Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Altobeli Lobodally, S.Sos, M.IKom
Teori Kajian Budaya
2
Latar belakang
4
Latar belakang Kajian budaya di perkenalkan oleh Stuart Hall
Stuart Hall mempertanyakan peranan berbagai institusi elit seperti media (massa) yang sering kali salah dan menyesatkan. Penelitian ini berfokus pada peran media dan kemampuan mereka untuk membentuk opini publik mengenai populasi yang termarginalkan. Kajian budaya adalah perspektif teoritis yang berfokus bagaimana budaya dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan dominan
5
Marxisme Karl Marx dianggap sebagai orang yang mampu mengidentifikasi bagaimana mereka yang memiliki kekuasaan akan mengeksploitasi yang lemah. Marx mengkatekorisasikan massa ke dalam dua kelempok dominan dan marginal Begitu pula dalam kajian budaya Dalam kajian budaya dikenal istilah high culture (Budaya muncul dari masyarakat) dan low culture (Budaya yang muncul dari media massa) Sehingga dikenal dengan sebutan Budaya massa
6
Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini
Budaya Massa/Budaya Populer (Dominic Strinati) Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini Tema pertama adalah apa atau siapa yang menentukan budaya populer. Dari mana datangnya budaya populer? Apakah ia lahir dari orang awam sendiri sebagai salah satu bentuk ekspresi mandiri atas kepentingan mereka dan berbagai bentuk pengalaman mereka, ataukah budaya populer itu dipaksakan dari atas oleh mereka yang berkuasa sebagai salah satu bentuk kontrol sosial?
7
Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini:
Budaya Massa/Budaya Populer (Dominic Strinati) Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini: 2. Tema kedua berkenaan dengan pengaruh komersialisasi dan industrialisasi terhadap budaya populer. Apakah lahirnya budaya dalam berbagai bentuk komoditas berarti bahwa kriteria nilai keuntungan dan nilai jual lebih penting dari kualitas, keindahan, integritas, dan tantangan intelektual?
8
Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini:
Budaya Massa/Budaya Populer (Dominic Strinati) Ada tiga gagasan utama yang dipertanyakan dalam teori ini: 3. Tema ketiga menyangkut peran ideologis budaya populer. Apakah budaya populer memang diperuntukkan untuk mengindoktinasi orang kebanyakan, memaksa mereka menerima dan mengikuti gagasan maupun nilai-nilai yang memastikan dominasi terus-menerus mereka yang memiliki kedudukan istimewa yang menguasai mereka?
9
Mazhab Frankfurt atau Sekolah Frankfrut (Die Frankfurter Schule)
Teoritikus Mazhab Frankfrut Sekelompok ilmuwan yang percaya bahwa media lebih tertarik untuk menghasilkan uang dibandingkan menyampaikan berita Mazhab Frankfurt atau Sekolah Frankfrut (Die Frankfurter Schule) Habermas menyebutkan bahwa teori kritis merupakan ideologieritik (kritik ideologi), yaitu suatu refleksi diri untuk membebaskan pengetahuan manusia bilamana pengetahuan itu jatuh dan membeku pada salah satu kutub, entah itu transendental entah empiris. Karena itu, teori kritis mengemban tugas membuka “kedok” ideologi positivisme.
10
Budaya tersebar dalam dan menginvasi semua sisi perilaku manusia
Asumsi Kajian Budaya Kajian budaya pada dasarnya tertarik untuk mempelajari kelompok elite seperti media menggunakan kekuasaan mereka terhadap kelompok subordinate (bawah). Teori ini berakar pada beberapa klaim tentang budaya dan kekuasaan, adapun asumsinya adalah Budaya tersebar dalam dan menginvasi semua sisi perilaku manusia Orang merupakan bagian dari struktur kekuasaan yang bersifat hirarki
11
Hegemoni adalah konsep yang dijabarkan oleh Antonio Gramsci
Gramsci menyatakan hegemoni adalah dominasi oleh sebuah kelompok terhadap yang lainnya, biasanya terhadap kelompok yang lebih lemah Kesadaran palsu yaitu suatu keadaan di mana individu-individu menjadi tidak sadar mengenai dominasi yang terjadi di dalam kehidupan mereka Begitu juga yang ditunjukkan oleh para pecinta media massa (terjerat dalam sorak sorai media massa, terperanjat dalam gelombang budaya populer)
12
Karl Marx menyatakan ideologi sebagai “kesadaran palsu”.
