Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDoddy Irawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Mata Kuliah Tauhid AQIDAH AKHLAK Pertemuan 3
Pengertian Tauhid. Kedudukan dan fungsi Tauhid. Kalimat Tauhid “ La ilaha illa Allah “. Prinsip al-Nafyu dan al-Itsbat. Syarat meyakini kalimat Tauhid
2
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
Membaca surat al-Hujurat(49):10-13 beserta artinya Menjelaskan pengertian tauhid secara etimologi dan terminologi. Menjelaskan kedudukan dan fungsi tauhid dalam Islam. Menjelaskan rukun atau syarat yang terdapat dalam kalimat tauhid. Menguraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang mengikrarkan syahadat. Menguraikan hal-hal yang dapat merusak kalimat tauhid.
3
Bismillahirrahmaanirrahiim Pengertian Tauhid
Perkataan tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada – Yuhawwidu yang secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Sementara para ulama ada yang mendefinisikan tauhid berbeda, namun substansinya sama. Seperti Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa “ Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat – sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat –sifat yang boleh disifatkan kepadaNya dan tentang sifat – sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari padaNya. Juga membahas tentang rosul- rosul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka “.
4
Kedudukan dan Fungsi Tauhid
Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia Alloh berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Alloh “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17). “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)
5
Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul
Alloh berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh, dan jauhilah Thaghut itu’.” (An-Nahl: 36). Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam diutus oleh Alloh untuk mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh semata dan tidak memepersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahkah kita memenuhi seruan Rosul kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam untuk beribadah hanya kepada Alloh semata? ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan Rosululloh ini?” Tanyakanlah hal ini pada masing-masing kita dan jujurlah… Ø
6
Tauhid Merupakan Perintah Alloh yang Paling Utama dan Pertama
Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata.
7
Kalimat Tauhid “ La ilaha illa Allah “.
MAKNA SYAHADATAIN [A]. Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.
8
Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah" Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: menta'ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari'atkan.
9
Prinsip al-Nafyu dan al-Itsbat.
RUKUN SYAHADATAIN [A]. Rukun "Laa ilaaha illallah" Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun: An-Nafyu atau peniadaan: "Laa ilaha" membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah. Al-Itsbat (penetapan): "illallah" menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
10
Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur'an, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala "Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat ..." [Al-Baqarah: 256] Firman Allah, "siapa yang ingkar kepada thaghut" itu adalah makna dari "Laa ilaha" rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, "dan beriman kepada Allah" adalah makna dari rukun kedua, "illallah". Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam : "Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku ...". [Az-Zukhruf: 26-27] Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , "Sesungguhnya aku berlepas diri" ini adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, "Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku", adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.
11
Rukun Syahadat "Muhammad Rasulullah" Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat "'abduhu wa rasuluh " hamba dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas orang lain.
12
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Artinya : Katakanlah: 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, ...'." [Al-Kahfi : 110] Beliau hanya memberikan hak ubudiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memujinya: "Artinya : Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya." [Az-Zumar: 36] "Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an) ..."[Al-Kahfi: 1] "Artinya : Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ..." [Al-Isra': 1] Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan).
13
Persaksian untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah (penyembahan) untuknya selain dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka ber-istighatsah (minta pertolongan) kepada beliau, dari selain Allah. Juga meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang mengingkari kerasulannya atau mengurangi haknya, sehingga ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam mena'wilkan hadits-hadits dan hukum-hukumnya.
14
Syarat-syarat diterimanya syahadat
Pengetahuan yang menghapus kebodohan Penerimaan yang menghapus penolakan Keyakinan yang menghapus keragu-raguan Keikhlasan yang menghapus kemusyrikan Kejujuran yang menghapus kebohongan Cinta yang menghapus kemarahan dan kebencian Kepatuhan yang menghapus pengingkaran, meninggalkan dan tidak beramal
15
Beberapa yang membatalkan syahadat
Bekerja untuk selain Allah tanpa seizinnya Memberikan kepada selain Allah hak perintah dan melarang Memberikan ketaatan kepada selain Allah tanpa seizinNya Berhukum pada hukum yang tidak bersumber dari Allah Benci dan lari meninggalkan keyakinan pada keesaan Allah Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar
16
7. Menyembah kepada selain Allah 8. Syirik-syirik kecil 9
7. Menyembah kepada selain Allah 8. Syirik-syirik kecil 9. Contoh-contoh kemusyrikan yg harus dihindari, ramalan bintang, ramalan garis tangan dll 10. Berjampi(meruqyah) yang tidak sesuai dg al-Qur’an dan sunnah 11. Berhubungan dengan jin 12. Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin 13. Meramal nasib misal dengan melihat telapak tangan 14. Menghadiri majlis dukun dan atau paranormal 15. Meminta berkah dengan kuburan misal dg cara mengusap-usap
17
16. Meminta tolong kepada orang yang sudah meninggal 17
16. Meminta tolong kepada orang yang sudah meninggal 17. Bersumpah dengan selain Allah 18. Merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu
18
Alhamdulillah
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.