Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN"— Transcript presentasi:

1 SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Ayat Penyesuaian (Adjusment) Berdasarkan Neraca Saldo tersebut sebenarnya dapat disusun Laporan Keuangan). Namun demikian perlu dilakukan penelitian ulang atas kebenaran data akun beserta jumlahnya, karena data yang terdapat dalam neraca saldo tersebut belum tentu lengkap dan benar. Jika dari Neraca Saldo langsung disusun laporan keuangan sudah barang tentu akan menghasilkan laporan yang tidak benar (tidak tepat). Sistem pencatatan, khusususnya atas pengakuan pendapatan dan beban, yaitu : 1. Sistem Pencatatan Berdasarkan Waktu (Accrual Basis) Pada sistem ini pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya transaksi, walaupun belum diterima atau dibayar secara tunai. 2. Sistem Pencatatan Tunai/Kas (Cash Basis) Pada sistem ini pendapatan dan beban diakui pada saat diterimanya pendapatan atau dibayar beban secara tunai.

2 Terkait dengan sistem pencatatan accrual basis ini maka pencatatan yang sudahdilakukan (mulai jurnal sampai Neraca saldo) belum lengkap dan tidak tepat. Hal ini terjadi karena adanya beberapa hal sebagai berikut 1) Adanya transaksi yang sudah dicatat tetapi sudah tidak sesuai/ tepat lagi. Biasanya transaksi terjadi terkait dengan pembayaran atau penerimaan yang melibatkan dua periode akuntansi yang berbeda. Misalnya : Pembayaran Uang Muka Sewa (Sewa Dibayar Dimuka), Penerimaan Uang Muka Pendapatan (Bunga Diterima Dimuka) 2. Adanya transaksi yang sudah terjadi namun belum dicatat Misalnya : Piutang Pendapatan (Bunga yang masih harus Diterima) dan Utang Beban (utang Gaji). 3. Perlu dilakukan pengecekan dan perhitungan secara fisik atas aktiva Misalnya : Persediaan Perlengkapan dan Persediaan Barang Kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi

3 Rp. 9.000 S. 8900*) CATATAN ? KENYATAAN ??? Tanggal Keterangan Ref
Nama Akun : KAS No. Akun . 101 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Des 1 10 30 Setoran Dit. Piutang S. 8900*) J.1 J.2 Rp 6.000 2.000 18.000 2 5 15 20 25 Bayar sewa Bayar asuransi Dibeli Perlgk. Bayar gaji Bayar listrik Bayar lain Bayar utang Prive Beban lain 2 Rp. 1500 Rp Rp. 1000 Rp Rp. 2000 9100 CATATAN ? Rp KENYATAAN ???

4 Ada beberapa hal yang memerlukan ayat penyesuaian antara
lain : Penyusutan Aktiva Tetap Taksiran Kerugian Piutang Pemakaian Perlengkapan Beban Dibayar Dimuka (prepaid Expense) Pendapatan Diterima Dimuka ( Unearned Revenue) Pendapatan yang masih harus diterima (Accrued Revenue) Beban yang masih harus dibayar ( accrued Expense Rekonsiliasi Kas di Bank Koreksi Kesalahan. Persediaan Barang Dagangan

5 Penyusutan Aktiva Tetap.
Penyusutan aktiva tetap (depresiasi) adalah mengalokasikan harga perolehan aktiva menjadi beban selama aktiva tersebut memberikan manfaatnya kepada perusahaan. Metode pencatatan atas penyusutan ada dua metode, yaitu : Metode langsung : Des Beban Penyusutan Mobil Rp. xxx Mobil Rp. xxx 2. Metode Tak Langsung: Des Beban Penyusutan Mobil Rp. xxx Akumulasi Penyusutan Mobil Rp. xxx

