Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
FIQH: KONSEP DAN KARAKTERNYA
Akhmad Jalaludin
2
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
3
Apa hukum qunut dalam shalat subuh?
Adakah dalil tentang qunut shubuh? Ada. Qunut shubuh dijelaskan dalam Hadis: Hadis yang menjelaskan bahwa Nabi qunut shubuh terus-menerus sampai beliau wafat Hadis yang menjelaskan bahwa qunut shubuh itu tidak dilakukan oleh Nabi, Abu Bakar, Umar dan Ali Ada dua dalil yang saling bertentang. Maka harus dilakukan tarjih (menilai dan memilih mana yang lebih kuat). Hasilnya bisa berbeda. Inilah fiqih
4
Apa hukum merokok? Adakah dalil yang secara langsung menjelaskan hukum merokok? Tidak ada Adakah dalil yang secara tidak langsung dapat dijadikan dasar hukum merokok? Pasti ada. Apakah itu? Larangan menjatuhkan diri ke dalam kerusakan Larangan menimbulkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain Jadi, apa hukum merokok? Jawabannya tergantung penilaian orang terhadap bahaya dan kerugian yang ditimbulkannya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Inilah Fiqih
5
Apa hukum minum khamr? Adakah dalil yang secara langsung menjelaskan larangan mengkonsumsi khamr? يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ Ayat tersebut secara tegas dan keras melarang mengkonsumsi khamr. Jadi, hukum mengkonsumsi khamr adalah haram. Karena dalilnya sangat jelas dan tegas maka untuk mengetahui hukum khamr tidak perlu menggali (istinbath) hukum. Hukum yang dalilnya seperti ini tidak termasuk fiqih, melainkan syari’ah.
6
dan apa itu Syari’ah? Jadi, apa itu Fiqih? Secara bahasa: pemahaman
Secara istilah : ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang digali dari dalil-dalilnya dan apa itu Syari’ah? Secara bahasa: jalan menuju sumber air Secara istilah: jalan hidup yang digariskan oleh Tuhan untuk diikuti oleh manusia guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
7
Dari KEHENDAK ALLAH menjadi FIQH
KEHENDAK ALLAH (AL-HUKM) AL-QUR’AN dan RASUL (Fiqh/Syari’ah) MANUSIA
8
SIFAT-SIFAT FIQIH Dalilnya tidak cukup tegas
Perlu ijtihad (berpikir mendalam) yang menggunakan akal/pikiran Bisa terjadi perbedaan pendapat (ada mazhab Syafi’i, Maliki, Hanbali, Hanafi, Ja’fari, dll.) Tidak ada jaminan bahwa satu pendapat itu benar 100%
9
Namun demikian …… Di antara pendapat-pendapat yang berbeda ada pendapat yang lebih mendekati kebenaran اجتهد الحاكم فأصاب فله أجر ان وإذا أخطأ فله أجر واحد Kita bisa menilai pendapat mana yang menurut kita tepat/kuat, meskipun kita tidak selayaknya menganggap pendapat itulah yang benar dan pendapat yang lain salah
10
Qunut Shubuh
11
Hadis tentang Qunut Hadis tentang qunut cukup banyak: Qunut nazilah
Dilakukan-tidaknya qunut oleh Nabi dan Sahabat Waktu qunut Bacaan qunut Qunut witir Qunut subuh
12
Hadis ttg. adanya qunut shubuh
عن الربيع بن أنس قال : كنت جالسا عند أنس بن مالك ، فقيل له : إنما قنت رسول الله شهرا ، فقال ما زال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقنت في صلاة الغداة حتى فارق الدنيا Hadis ini melalui jalur Abu Ja’far ar-Razi Al-Baghawi berkata: menurut Al-Hakim, “Sanad hadis ini hasan”. Menurut al-Bayhaqi sanad hadis ini shahih dan para rawinya bisa dipercaya.
13
Tapi penilaian tsb. Disangkal oleh Ibn al-Turkumani
Tapi penilaian tsb. Disangkal oleh Ibn al-Turkumani. Dia mengatakan, “Bagaimana mungkin sanad hadis ini shahih, padahal rawinya adalah Abu Ja’far Isa bin Mahan al-Razi jadi objek pembicaraan. Ibn Hanbal dan al-Nasa’i menilai Abu Ja’far tidak kuat hadisnya. Abu Zur’ah menilainya sering diragukan. Abu al-Fallas menilainya buruk hafalannya.
14
Ibn Hibban mengatakan: dia meriwayatkan hadis-hadis munkar.
