Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BMT SUMBER PROTEIN  Unsur utama bagi makhluk hidup sedang tumbuh dan produktif  Fungsi : - pertumbuhan jaringan - pembentukan/pemeliharaan sel-sel tubuh.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BMT SUMBER PROTEIN  Unsur utama bagi makhluk hidup sedang tumbuh dan produktif  Fungsi : - pertumbuhan jaringan - pembentukan/pemeliharaan sel-sel tubuh."— Transcript presentasi:

1 BMT SUMBER PROTEIN  Unsur utama bagi makhluk hidup sedang tumbuh dan produktif  Fungsi : - pertumbuhan jaringan - pembentukan/pemeliharaan sel-sel tubuh - produksi telur, bulu, dan laktasi - keperluan hidup pokok  Berasal : a). Tanaman :  pembentukan via fotosintesis  terpusat di bagian yang tumbuh (daun, tangkai muda, biji)  adanya bakteri di akar leguminosa (bintil akar) : mengubah N-atmosfir  senyawa nitrogen  senyawa N + senyawanya.  disimpan dalam jumlah berbeda di setiap bagian tanaman. b). Hewan  letaknya tersebar ( tulang, ligamentum/penyangga usus, bulu, kulit, jaringan, organ tubuh lainnya)  nilai hayatinya lebih tinggi dibanding protein nabati karena kualitas aa lebih tinggi.  dalam tubuhnya, ternak ruminansia dapat mensintesa protein tubuh dengan bantuan mikroba rumen. Ternak non ruminansia sangat tergantung pada protein ransum yang dikonsumsi  kandungan aa essensial jadi pertimbangan.

2  BMT sumber protein asal tanaman :
- biji-bijian ( leguminosa ); bungkil-bungkilan hasil ikutan industri minyak asal tanaman. - umumnya memiliki faktor pembatas  berpengaruh negatif pada saluran pencernaan dan penggunaan zat-zat makanan dalam tubuh ternak. Kacang kedelai / Glysin Maxi - protein tinggi dan mudah dicerna  nilai gizi tinggi - susunan aa hampir menyerupai susunan aa protein hewani - susunan glisinin + glutelin hampir menyerupai protein susu (casein)  ”CASEIN TANAMAN”. % lemak tak jenuh  penggunaannya pada babi perlu diperhatikan  lemak babi lembek. - kadar mineral tidak begitu tinggi ( Ca : + 0,4%; P : + 0,59%), Fe sangat rendah. - vitamin D, tiamin, riboflavin (cukup berarti), vitamin E (sangat sedikit), minus vit. C

3 - Faktor pembatasnya adalah
a). Anti nutrisi :  Anti tripsin mempengaruhi kerja enzim tripsin  protein tidak tercerna sempurna  nilai guna protein rendah.  Hemoglutinin --- mempengaruhi aglutinasi sel-sel darah merah (SDM).  Glukosida --- mempengaruhi hemolisis SDM  Isoflavon --- pengaruh esterogenik - Semua anti nutrisi di atas tidak stabil  dikurangi dengan cara ’pemanasan’. b). aa metionin  aa pembatas c). Kompetitif dengan manusia  harga mahal 2. Kacang tanah / Arachis hypogaea - tingginya kadar lemak  bahan minyak - jarang/tidak pernah sebagai pakan ternak, penggantinya justru bungkil kacang tanah. - mengandung anti tripsin + aflatoksin (racun), berasal dari Aspergillus flavus  mengkontaminasi produk (daging, susu, telur) ternak yang mengkonsumsinya. Babi sangat sensitif aflatoksin  pemberiannya harus diperhatikan.