6 Contoh 1: Pada tanggal 1 Januari 2002 perusahaan membeli mesin dengan harga Rp ,-. Mesin tersebut diperkirakan dapat dipakai selama 5 tahun dengan nilai residu/nilai sisa Rp ,- Hitung : Besar penyusutan tahun 2002 (sampai 31 desember 2002) dan buat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2002 Jawab: Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan : C – S D = N Keterangan : D = besarnya penyusutan/depresiasi C = Cost = Harga perolehan=harga beli S = Salvage = nilai sisa = residu N = jangka waktu 1) Penyusutan tahun 2002 = = Rp ,- 5 2) Jurnal Penyesuaian : des Beban Penyusutan Mesin Rp Akumulasi Penyst Mesin Rp

7 1. Metode Langsung (Direct Method)
Kerugian Piutang Jika ada piutang yang tidak dapat ditagih akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Berkaitan dengan kerugian piutang tersebut terdapat dua cara pencatatan, yaitu : 1. Metode Langsung (Direct Method) Des Beban Kerugian Piutang Dagang Rp. xxx Piutang Dagang Rp. xxx Contoh : Saldo Piutang Usaha per 31 Desember 2003 sebesar Rp ,00 Data penyesuaian 31 Desember 2003 menyebutkan bahwa seorang debitur perusahaan jkatuh pailit. Piutang kepadanya sebesar Rp ,00 harus dihapuskan. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2003 Des 31 Beban Kerugian Piutang Rp ,00 Piutang Dagang Rp ,00

8 Penyisihan Kerugian Piutang Rp. xxx
. Metode Tak Langsung (Allowance Method) 1) Pada akhir periode perusahaan membuat taksiran atas kemungkinan piutang yang tidak dapat tertagih dengan membuat jurnal penyesuaian Des.31 Beban Kerugian Piutang Rp. xxx Penyisihan Kerugian Piutang Rp. xxx 2) Jika selama tahun berjalan terdapat piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih maka dibuat jurnal penyesuaian : Des Penyisihan Kerugian Piutang Rp. Xxx Piutang Rp. xxx Contoh : Saldo Piutang Dagang per 31 Desember (debet) Rp ,00 Saldo Penyisihan Kerugian Piutang (kredit) sebesar Rp ,00 Data penyesuaian per 31 Desember 2003 menyebutkan bahwa penyisihan kerugian piutang ditetapkan 4 % dari saldo piutang Jurnal Penyesuaian : Des Beban Kerugian Piutang Rp Penyisihan Kerugian Piutang Rp Perhitungan : Taksiran kerugian 4 % X = Penyisihan yang sudah ada = Yang harus dibebankan =

9 Pemakaian Perlengkapan
Dalam melakukan aktivitasnya perusahaan membutuhkan bahan habis pakai (perlengkapan). Biasanya karena alasan praktis pemakaian atas perlengkapan tidak dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal. Pada akhir periode perlu melakukan perhitungan atas perlengkapan yang dipakai dan perlengkapan yang masih ada (belum dipakai). Perlengkapan yang dipakai merupakan beban (dicatat pada akun Beban Perlengkapan), sedangkan perlengkapan yang belum dipakai/belum terpakai merupakan aktiva (Perlengkapan). Ada 2 pendekatan : 1) Pendekatan neraca (Dicatat Aktiva) Saat membeli perlengkapan dicatat pada akun Perlengkapan. Pada akhir periode dihitung perlengkapan yang dipakai sebagai Beban Pemakaian Perlengkapan 2) Pendekatan Rugi/laba (dicatat sebagai Beban) Saat membeli perlengkapan dicatat sebagai akun Beban Pemakaian Pada akhir periode dihitung besarnya perlengkapan yang belum dipakai sebagai Persediaan Perlengkapan (Perlengkapan)

