Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHendra Chandra Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Praktikum FTS Steril Kelompok J PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL (SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL)
AMPUL FENITOIN
2
TUJUAN Mengetahui cara pembuatan sediaan injeksi dosis tunggal fenitoin. Dapat memformulasikan suatu sediaan injeksi dosis tunggal, mampu membuat dan mengevaluasi sediaan injeksi dosis tunggal fenitoin.
3
Cara Penggunaan Ampul fenitoin digunakan secara intravena yaitu injeksi kedalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat:dalam waktu 18 detik,yaitu waktu peredaran darah obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,lama kerja obat biasanya hanya singkat.Cara ini digunakan untuk mencapai pentakaran yang tepat dan dapat dipercaya,atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tidak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. (Tjay.2007)
4
(British Pharmacopeia vol III. 1993. Hal: 1057)
Formula R/ Fenitoin Na mg/ml Propylenglikol 42% v/v Etanol % v/v Aqua p.i ad % Formula Standart (British Pharmacopeia vol III Hal: 1057) R/ Fenitoin Na ,75-5,25 % Propylenglikol % v/v Etanol % v/v Aqua p.i ad % (Martindale, The Extra Pharmacopeia ed. 28 jilid. II : 1244)
5
Formula Modifikasi R/ Fenitoin 50 mg/ml Propylenglikol 50%
NaOH 10% q.s Aqua p.i ad ml
6
PRAFORMULASI Cara Sterilisasi Masing-Masing Bahan
Fenitoin di sterilisasi dengan cara filtrasi (Martindale, 28 : 1236) Propylenglikol (British Pharmacope) Otoklaf oC selama 30 menit Penyaring bakteri
7
OTT 1. Fenitoin 2. Propylenglikol Fenitoin sodium OTT dengan amikacin sulfat, cetopirin sodium, clindamisin phospate, dan obat-obat lain. Fenitoin tidak boleh dicampur dengan pelarut infus. (Martindale 28, vol. II, hal 1235) Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat (Handbook of Pharmaceutical Exipient ed. sixth : 593)
8
Permasalahan Penyelesaian
No. Permasalahan Penyelesaian 1. Fenitoin tidak dapat larut dalam air Sehingga digunakan dalam bentuk garamnya dengan penambahan NaOH sehingga terbentuk fenitoin Na yang mudah larut dalam air. (Martindale 28. The Extra Pharmacopeia : 1235) 2. Fenitoin tidak mempunyai PTB maupun ekuivalensi Sehingga digunakan phenobarbital (obat yang sama fungsinya sama seperti fenitoin) untuk menghitung presentase kesetaraan fenitoin. 3. Fenitoin akan mengendap pada pH ≤ 11,5 Sehingga pH sediaan dikondisikan 11,5-12,1 (AHDS. Drug Informattion. 2005: 2132) 4. Melting point fenitoin pada suhu 2950 C dan propylenglikol yang digunakan sebagai kosolven akan teroksidasi pada suhu tinggi Sehingga proses sterilisasi akhir tidak digunakan oven, melainkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu 1150 C selama 30 menit. 5. Fenitoin Na larut di dalam air, tetapi lama kelamaan akan mudah terhidrolisis Sehingga digunakan bahan kosolven untuk menambah kelarutannya yaitu dengan penambahan propylenglikol dan etanol
9
Perhitungan Tonisitas
BM fenitoin = 252,28 BM etanol = 0,375 BM phenobarbital = 232,24 PTB phenobarbital = 0,081 PTB propylenglikol = 0,262 mg phenobarbital ~ mg fenitoin = % Phenobarbital = B= Perhitungan Berat dan Volume Volume yang akan dibuat : V = (2 + n) x V = (2 + 10) x (2 + 0,25) = 27 ml ~ 30 ml
10
Tabel Penimbangan Bahan
No Nama Bahan Perhitungan Jumlah 1 Fenitoin 50 mg/ml x 30 ml = 1500 mg = 1,5 g 1,5 g 2 Propylenglikol 50% x 30 ml = 15 ml 15 ml 3 NaOH 10% q.s 4 Aqua p.i Ad 30 ml
11
Cara Pembuatan Sediaan
Dimasukkan phenitoin ke dalam erlenmeyer yang sudah dikalibrasi 30 ml Ditambahkan propilenglikol 15 ml, dihomogenkan Di cek pH larutan dengan pH indikator Ditambahkan NaOH secukupnya sampai pH = 12 Setelah pH 12, phenitoin akan larut dan dihomogenkan Ditambah aqua p.i hingga batas 30 ml, dihomogenkan Larutan disaring menggunakan kertas saring
12
Disiapkan etiket, brosur dan kemasan
Diambil 2,15 ml larutan dengan menggunakan spuit injeksi, lalu dimasukkan ke dalam ampul Ampul ditutup, lalu disterilkan dengan autoklaf suhu 1150 C selama 30 menit Dilakukan pengujian - Uji pH Uji kebocoran Uji kejernihan Uji keragaman volume Uji sterilisasi Disiapkan etiket, brosur dan kemasan Dipasang etiket pada tiap ampul Dimasukkan ampul ke dalam kemasan
13
Cara Sterilisasi Sediaan
Metode sterilisasi untuk sediaan adalah dengan sterilisasi akhir menggunakan otoklaf pada suhu 1150C selama 30 menit.
