Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Fisioterapi pd cedera jaringan lunak

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Fisioterapi pd cedera jaringan lunak"— Transcript presentasi:

1 Fisioterapi pd cedera jaringan lunak
Oleh: Sugijanto Disampaikan pada Kuliah reguler Muskuloskeletal III

2 Tujuan FT Cidera jar. lunak
Memulihkan patologi cidera Mengembalikan gerak dan fungsi maksimal optimal akibat cidera Mencegah cidera ulang dalam melakukan aktifitas sehari-hari

3 Cidera jaringan lunak Cidera (injury) terjadinya kerusakan pd jaringan lunak seperti, otot, capsule-ligament, saraf dan kulit. Jenis cidera: Cidera langsung (traumatic injury) Repetitive injury karena pentimpangan posture, saat aktifitas sehari-hari, saat bekerja, saat melakukan hobi dan olahraga

4 Cidera langsung Mekanisme terjadinya cidera dpt dikaitkan dgn penyebabnya dan kejadiannya dpt digambarkan dgn jelas misalnya jatuh, Cidera dapat berupa Contusio, Sprain, Strain, Subluksasi, Dislokasi. Cidera langsung merupakan rudapaksa langsung melebihi batas shg akan terjadi kerusakan pd jaringan lunak (kulit, syaraf, ligamen, otot),

5 Jenis Cidera jar lunak Contusio (benturan pd jar lunak)
Sprain (over stretch capsule-ligament) Rupture (putusnya continuity jar lunak) Sore Muscle (nyeri otot krn cidera) Muscle Cramp (spasm lokal pd jaringan otot) Strain (over stretch jaringan otot) Tendinitis (radang tendon) Avulsion (tercabutnya pelekatan tendon pd periost) Busitis (radang bursa) Luxation (sendi lepas/berpindah dari posisi semula)

6 Contusio Merupakan cidera kompresi tertutup (benturan benda tumpul)
Terdapat haematome kulit dan jar bawahnya. Cidera meliputi jar kulit, fascia dan otot bawahnya tanpa kerobekan.

7 Strain First Degree Strain atau mild strain yaitu cidera unit musculo-tendinous ringan akibat penguluran yg berlebihan. Gejala nyeri lokal dan meningkat bila bergerak atau bila ada beban pd otot. Spasme otot ringan, bengkak, tenderness dan gangguan kekuatan otot dan fungsi ringan. Komplikasi : strain berulang, tendonitis, periostitis. Perubahan pathologi: inflamasi ringan tanpa perdarahan besar dan mengganggu jaringan otot-tendon.

8 Second Degree Strain atau moderate strain: cidera pada unit musculotendinous akibat kontraksi atau penguluran yg berlebihan. Gejala dan tanda-tanda : nyeri lokal dan meningkat apabila bergerak atau bila ada beban pd otot. Spasme otot sedang, bengkak, tenderness dan gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang. Komplikasi: strain ulang, tendonitis, periostitis. Perubahan pathologi: robekan serabut otot.

9 Third Degree Strain atau strain berat: tarikan/penguluran mendadak yg cukup berat.
Gejala dan tanda-tanda: nyeri hebat dan disabilitas, spasme kuat, bengkak, haematoma, tenderness dan gangguan fungsi otot. Komplikasi: disabilitas yg lama. Perubahan pathologi: robekan otot atau tendon dgn terpisahnya jar otot dgn jar otot, jar otot dgn tendon atau jar otot-tendon dgn tulang.

10 Muscle Cramp Kontraksi otot skelet scr tidak terkontrol
Oleh refleks kontraksi akibat iritasi bahan kimiawi (misal asam asetat) dlm otot karena fatique. Leh iritasi motorik sentral (misal histeria) Gejala nyeri otot dengan hipertonia atau kontraksi kuat.

11 Kerusakan jaringan tendon
Tendon relative sedikit mikrosirkulasi, shg perlu waktu cukup lama utk sembuh kembali. Inflamasi berupa tendinitis, tendosynovitis. Cidera berat berupa putus (rupture) atau avulsion (tercabut dr tulang) Prinsipnya kerobekan tendon harus dijahit shg tidak menimbulkan ‘triggering’. Komplikasi akibat immobilisasi yg lama dpt atrophy otot, kekakuan sendi akibat perlengketan dsb.