Hegemoni Karl Marx menyatakan ideologi sebagai “kesadaran palsu”. Van Dijk : “Bagaimana kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi melalui kontrol media dan sebagainya Dalam hubungannya dengan media massa, mengenai kecenderungan atau perbedaan setiap media massa dalam memproduksi informasi kepada khalayak, dapat diungkap dengan pelapisan-pelapisan yang meliputi institusi-institusi media massa. Pamela Shoemaker dan Stephen D. Resse membentuknya dalam Model “Hierarchy of Influence
13
Hegemoni
14
Pengaruh individu-individu pekerja media massa.
Hegemoni Pengaruh individu-individu pekerja media massa. Di antaranya adalah karakteristik pekerja komunikasi latar belakang personal dan interpersonal. 2. Pengaruh rutinitas media msssa. Apa yang dihasilkan oleh media massa dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan seleksi-seleksi yang dilakukan oleh komunikator. Pengaruh opersional. Salah satu tujuan yang penting dari media massadalah mencari keuntungan materiil. Tujuan-tujuan dari media massa akan berpengaruh pada isi yang dihasilkan.
15
4.Pengaruh dari luar organisasi.
Hegemoni 4.Pengaruh dari luar organisasi. Pengaruh ini meliputi lobi dari kelompok kepentingan terhadap isi media massa Pseudoevent (bujukan) dari praktisi public relations dan pemerintah yang membuat peraturan-perarturan di bidang pers. 5. Pengaruh ideologi. Ideologi merupakan sebuah pengaruh yang paling menyeluruh dari semua pengaruh. Ideologi disini diartikan sebagai mekanisme simbolik yang menyediakan kekuatan kohesif yang mempersatukan di dalam masyarakat.
16
Hegemoni Tandingan Khalayak tidak selalu tertipu untuk menerima dan mempercayai apapun yang diberikan oleh kekuatan yang dominan, sehingga pada batas tertentu, individu-individu akan menggunakan praktik-praktik dominasi hegemoni yang sama untuk menantang dominasi yang ada Ketika pada masa-masa tertentu orang akan menggunakan perilaku hegemoni untuk menantang dominasi didalam kehidupan mereka.
17
HALLYU: FANATISME REMAJA PADA BUDAYA POP
Penelitian yang manggunakan Kajian Budaya HALLYU: FANATISME REMAJA PADA BUDAYA POP Hallyu: istilah buatan yang bermakna peningkatan secara signifikan pengaruh budaya populer Korea (Korean pop culture) di seluruh dunia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea. Hallyu menyebabkan fenomena demam Korea yang saat ini sedang melanda banyak negara termasuk Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan perilaku fanatik remaja timbul sebagai akibat dari adanya proses interaksi dengan budaya populer Korea yang merujuk pada komunikasi budaya. Komunikasi budaya terjadi antara penggemar dengan budaya populer Korea menjadikan kelompok penggemar mengembangkan pola perilaku tertentu sebagai wujud kecintaan mereka terhadap budaya populer Korea.
18
Penelitian yang manggunakan Kajian Budaya
2. Transformasi Simbolik Sosok Jin Dalam Iklan Djarum 76 Versi Iklan televisi Djarum 76, secara konsisten menggunakan sosok jin sebagai tokoh sentral dalam iklan tersebut Jin sebagai sosok yang muncul dalam iklan tersebut, namun telah mengalami transformasi akan pemaknaan yang mewujud. cultural studies menuntun peneliti memandang fenomena sosial yang menggejala dalam Iklan Djarum 76.
19
Apakah komunitas memaknai hal tersebut dengan kacamata yang sama?
Penelitian yang manggunakan Encoding-Decoding (Pengkodean Khalayak 3. Analisis Resepsi Komunitas Jomblo Sejahtera Mengenai makna jomblo pada Film Single Jomblo dalam Film Single dimaknai sebagai sesuatu yang menyedihkan (tidak memiliki pekerjaan, tinggal di kost2an, makan pas2an) Apakah komunitas memaknai hal tersebut dengan kacamata yang sama? Bagaimana posisi khalayak terhadap makna jomblo tersebut? Melalui penelitian ini akan dipetakan, apakah: Dominan hegemonis Memiliki pemahaman yang sama Negosiasi Ada yang dapat diterima, namun ada yang tidak dapat diterima Oposisional Tidak menerima, jomblo dapat dimaknai sebagai kebebasan, kesempatan untuk meraih kesuksesan tanpa diganggu pasangan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.