Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Virus pada Serangaa Disusun oleh : Putri Kumala Dewi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Virus pada Serangaa Disusun oleh : Putri Kumala Dewi"— Transcript presentasi:

1 Virus pada Serangaa Disusun oleh : Putri Kumala Dewi 140410140061

2 Hama Tanaman Merujuk pada binatang yang menjadi HAMA yakni merusak tanaman dan merugikan petani Selama binatang tersebut (serangga, tikus, nematoda, tungau, dll) mendatangkan kerugian disebut HAMA TANAMAN Tetapi keberadaan binatang di tanaman tidak selalu mendatangkan kerugian/kerusakan tanaman Banyak jenis binatang herbivora ada di pertanaman tetapi tidak semuanya menjadi hama Di samping itu di ekosistem banyak sekali jenis binatang yang tidak merugikan malahan menguntungkan seperti MUSUH ALAMI (parasitoid, predator), serangga PENYERBUK TANAMAN (lebah, tawon) serangga-serangga netral seperti SEMUT, dll. istilah HAMA merupakan istilah yang ANTROPOSENTRIS artinya lebih berpusat pada kepentingan manusia.

3 FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENINGKATAN SERANGAN DAN KERUSAKAN OLEH HAMA Penanaman monokultur (jenis tanaman atau varietas tanaman yang sama) sepanjang waktu dan tempat, contoh padi Penanaman jenis tanaman atau varietas tanaman yang peka hama tetapi unggul produksi Penanaman jenis tanaman baru di suatu daerah sehingga belum ada musuh alami di lokasi baru ---- KARANTINA gagal Penggunaan masukan produksi yang berkelebihan seperti pupuk buatan, pestisida, hormon tumbuh, pengairan dll. Penggunaan pestisida kimia berspektrum lebar yang dilakukan secara tidak bijaksana, terus-menerus dan berlebihan. Pestisida membunuh musuh alami, resistensi dan resurjensi hama. dll, termasuk terjadinya penyimpangan cuaca dan iklim

4 TUJUAN PENGENDALIAN HAMA DAN PENGELOLAAN HAMA Pemberantasan hama: adalah usaha memusnahkan, membunuh hama yang umumnya dilakukan dengan pestisida kimia secara preventif >>> munculnya resisitensi hama dan letusan hama yang berkelanjutan Pengendalian hama: lebih hati-hati daripada pemberantasan hama. Penggunaan pestisida hanya dilakukan bila populasi hama telah membahayakan atau melampaui ambang pengendalian atau ambang ekonomi. Pengelolaan hama: Lebih menekankan aspek pngelolaan ekosistem (tanaman, tanah, mikroklimat, budidaya dll). PHT (Pengendalian Hama Terpadu) merupakan kebijakan Perlintan di Indonesia berdasarkan UU No 12/1992 dan PP 6/1995. PHT adalah usaha pengelolaan agroekosistem dengan memadukan berbagai teknik pengendalian hama (bercocok tanam, fisik, mekanik, varietas resisten, pengendalian hayati, pengendalian kimia, dll) sedemikian rupa sehingga populasi hama tetap berada di bawah Ambang Pengendalian.

5 BIOPESTISIDA : VIRUS

6 Klasifikasi Baculovirus NPV Granulosis Virus -Single asam nukleat dengan bentuk DNA yang memutar -Memiliki struktur Virion yang kompleks dengan 10-25 polypeptida dimana 4-11 berasosiasi dengan nukleocapsid -Replikasi di sel nukleus inangnya Reovirus >>> Cytoplasm Polyhedrosis Virus

7 Nuclear Polyhedrosis Virus 41 % virus menyerang arthropoda pada bagian sel nukleus nya, pengnfeksian dapat berlangsung dengan occluded virion tunggal/ grup yang terbungkus didalam badan polyhedral. Berbentuk batang, terpilin dengan diameter 0,2-15 mikrometer Memiliki inang yang spesifik Menginfeksi dari bagian tumbuhan agar dapat masuk kedalam usus insekta melalui mulut dan kutikula Gejala: - Perubahan warna - Stress - Dekomposisi (liquifikasi) - Lethargi (Lesu) - Larva yang terinfeksi menggantung secara terbalik pada ranting -Inang akan tampak bengkak dan mengeluarkan cairan yang mengandung virus bahkan dapat mengakibatkan kematian dan berubah menjadi hitam

8

9

10

11 Granulosis Virus Berkembang di nukleus/sitoplasma/ trakea matriks/ sel epitel inang Virion termasuk single occluded yang terbungkus selubung kecil yang disebut capsul Virion berbentuk batang, Ds DNA Memiliki badan occlusion sebesar 200-400nm Masuk melalui jalur ingesti Bagian tubuh yang gemuk/ besar merupakan target organ penyerangan Penyakit pada larva- tidak aktif, lembek, rapuh, dapat mengakibatkan inangnya pecah dan mati dalam kurun waktu 6-20 hari Plutella xylostella (L)