12 Patologi cedera jaringan lunak tangan
Carpal Tunnel Syndrome Ulnar Tunnel Syndrome Trigger Finger Ganglion Cyst DeQuervein’s Disease

13 Flexor Tendonitis/Tenosynovitis
Flexor Carpi Radialis Flexor Carpi Ulnaris Extensor Tenosynovitis Ganglion

14 Cidera pada siku Lateral Epicondylitis Radial Tunnel Syndrome
Medial Epicondylitis Cubital Tunnel Syndrome Olecranon Bursitis Pronator Teres Syndrome

15 Cidera jar lunak bahu Bicepital Tendinitis Supraspinatus Tendinitis
Impingement Syndrome Bursitis

16 Cidera jar lunak ankle dan kaki
Ankle spain Achilles tendinitis Tarsal tunnel syndrome Gastrocnemius strain Plantar fasciitis Calcaneal spur

17 Cidera jar lunak pd lutut
Anterior/posterior cruciat lig strain/rupture Meniscus lesion Quadriceps m. strain Hamstring m. strain Iliotibial band friction syndrome Collateral medial/lateral sprain

18 Cidera jar lunak panggul
Hip adductor m. strain Hip abductor m. strain Ischiadic bursitis Trochanteric bursitis Piriformis syndrome

19 Cidera Ligament Kerusakan ligament sering disebut sprain penguluran lig melebihi elastisitasnya yg terjadi akibat gerak sendi berlebihan scr fisiologis, → Bila pemulihan tidak sempurna akan terjadi ligament laxity → hipermobilitas atau instabilitas. Kerusakan yg berat berupa rupture atau putus → akan menimbulkan instabilitas.

20 Busitis Bursa berfungsi sebagai bantalan atau penyekat licin antar jaringan. Oleh kompresi terjadi cidera. Pada bursa dgn perlekatan pd tulang dapat berlanjut sbg bursitis calcarea. Gejala nyeri kompresi langsung stau tak langsung.

21 Subluxation dan Luxation
Berpindahnya (bergeser) posisi hubungan antar ujung tulang dalam sendi. Pergeseran total (luxation=dislocation), pergeseran sebagian (subluxation) menyebabkan cidera stabilisator pasif (capsule-ligament) dan stabilisator aktif (tendomuscular).

22 Proses patologi cidera Jar lunak
Injury menimbulkan kerusakan jaringan Diikuti perdarahan < 20 mnt Fase inflamasi < jam ditandai respon (0 – 4 hari) ditandai adanya tanda inflamasi, respon sel berupa pelepasan leukosit dan sel phagocytic lainnya, reaksi vaskular terjadi pembekuan darah dan peningkatan jaringan fibrin, pada fase ini mulai terjadi penutupan luka

23 Proses inflamasi INFLAMASI Tissue respons thd injury Regenerasi
Jar ikat, Jar otot, Tulang, Jar mitochondria Regenerasi Collagen wound healing Aktualitas patologi Tanda2: Tumor, dolor, calor, rubor, dan fungsiolesa. Penting dlm penentuan metoda dan dosis intervensi Pd spine referred pain luas dan jauh

24 Tissue damage & haemorrhage
WOUND HEALING PROCESS Injury Algogene. Fibrin menutup luka Tissue damage & haemorrhage menit Inflamasi primer Inflemasi neurogenik Gejala radang Inflamation jam Proliferasi Produksi Remodeling <3-4 hr;Cell pertahanan & fibroblast <3 mgg; produksi collagen maksimal <3 bl; resorbsi collagen, penyesuaian bentuk semula

25 AKIBAT IMMOBILISASI PD JAR LUNAK
Collagen adhesion Menimbulkan contracture Bila ada inflamasi jumlah sangat besar shg kontraktur berat Collagen waving + cross links Dpt timbul myofascial pain Dpt jadi fibrosis

26 IMMOBILISASI PD JARINGAN OTOT
Muscle tightness & Contracture Otot tonic, (spine ms >>) Jumlah sarcomer menurun pd posisi memendek. Dipilahkan tightness (myofibrile) dg contracted (connective tissue) Muscle weakness & Atrophy Otot phasic Kelemahan & pengecilan. Kekuatan berbading lurus dg besarnya otot.