4 3. Biji kecipir / Psophocarpus tetragonolobus.
- dikenal pula dengan ’WINGED BEAN’ - nilai nutrisi tinggi, seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan untuk manusia maupun ternak. - protein masih tinggi. - kandungan aa hampir sama dengan aa kedelai - asam lemak sekitar 15 – 20% (sebagian besar asam lemak tak jenuh). - hasil penelitian melaporkan bahwa : waktu mentah  mengandung anti tripsin  perlu perlakuan khusus (pemanasan; perendaman dan pemasakan; penumbukan/pengepresan saat pembuatan minyak)  penggunaannya meningkat (BMT sumber protein untuk ayam). - BMT pengganti kedelei/bungkil kedelai (non ruminansia) dan HMT bagi ruminansia 4. Biji bunga matahari / Helianthus spp. - alternatif penggunaan kedele yang terbatas. - protein cukup tinggi - kaya arginin + metionin ; miskin lisin, sistin dan glisin. - asam pantotenat + niasin cukup tinggi. - SK tinggi (terutama kulit biji) - faktor pembatasnya :  anti tripsin (mentah)  sifat lengket (tepung), dapat doiatasi dengan pemanasan.

5  BMT sumber protein berupa bungkil-bungkilan
- diperoleh dari hasil ikutan/limbah industri minyak tanaman - protein masih tinggi - kualitasnya dipengaruhi :  bahan baku  proses pembuatan minyak : mekanik (penekanan/pengepresan)  kualitasnya berbeda tergantung kualitas minyak yang dihasilkan. solvent (pelarut lemak)  kadar lemak lebih rendah  mempengaruhi daya simpan. 1. Bungkil kedelai - bungkil dengan kualitas protein yang terbaik – ada glisin dan glutelin - lemak tidak lagi tinggi - SK tergantung bahan baku pembuatan minyak (ada kulit atau tidak). - aa cukup tinggi, kecuali metionin. - umum sebagai penyusun pakan unggas  penggunaan BMT sumber protein asal hewan yang jauh lebih mahal dapat dilurangi - termasuk komoditi impor  harga relatif mahal - penyajian pada babi  dimasak terlebuih dahulu  DC zat nutrisi maksimal.

6 2. Bungkil kacang tanah - warna lebih coklat dan sifatnya masih berlemak bila dibanding dengan bungkil kedelai. - kualitas protein cukup tinggi - lemak masih tinggi  mudah tengik  penyimpanan harus diperhatikan, karena jamur penghasil aflaktoksin (racun) mudah tumbuh. Keracunan aflatoksin sering dijumpai pada ternak muda - harga lebih murah dibanding bungkil kedelai - penyusun pakan unggas, babi dan ternak perah 3. Bungkil kelapa - penggunaannya sangat dianjurkan, terutama di sekitar pabrik, karena  harga murah  nilai manfaat tinggi. - protein lebih rendah dibanding bungkil yang lain - kadar lisin rendah; tetapi DC tinggi - pada babi  kualitas lemak baik (keras) 4. Bungkil kecipir - alternatif penggunaan bungkil kedelai, setelah dirintis industri minyak kecipir di Indonesia (daerah transmigrasi). - protein cukup tinggi; tapi miskin sistin + metionin - faktor pembatas  inhibitor ”anti tripsin”

7 5 Bungkil karet - protein cukup tinggi - kadar HCN berkurang dibanding bijinya sendiri, meskipun demikian pemberian dalam jumlah besar  penurunan produksi. - kadar lemak << bungkil kacang tanah  penyimpanan lebih lama tanpa tengik/berjamur. - mengandung albumin dan beraroma harum. - pengganti bungkil kelapa/bungkil kacang tanah 6 Bungkil biji kapas - protein tinggi, miskin lisin. - SK bervariasi (ada tidaknya kulit biji) - Gossipol cukup tinggi (+ 0,50%)  penggunaan maksimal pada broiler sekitar 7,5% total ransum. Jika dalam jumlah besar  keracunan. - pemanasan dapat mengurangi kadar gossipol. - penambahan Fe (zat besi) pada pakan atau bersama air minum  menghindari resiko keracunan. 7 Bungkil biji kapuk - Biji kapuk mengandung 22 – 25% minyak dengan kadar asam siklopropenoit (bersifat obat bius) sekitar 10 – 13%. - Proses pembuatan minyak yang kurang sempurna, asam siklo akan terkandung dalam bungkilnya  pengaruh negatif : menurunkan daya tetas telur. kematian ternak non ruminansia (terutama muda) jika diberikan dalam jumlah banyak dan waktu yang lama. - Penggunaan terbatas karena penyediaanny tidak kontinyu. - Tidak mengandung gossipol.

