Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuhendra Kusuma Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pertemuan 8 : Thesaurus Anggota Kelompok :
Kurniawan Novi Pambudi Hijriah Fajar Muhammad Insan Raditya Tri Wibowo Mei Susanto Anggrean Yudistira Fanny Tri Pamungkas Agus Harianto
2
Pengertian Thesaurus Istilah TESAURUS berasal dari bahasa Inggris THESAURUS yang bermula dari bahasa Yunani THESAUROS, artinya harta benda, kekayaan atau gudang. Istilah tesaurus pertama kali digunakan oleh Brunetto Latini (tahun ). Pada abad 16 istilah tesaurus muncul dalam kamus bahasa Latin dan Yunani, yang diterbitkan oleh ahli bahasa, Estiennes, dari Perancis. Kamus Amerika Webster’s dikutip Sri Rohyanti Z. (2002: 1) mendefinisikan thesaurus sebagai suatu ‘buku yang berisi kata atau informasi mengenai bidang subyek tertentu atau suatu kelompok konsep, seperti kamus sinonim.
3
Pengertian Thesaurus Dalam buku “Guidelines for the Establisment and Develoment of Multilingualual Thesauri” dikutip Lalu Anwar (2000) pengertian thesaurus adalah sekelompok istilah yang dipilih dari bahasa sehari-hari, dan merupakan kosa kata dari bahasa indeks yang terkendali. Disusun sedemikian rupa sehingga hubungan formal antara istilah yang lebih luas (broader terms) dengan istilah yag khusus (narrower terms) dibuat dengan jelas. Berdasarkan pengertian diatas, thesaurus merupakan himpunan kata-kata terkendali yang berhubungan satu sama lain secara semantik dan hierarkis, yang dapat dipergunakan untuk menterjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.Thesaurus dipergunakan secara luas untuk mengendalikan kosa kata (vocabulary control) dalam sistem terkoordinasi, kemudian menggunakan sistem komputerisasi dan sistem “Pre –coordinate”.
4
Fungsi Thesaurus Seperti kegunaan atau fungsi sebuah kamus atau daftar kata-kata adalah memberikan definisi atau penjelasan arti tentang kata dan istilah tersebut, menurut Sri Rohyanti Z. (2002) maka thesaurus berguna untuk : Membantu menentukan dan menemukan istilah yang diberi definisi tersebut. Sangat berguna bagi orang yang bertanggungjawab terhadap indexing dan retrieving dalam bidang tertentu. Mencapai standardisasi dan konsistensi dalam pengindeksan dokumen.
5
Perbedaan Thesaurus dengan Daftar Tajuk :
Secara lebih rinci perbedaan thesaurus dengan daftar tajuk subyek adalah sebagai berikut: Istilah-istilah pada thesaurus yang berbentuk kata majemuk ditulis seperti apa adanya, sedangkan dalam tajuk subyek bisa dibalik. Daftar tajuk subyek dalam penyajiannya terdiri atas satu bagian utama saja, yaitu susunan alpabetis. Sedangkan thesaurus paling tidak terdiri atas dua bagian yaitu bagain hierarkis dan alpabetis.Kadangkala ada bagian berkelas. Daftar tajuk subyek kebanyakan dipergunakan pada katalogisasi konvensional, sedangkan thesaurus lebih tepat untuk sistem terotomasi. Karena itu istilah-istilah dalam thesaurus cenderung bersifat pasca–laras.Dikoordinasikan pada saat pencarian informasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengoperasian BOOLEAN LOGIC (salah satu strategi sistem temu kembali informasi yang berbasis komputer).
6
Dalam proses temu kembali informasi berbasis komputer, pemakai harus menyediakan pertanyaan (query) yang diperlukan dengan menggunakan kata kunci (keyword). Thesaurus menyediakan daftar kata- kata kunci yang disusun secra alpabetis dengan sinonim yang berdekatan dan sering dikembangkan untuk mencakup beberapa indikasi dari istilah yang luas (broader term) dan istilah khusus (narrower term). Dengan kata lain bahwa thesaurus dalam fungsinya sebagai sarana temu kembali informasi, bahwa kosa kata yang terdapat dalam thesaurus dapat dipergunakan sebagai kata kunci (key word) untuk membuat pertanyaan (query) dalam proses temu kembali informasi seperti dilakukan dalam pengoperasiaan Boolean Logic.
7
Struktur Thesaurus Thesaurus terdiri dari 2 bagian utama, yakni:
Daftar descriptor menurut abjad Merupakan Pengelompokkan secara alfabetis yang terdiri dari kategori yang mempunyai hubungan satu sama lain. Daftar istilah yang merupakan panduan suatu descriptor Merupakan pintu masuk kosa kata yang dipakai sebagai descriptor dan menunjukkan hubungan hierarkis dari masing-masing descriptor.
8
Bagian Alfabetis Bagian ini merupakan perubahan bentuk bagian hirarkhis tadi disusun kembali secara alpabetis serta diperlihatkan hubungannya dengan istilah lain berdasarkan tingakat kesepesifikkan makna, misalnya : Hubungan suatu istilah dengan istilah lain yang satu tingkat lebih luas maknanya dinyatakan dengan BT (Broader Term), Hubungan suatu istilah dengan yang satu tingkat lebih sempit maknanya dinyatakan dengan NT (Narrower Term). Pencantuman BT dan NT pada bagian alpabetis dilengkapi dengan pencantuman istilah lain yang mempunyai hubungan secara asosiatif dan dinyatakan dengan RT (Related Term).