27 ASSESSMENT Pengambilan data Evaluasi

28 HISTORY TAKING (Anamnesis)
Keluhan utama, beberapa contoh: Sensasi/Nyeri?  Jenis, distribusi, dugaan penyebab, provokasi & peringanan. Mobilitas sendi?  Pembatasan, kelemahan. Kinerja otot?  Kelemahan, tegang, pemicu, pengurang Gangguan ambulasi?  Berjalan, penggunaan alat, dugaan penyebab, dll Keseimbangan?  Jenis, momen gangguan Fungsi ADL?  Jenis, dugaan penyebab, Sesak nafas?  Jenis, pemicu, pengurang. Dll.

29 (Anamnesis lanjutan) Riwayat keluhan kini termasuk mulainya, perjalanan sakit, gangguan thd regio/organ/sistem lain. Riwayat sakit terdahulu yg mungkin terkait. Pengobatan dan pembedahan yg telah dijalani Riwayat status kesehatan famili yg relevan. Kegiatan pekerjaan dan sosial Harapan klien dan keluarga

30 HISTORY TAKING (data lain yang relevan)
Diagnosis medik Riwayat medik yg terkait Status sistem, organ lain yg relevan Status fungsional dan tingkat aktifitas

31 Screening (pengambilan data dr Observasi = inspeksi)
Dinamik: Gait analisis, fungsional dasar, ADL, dll Statik: Prinsip umum inspeksi statik: Status kesadaran dan status psikologis umum Analisis total, quadrant, lokal. Kondisi kulit, posture, posisi sendi dan penyimpangan, status otot, bentuk, konsistensi,

32 Screening (dr pemeriksaan fungsi fisik)
Pemeriksaan fungsi gerak dasar muskuloskeletal: Quick test gerak sendi Gerak aktif, gerak pasif, isometrik.

33 Tes khusus Palpasi Joint play movement, tes provokasi, kinerja otot,
Tes stabilisasi sendi. Muscle strength test, length test. Tes sensasi Balance test, coordination test. Strength Duration Curve Tes ventilasi, kapasitas paru Tes tonus integument Tes kedalaman kerusakan kulit

34 PENGUKURAN Pengukuran subyektif  obyektif: mis nyeri dgn VAS/VRS,
Pengukuran Mobilitas sendi/ ROM, Manual Muscle Test Karakteristik antropometri Pengukuran postur Keseimbangan/Balance scale Aktifitas sehari-hari/IADL Index Barthel

35 EVALUASI Analisis Clinical reasoning Evaluasi
evaluasi hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dlm sebuah proses pertimbangan klinis. Pemeriksaan Evaluasi Analisis Sintesis Pengumpulan Data - data Clinical reasoning

36 Proses evaluasi analisis sintesis
Kasus Asesmen Diagnose Anamnesis Inspeksi Pemeriksaan fungsi Tes khusus & P’ukuran Cidera jar lunak Kel utama, Riw sakit. Diagn dan riwy medik Stat fungsi dan tingkat aktifitas Pengobatan status kes famili Pekerjaan-sosial Dinamik, Statik Analisis total, kuadran, lokal. Pem. fungsi gerak dasar: Tes cepat, grk aktif, pasif dan isometrik Palpasi, JPM, Provokasi, pengukuran2 Jaringan /organ Patologi Gg gerak

37 Diagnosis Mrpk pernyataan, label,
Menggambarkan multi dimensi pasien/klien Dr tingkat basis (sel) > tertinggi fungsi Umumnya: ‘kondisi fungsional tkt jaringan, organ, sistem kususnya sistem gerak dan individu‘ Menuntun menentukan prognosis Menuntun rencana intervensi (diag kerja) Mengindikasikan disfungsi direct intervension