Ibn Qayyim mengatakan: Abu Ja’far dipandang dla’if oleh Ahmad dan lainnya. Ibn al-Madini mengatakan: dia sering keliru Ibn Hajar menilainya jujur tapi buruk hafalannya Al-Zayla’i mengatakan: dia dinilai dla’if oleh Ibn al-Jawzi. Hadis ini tidak shahih karena Abu Ja’far al-Razi dinilai oleh Ibn al-Madini sebagai sering keliru.
15
Hadis ini juga munkar, karena bertentangan dengan dua hadis shahih:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان لا يقنت إلا إذا دعى لقوم أو دعى على قوم " . Hadis ini diriwayatkan oleh al-Khathib dari Muhammad bin Abdullah al-Anshari dari Sa’id bin Abi ‘Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik.
16
عن أبي هريرة قال :" كان رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يقنت في صلاة الصبح إلا أن يدعو لقوم أو على قوم Al-Zayla’i berkata: hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Hibban dari Ibrahim bin Sa’d dari Sa’id dan Abu Salmah dari Abu Hurairah Penulis kitab al-Tanqih mengatakan: , sanad dua hadis di atas shahih, dan keduanya menetapkan bahwa qunut hanya dilakukan ketika terjadi musibah.
17
Kembali ttg Hadis Abu Ja’far
Al-Bayhaqi dalam kitab “al-Ma’rifah” mengatakan, hadis itu memiliki syahid (hadis pendukung). Hadis riwayat al-Daruquthni dan al-Bayhaqi dari Isma’il bin Muslim al-Makki dan ‘Amr bin ‘Ubaid dari al-Hasan dari Anas: قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم و أبو بكر و عمر و عثمان – وَأَحْسِبُهُ قَالَ رَابِعٌ – رضي الله عنهم حتى فارقتهم .
18
Tapi hadis ini juga dla’if
Al-Bayhaqi mengatakan: Aku tidak berhujjah dengan Isma’il al-Makki dan juga ‘Amr bin ‘Ubaid Al-Albani menilai Isma’il sbg dla’if Al-Khathib menilainya matruk (hadisnya ditinggalkan), begitu pula al-Nasa’i. ‘Amr bin ‘Ubaid juga diduga dusta, di samping dia seorang mu’tazilah Hadis ini juga tidak secara khusus menjelaskan qunut dalam shalat shubuh
19
Hadis riwayat al-Bayhaqi dari Khalid bin Da’laj dari Qatadah dari Anas bin Malik:
صليت خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم فقنت ، و خلف عمر فقنت ، و خلف عثمان فقنت " . Al-Bayhaqi menyebut hadis tsb. Sbg syahid bagi hadis Abu Ja’far. Tapi al-Turkumani menyangkalnya, karena Ibn Hanbal, Ibn Ma’in dan al-Daruquthni menilainya dla’if Hadis ini juga tidak berbicara tentang qunut shubuh
20
ما زال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقنت في صلاة الصبح حتى مات
Al-Albani menyebutkan satu hadis lagi sebagai syahid, yang diriwayatkan oleh Dinar bin Abdullah dari Anas: ما زال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقنت في صلاة الصبح حتى مات Hadis ini dikeluarkan oleh al-Khathib dalam Kitab Qunut. Ibn al-Jawzi mencela al-Khathib karena memuat hadis ini, padahal Dinar dinilai oleh Ibn Hibban “meriwayatkan dari Anas hadis-hadis maudlu’ yang tidak boleh dimuat dalam kitab kecuali untuk menunjukkan cacatnya.”
21
( فائدة ) : جاء في ترجمة أبي الحسن الكرجي الشافعي المتوفى سنة ( 532 ) أنه كان لا يقنت في الفجر ، و يقول : " لم يصح في ذلك حديث " .
22
Manhaj Tarjih …… الأَحاَدِيْثُ الضَّعِيْفَةُ يَعْضَدُ بَعْضُهاَ بَعْضًا لاَ يُحْتَجُّ بِهاَ إِلاَّ مَعَ كَثْرَةِ طُرُقِهاَ وَفِيْهاَ قَرِيْنَةٌ تَدُلُّ عَلَى ثُبُوْتِ أَصْلِهاَ وَلَمْ تُعاَرِضِ اْلقُرْآنَ وَالْحَدِيْثَ الصَّحِيْحَ . Hadis-hadis dha‘if yang satu sama lain saling menguatkan tidak dapat dijadikan hujjah kecuali apabila banyak jalannya dan padanya terdapat karinah yang menunjukkan keotentikan asalnya serta tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis shahih.
23
Hadis tentang tidak Adanya Qunut Shubuh
Dalam Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Bayhaqi, Sunan Ibn Majah dan Musnad Ahmad حدثنا أحمد بن منيع حدثنا يزيد بن هارون عن أبي مالك الأشجعي قال قلت لأبي يا أبة إنك قد صليت خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان وعلي بن أبي طالب ها هنا بالكوفة نحوا من خمس سنين أكانوا يقنتون قال أي بني محدث قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح والعمل عليه عند أكثر أهل العلم. وأبو مالك الأشجعي اسمه سعد بن طارق بن أشيم .