10 Contoh (1) : Neraca Saldo per 31 Desember 2003 menunjukkan data sebagai berikut: Perlengkapan Salon (D) Rp ,00 Data penyesuaian per 31 Desember 2003 menyebutkan keterangan sebagai berikut: Perlengkapan Salon yang masih ada Rp ,00 Diminta buat jurnal penyesuaian 31 Desember 2003 Jurnal Penyesuaian : Des Beban Pemakaian Perlengkapan Rp Perlengkapan Salon Rp Contoh (2) : Beban Perlengkapan Kantor (D) Rp ,00 Perlengkapan Kantor yang masih ada Rp ,00 Jurnal Penyesuaian Des Perlengkapan Kantor Rp Beban Perlengkapan Kantor Rp. 5000

11 Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expense)
Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar perusahaan akan tetapi belum diakui sebagai sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Beban Dibayar Dimuka dalam akan dicatat dalam kelompok aktiva dengan nama akun antara lain : - Sewa Dibayar Dimuka/Persekot Sewa - Asuransi Dibayar Dimuka/Persekot Asuransi - Bunga Dibayar Dimuka/Persekot Bunga Pencatatan ada 2 cara : 1. Saat membayar dicatat sebagai aktiva/Pendekatan Neraca 2. Saat membayar dicatat sebagai beban/Pendekatan Rugi/Laba Contoh : Tgl. 1/4/2001 Perusahaan membayar premi asuransi untuk satu tahun (terhitung 1/4/2001 sampai dengan 1/4/2002) sebesar Rp ,- Diminta : Jurnal umum tanggal 1/4/2001 dan jurnal penyesuaian 31 Desember 2001, jika A. Pada saat membayar dicatat sebagai aktiva B. Pada saat membayar dicatat sebagai beban

12 A. Cara I (saat membayar dicatat sebagai aktiva/Pendekatan Neraca)
Jurnal transaksi tanggal 1/4/2001: Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit April 1 Asuransi Dibayar Dimuka Kas (Dibayar premi asuransi 1 tahun) Rp - . Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001 Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka (penyesuaian yang sudah beban 9/12 X Rp = Rp.9000) Rp.9.000 -

13 B. Cara II (saat membayar dicatat sebagai beban /Pendekatan Rugi/Laba)
1. Jurnal transaksi tanggal 1/4/2001: Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit April 1 Beban Asuransi Kas (Dibayar premi asuransi 1 tahun) Rp - 2. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001 Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi (penyesuaian yang belum beban 3/12 X Rp = Rp.3000) Rp -

14 1/5/2001 Perusahaan menyewakan gudang dengan sewa 1 tahun Rp.36.000
Pendapatan Diterima Dimuka (unearned Revenue) Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang uangnya sudah diterima akan tetapi belum diakui sebagai pendapatan pada periode yang besangkutan. Dalam neraca, pendapatan diterima dimuka akan dicatat pada kelompok utang, dengan nama akun, misalnya - Sewa Diterima Dimuka - Bunga diterima Dimuka - dls Dalam pencatatannya pendapatan diterima dimuka ada 2 cara, yaitu: 1. Saat menerima dicatat sebagai utang/Pendekatan Neraca Saat menerima dicatat sebagai pendapatan/Pendekatan Rugi/Laba Contoh: 1/5/2001 Perusahaan menyewakan gudang dengan sewa 1 tahun Rp Pada saat kontrak dibuat pada tanggal 1/5/2001 diterima uang sewa untuk 1 tahun sebesar Rp ,- untuk masa 1/5/2001 s/d 1/5/2002 Diminta : jurnal transaksi tgl. 1/5/2001 dan jurnal penyesuaian 31 Desember 2001 jika : A. Pada saat menerima dicatat sebagai utang B. Pada saat menerima dicatat sebagai pendapatan

15 Cara I : Saat menerima dicatat sebagai Utang/Pendekatan Neraca
1. Jurnal transaksi tanggal 1/5/2001: Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Mei 1 Kas Sewa Diterima Dimuka (Diterima sewa 1 tahun) Rp - 2. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001 Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Sewa Diterima Dimuka Pendapatan Sewa (penyesuaian yg sudah pendaptan 8/12 X Rp = Rp ) Rp -

