Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB II. PEDOMAN AKUNTANSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB II. PEDOMAN AKUNTANSI"— Transcript presentasi:

1 BAB II. PEDOMAN AKUNTANSI
Landasan Hukum tentang Pembukuan

2 KEWAJIBAN Pembukuan dalam Perusahaan
PEMBUKUAN adalah proses pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta dan kewajiban, modal, pendapatan dan beban. Kegiatan tersebut ditutup dengan laporan keuangan berupa neraca, laba/ rugi dan laporan perubahan modal setiap akhir tahun pajak. UU Perpajakan No.6 th 1983 dan perubahan UU no 16 th 2000 ps. 28 : setiap orang pribadi/ badan usaha yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib menyelenggarakan Pembukuan. Ps. 29 penetapan besarnya pajak yang terutang dan harus melakukan hal-hal: Mempersilahkan untuk di Audit, Mempersilahkan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat / ruangan yang dipandang perlu, Memberikan keterangan yang diperlukan.

3 Pengertian Perusahaan
Dari sudut pandang ekonomi, perusahaan dapat diartikan sebagai wadah/organisasi kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuan bersama. Suatu wadah kegiatan dapat disebut perusahaan, jika organisasi tersebut melakukan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari laba.

4 Tujuan Penyelenggaraan Pembukuan
Tujuan yang akan dicapai perusahaan dalam penyelenggaraan pembukuan adalah untuk mendapatkan informasi-informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang, memudahkan pengusaha menghitung laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar, serta investor mengetahui perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak.

5 PERBEDAAN ANTARA PEMBUKUAN DAN AKUNTANSI
KEGIATAN PEMBUKUAN TRANSAKSI/ KEJADIAN PENGIKHTISARAN PENCATATAN PENGGOLONGAN LAPORAN IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN DATA PROSES DAN LAPORAN PENGKOMUNIKASIAN INFORMASI ANALISIS & PENILAIAN PEMAKAI INFORMASI KEGIATAN AKUNTANSI

6 Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan adalah himpunan, prinsip, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang mengatur laporan keuangan yang berguna bagi semua pihak. Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan pedoman dan tata cara pencatatan yang diterima secara umum dan diatur dalam SAK.

7 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dan informasi ini sangat bermanfaat bagi pemakai (internal maupun eksternal) dalam menganalisa dan mengambil keputusan tentang kinerja atau hubungan dengan perusahaan tersebut.

8 Tujuan Umum Laporan Keuangan
Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban (hutang), serta modal suatu perusahaan. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari suatu kegiatan usaha dalam rangka mendapatkan laba. Memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan dalam rangka menaksir potensi perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan(profitabilitas). Memberikan informasi tentang perubahan dalam aktiva dan kewajiban perusahaan (investasi atau pembiayaan lain). Mengungkap informasi lain yang berhubungan kebijakan akuntansi yang dianut atau dipakai perusahaan.

9 Kualitas Laporan Keuangan
Relevan (Berhubungan) Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya, jika tidak maka tiada berguna laporan tersebut. Sebaiknya dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi yang tepat bagi perusahaan tersebut 2. Mudah Dimengerti (Understandability) Harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.

10 3. Daya Uji (Veriability)
Proses pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subyektif (keterlibatan manusia) dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandas pada realitas obyektif semata. Akan tetapi laporan keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh pengukur dengan menggunakan metode yang sama. Netral Informasi harus disesuaikan dengan kebutuhan umum dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan salah satu pemakai/pihak tertentu. Tidak boleh ada menyajikan informasi keuangan yang menguntungkan salah satu pihak dan mengalahkan pihak lain.

11 Daya Banding (Comparability)
Tepat Waktu (On time) Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Daya Banding (Comparability) Informasi dalam bentuk laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan perusahaan-perusahaan yang lain pada periode yang sama.

12 7. Lengkap Laporan Keuangan dikatakan lengkap jika telah memenuhi ke-6 tujuan kualitatif di atas, dan menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan yang jelas, penyajian laporan keuangan harus jelas dan tidak menyesatkan pemakainya. 8. Jujur Informasi akuntansi harus menggambarkan kejujuran transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan secara wajar apa adanya.

13 Sifat dan Keterbatasan Lap.Keuangan
Lap.Keuangan bersifat historis. Bersifat umum dan bukan untuk pemenuhan kebutuhan pihak tertentu. Tidak luput dari taksiran dan berbagai pertimbangan. Hanya melaporkan informasi yang penting. Bersifat tradisional dalam menghadapi ketidakpastian. Lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa daripada bentuk hukumnya. Disusun dengan istilah teknis dan pemakai diasumsikan memahami bahasa akuntansi. Adanya alternatif metode akuntansi sehingga timbul banyak variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. Informasi bersifat kualitatif.


Download ppt "BAB II. PEDOMAN AKUNTANSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google