Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Faculty Member of STIE AsiA MALANG
KRITERIA INVESTASI Zainul Muchlas Faculty Member of STIE AsiA MALANG
2
Kriteria Investasi Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost /biaya (A. Choliq dkk, 1994). Jika manfaat dinilai sekarang lebih besar daripada biaya dinilai sekarang, berarti proyek atau gagasan usaha tersebut layak atau menguntungkan. Dengan perkataan lain, apabila NPV > 0 berarti proyek / gagasan usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Adapun cara perhitungan NPV tersebut adalah sebagai berikut : 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
3
NPV = (manfaat bersih) x (Discount Factor)
Net Present Value (NPV) NPV = (manfaat bersih) x (Discount Factor) 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
4
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang kita peroleh dari biaya (cost) yang kita keluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
5
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
6
Internal Rate of Return (IRR)
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah sebagai berikut 1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha. 2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0 3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV 4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0 5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 ) 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
7
Internal Rate of Return (IRR)
6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai NPV = 0. 7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi Keterangan : i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif. i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif 8. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
8
Profitability Ratio (PR)
Profitability Ratio adalah perbandingan antara Net Present Value di luar investasi dengan Present Value Investasi NPV diluar investasi PR = PV Investasi 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
9
Analisis Kriteria Investasi
PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI Net Present Value (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Rumus: Dimana: NB = Net benefit = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun (waktu 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
10
Analisis Kriteria Investasi
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
11
Analisis Kriteria Investasi
Contoh 1: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui: Dana investasi: Rp ,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp ,- dan tahun pertama Rp ,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp ,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp ,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%? 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
12
Analisis Kriteria Investasi
Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-) Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit D.F. 18% Present Value 20.000 - 1,0000 1 15.000 0,8475 -12,713 2 5.000 10.000 0,7182 3,591 3 6.000 12.000 0,6086 3,652 4 14.000 8.000 0,5158 4,126 5 7.000 17.000 0,4371 4,371 6 21.000 0,3704 5,186 7 25.000 0,3139 5,336 8 9.000 30.000 0,2660 5,586 9 36.000 26.000 0,2255 5,863 10 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115 NPV 11.115,73 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
13
Analisis Kriteria Investasi
Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka: Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan. Catatan: Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa datang, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen). 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
14
Analisis Kriteria Investasi
Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-) Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit D.F. 18% B C 20.000 - 1,0000 1 15.000 0,8475 12.713 2 5.000 10.000 0,7182 7.182 3.591 3 6.000 12.000 0,6086 7.304 3.652 4 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095 5 7.000 17.000 0,4371 7.431 3.060 6 21.000 0,3704 7.778 2.593 7 25.000 0,3139 7.848 2.511 8 9.000 30.000 0,2660 7.980 2.394 9 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255 10 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102 NPV 69.080 57.966 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
15
Analisis Kriteria Investasi
Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel 2 berikut. Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF: Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
16
Analisis Kriteria Investasi
Contoh 2: Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp ,-. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp ,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp ,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
17
Analisis Kriteria Investasi
Di mana: PV = Present value CF = Cash flow n = periode waktu tahun ke n m = periode waktu r = tingkat bunga Sv = salvage value Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga Rp ,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari original outlays atau original cost (harga beli). NPV = PV – OO = – = , dimana OO=original outlays Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin pun tidak feasible. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
18
Analisis Kriteria Investasi
2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus: dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
19
Analisis Kriteria Investasi
Dari Contoh 1 dibuat Tabel 3 berikut: Tabel 3: Persiapan Perhitungan IRR (dalam Rp.000,-) Thn Net Benefit D.F. 18% Present Value 24% 1,0000 1 0,8475 -12,713 0,8065 2 5.000 0,7182 3,591 0,6504 3 6.000 0,6086 3,652 0,5245 4 8.000 0,5158 4,126 0,4230 5 10.000 0,4371 4,371 0,3411 6 14.000 0,3704 5,186 0,2751 7 17.000 0,3139 5,336 0,2218 8 21.000 0,2660 5,586 0,1789 9 26.000 0,2255 5,863 0,1443 10 32.000 0,1911 6,115 0,1164 NPV 11.115,73 -48,94 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
20
Analisis Kriteria Investasi
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari SOCC sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
21
Analisis Kriteria Investasi
Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset (Original outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV=OO harus dicari dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat bunga II menghasilkan PV > OO. PV I dengan DF=18% menghasilkan Rp ,- dan PV II dengan DF=14% adalah: Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, maka: IRR=14,79% lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku (DF) yi 18% berarti penggantian mesin tidak layak. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
22
Analisis Kriteria Investasi
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif. Rumus: Jika: Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau TR=TC 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
23
Analisis Kriteria Investasi
Dari Contoh 1 dibuat Tabel 4 berikut: Tabel 4: Jumlah benefit dan persiapan Perhitungan Net B/C Proyek Thn Net Benefit D.F. 18% Present Value 1,0000 1 0,847458 -12, 2 0,718218 3, 3 0,608631 3, 4 0,515789 4, 5 0,437109 4, 6 0,370432 5, 7 0,313925 5, 8 0,266038 5, 9 0,225456 5, 10 0,191064 6, 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
24
Analisis Kriteria Investasi
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
25
Analisis Kriteria Investasi
4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Rumus: Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Dari contoh 1 (tabel 2), Gross B/C dapat dihitung sbb: Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan. 5/22/2018 Studi Kelayakan Bisnis modified by Zainul Muchlas
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.