari, yaitu :
25
Tenaga Kerja Langsung (PPTKL)
Pengukuran produktivitas parsial tenaga kerja langsung merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi
26
PPTKL = Rp. 100,277, / 10.56 = Rp. 9,496,000.00 Untuk periode berikutnya perhitungan produktivitas parsial tenaga kerja langsung sama dengan cara perhitungan yang digunakan pada periode dasar (Januari)
27
Produktivitas Parsial Biaya Tidak Langsung (PPBTL)
Pengukuran produktivitas biaya tak langsung merupakan suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengukur biaya tak langsung yang secara tak langsung terlibat dalam proses produksi. Pengukuran ini dapat dinyatakan dengan rumus :
28
Untuk periode berikutnya perhitungan produktivitas biaya tak langsung sama dengan cara perhitungan yang digunakan pada periode dasar (Januari).
29
Produktivitas Total Produktivitas total merupakan rasio dari total output dengan jumlah dari seluruh faktor input. Ukuran produktivitas total mencerminkan akibat dari gabungan input dalam rangka menghasilkan output. Adapun produktivitas total ini dinyatakan dengan rumus :
31
Terima Kasih…..
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.