38 Isi diagnose fisioterapi
Paling tidak berisikan : Pernyataan masalah pasien, misal : Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion, balance, sensory integration, ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance Hubungan dengan jaringan/organ/sistem terkait, misal : connective tissue, ligament, otot, tulang, sendi, Central nervus system, peripheral nerve, vaskuler, respirasi, Disebabkan oleh patologi, misal: artrosis, inflamasi lokal, kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi

39 Prognose Ketetapan perkembangan optimal yg mungkin dicapai dgn intervensi dlm periode waktu. Sebagai hasil analisis dan sintesis thd hasil history taking dan data gathering. Digunakan untuk penetapan target hasil.

40 INTERVENSI FT PD CIDERA JAR LUNAK
Koordinasi, Komunikasi, Dokumentasi Instruksi dan pendidikan pasien/client Prossedur intervensi: sbg berikut …….

41 PEMILIHAN MODALITAS Sesuai dgn target jaringan/ organ
Sesuai target patologi Fase Perkiraan waktu Gambaran klinis Modalitas Alasan Initial Akut 3 hari cidera Bengkak, nyeri tekan dan nyeri gerak Cryo, ES, IC, US, Laser Menurunkan bengkak, nyeri Respon inflamasi Hari 1 - 6 Bengkak, nyeri gerak, nyeri tekan, hangat Rest, Cryo, ES, IC, US, Laser Menurunkan bengkak, nyeri. Efek non termal Fibroblastic repair Hari Nyeri tekan, nyeri gerak dan bengkak Termal, ES, Laser, US Maturation remodeling Lebih 7 hari

42 PEMILIHAN METODA DAN TEKNIK
Sesuai target jaringan/organ Sesuai target patologi Sesuai dgn karakteristik / indikasi metoda PEMILIHAN TEKNIK Sesuai metoda Memperimbangkan kondisi klinis individual Mempertimbangkan aspek kemampuan fisik dan psikologis pasien/klien

43 PENETAPAN DOSIS Sesuai dgn tingkat/ patologi
Sesuai output yang akan dicapai Meliputi intensitas atau force, durasi tiap sesi dan frekwensi penanganan

44 Contoh kasus 1: Kontraktur capsular pattern akbt cidera
Capsuloligamentair Kontraktur immobilisasi Inflamasi lokal Aktualitas tinggi Aktualitas rendah ROM terbatas, firm, JPM nyeri/terbatas/ firm ROM terbatas, springy, JPM nyeri/ terbatas/ springy ROM terbatas, springy, JPM nyeri/terbatas/ springy ROM terbatas, firm, JPM nyeri/terbatas/ firm SWD thermal, joint mobilisat traksi-translas, manipulation SWD sub thermal, joint mobilisat traksi-transl, SWD Sub thermal, lat. Mobilisasi- stabilisasi aktif,latih fungsional PRICE, SWD non thermal, isometric exc, functional train.

45 Gang fungsi Tendomuskular
Contoh kasus 2 Gang fungsi Tendomuskular Inflamasi lokal Kontraktur immobilisasi Aktualitas rendah Aktualitas tinggi ROM terbatas, springy, Length test nyeri ROM terbatas, tight, length test terbatas/ tight ROM terbatas,springy, isometrik& palpasi nyeri ROM terbatas, springy, isomtrik & palpasi nyeri hebat SWD sub thermal, Relaxation exc, contract relax SWD thermal, contract relax stretching, SWD Sub thermal, lat. Mobilisasi otot transverse friction PRICE, SWD non thermal, sedative massage.

46 Gang stabilisasi sendi pasca injury
Contoh kasus 3 Gang stabilisasi sendi pasca injury ligament laxity Kelemahan otot stabilisator sendi Grk transversal Grk sagital Grk frontal Stapping/tapping Active stabilizing exc Splinting/orthosis

47 Gangguan integumentary integrity
Contoh Kasus 4: Gang integritas kulit akbt pasca trauma Gangguan integumentary integrity Contusio Pressure sore Superficial Full thickness Spinal cord lesion Inflamasi lokal Passive & active exc, ADL exc, functional training Skin hygiene, Active exc, ROM exc, isometric exc. Positioning & turning exc, UV R, massage US under water, massage, local exc

48 Instruksi dan pendidikan thd pasien/klien
Proses pemberian informasi, pendidikan, atau pelatihan kepada pasien/klien/famili Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini, rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi perubahan, Faktor resiko, dll. Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-instruksi.