24
Dalam Sunan al-Nasa’i:
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ خَلَفٍ وَهُوَ ابْنُ خَلِيفَةَ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عُمَرَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عَلِيٍّ فَلَمْ يَقْنُتْ ثُمَّ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنَّهَا بِدْعَة Hadis Abu Malik al-Asyja’I ini shahih dan tidak dipersoalkan keshahihannya oleh ulama ahli hadis
25
HUKUM ROKOK
26
Sebagian Prinsip-prinsip Syari’ah
Agama Islam (syariah) menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan khaba’its (segala yang buruk), وَیُحِلُّ لَھُمُ الطَّیِّبَاتِ وَیُحَرِّمُ عَلَیْھِمُ الْخَبَائِثَ [الأعراف 157[ Artinya: “… dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik danmengharamkan bagi mereka segala yang buruk … … … [Q. 7:157].
27
Agama Islam (syariah) melarang menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan perbuatan bunuh diri, وَلاَ تُلْقُوا بِأَیْدِیكُمْ إِلَى التَّھْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّھَ یُحِبُّ الْمُحْسِنِینَ [البقرة : 195 Artinya: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik [Q. 2: 195].
28
وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّھَ كَانَ بِكُمْ رَحِیمًا [ النساء: 29[
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalahMaha Penyayang kepadamu [Q. 4: 29].
29
Syari’ah melarang perbuatan mubazir
وَءَاتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّھُ وَالْمِسْكِینَ وَابْنَ السَّبِیلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِیرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِینَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّیَاطِینِ وَكَانَ الشَّیْطَانُ لِرَبِّھِ كَفُورًا [الإسراء :26-27 [ Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, karena sesungguh para pemboros adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar padaTuhannya [Q 17: 26-27].
30
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ [رواه ابن ماجة وأحمد ومالك]
Syari’ah melarang menimbulkan mudarat atau bahaya pada diri sendiri dan pada orang lain. لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ [رواه ابن ماجة وأحمد ومالك] Artinya: Tidak ada (tidak boleh menimbul-kan) bahaya terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain [HR. Ibn Majah, Ahmad, dan Malik].
31
Syari’ah melarang perbuatan memabukkan dan melemahkan,
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَیْھِ وَسَلَّمَ نَھَى عَنْ كِّل مُسْكِرٍ وَمُفْتِرٍ [رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ] Artinya: Dari Ummi Salamah bahwa Rasulullah saw melarang setiap yang memabukkan dan setiap yang melemahkan [HR Ahmad dan Abu Dawud]
32
Agama Islam (syari’ah) mempunyai tujuan (maqashid asy-syari‘ah) untuk mewujudkan kemaslahatan hidup manusia. Perwujudan tujuan tersebut dicapai melalui: perlindungan terhadap agama (hifzh ad-din), perlindungan terhadap jiwa/raga (hifzh an-nafs), perlindungan terhadap akal (hifsh al-‘aql), Perlindungan terhadap keluarga (hifzh an-nasl), perlindungan terhadap harta (hifzh al-mal).
33
Bagaimana hukum merokok?
Tidak ada ayat al-Qur’an maupun hadis Nabi yang secara khusus menjelaskan hukum merokok Tidak ada masalah yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadis, yang sama dengan merokok Maka, hukum merokok didasarkan pada prinsip-prinsip di atas
34
Ternyata, merokok bertentangan dengan semua prinsip-prinsip syari’ah di atas. Hal ini didasarkan pada bukti-bukti ilmiah dan empiris
35
Karena itu Majelis Tarjih Berpendapat bahwa merokok hukumnya haram
'Ulumul Hadis
36
Manhaj Tarjih …… Dalam hal-hal yang termasuk al-umur al-dunyawiyah penggunaan akal sangat diperlukan demi kemaslahatan 'Ulumul Hadis
37
Dalam beristidlal, dasar utamanya adalah al-Qur’an dan al-Sunnah al-sahihah. Ijtihad dan istinbath atas dasar ‘illah terhadap hal-hal yang tidak terdapat di dalam nash dapat dilakukan sepanjang tidak menyangkut bidang ta’abbudi dan memang merupakan hal yang diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. 'Ulumul Hadis
38
Bagaimana menyikapi Fiqih?
Tidak merasa paling benar Tidak fanatik Menghargai pendapat orang lain Mau membaca pendapat orang lain Tidak menganggapnya sebagai ukuran keshalehan
39
Manhaj Tarjih …… Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya Majelis Tarjih yang paling benar.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.