16 Jurnal transaksi tanggal 1/5/2001: Mei 1 Kas Pendapatan Sewa
Cara II : Saat menerima dicatat sebagai Pendapatan/Pendekatan Rugi/Laba Jurnal transaksi tanggal 1/5/2001: Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Mei 1 Kas Pendapatan Sewa (Diterima sewa 1 tahun) Rp - 2. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001 Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Pendapatan Sewa Sewa Diterima Dimuka (penyesuaian yg belum pendapatan 4/12 X Rp = Rp ) Rp -

17 Pendapatan Yang masih Harus Diterima (Accrued Revenue)
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang uangnya belum diterima secara tunai tetapi sudah diakui sebagai hak/pendapatan untuk periode yang bersangkutan Dalam neraca pendapatan diterima dimuka dicatat pada kelompok aktiva dengan nama akun antara lain : - Bunga yang masih harus diterima/Piutang Bunga - Sewa yang masih harus diterima/Piutang Sewa - Komisi yang masih harus diterima/Piutang Komisi - dls. Contoh: Pada tanggal 1/11/2001 perusahaan mendepositokan uangnya di Bank sebesar Rp ,- ; dengan bunga 24 % per tahun. Bunga diterima dibelakang 6 bulan sekali tiap tanggal 1/5 dan 1/11 Buat jurnal penyesuaian 31 Desember 2001

18 Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001 Des 31 Bunga ymh Diterima
Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Bunga ymh Diterima Pendapatan Bunga (penyesuaian 1/11 – 31/12= 2 bl. 2/12 x 24% x = 4000 Rp.4.000 - Rp

19 Beban Yang masih harus Dibayar
Beban yang masih harus Dibayar adalah beban yang belum dibayar secara tunai tetapi sudah diakui sebagai beban dan kewajiban pada periode yang bersangkutan. Beban dibayar dimuka akan disajikan dalam Neraca pada kelompok utang, dengan nama akun antara lain : - Bunga ymh. Dibayar/Utang Bunga - Gaji ymh. Dibayar/Utang Gaji - Pajak ymh. Dibayar/Utang Pajak - dls Contoh 1: Seorang pemborong bangunan mempunyai 10 orang pekerja harian, dengan upah per orang Rp ,- sehari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu sore untuk 6 hari kerja. Pada tanggal 31 Desember jatuh pada hari Selasa Hitung besar utang upah per dan jurnal penyesuaiannya. Jawab

20 Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2001
Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Beban Gaji dan Upah Utang Gaji dan Upah (penyesuaian upah terutang 2 hari 2 x10 x Rp20.000= Rp - Rp

21 Rekonsiliasi Kas di Bank
Jika perusahaan mempunyai simpanan di bank dalam bentuk giro, maka pada akhir periode harus diadakan penyesuaian antara catatan yang dibuat oleh perusahaan dengan laporan yang dibuat bank (rekening koran). Jika terdapat ketidak samaan catatan menurut perusahaan dan menurut laporan bank, maka harus dicari penyebabnya dan diadakan penyesuaian Proses penyesuaian dan menyamakan saldo antara catatan bank yang dibuat oleh perusahaan dan laporan yang diterima dari bank disebut rekonsiliasi bank. Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2003 saldo Kas menurut catatan perusahaan Rp ,- Sedangkan salinan Rekening Koran dari bank menyebutkan saldo kredit sebesar Rp ,-. Setelah diteliti tenyata selisih ini disebabkan bank telah mendebet perusahaan Rp untuk beban administrasi dan telah mengkredit perusahaan Rp untuk jasa giro/bunga dan mengkredit perusahaan Rp50.000,- untuk penerimaan dari debitur perusahaan. Buat jurnal penyesuaian 31 Desember 2003

22 Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2003
Tanggal NoSB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 Beban Administrasi Bank Kas di Bank (penyesuaian atas biaya-biaya administrasi yang dibebankan bank) Rp.4.000 - Rp Pendapatan Bunga (penyesuaian atas pendapatan bunga) Rp Rp ,- Kas PiutangDagang (penyesuaian atas penerimaan piutang) Rp Rp ,-