14
Cara Sterilisasi Alat Alat gelas Alat karet
Alat-alat gelas direndam dalam larutan teepol 0,5 %, kemudian di rebus Alat-alat tersebut disikat sampai bersih (alat-alat setelah disikat, dibilas dengan air kran sebanyak 3 kali). Alat-alat dibilas dengan air bebas pirogen sebanyak 3 kali. Alat-alat dikeringkan dalam oven suhu ±100oc dengan keadaan terbalik. Alat yang telah dikeringkan dilakukan pengecekan terhadap noda, apabila masih kotor dilakukan pencucian lagi. Alat yang bersih dan kering kemudian dibungkus dengan kertas perkamen rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi menggunakan metode yang cocok (alat gelas tahan pemanasan dengan oven suhu 170oc/180oc selama 30 menit atau menggunakan autoklaf suhu 121oc selama 15 menit). Alat karet Alat-alat karet direbus dalam larutan campuran teepol 1% dan Na2Co3 1% selama 15 menit. Setelah direbus kemudian dibilas dengan air kran dan disikat. Dibilas dengan HCl 0,25% lalu dibilas lagi dengan air bebas pirogen. Alat-alat tersebut dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121oc selama 15 menit.
15
No Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Suhu Waktu 1 ampul 10 2 ml Otoklaf 121c 15’ 2 erlenmayer 3 100 ml Beker glass 4 50 ml otoklaf Gelas ukur 10 ml 5 Corong kaca 6 Tabung reaksi 7 Batang pengaduk 8 spuit 3 ml 9 Plat tetes Pipet tetes 11 Kertas saring 12 pH indikator
16
Cara Pengujian Sediaan
Uji Kejernihan (Lachman: 1355) Dilakukan pemeriksaan secara visual dengan latar belakang hitam dan putih Dilihat ada atau tidak ada partikel kecil yang melayang Pengujian dilakukan terhadap semua ampul
17
Uji Sterilitas Disterilisasi media TSB (Tryptone Soya Broth) dan FTM (Fluid Thioglicolate Medium) dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit Diinokulasi 0,7 ml sampel fenitoin dalam 10 ml media TSB dan FTM Kontrol (+): TSB menggunakan Candida albicans Kontrol (+): FTM menggunakan Baccilus sp Kontrol (-): media TSB dan FTM yang disterilkan Untuk media FTM diinkubasi pada suhu 37oC selama 7 hari Untuk media TSB diikubasi pada suhu 25oC selama 7 hari
18
Pengujian dilakukan terhadap 3 ampul
Uji pH (DepKes RI. 1995: 1039) pH ampul fenitoin agar tidak mengendap 11,5 – 12,1 ( untuk memudahkan pengukuran maka di buat pH 12 Pengujian dilakukan terhadap 3 ampul Dicek pH sediaan ampul fenitoin dengan menggunakan kertas indicator universal
19
Uji Keseragaman Volume (DepKes RI. 1995: 1044)
Dikeluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik Uji Keseragaman Volume (DepKes RI. 1995: 1044) Diambil 3 wadah ampul fenitoin Diambil sisi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari tiga kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21 dan panjang tidak kurang dari 2,5 cm Dipindahkan isi dari dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan. Dihitung nilai SD nya, diperoleh hasil memenuhi syarat atau tidak Dikeluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik
20
Uji Kebocoran (Lachman: 1354)
Direndam ampul di dalam zat warna (larutan metilen blue 0,0025% b/v dalam larutan fenol 0,0025 % b/v sebanyak 250 ml) Diautoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit Jika ampul berwarna biru maka ampul bocor Pengujian dilakukan terhadap 3 ampul
21
Kemasan
22
BROSUR
23
ETIKET
24
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.