8  BMT sumber protein asal hewan
- sumber utama protein bagi ternak non ruminansia yang harus tersedia dalam pakan mengingat ternak tersebut tidak dapat mensintesa protein dalam tubuhnya. - Kelebihannya dibanding protein nabati : a) aa lisin dan metionin lebih tinggi b) mineral Ca dan P lebih tinggi c) Vit. B kompleks lebih tinggi (Vit. B 12  hanya ada di protein hewani) d) mengandung ”UNIDENTIFIED GROWTH FACTORS” 1. Tepung ikan - 2,0 % dipenuhi dari dalam negeri  sisanya impor - kadar protein tergantung pada : a) bahan baku - besar - kecilnya ikan - bagian-bagian tubuh ikan yang digunakan - bahan baku berkadar air tinggi  produk mudah busuk - bahan baku lemak tinggi  dimasak – harus diperas  lemak berkurang  mengurangi ’tengik’. - ikan air asin  kadar mineral tinggi, penggunaannya harus dibatasi. b) proses pembuatan - suhu harus diperhatikan, baik saat pemasakan, pemanasan / pengeringan  dapat menurunkan daya guna aa. c) penyimpanan - Asam amino cukup tinggi (glisin, leusin, isoleusin, lisin,valin, arginin)  menentukan harga tepung ikan.

9 2. Tepung darah - hasil samping RPH/abattoir yang belum popular diproduksi di Indonesia sebagai BMT. - dari 100 kg darah (kadar air tinggi)  diperoleh 0,5 kg tepung darah - kadar protein tinggi, tetapi aa isoleusin – metionin – arginin rendah  penggunaannya harus dikombinasikan dengan protein hewan lain. - kualitasnya ditentukan oleh proses/cara pembuatan (hubungannya dengan temperature)  kualitas aa. 3. Tepung daging - hasil samping RPH, belum popular diproduksi karena masih bahan pangan utama manusia. - kandungan nutrisi tergantung bahan baku sekaligus proses pembuatannya. - Bentuk-bentuk produk yang termasuk tepung daging : a) meat meal  seluruhnya bahan dari daging b) meat-bone meal  bahan baku daging + tulang c) meat scraps  tetelan daging d) died animal tankage  hewan mati - umumnya kandungan triptopan rendah  jangan dikombinasi dengan jagung (miskin triptopan).

10 4. Tepung udang - dikenal komoditi mahal - dibuat dari bahan baku kulit, ekor dan kepala  tingginya mineral  faktor pembatas penggunaannya meskipun kualitas proteinnya >> tepung daging. - kualitasnya juga dipengaruhi oleh proses pembuatan (kaitannya dengan temperatur). 5. Hasil ikutan usaha ternak unggas - berupa :  sisa karkas saat pemotongan  hasil ikutan penetasan telur ( kulit telur, telur yang ggal menetas, anak ayam mati saat penetasan)  bulu unggas - kualitas ditentukan bahan baku dan prose pembuatan. 6. Produk-produk air susu - ikutan pengolahan air susu berupa : a) skim milk/susu bawah (diberikan pada ternak yang masih menyusu atau selepas sapih  pengganti sebagian susu induk) b) whey (sisa pembuatan keju /casein) – kaya gula susu (laktosa)  faktor pembatas pengguaannya pada ternak. - bentuk umum : cairan – tepung – cairan kental.