49 R Rest, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh. Rest atau immobilisasi dapat diberikan dengan elastic bandage, Soft cast, gips, brace, splinting dll. I Ice, diberikannya pengobatan dgn es utk tujuan menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi. Pemberian kompress es ini lebih baik diberikan dlm waktu 10 menit dgn interval. Seperti telah diketahui bahwa terapi es yg lama akan menyebabkan vasokonstriksi setelah itu justru akan terjadi vasodilatasi. C Compression, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang berlebih. Compression diberikan dengan elastic bandage, atau dengan bahan elastis lainnya misalnya ankle dekker, knee dekker dll. E Elevation, yaitu menaikkan anggota tubuh yang cidera agar dapat membantu pengembalian darah ke jantung (venous return).

50 INTERVENSI PD CONTUSION
Cidera benturan Haematom disertai nyeri dan bengkak lokal Aktualitas tinggi: RICE (rest, ice, compression, elevation) Penerapan diathermy atau pemanasan superficial Massage strocking dan effleurage diberikan pd posisi elevasi

51 Ligament Sprain SWD USD Tapping/Bandaging
kontraplanar; dosis utk aktualitas tinggi pulsed SWD nonthermal waktu pendek dan frekwensi 2 kali sehari Aktualitas rendah dgn subthermal waktu normal setiap hari atau selang sehari USD dosis intensitas 1 w/cm2 pada actualitas tinggi dan waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer. Aktualitas rendah dengan intensitas 1,5 – 2 w/cm2. Gerakan sirkuler Tapping/Bandaging Terapi latihan: stabilization exc

52 INTERVENSI PD SPRAIN LIG.
Pd aktualitas tinggi dg RICE Kompres es sd jam bersamaan elevation & rest Pembebatan dgn. elastic bandage sd 1-3 minggu Ssd hr 3 dan tingkat aktualitas rendah strocking dan effleurage, Kasus kronik ssd 3 mgg diberikan transverse friction Mobilisasi sendi secara hati-hati dan bertahap diberikan ssd hr ke 4 Latihan stabilisasi sendi aktif mulai hr 3

53 Instabilitas FES (fuctional electrical stimulation): utk otot-otot stabilisator sendi  utk meningkatkan dan merangsang stabilisasi sendi. Modalitas lain diterapkan tergantung ada atau tidaknya patologi penyerta. Untuk modulasi nyeri dapat digunakan TENS atau diathermy. Passive stabilization Active stabilizing exc.

54 Subluxatio dan dislocation
Sama dengan instabilitas sendi, Menggunakan FES (fuctional electrical stimulation) yg diterapkan pada otot-otot stabilisator sendi untuk meningkatkan dan merangsang stabilisasi sendi. Passive stabilization Latihan stabilisasi

55 INTERVENSI PD INSTABILITAS & SUBLUXATIO
Instabilitas: kelemahan atau kerobekan capsule-ligament sendi, pd subluxatio posisi sendi bergeser. Subluxatio AC joint, Shoulder joint, lumbosacral, C1-2 Pd inspeksi/gerak aktif tampak/terdengar subluxatio ROM > normal pd satu atau lebih arah gerak sendi dgn empty end feel Edeme pd regio distal (ankle oedeme) dan hydrops lokal Kompres es sd jam. Stabilisasi pasif dgn tapping ditambah elastic bandage atau splint sd 3 mgg Massage teknik lymph & venous drainage Mobilisasi sendi traksi-translasi hanya ssd stabilitas tercapai atau kemudian terjadi kontraktur > 3 mgg Stabilisasi diatas diaplikasikan bersama terapi latihan stabilisasi aktif dan balance

