Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BAB 7 KLIRING
2
KLIRING Pengertian umum kliring :
pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu Penyelenggaraan kliring pada awalnya ( di Jakarta) secara manual Akhir tahun 1989 volume warkat lembar perhari : 613 bank suasana pertemuan kliring hiruk pikuk seperti “ pasar burung”
3
Pada tahun 1990 sistem otomasi dapat diimplementasikan untuk memproses kliring penyerahan, untuk kliring pengembalian masih manual Tahun 1994 sistem otomasi penuh dilakukan dengan sebutan SOKL Tahun 1996 rata-rata volume warkat kliring Jakarta mencapai lembar perhari menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam settlement dan penyediaan informasi kliring Berpotensi mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank dan merugikan lembaga lain yang terkait serta menimbulkan efek negatif berantai (systemic risk) Pada tahun 1998 untuk pertama kalinya di Indonesia diresmikan penggunaan Sistem Kliring Elektronik (SKE) oleh gubernur BI untuk kliring lokal Jakarta Awal implementasi : 7 bank peserta kliring yaitu BRI, BDN, BII, BCA, Deutsche Bank, Standard Chartered, Citibank Tahun 2001 : Implementasi secara menyeluruh kepada seluruh peserta kliring di Jakarta
4
2 3 BI BANK X 6 1 5 4 BANK A CEK Bank A CEK Bank A CEK Barang Bank A
Pak U mempunyai tabungan di Bank X BI 3 Penyerahan warkat kliring (Session I) CEK Bank A 1 Barang CEK Bank A 5 Penerimaan/Penolakan Warkat (Session II) 6 BANK A Pak E mempunyai giro di Bank A 4 CEK Bank A Penerimaan Warkat (Pertemuan I/pagi)
5
Pemindahbukuan rekening giro
Warkat Kliring Sistem Kliring Cek Bilyet Giro Wesel Bank Untuk Transfer Surat Bukti Penerimaan Transfer Nota Debet Nota Kredit Manual Semi Otomasi Otomasi Elektronik Penyelesaian Akhir (Settlement) Pemindahbukuan rekening giro masing-masing Bank di BANK Indonesia
6
Kliring secara otomasi : penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi Tidak ada lagi pertemuan kliring seperti pada sistem manual dan semi otomasi Peserta kliring menyerahkan warkat yang akan dikliringkan ke loket penyerahan di BI pada batas waktu yang telah ditetapkan
7
Perbedaan yang sangat mendasar antar sistem semi otomasi dan sistem otomasi yaitu
dalam sistem semi otomasi Bank menunjuk wakil peserta kliring yang akan terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan kliring Sedangkan dalam sistem otomasi bank cukup menyerahkan warkat-warkat yang akan diproses dan kemudian mengambil warkat-warkat yang telah selesai diproses beserta laporan hasil proses kliring
8
Kliring elektronik : penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada data keuangan elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima
9
Sistem Kliring Elektronik
MAKER (DRAWER) DATE CHEQUE NUMBER AMOUNT CURRENCY AUTHORIZED SIGNATURE OF MAKER’S AGENT DRAWEE BANK PAYEE DRAWER ACCOUNT DRAWEE BANK The paper cheque is just a carrier of information. Electronic transmission is better. We dematerialize the cheque (remove the paper). U S D DRAWER ACCOUNT NUMBER DRAWEE BANK CHEQUE AMOUNT CURRENCY PAYEE DATE Only the information is sent to the clearing house
10
Diagram Sistem Kliring Elektronik
11
Mekanisme Pemisahan warkat per jenis transaksi (debet atau kredit), stempel kliring, dan pencantuman MICR Bank pengirim merekam data ke sistem dengan menggunakan reader encoder atau data entry Mengelompokkan warkat dalam batch Mengirimkan batch DKE secara elektronik melalui jaringan komunikasi data ke penyelenggara, Fisik warkat dikirim juga untuk dipilah berdasarkan bank tertuju dengan menggunakan mesin baca berteknologi image Peserta dapat melihat status DKE (sukses atau gagal) SPKE memproses DKE setelah waktu transmit DKE berakhir SPKE mem-broadcast informasi hasil kliring sehingga peserta bisa melihat secara on line posisinya
12
Penerapan sistem BI-RTGS di Indonesia dimulai tahun 2000
Sistem ini dinilai sangat penting mengingat transaksi pembayaran bernilai besar (High Value Payment System – HVPS) menempati bagian mayoritas (hampir 2/3) dari seluruh transaksi pembayaran Jumlah transaksi lebih dari 10ribu perhari, hampir 70% berasal dari transaksi forex (mata uang asing) dan pasar uang antar bank (PUAB)
13
Pengertian sistem BI-RTGS :
proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed/gross settlement) dan bersifat real time (electronically processed) Peserta pengirim melalui terminal RTGS ditempatnya mentransmisikan pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS-Central Computer/RCC) di BI untuk proses settlement
14
Sistem BI-RTGS : sistem RTGS ke delapan yang digunakan oleh negara-negara di lingkungan EMEAP countries (Executive Meeting of East Asia –Pacific Central Bankers) setelah 7 negara lain yakni Thailand, Hongkong, Singapore, Malaysia, Korea Selatan, Australia dan New Zealand Implementasi dilakukan bertahap, tahap awal untuk bank-bank di Jakarta, berikutnya di wilayah Kantor Bank Indonesia (KBI) Saat ini, diimplementasikan di seluruh Indonesia dengan jumlah seluruh peserta kurang lebih 149
15
Tujuan RTGS Memberikan pelayanan sistem transfer dana antar peserta, antar nasabah peserta dan pihak lainnya secara cepat, aman, dan efisien Memberikan kepastian pembayaran Memperlancar aliran pembayaran (payment flows) Mengurangi resiko settlement baik bagi peserta maupun nasabah peserta (systemic risk) Meningkatkan efektifitas pengelolaan dana (management fund) bagi peserta melalui sentralisasi rekening giro Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning system bagi pengawasan bank Meningkatkan efisiensi pasar uang
16
Net VS Gross NET SETTLEMENT Internet Bank Gross Payment Before Netting
Sender Bank Receiving Bank A B C D Ammount of Liability - 90 40 80 210 70 50 20 10 30 60 100 Total Claim 170 450 Net Claims (+) or Liabilities (-) of Each Bank Bank A B C D Net Total -130 100 30
17
GROSS SETTLEMENT Net VS Gross (40) (80) (50) (90) (70) (60) (20) (10)
BANK A BANK C (80) (50) (90) (70) (60) (20) (10) BANK B (30) BANK D
18
Real Time Gross Settlement
V Shaped Structure Sender Bank Receiving Bank Full Payment Message 3. Full Payment Message 2. Settlement RCC BI-RTGS
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.