11 7. Isi rumen (rumen contents)
- komposisi : a) bahan belum tercerna b) organisme rumen  sumber vitamin B - limbah RPH yng sangat potensial tapi belum banyak dimanfaatkan. - kualitas tergantung : a) bentuk pakan yang diberikan pada ternak b) lamanya bahan pakan dalam rumen c) keadaan ternak - penggunaan dalam bentuk kering  sifat bulky faktor pembatas. 8. Kotoran hewan (manure) - merupakan bahan pakan tak tercerna / undigested feed  peluang BMT sumber protein alternatif. - potensial sekali : - ayam (BB 2 kg)  3 – 5 kg/minggu - sapi (BB 650 kg)  50 kg/minggu - babi (BB 80 Kg)  40 kg/minggu - kualitas tergantung : a) komoditi ternak b) tujuan pemeliharaan c) bentuk pakan yang diberikan pada ternak d) kondisi ternak - pemberian dalam bentuk kering  ’BULKY”  faktor pembatas - dalam pemanfaatannya harus dipertimbangkan kemungkinan adanya parasit seperti cyste, cacing tanah atau mikroorganisme patogen  dikeringkan lagi.

12  BMT lain sumber protein
Non Protein Nitrogen (NPN) - secara kimia, bukan BMT sumber protein murni. Tapi unsur N yang ada digunakan dalam sintesa protein tubuh ternak. - bentuk NPN yang diberikan pada ternak, berupa : a) UREA  sumber N yang murah dan mudah didapat  bersifat higroskopis, dengan warna putih  mengandung 46% N artinya equivalent dengan 2,88 kg protein/kg urea.  cara penyajian : - dicampur dengan konsentrat - dalam bentuk UMB - dicampur dengan silase - sebagai bahan urea amoniasi - disebarkan di pasture  umum dipraktekkan pada jerami amoniasi yang berupa awetan, dengan harapan mampu meningkatkan daya cerna jerami  meningkatkan nilai manfaat jerami pengganti HMT.

13 b) AMMONIATED PRODUCTS seperti ammonium carbonat ;
ammonium chlorida ; ammonium bicarbonate ; ammonium acetate.  digunakan bersama-sama molasses, produk ini sebagai sumber nitrogen + mineral + energi  pada ruminansia  dengan KH, konversi urea  protein dalam tubuh ruminansia, sebagai berikut : mikrobial - U r e a  NH CO2 urease - Karbohidrat  VFA + asam keto ensim - Asam keto + NH  Asam amino - Asam amino  protein microbial - Mikrobial protein  asam amino bebas ensim | (abomasum + usus halus) | | asam amino (diserap di usus – halus )

14 Protein Sel Tunggal (PST)
- substrat protein hasil biofermentasi mikroorganisme  BMT - bahan baku :  KH (molasses, pati, selulose)  Hidrokarbon ( metan, parafin)  Alkohol (metanol, etanol, propanol) - limbah alkohol + monosodium glutamat berbasis molasses  raginya (kering) masih dapat digunakan sebagai BMT. - sifat mikroorganisme : - sesuai dengan substrat  stabil - tak beracun - mempunyai double time yang pendek - PST dapat dihasilkan oleh non photosyntetic organism, seperti ragi, bakteri dan jamur, serta photosyntetic organism, seperti ganggang.  RAGI : Candida utilis, Candida lipolytica  BAKTERI : Methamonas methanica, Pseudomonas methatica  JAMUR : Aspergillus niger  GANGGANG : Blue green algae - Kualitas PST sangat tergantung pada temperatur + kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. - Kendala PST sebagai BMT : a) Unpalatable  ragi pahit ; aroma jamur dan bakteri kurang sedap  konsumsi terpengaruh. b) DC bervariasi  ditentukan mikroorganisme yang digunakan  PST dengan mikroorganisme hidup  DC rendah  Ganggang dimasak – difermentasi  DC tinggi c) Racun  hasil samping mikroorganisme atau terkontaminasi d) Kualitas protein  umumnya miskin aa sulfur e) PST adalah makhluk hidup  ada asam nukleat f) Tidak ekonomis  peralatan mahal


Download ppt "BMT SUMBER PROTEIN  Unsur utama bagi makhluk hidup sedang tumbuh dan produktif  Fungsi : - pertumbuhan jaringan - pembentukan/pemeliharaan sel-sel tubuh."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google