Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDevi Sumadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
RANCANGAN METODE PENELITIAN PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Merancang waktu dan tempat penelitian. Menentukan metode penelitian yang tepat sesuai dengan fokus penelitian. Menentukan populasi dan sampel penelitian dengan menggunakan teknik sampling. Merumuskan variabel penelitian dan definisi operasional. Menggunakan instrumen sebagai dasar pengumpulan data. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis data
3
MERANCANG BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Metode Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen F. Teknik Analisis Data
4
CONTOH BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Esa Unggul Jakarta. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan April- Juni Adapun jadwal peneitian adalah sebagai berikut:
5
CONTOH BAB III A. Waktu dan Tempat Penelitian (lanjutan)
6
CONTOH BAB III B. Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian survei ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan kedudukan sesaat variabel (status quo variable) berdasarkan data yang ada saat itu (status quo data) dan hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang diteliti kemudian dapat ditentukan dan ditarik kesimpulan. Pendekatan korelasional digunakan dalam penelitian ini karena dimaksudkan untuk mencari dan menganalisa hubungan-hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. . Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu: gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan rasional serta satu variabel terikat yaitu akuntabilitas. Sedangkan data yang ditemukan bukan hasil dari suatu perlakuan (treatment) atau data seketika yang diamati (data at the moment) melainkan data sebagai fakta yang memang sudah terjadi (ekspost fakto).
7
CONTOH BAB III B. Metode penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey untuk menjaring data dari sampel penelitian
8
CONTOH BAB III B. Metode penelitian (lanjutan) Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas ditunjukkan dalam bentuk konstelasi keterkaitan antar variabel sebagai berikut :
9
CONTOH BAB III B. Metode penelitian (lanjutan) Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas ditunjukkan dalam bentuk konstelasi keterkaitan antar variabel sebagai berikut : Keterangan: X1 = Gaya Belajar X2 = Motivasi Berprestasi Y = Hasil Belajar IPA
10
CONTOH BAB III C. Populasi dan Sampel Penelitian
11
CONTOH BAB III Maka dengan populasi terjangkau sebesar 80 dan menggunakan taraf kesalahan 5 % maka dengan menggunakan rumus Slovin akan diperoleh sampel sejumlah 67, dengan perhitungan sebagai berikut: n = 80 / ( x 0,05 x 0,05) n = 80 / ( 1 + 0,2) n = 80 / 1,2 n = 66,67 = 67 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Sample Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak karena anggota populasi homogen. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara undian, di mana populasi sebelumnya diberi nomor urut 1 sampai dengan nomor 80. sesuai dengan jumlah populasi, lalu diundi hingga keluarnya nomor sampai sejumlah enam puluh lima dan menjadi sampel penelitian.
12
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini, maka penentuan responden yang menilai adalah sebagai berikut: Gaya kepemimpinan dengan responden guru, di mana setiap tiga orang guru menilai satu orang kepala sekolah. Kecerdasan emosional, dengan responden kepala sekolah. Pengambilan keputusan Rasional, dengan responden kepala sekolah. d. Akuntabilitas dengan responden ketua yayasan.
13
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (lanjutan) Adapun definisi konseptual dan definisi operasional dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Variabel Akuntabilitas (Y) a. Definisi Konseptual. Akuntabilitas adalah: pertanggungjawaban manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh manajer superior.
14
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional b.Definisi Operasional. Akuntabilitas adalah:skor yang diperoleh dari responden atas angket variabel akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban kepala sekolah sebagai manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh ketua yayasan sebagai manajer superior, yang dinilai oleh ketua yayasan dan diukur dengan menggunakan instrumen angket dengan indikator: (1) menetapkan tujuan secara tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkan bawahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan bawahan, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan standar, (6) meminta pelaporan kerja dari bawahan, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada manajer superior..
15
CONTOH BAB III E. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Untuk mendapatkan data dari responden, diperlukan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner/ angket. Data yang diperoleh merupakan hasil pengukuran dari masing-masing variabel yang diperoleh dari tanggapan atau penilaian yang diberikan responden terhadap tiap butir instrumen penelitian. Berdasarkan variabel yang ada maka akan terdapat empat instrumen, yaitu gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan akuntabilitas (Y).
16
CONTOH BAB III Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian pada variabel gaya kepemimpinan (X1), disusun dengan menggunakan skala lima opsi, yaitu: Selalu (SL) = 5, Sering (SR) = 4, Jarang (JRG) = 3, SKL (Sekali-kali) = 2, dan Tidak Pernah (TP) = 1. Sedangkan untuk variabel kecerdasan emosional (X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan akuntabilitas (Y) digunakan angket dengan menggunakan Skala Likert, yaitu : Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
17
CONTOH BAB III Tahapan-tahapan dalam pembuatan instrumen ini adalah menentukan variabel penelitian, menentukan indikator variabel berdasarkan kajian teori, membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator yang ada, dan membuat pernyataan untuk butir instrumen.
18
CONTOH BAB III
19
CONTOH BAB III d.Uji Coba Instrumen. Instrumen Akuntabilitas dikembangkan dalam bentuk 35 butir pernyataan. Pengukuran terhadap akuntabilitas menggunakan skala Skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
20
CONTOH BAB III
21
CONTOH BAB III Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefisien korelasi (skor rbutir atau r hitung) dan nilai kritis (skor rtabel) pada taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria kesahihan butir sebagai berikut : Jika r hitung > skor r tabel, maka butir sudah valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian sebenarnya. Jika rhitung ≤ skor rtabel, maka butir ditolak atau tidak valid dan tidak digunakan dalam pengumpulan data sebenarnya.