23 Koreksi Kesalahan Dalam melakukan pencatatan transaksi harus dilakukan dengan seksama dan teliti . sehingga dapat menghidari kesalahan. Namun demikian dimungkinkan akan terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi, misalnya : 1. Terlalu besar dicatat 2. Terlalu kecil dibukukan 3. Salah pencatatan pada akun 4. Salah memasukan debet dan kredit 5. Lupa dicatat. Contoh: 5/12/2003 Dibeli peralatan dengan tunai Rp ,- Dalam pembukuan dicatat dengan jurnal : 5/ | Peralatan Rp ,- | Utang Dagang Rp ,- Buat jurnal koreksi pada saat membuat penyesuaian Jawab : Jurnal Penyesuaian (koreksi) per 31 Des 2003: 31/ | Utang Dagang Rp ,- | Kas Rp | Peralatan Rp | (Koreksi atas kesalahan tgl.5/12)

24 2. Menghindari kesalahan penyusunan laporan keuangan.
B. Penyusunan Laporan Keuangan dengan Neraca Lajur Jurnal penyesuaian yang telah dibuat harus diposting ke akun buku besar. Laporan keuangan dapat disusun berdasarkan akun buku besar setelah dilakukan penyesuaian. Untuk mempermudah penyusunan laporan keruangan maka dapat disusun kertas kerja yang disebut neraca lajur (work sheet). Neraca Lajur adalah daftar dengan kolom-kolom tertentu yang digunakan untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. manfaat neraca lajur 1. Mempermudah penyusunan laporan keuangan 2. Menghindari kesalahan penyusunan laporan keuangan.

25 BIRO JASA NAHARINA NERACA LAJUR
Per 31 Desember 2003 No Akun Nama Akun Neraca Saldo Ayat Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo Disesuaikan Rugi/Laba Neraca D K AKTIVA X - V AKUMULASI PENYUSUTAN UTANG MODAL PRIVE PENDAPATAN BEBAN 100 120 650 630 Saldo Laba 20

26 LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan yang terdiri dari : Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Neraca. Laporan Laba Rugi Laporan Rugi/Laba disusun berdasarkan Neraca Lajur kolom Rugi/Laba (Laba = Pendapatan – Beban Usaha) Laporan Perubahan Modal Laporan Perubahan Modal disusun berdasarkan Neraca Lajur, kolom Neraca (Modal Akhir = Modal Awal +Laba -Prive) Neraca Neraca disusun berdasarkan Neraca Lajur, kolom Neraca (Aktiva = Utang + Modal Akhir*) *) modal akhir dikutip dari Laporan Perubahan Modal

27 APLIKASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI NERACA LAJUR

28 VINDA SALON NERACA SALDO per 31 Desember 2010 NO. AKUN NAMA AKUN DEBET
KREDIT 101 KAS……………………………………………….. Rp ,00 - 102 PIUTANG USAHA……………………………….. Rp ,00 103 PERLENGKAPAN………………………………… 104 ASURANSI DIBAYAR DIMUKA………………... Rp ,00 111 PERALATAN……………………………………… Rp ,00 201 UTANG USAHA…………………………………... Rp ,00 301 MODAL NONA VINDA………………………….. Rp ,00 302 PRIVE NONA VINDA……………………………. Rp ,00 401 PENDAPATAN JASA SALON…………………… Rp ,00 501 BEBAN GAJI……………………………………… 502 BEBAN LISTRIK & AIR…………………………. 503 BEBAN SEWA……………………………………. Rp ,00 504 BEBAN LAIN – LAIN……………………………. Rp ,00 Rp ,00