56 INTERVENSI PD DISLOKASI
Perpindahan bagian ujung tulang pembentuk sendi dari posisi normalnya empty joint socket keterbatasan fungsi gerak, nyeri dan perdarahan Luksasi berulang Habitual dislocation Reposisi  stabilisasi Intervensi Ft spt diatas

57 Kram otot Pada kram otot dapat digunakan MWD dosis suthermal yang praktis atau SWD dosis subthermal. ES under pressure untuk sirkulasi penyerapan sisa metabolism

58 INTERVENSI PD MUSCLE CRAMP
Ketegangan otot lokal shg nyeri hebat saat kontraksi Stress ; kurang kadar garam dan gang sirkulasi krn hambatan vascular Ketegangan otot agonis, sendi tertarik ke satu arah ROM penuh, nyeri hebat, palpasi teraba tonus otot sangat tinggi dan nyeri tekan Intervensi peregangan statis min 6 detik diikuti relaxing massage

59 Strain dan tendinitis US pd otot dan tendon cidera utk memacu proses penyembuhan luka. Intensitas sesuai aktualitas patologi: aktualitas tinggi dosis intensitas 1 w/cm2 dan bila aktualitas rendah dgn intensitas 1,5 – 2 w/cm2. Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer. Pada otot diterapkan gerakan longitudinal/parallel terhadap serabut otot

60 INTERVENSI PD STRAIN & TENDINITIS
Kerobekan mikroskopis otot/tendon oleh kontraksi/regangan maksimal >> elastisitas dan stabilitasnya. Isometric test positif dan stretch test positif springy ef palpasi positif pd lokasi patologi RICE dan menghindari HARM.  Kompres es s.d jam pertama bersamaan elevasi dan istirahat Massage ssd hari ke 4 untuk menghilangkan oedeme dgn teknik lymph & venous drainage dan relaksasi dgn teknik relaxing massage Transverse friction ssd 3 mgg untuk melepas perlekatan, dilanjutkan muscle stretching dgn teknik contract relax-stretching

61 Ruptur tendon / otot Sama dgn strain yaitu penerapan US yang diberikan pada otot dan tendon yang cidera dengan tujuan untuk memacu proses penyembuhan luka

62 INTERVENSI PD RUPTUR OTOT/TENDON
Intervensi penerapan RICE pd aktualitas tinggi,dmn Kompres es sd 36 jam, bersamaan elevasi dan istirahat Massage hari ke 4 untuk hilangkan oedeme dan relaksasi. Transverse friction intensif ssd 3 mgg, dan dilanjutkan dengan peregangan otot dengan teknik contract relax-stretching. Massage pasca operasi diberikan dengan hati-hati untuk menghilangkan oedeme dan relaksasi. Transverse friction diberikan bila penyambungan telah baik melepas perlekatan dan selanjutnya diterapkan peregangan otot

63 Myosinovitis Penggunaan US diatas otot patologis, utk persiapan sebelum manipulasi otot dan memacu proses penyembuhan luka. Intensitas diatur 1,5 – 2 w/cm2. Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer. Gerakan longitudinal/parallel terhadap serabut otot

64 INTERVENSI PD MYOSINOVITIS
Intervensi dengan manual stretching dan transverse friction pada trigger point. Kadang diberikan terapi dingin sebelum dan sesudahnya untuk menekan nyeri dan mencegah inflamasi setelah treatment. Klien diajarkan latihan dirumah untuk peregangan otot dengan teknik stretching myofascial release .

65 INTERVENSI PD TENDOSYNOVITIS
De quervain syndrome (jari macet) extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus. Oedeme pd lateral wrist finkelstein’s test positif Teknik tapping atau penggunan wrist abduction splint untuk rest.

66 INTEVENSI PD PERIOSTITIS
Aktualitas tinggi RICE Aktualitas rendah transverse friction US utk memacu proses penyembuhan luka. Intensitas dipilih 1 w/cm2 pada aktualitas tinggi dan 1,5 – 2 w/cm2 pada aktualitas rendah. Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer

67 Terima kasih atas perhatian & partisipasinya


Download ppt "Fisioterapi pd cedera jaringan lunak"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google