12

13 Tetsu Asayama Plant Protection Laboratory, Aichi-Ken Agricultural Research Center, Nagakute, Aichi 480-1 1, Japan

14

15 Tetsu Asayama Plant Protection Laboratory, Aichi-Ken Agricultural Research Center, Nagakute, Aichi 480-1 1, Japan

16 Tetsu Asayama Plant Protection Laboratory, Aichi-Ken Agricultural Research Center, Nagakute, Aichi 480-1 1, Japan

17 Tetsu Asayama Plant Protection Laboratory, Aichi-Ken Agricultural Research Center, Nagakute, Aichi 480-1 1, Japan

18 Tetsu Asayama Plant Protection Laboratory, Aichi-Ken Agricultural Research Center, Nagakute, Aichi 480-1 1, Japan

19 Reovirus Segmen 10-12 dsRNA (9 segmen reovirus baru-baru ini diidentifikasi, tidak termasuk di sini) Ditemukan pada mamalia, invertebrata, tumbuhan Urutan segmen tetap, namun sedikit berbeda untuk setiap segmen Partikel penting untuk replikasi, capping, produksi mRNA Tidak diketahui komponen organ yang diserang dengan jelas- semua sitoplasma Very important for early RNA studies –Discovery of capping (Aaron Shatkin) –Studies on translation initiation (Marilyn Kozak)

20 GenusSegmentsHostVector Orthoreovirus 10MammalsNone Orbivirus 11MammalsMosquitoes, flies Rotavirus 11MammalsNone Coltivirus 12MammalsTicks Seadornavirus 12MammalsTicks Aquareovirus 11FishNone Idnoreovirus 10MammalsNone Cypovirus 10InsectNone Fijivirus 10PlantPlanthopper Phytoreovirus 12PlantLeafhopper Oryzavirus 10PlantPlanthopper Mycoreovirus 11 or 12FungiNone? Family Reoviridae

21 Cytoplasm Polyhedrosis Virus (Cypovirus) Berkembang hanya pada bagian sitoplasma pada sel epitel midgut inang Single Virion occluded di badan polyhedral, Ds RNA Diameter rata-rata 60nm Rata-rata diameter POBs dari 0,5-15 mikrometer Menginfeksi hanya pada bagian midgut dan tidak menyebar kejaringan lain. Infeksi tidak selalu menyebabkan kematian tapi biasanya dapat menunjukan pertumbuhan larva yang terhambat Bila berlangsung secara terus menerus polyhedral infektif akan dikeluarkan melalui feses

22 Dryden, K.A., G. Wang, M. Yeager, M.L. Nibert, K.M. Coombs, D.B. Furlong, B.N. Fields, and T.S. Baker. 1993. J. Cell Biol. 122:1023-1041. Infectious Subvirion Particles (ISVPs) Virion Core Transcriptionally active VirionISVP Core

23

24 Reovirus “spider” – electron micrograph showing one end of each dsRNA molecule attached to disrupted viral core.

25

26 Reoviruses replicate in the cytosol of infected cells. Following penetration of the cellular membrane, viral cores begin transcribing the 10 viral genome segments. The 10 viral genome segments encode 12 viral proteins (8 structural and 4 nonstructural). The nonstructural protein  NS forms the matrix of viral factories where new cores assemble and begin secondary rounds of transcription. The viral cores are coated with the outer capsid proteins  1,  3, and  1 to form intact virions that are released following cell lysis. http://instruct1.cit.cornell.edu/research/parker_lab/Reovirus.htm

27 Modified From Alan Cann by BIH dsRNA 1 dsRNA 2 dsRNA 3 dsRNA 4 dsRNA 5 dsRNA 6 dsRNA 7 dsRNA 8 dsRNA 9 dsRNA 10 Reovirus mengandung satu segmen dari masing-masing segmen 10-12 dsRNA yang merupakan genom virus, yang dienkapsulasi dalam satu partikel virus kompleks yang terdiri dari 6- 8 protein

28 mRNA cenderung ditranskripsi pada kompleks transkripsi pada masing-masing 12 simpul partikel ikosahedral Modified From Alan Cann by BIH

29 Capped, metilasi mRNA ditranskripsi oleh partikel inti reovirus Modified From Alan Cann by BIH

30 A Cytoplasmic Polyhedrosis Virus Isolated from the Pine Processionary Caterpillar, Thaumetopoea pityocampa J. Microbiol. Biotechnol. (2007),17(4), 632–637

31 Morphological and Molecular Characterization of a Cypovirus (Reoviridae) from the Mosquito Uranotaenia sapphirina (Diptera: Culicidae) JOURNAL OF VIROLOGY, Aug. 2005, p. 9430–94380022-538X/05/$08.000 doi:10.1128/JVI.79.15.9430–9438.2005

32

33 A Cytoplasmic Polyhedrosis Virus Isolated from the Pine Processionary Caterpillar, Thaumetopoea pityocampa J. Microbiol. Biotechnol. (2007),17(4), 632–637

34 A Cytoplasmic Polyhedrosis Virus Isolated from the Pine Processionary Caterpillar, Thaumetopoea pityocampa J. Microbiol. Biotechnol. (2007),17(4), 632–637

35 A Cytoplasmic Polyhedrosis Virus Isolated from the Pine Processionary Caterpillar, Thaumetopoea pityocampa J. Microbiol. Biotechnol. (2007),17(4), 632–637

36 TERIMAKASIH


Download ppt "Virus pada Serangaa Disusun oleh : Putri Kumala Dewi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google