Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Usulan Analisis Kematian Jamaah Haji

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Usulan Analisis Kematian Jamaah Haji"— Transcript presentasi:

1 Usulan Analisis Kematian Jamaah Haji
Herqutanto Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ANGGOTA KOMITE AHLI KESEHATAN HAJI INDONESIA

2 Karakteristik Ibadah Haji
Perjalanan jarak jauh (penerbangan > 6 jam) Kumpulan massa dalam jumlah besar pertahun + 2 juta orang hadir di tempat yang sama Perbedaan iklim dengan negara asal/Indonesia Ritual fisik dan psikis

3 Konsep Pencegahan dalam Haji
Ruang lingkup: Persiapan pra-perjalanan Saat perjalanan keberangkatan Saat beribadah di tanah suci Puncak Haji (Armina) Saat perjalanan kepulangan Pasca-perjalanan

4 KONDISI UMUM JEMAAH HAJI INDONESIA

5 Karakteristik Jamaah Haji Indonesia (2008)
Jamaah Haji; n(%) Penduduk Indonesia; n(%) Gender Laki2 (45) (50) Kelompok Umur 18-40 tahun (20) (56) 41-49 tahun (29) (20) 50-59 tahun (29) (13) >60 tahun (22) (12) Risiko tinggi* (28) * Risiko tinggi=dengan diabetes atau hipertensi atau penyakit kronis atau usia > 60 tahun Pane et al. PLOS One. 2013

6 Mortalitas jamaah haji Indonesia*
Rate per 100,000 jamaah haji (95% CI) Kelompok Umur 18-40 tahun 10 (0,2 – 20) 41-49 tahun 41 (25 – 58) 50-59 tahun 146 ( ) >60 tahun 722 (644 – 800) Gender Laki-laki 296 (261 – 331) Perempuan 150 ( ) *Mortalitas : 1968/ jamaah haji tahun (pilgrimyears) Pane et al. PLOS One. 2013

7 Risiko kesehatan terkait haji
Penyakit menular Penyakit tidak menular Meningitis meningokokus Trauma (akibat kerumunan, kecelakaan lalu lintas) Infeksi saluran napas (TB, infeksi virus, community acquired pneumonia) Luka akibat tindak kejahatan Polio Heat stroke dan heat exhaustion Infeksi blood-borne (Hep B, C, HIV) Terbakar matahari (sunburn) Diare Dehidrasi Penyakit ditularkan hewan (zoonosis) Luka bakar Infeksi kulit Ahmed et al. Lancet. 2006

8 Penyebab kematian jamaah haji Indonesia (2008)
Berdasarkan serfikat kematian dari RS/dokter TKHI (%) Berdasarkan verbal autopsy (%) Penyakit kardiovaskular 66 49 Penyakit respirasi 28 35 Penyakit neurologis 1 0,5 Kanker Luka/trauma 0,9 Penyakit gastrointestinal 0,4 Penyakit menular 2 Penyakit metabolik Gangguan jiwa Lain-lain 3 Tidak diketahui 10 Pane et al. PLOS One. 2013

9 Analisis Data

10 PENGERTIAN ANALISIS ANALISIS ADALAH PROSES MENGATUR URUTAN DATA DAN MENGORGANISASIKANNYA KEDALAM SUATU POLA, KATEGORI DAN SATUAN URAIAN DASAR

11 Tujuan analisis data Memastikan data valid
Analisis kondisi saat ini, kecenderungan (tren, retrospektif, prospektif), dan hubungan antar variable Membuat perbandingan dengan data/penelitian lain Menarik kesimpulan Menyusun rekomendasi/tindak lanjut

12 OVERALL FRAMEWORK RESEARCH DATA SECONDARY DATA PRIMARY DATA
QUALITATIVE DATA EXPLORATION QUANTITATIVE DESCRIPTION CAUSE AND EFFECT

13 Yang harus diingat… Qualitative research generally deals in words, images and the subjective Quantitative research generally deals in numbers, logic and the objective Quantitative research focuses on the left brain - objective, comfortable with logic, numbers, and unchanging static data and detailed, convergent reasoning rather than divergent reasoning. Qualitative research deals with the right brain - the hemisphere accountable for processing data as words, emotions, feelings, emotions, colour, and music.