9
Istilah-istilah yang dipergunakan untuk menyatakan hubungan hierarkhis dari masing- masing deskriptor serta penggunaannya, adalah sebagai berikut : DALAM BAHASA INGGRIS U = Use UF = Use For SN = Scope Note BT = Broader Term NT = Narrowar Term RT = Related Term DALAM BAHASA INDONESIA G = Gunakan GU = Gunakan Untuk RL = Ruang Lingkup IL = Istilah Luas IK = Istilah Khusus IB = Istlah Berhubungan
10
Istilah “Use/Gunakan (U/G)” digunakan dibelakang deskriptor yang tidak boleh dipakai dan menunjukkan harus menggunakan deskriptor lain. Contoh : ADMINISTRASI PERSONALIA G : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN. Istilah “Scope Note/Ruang Lingkup (SN/RL)” menandakan diberikannya keterangan singkat untuk menggambarkan luasnya arti penerapan deskriptor itu. Contoh : ADMINUSTRASI PENDIDIKAN. RL : Berhubungan dengan sebagian atau seluruh sistem pendidikan. Istilah “Broader Term / Islilah Luas (BT/IL)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih luas. Contoh : ADMINISTRASI SEKOLAH IL : ADMINISTRASI PENDIDIKAN
11
Istilah “Narrower Term / Istilah Khusus (NT/IK)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih sempit. Contoh : PERPUSTAKAAN. IK : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Istilah “Related Term / Istilah Berhubungan (RT/IB)” menunjukkan pada satu istilah-istilah yang mempunyai arti serupa seperti penunjukan ”lihat juga” yang biasa terdapat dalam indeks. Istilah tersebut memperluas bidang penelusuran dan menunjukkan arah-arah baru.
12
Algoritma Thesaurus Algoritma yang digunakan dalam thesaurus adalah algoritma stemming. Algoritma ini didahului dengan pembacaan tiap kata dari file sampel. Sehingga input dari algoritma ini adalah sebuah kata yang kemudian dilakukan : Pemeriksaan semua kemungkinan bentuk kata. Setiap kata diasumsikan memiliki 2 awalan / prefiks dan 3 akhiran / sufiks. Sehingga bentuknya menjadi : Prefiks 1 + Prefiks 2 + Kata Dasar + Sufiks 3 + Sufiks 2+ Sufiks 1 Seandainya kata tersebut tidak memiliki imbuhan sebanyak imbuhan di atas, maka imbuhan yang kosong diberi tanda x untuk prefiks dan diberi tanda xx untuk sufiks. Untuk mewujudkannya maka dibuatlah struktur data untuk menampung setiap kata yang bentuknya sebagai berikut :
13
Seandainya kata tersebut tidak memiliki imbuhan sebanyak imbuhan di atas, maka imbuhan yang kosong diberi tanda x untuk prefiks dan diberi tanda xx untuk sufiks. Untuk mewujudkannya maka dibuatlah struktur data untuk menampung setiap kata yang bentuknya sebagai berikut : enum awalan_t {AwalanError=0,x, me, pe, be, di, se, ke, te, mem=100, men, per, pem, ber, ter, pen, ber_luluh, ter_luluh, per_luluh, mem_luluh, pem_luluh, men_luluh, pen_luluh, meny=200, peny, meng, meng_luluh, peng_luluh, peng }; enum akhiran_t {AkhiranError=0, i, kan, an, ku, mu, lah, pun, nya, kah, xx}; struct arrkata_t { enum awalan_t p1,p2; char kd[30]; enum akhiran_t s3,s2,s1; };
14
2. Dengan struktur data di atas, maka langkah awal pemotongan bisa dari mana saja. Dalam hal ini pemotongan dilakukan secara berurutan sebagai berikut : Awalan I, hasilnya disimpan pada p1 Awalan II, hasilnya disimpan pada p2 Akhiran I, hasilnya disimpan pada s1 Akhiran II, hasilnya disimpan pada s2 Akhiran III, hasilnya disimpan pada s3 Pada setiap tahap pemotongan di atas diikuti dengan pemeriksaan di kamus apakah hasil pemotongan itu sudah berada dalam bentuk dasar. Kalau pemeriksaan ini berhasil maka proses dinyatakan selesai dan tidak perlu melanjutkan proses pemotongan imbuhan lainnya.
15
3. Namun jika sampai pada pemotongan akhiran III, belum juga ditemukan di kamus, maka dilakukan proses kombinasi. Kata dasar yang dihasilkan dikombinasikan dengan imbuhanimbuhannya dalam 12 konfigurasi berikut : Kata Dasar Kata Dasar + Akhiran III Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II + Akhiran I Awalan I + Awalan II + Kata Dasar Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + AkhiranII + AkhiranI Awalan II + Kata Dasar Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II 3 Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II + Akhiran I
16
Referensi thesaurus.html temu-kembali-informasi-untuk-meningkatkan-pelayanan-kepada- pengguna-di-perpustakaan/
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.