29 DATA PENYESUAIAN 31 DESEMBER 2010
Berdasarkan perhitungan fisik atas uang tunai (Cash opname) diketahui bahwa saldo kas sebesar Rp ,- . Selisih disebabkan adanya pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi (prive) tgl 30 Desember 2010 lupa belum dibukukan sebesar Rp.500,- Premi asuransi dibayar untuk masa satu tahun pada tgl.1Desember 2010 Persediaan perlengkapan yang masih ada Rp Penyusutan atas peralatan ditetapkan Rp. 500,- Sewa dibayar untuk masa 6 (enam ) bulan pada tanggal 1 Desember 2010 Gaji yang masih harus dibayar Rp. 500,- Diminta: A. Buat ayat penyesuaian per 31 Desember 2010 dalam bentuk jurnal B. Buat Neraca Lajur 10 kolom Neraca Saldo (D/K), Ayat Jurnal Penyesuaian (D/K), Nearaca Saldo Disesuaikan (D/K), Rugi/Laba (D/K), dan Neraca (D/K) C. Susun Laporan keuangan : - Laporan Rugi/laba tahun 2010 - Laporan Perubahan Modal - Neraca per 31 Desember 2010 Catatan : Akun yang masih harus dibuka dalam penyusunan neraca lajur sbb: 505 Beban Asuransi Akumulasi Penyusutan Peralatan 506 Beban Perlengkapan Sewa Dibayar Dimuka 507 Beban Penyusutan Peralatan Gaji ymh. dibayar/Utang Gaji

30 ( prive, lupa belum dibukukan) 202 101 Rp. 500 - Rp. 500 BU-03
JURNAL PENYESUAIAN Tanggal No.SB Akun dan Keterangan Ref Debet Kredit Des 31 BU-02 Prive Vinda Kas ( prive, lupa belum dibukukan) 202 101 Rp - Rp BU-03 Beban Asuransi Asuransi dibyr. Dimuka ( penyesuaian beban asuransi yang dipakai 1/12 X 600 = 50) 505 104 Rp Rp BU-04 Beban Perlengkapan Perlengkapan (penyesuaian atas pemakaian perlengkapan 1000 – 200 = 800) 506 103 Rp Rp BU-05 Beban Penyust. Peralatan Akm. Penyst. Peralatan (penyesuaian atas penyusutan peralatan Rp 500) 507 112 BU-06 Sewa Dibayar Dimuka Beban Sewa (penyesuaian sewa yang belum dipakai 5 / 6 X Rp = 1250) 105 503 Rp. 1250 BU-07 Beban Gaji Gaji YMH. Dibayar (gaji yang belum dibayar) 501

31 VINDA SALON NERACA LAJUR Per 31 Desember 200

32 Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011
LAPORAN LABA RUGI SALON VINDA LAPORAN RUGI / LABA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011 Pendapatan Salon ……………………………………………Rp ,00 Beban Usaha : Beban Gaji …………………………… Rp ,00 Beban Listrik dan Air ………………......… Rp ,00 Beban Sewa ……………………………… Rp ,00 Beban Lain-lain ……………………… Rp ,00 Beban Asuransi ……………………… Rp ,00 Beban Perlengkapan…………………..... Rp ,00 Beban Penyusutan Peralatan ……… Rp ,00 (+) Rp , Laba Bersih Rp ,00 ===========

33 Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2003
SALON VINDA LAPORAN RUGI / LABA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2003 Modal Nona Vinda (awal)……………………..Rp ,00 Laba Bersih……………………………………Rp ,00 (+) Rp ,00 Prive Rp ,00 (-) Modal Nona Vinda (akhir) Rp ,00

34 VINDA SALON NERACA Per 31 Desember 2003 ASET KEWAJIBAN & EKUITAS
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Piutang Usaha Rp Utang Gaji Rp Perlengkapan Rp Jumlah Kewajiban Rp Asuransi Dibayar Dimuka Rp Ekuitas Sewa Dibayar Dimuka Rp Modal Nona Vinda Rp JumlahAktiva Lancar Rp Aktiva Tetap Peralatan Rp Akm.PenystPrlt Rp Rp Jumlah Aktiva Tetap Total Aset Rp Total Kewajiban & Ekuitas

35 SELESAI KEMBALI


Download ppt "SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google