14 Penelitian kuantitatif
Deskriptif (who, how many, where, when, how often) Analitik (why – hubungan kausal) Aplikasi (test interventions – perubahan yang terjadi) Metode Kuantitatif saja seringkali tidak dapat memberikan pengertian yang utuh terhadap hubungan yang kompleks dari faktor2 yang mempengaruhi kondisi sehat dan sakit

15 Pertanyaan yang dapat dijawab:
Metode kualitatif: Menjelaskan faktor2 yang mempengaruhi kondisi sehat dan sakit Membantu pemahaman bagaimana individu dan komunitas memahami konsep sehat dan sakit Mempelajari interaksi antara berbagai komponen yang relevan terhadap sebuah masalah kesehatan Pertanyaan yang dapat dijawab: Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mengapa beberapa orang terkena dan yang lain tidak? Bagaimana tenaga kesehatan dapat berperan?

16 Yang mana akan dipilih? Apa tujuan analisis kematian jamaah?
Kuantitatif atau kualitatif? Retrospektif atau prospektif?

17 Syarat Analisis data Data valid (lengkap, “bersih”, logis)
Variabel didefinisikan dengan jelas Karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, asal daerah, kloter) Karakteristik risiko (hasil screening 1, screening 2, pra embarkasi) Variabel spesifik (diagnosis, jarak pondokan dengan pelayanan kesehatan, jarak pondokan dengan tempat ibadah, keluhan selama ibadah dll) Koding sesuai kesepakatan Analisis berdasarkan prioritas

18 Usulan analisis kematian
Analisis Univariat (jumlah kematian atau proporsi jamaah meninggal per provinsi? Per kloter? Per kabupaten?) Bivariat (kematian per provinsi berdasar karakteristik demografi, risiko, variable spesifik, dll) Multivariat mungkin bisa dilakukan…. Namun harus hati-hati dalam menarik kesimpulan

19 Usulan pembahasan dan kesimpulan
Tren kematian 3 tahun terakhir…. Angka absolut atau proporsi/prevalensi? Meningkat? Stagnan? Menurun? Hubungan secara statistic Perbandingan dengan negara lain (negara tetangga mis Malaysia, Singapura, Thailand…. Atau negara dengan karakteristik cuaca sama, missal Qatar, Syria, Lebanon dll) Kesimpulan berupa besaran data atau hubungan?

20 JENIS PEKERJAAN JENIS KELAMIN TAHUN 1436 H / 2015 M
Note : Dari data Jenis pekerjaan menunjukan bahwa penyelenggara kesehatan haji memiliki tanggung jawab menjadikan Jemaah haji tetap sehat dan bugar sehingga dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik. Pengukuran kebugaran merupakan salah satu cara untuk menilai Jemaah haji untuk tetap sehat dan bugar. Data Jenis kelamin juga akan menjadi pedoman penyelenggara kesehatan untuk mengendalikan factor risiko Jemaah haji. Untuk jenis kelamin wanita memiliki factor risiko internal yang berbeda dibandingkan dengan laki laki SUMBER DATA : SISKOHATKES

21 Kelompok Pendidikan Kelompok Umur TAHUN 1437 H / 2016 M
Data perbandingan tahun 2015 dan tahun 2016 berdasarkan kelompok pendidikan dan kelompok umur. Dari data pendidikan akan menentukan begitu pentingnya advokasi dan kemitraan dengan semua elemen masarakat dalam rangka penyebarluasan informasi untuk Jemaah haji Dari data kelompok umur akan menentukan arah dan model pembinaan kepada Jemaah haji. SUMBER DATA : SISKOHATKES

22 10 PENYAKIT RISTI TERBANYAK PADA JEMAAH HAJI INDONESIA
TAHUN 1437 H / 2016 M TAHUN 1436 H / 2015 M Bedasarkan hasil pemeriksaan jemaah haji pada tahun 2016 sd tanggal 8 mei diperoleh data 10 penyakit terbesar : Senility 43% atau penyakit ketuaan. Penyakit Hipertensi 23% Penyakit Metabolis (8%) Penyakit Diabetes Melitus (7%) Penyakit Hiperlipidemia (5%) SUMBER DATA : SISKOHATKES

23 Informasi penting lain
Sebagian besar kasus kematian terjadi PASCA Armina Lebih banyak kasus kematian ditemukan di PEMONDOKAN Lebih banyak kasus kematian pada jamaah usia tua Lebih banyak kasus kematian pada anggota KBIH

24 KPHI : Berita

25 3 TUJUAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI Tujuan :
Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di Tanah Air. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji. Aspek kesehatan Istithaah : Isthitaah kesehatan merupakan bagian dari Isthita’ah Ibadah Haji. Isthitaah kesehatan bagi jemaah haji Indonesia apabila memenuhi standar kelaikan kesehatan. Standar kelaikan kesehatan adalah rumusan kriteria jemaah haji untuk memenuhi syarat kesehatan dalam mengikuti perjalanan ibadah haji secara mandiri, tidak membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

