Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLeony Hadiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang
ANTIHISTAMIN Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang
2
HISTAMIN senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh (jaringan sel mast dan peredaran basofil) Asal histamin?
3
Fungsi Fisiologis histamin
Sebagai neurotransmitter Kontrol neuroendokrin Regulasi kardiovaskuler (terkait kemampuan vasodilatator) Pengaturan suhu Berperan pada sekresi asam lambung Berperan dalam reaksi alergi / anafilaksis
5
ANTIHISTAMIN obat yang dapat mengurangi / menghilangkan kerja histamin dalam tubuh mekanisme: penghambatan bersaing pada reseptor H-1, H-2, H-3 dan H-4 Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. tidak dapat mencegah produksi histamin.
6
1. Antagonis H1 Paling banyak berperan dalam alergi namun bisa juga vasodilatasi dan bronkokonstriksi (asma) Lokasi: Terdapat di otak, bronkus, gastrointestinal tract, genitourinary system, sistem kardiovaskuler, adrenal medula, sel endotelial berkompetisi (bersifat kompetitif) dengan histamin untuk mengikat reseptor, untuk meringankan reaksi alergi seperti rhinitis dan urtikaria.
7
Antagonis H1... Struktur Reseptor H-1
Ar : gugus aril, fenil, fenil tersubstitusi, heteroaril Ar1: gugus aril kedua R dan R1 : gugus alkil Amin tersier, pH fisiologis = mengikat reseptor H1 Perpanjangan atom C: aktv<< Konformasi X-N trans aktv >> Ar= lipofil Membentuk ikatan hidrofob dengan H1 Monosubstitusi (Cl, Br) posisi para :efek meningkat Disubstitusi posisi para : efek menurun Substitusi orto, meta : efek menurun Cincin koplanar; aktv max O : turunan monoalkil eter efek sedasi yang besar N : turunan etildiamin, toksisitas dan efektivitas meningkat CH : turunan alkilamin, kurang aktif, toksisitas rendah
8
1. Turunan Eter Amino Alkil
A. Generasi 1 (klasik) : cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral. Efek sedatif masih tinggi. Penggolongan: 1. Turunan Eter Amino Alkil Contoh : difenhidramin (1), Klorodifenhidramin (2), Bromodifenhidramin (3), medrilamin (4) R: H R: Cl R: Br R: OCH3 R: CH3 posisi orto= efek antikolinergik meningkat ; antagonis H-1 <<
9
Contoh : Fenbezamin (1), tripenelamin (2), Pirilamin (3)
2. Turunan Etilendiamin Efektivitas tinggi, penekanan sistem saraf pusatdan iritasi lambung juga besar Contoh : Fenbezamin (1), tripenelamin (2), Pirilamin (3) X: H R: H X: N R: H X: N R: OCH3 N: efek meningkat, toksisitas turun OCH3: perpanjang masa obat
10
Indeks terapitik luas, efek samping dan toksisitas rendah
3. Turunan Alkilamin Indeks terapitik luas, efek samping dan toksisitas rendah Contoh : feniramin (1), CTM (2) X: H X: Cl (posisi para!)
11
Awal kerja lambat, masa kerja panjang
4. Turunan piperazin Awal kerja lambat, masa kerja panjang Contoh : siklizin (1), homoklorsiklizin (2) R1: H R2: H R1: Cl (posisi para!) R2: H
12
Contoh : Prometazin (1), mekuitazin (2)
5. Turunan Fenotiazin Berefek tranzquilizer, antiemetik dan potensiasi dengan obat anlagetik-sedatif Contoh : Prometazin (1), mekuitazin (2) X: H X: N
13
1. siproheptadin HCl, sebagai antihistamin = CTM
Turunan lain-lain Contoh : 1. siproheptadin HCl, sebagai antihistamin = CTM Mekanisme kerja belum diketahui 2. Azatadin maleat, sebagai antihistamin = 3x CTM masakerja panjang, efek sedasi rendah X: H X: N
14
B. Generasi 2: cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral
B. Generasi 2: cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral. Afinitas tinggi terhadap reseptor H-1. Efek sedatif minimal.
15
C. Generasi 3: merupakan pengembangan dari generasi.
Pencarian generasi ketiga ini dimaksudkan untuk memperoleh profil antihistamin yang lebih baik dengan efikasi tinggi serta efek samping lebih minimal. contoh: desloratadin dan levocetirizin Semakin tinggi generasinya durasi aksinya makin panjang dengan efek sedatif (ngantuk) semakin minimal Efek samping obat antagonis H1 selain sedatif (menimbulkan ngantuk) juga atropine-like reactions contohnya mulut kering dan konstipasi.
16
Pemanjangan rantai samping meningkatkan kekuatan anatagonis H2.
2. Antagonis H-2 Berlokasi di sel parietal lambung yang berperan dalam sekresi asam lambung Cara kerjanya adalah dengan mengikat reseptor H2 pada membran sel parietal dan mencegah histamin menstimulasi sekresi asam lambung. Obat antagonis H2: cimetidine, ranitidine, famotidine Reseptor Histamin R: H C2 : selektif merangsang H1 C4: selektif agonis H2, efek agonis H1 lemah Pemanjangan rantai samping meningkatkan kekuatan anatagonis H2.
17
Antagonis H2...
18
Antagonis H2...
19
3. Antagonis H-3 Terdapat di sistem syaraf, mengatur produksi dan pelepasan histamin pada susunan saraf pusat. Tidak seperti antagonis H1 yang menimbulkan efek sedatif, antagonis H3 menyebabkan efek stimulant dan nootropic dan sedang diteliti sebagai obat Alzheimer Obat: Imetit, Immepip, clobenpropit, lodoproxyfan
20
4. Antagonis H-4 Dijumpai pada sel-sel inflammatory (eusinofil, neutrofil, mononukleosit). diduga terlibat dalam alergi bersinergi dengan reseptor H1 Masih merupakan target baru obat anti inflamasi alergi karena dengan penghambatan reseptor H4 maka dapat mengobati alergi dan asma (sama dengan reseptor H1) Obat: Thioperamide, JNJ
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.