22
CONTOH BAB III Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk pengujian validitas butir instrumen variabel akuntabilitas yang berjumlah 35 butir pernyataan ternyata terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 6 dan 14. Butir tersebut dinyatakan gugur dan didrop serta tidak dipakai lagi dalam perhitungan reliabilitas instrumen. Nomor butir yang valid sejumlah 33 item untuk selanjutnya digunakan untuk menjaring data dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji coba, maka nomor butir pernyataan disusun kembali urutannya sebagai berikut:
23
CONTOH BAB III .
24
CONTOH BAB III .
25
CONTOH BAB III .
26
CONTOH BAB III .
27
CONTOH BAB III Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen variabel akuntabilitas ri = 0,8797, menunjukkan instrumen ini reliabel karena besaran koefisiennya mendekati 1.
28
CONTOH BAB III F. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistika deskriptif yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: akuntabilitas (Y), gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), dan pengambilan keputusan rasional (X3), Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisa data pada penelitian ini adalah : 1.Membuat deskripsi data sebagai hasil kuantifikasi terhadap jawaban responden atas kuesioner. Proses kuantifikasi dilakukan dengan cara pemberian skor pada masing-masing butir dalam kuesioner. Angka-angka yang merupakan data mentah kemudian diolah dengan menggunakan statistika deskriptif dan gambaran umum dari variasi data penelitian disajikan melalui nilai rata-rata (mean), simpangan baku, varians, modus, median, dan distribusi frekuensi dan menggunakan histogram.
29
.
30
CONTOH BAB III .
31
CONTOH BAB III b.Melakukan uji normalitas data.
Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simbangan bakunya. Oleh karena itu maka uji normalitas merupakan persyaratan dalam analisa regresi sebelum pengujian hipotesis dilakukan. Uji normalitas data galat taksiran dilakukan untuk mengetahui apakah nilai galat taksiran e = (Y- ) berdistribusi normal atau tidak. Apabila dari hasil pengujian data tidak berdistribusi normal maka penelitan dengan parametris tidak dapat dilanjutkan.
32
CONTOH BAB III Uji normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (statistik L) pada α = 0,05. Hipotesis statistik pengujian normalitas data adalah: H0 : e berdistribusi normal Kriteria pengujian: Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L untuk Uji Liliefors dengan taraf α = 0,05., maka: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar, atau dengan lain : H0 = diterima jika Lhitung < Ltabel, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Ha = diterima jika Lhitung > Ltabel, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
33
Adapun prosedur pengujian normalitas dengan Uji Liliefors dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Lakukan pengamatan terhadap x1, x2, ....xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ...zn, dengan menggunakan rumus zi = xi – x dan s; (x dan s) masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi ). Selanjutnya hitung proporsi z1, z2, ....zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka S (zi) = banyaknya zi, z2, ..., zn yang ≤ zi n Hitung selisih F (zi) – S (zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. Menggunakan harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, dan harga ini disebut Lo.
34
CONTOH BAB III .
35
CONTOH BAB III Adapun prosedur perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut: Menentukan varians gabungan dari semua sampel: S2 = { ∑ (ni – 1) si2 / ∑ (ni – 1) } Menentukan harga satuan B : B = ( log s2 ) ∑ (ni – 1) Menggunakan statistik chi kuadrat : 2 = (ln 10) { B - ∑ (ni – 1) log si2 } Dengan ln 10 = 2,30 disebut “logaritma asli dari bilangan 10”
36
CONTOH BAB III Hipotesis statistik : H1 = regresi berarti (signifikan)
H0 = regresi tidak berarti (tidak signifikan) Kriteria pengujian keberartian regresi adalah: H1 diterima, jika Fhitung > Ftabel Ho ditolak, jika Fhitung < Ftabel. Regresi dikatakan berarti jika menerima H1 dan menolak Ho.
37
.
38
CONTOH BAB III .
39
CONTOH BAB III .
40
CONTOH BAB III .
41
CONTOH BAB III Pengujian keberartian (signifikansi) dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk) = n = 2. Apabila H1 diterima maka koefisien korelasi signifikan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X dan Y terdapat hubungan yang positif, tetapi jika H0 diterima maka tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan Y. Uji Koefisien Korelasi dan Uji Keberartian hipotesis kedua: kecerdasan emosional (X2) dengan akuntabilitas (Y)
42
CONTOH BAB III G.Hipotesis Statistik
Untuk pengujian statistik maka dirumuskan hipotesis statistik sbagai berikut : 1. H0 : ρy1 ≤ 0 H1 : ρy1 > 0 Keterangan : H0 : Gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Gaya kepemimpinan memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
43
CONTOH BAB III 2. H0 : ρy2 ≤ 0 H1 : ρy2 > 0 Keterangan :
H0 : Kecerdasan emosional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas..
44
CONTOH BAB III 3. H0 : ρy3 ≤ 0 H1 : ρy3 > 0 Keterangan :
H0 : Pengambilan keputusan rasional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Pengambilan keputusan rasional memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
45
CONTOH BAB III 4. H0 : ρy.123 ≤ 0 H1 : ρy.123 > 0 Keterangan :
H0 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. Di mana : H0 : Hipotesis nol. H1 : Hipotesis alternatif ρ : Koefisien korelasi.populasi.
46
. SELAMAT BELAJAR
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.