26 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
HAJI MABRUR ISTITHAAH Jasmaniyah, Amaliyah, dan Ubudiyah Jasmani, Rohani, Ekonomi, dan Keamanan Aspek kesehatan laik ibadah: Bebas CEDERA, SEHAT dan BUGAR FAKTOR DETERMINAN: Usia Lanjut, Penyakit Kronis (Kardiovaskular, Metabolik, Muskuloskeletal, Neurologis), Penyakit Menular, Psikososial (Akut dan Kronis), Masalah Gizi, Kesehatan Reproduksi, Kecelakaan, Lingkungan (Air Bersih, Sanitasi, Cuaca Ekstrim), dan Pengetahuan Kesehatan 5 LEVEL PREVENTION pada fase: Masa Tunggu, Keberangkatan, Perjalanan Udara/Darat, Masa Ibadah (Makkah, Madinah, Armina), Kepulangan TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN PMK No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Surat Edaran Mendagri No. 450/1861/SJ Nota Diplomatik Arab Saudi No. 8/8/281683, Revisi Permenkes 442 Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap jemaah haji adalah menjadi haji yang mabrur. Syarat berhaji adalah istithaah (memiliki kemampuan), yaitu Jasmaniyah, amaliyah dan ubudiyah (jasmani, rohani, ekonomi dan keamanan). Istithaah dari aspek kesehatan adalah bebas Cedera, Sehat dan Bugar. Penetapan Istithaah sebagai indikator pencapaian pembinaan kesehatan, sehingga setiap jemaah mempunyai kemampuan fisik dan mental untuk menjalankan ibadah haji dengan lengkap. Oleh karena itu, faktor-faktor determinan harus dapat diidentifikasi dan diantisipasi dari awal. Hasil pemeriksaan kesehatan akan menjadi dasar pembinaan kesehatan dengan pendekatan five level prevention yaitu : Health Promotion, Specific Protection, Early Diagnostic and Prompt Treatment, Disability Limitation, Rehabilitation. Pendekatan five level prevention ini dilakukan baik pada masa tunggu, keberangkatan, perjalanan udara/darat, masa ibadah (Makkah, Madinah dan Armina), kepulangan ke rumah. Pembinaan untuk penguatan pelayanan di Arab Saudi, upaya promotif dan preventif tidak sebatas pada acara ceremonial.

27 Apakah bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian?
Kapan dimulai? Bagaimana strateginya? Siapa saja yang harus dilibatkan? Apa saja yang perlu disiapkan?

28 Pemantauan ketat Penerapan Istitha'ah kesehatan (Permenkes no 15/2016), perlu disosialisakan kembali sehingga semakin dipahami dan dapat diimplementasikan oleh masyarakat maupun seluruh pemangku kepentingan.

29

30 Fokus pencegahan Penyakit kardiovaskuler (PJK, Dekompensasi kordis, Hipertensi, dll) Penyakit degeneratif lain (DM) Rokok  PPOK kambuh/diperberat Dehidrasi  Heat Stroke

31 Beberapa strategi penting
Konsep Layanan kesehatan: Pembinaan yang lebih optimal melalui waktu yang cukup minimal 1 tahun (ideal 2 tahun) sebelum keberangkatan ke tanah suci. Pembinaan di Indonesia perlu disertai dengan dukungan layanan kesehatan di setiap level mulai dari primer, sekunder dan tersier. Pencatatan rekam medik (lebih baik jika bisa elektronik/Siskohatkes) berisi info tata laksana selama di Indonesia dan hal-hal khusus yang perlu dilakukan dalam melaksanakan ibadah haji. Pembinaan menjelang masuk asrama bagi jemaah Risti disertai catatan medik kelayakan terbang oleh tenaga kesehatan yang kompeten disertakan dengan surat pemanggilan masuk asrama (SPMA). Pembinaan, pelayanan dan Perlindungan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi mulai dari kloter sd KKHI serta rujukan ke RSAS sudah disiapkan sejak pelatihan kloter maupun PPIH.

32 Lanjutan…. Keberhasilan pembinaan di tanah air dan penguatan laik terbang di KKP diikuti dengan konsep pembinaan, pelayanan dan Perlindungan di Arab Saudi secara komprehensif dan integratif. Pelayanan kesehatan di Arab Saudi mengacu pada standar JCI seperti yang telah diberlakukan Pemerintah Arab Saudi sejak tahun 2013. Konsep Yankes di kloter, sektor dan KKHI sesuai JCI. Sinergi, koordinasi dan konsolidasi dg sistem rujukan di RSAS perlu dioptimalkan melalui kerjasama G to G.

33


Download ppt "Usulan Analisis Kematian Jamaah Haji"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google