Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
dr. Lilly Haslinda, M.Biomed
PARASITOLOGI Oleh dr. Lilly Haslinda, M.Biomed
2
Parasitologi Ilmu yang mempelajari jasad yang hidup untuk sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu Zooparasit = parasit yang berupa hewan, dibagi ; a. Protozoa => ameba b. Metazoa => helmintes dan artropoda
3
Parasitologi kedokteran
Dipelajari Zooparasit, yang termasuk dalam golongan : helmintes ( cacing ) protozoa ( bersel satu ) artropoda ( serangga ) Dalam mempelajari parasit perlu dikenal berbagai istilah dan definisi.
10
H o s p e s Menurut macam nya hospes dibagi : Hospes definitif
Hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual Hospes perantara Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada manusia
11
H o s p e s Hospes reservoar
Hewan yang mengandung parasit dan merupakan sumber infeksi bagi manusia Hospes paratenik Hewan yang mengandung stadium infektif parasit tanpa menjadi dewasa; dan stadium infektif ini dapat ditularkan dan menjadi dewasa pada hospes definitif
12
Vektor Suatu jasad ( serangga ) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan Contoh : nyamuk Anopheles menularkan parasit (plasmodium) malaria dan culex sebagai vektor filariasis.
13
Zoonosis Adalah penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.
Contoh : balantidiosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Balantidium coli, suatu parasit babi yang kadang ditularkan kepada manusia
14
Penyakit parasit yg mrpk masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Malaria Toksoplasmosis Penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah Filariasis Mikosis superfisialis
15
HELMINTOLOGI Adalah; ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing.
Dibagi ; 1. Nemathelminthes (c. benang) 2. Platyhelminthes (c. pipih) Kelas Nematoda ; Nematoda usus Nematoda jaringan
16
PLATYHELMINTHES Kelas Trematoda ; Trematoda darah Trematoda hati
Trematoda usus Trematoda paru Kelas Cestoda
17
Protozoologi Protozoa : hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap yang sanggup melakukan semua fungsi kehidupan
18
Protozoa dibagi dalam empat kelas:
Rhizopoda : Entamoeba histolytica Entamoeba coli Entamoeba hartmanni Iodamoeba butschlii Dientamoeba fragilis Endolimax nana Entamoeba gingivalis
19
Protozoa 2. Mastigophora = flagellata : protozoa yang mempunyai flagel (cambuk) tddr 2 gol : I. Flagelata traktus digestivus : yg hidup di rongga usus dan mulut serta flagelata traktus urogenital : vagina, uretra dan prostat II. Flagelata darah dan jaringan : hidup dlm darah dan jaringan tubuh ( alat dalam )
20
Protozoa 3. Ciliata = bulu getar contoh : Balantidium coli.
Protozoa terbesar pada manusia. Hospes : babi dan beberapa spesies kera. Fungsi bulu getar : untuk bergerak dan mengambil makanan.
21
Protozoa 4. Sporozoa : I. Coccidia : genus Eimeria genus Isospora
genus Toxoplasma II. Haemosporidia : genus Plasmodium
22
Entomologi Morfologi, daur hidup dan perilaku nyamuk
Vektor penyakit protozoa Vektor penyakit cacing ( filariasis ) Vektor penyakit virus, riketsia, spiroketa dan bakteri Vektor mekanik Hospes perantara Pengendalian vektor Insektisida dan resistensi Artropoda penyebab penyakit, alergi dan reaksi toksik
23
NEMATODA USUS Spesies yang ditularkan melalui tanah disebut “soil transmitted helminths“ yang terpenting : Ascaris lumbricoides Necator americanus Ancylostoma duodenale Trichuris trichiura Strongyloides stercoralis Nematoda usus penting yang lain ; Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis
24
1. Ascaris lumbricoides Hospes dan nama penyakit: Hospesnya manusia
Penyakitnya askariasis Distribusi geografi: Kosmopolit, pada anak sekolah dasar Morfologi dan daur hidup : jantan uk;10-30 cm, betina cm. Stad dewasa hidup dirongga usus muda C.betina bertelur sbnyk /hr
26
Morfologi dan daur hidup
Telur yang dibuahi, besarnya ± 60x45 mikr dan yang tidak dibuahi 90x40 mikron. Dilingkungan yg sesuai, telur yg dibuahi berkembang mjadi bentuk infektif ± 3 mgg Bentuk infektif => tertelan => menetas di usus halus. Larva menembus dinding usus halus => pembuluh darah atau saluran limfe => jantung => paru.
30
Morfologi dan daur hidup
Larva diparu => alveolus => trakea => faring, menimbulkan rangsangan => batuk => esofagus => usus halus Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur ± 2 bulan.
32
Patologi dan gejala klinis
Gejala timbul disebabkan ; cacing dewasa dan larva Larva: Perdarahan kecil dinding alveolus, batuk, demam dan eosinofilia. Foto thorak ; infiltrat yg menghilang dlm waktu 3 minggu. Keadaan ini disebut: sindrom Loeffler.
33
Patologi dan gejala klinis
Gangguan disebabkan cacing dewasa: biasanya ringan, mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Pd infeksi berat; anak => malabsorbsi Efek serius ; bila cacing ini menggumpal dalam usus => tjd obstruksi usus ( ileus ) Kead ttt; c.dewasa; mengembara ke saluran empedu, apendiks atau bronkus dan menimbulkan keadaan gawat darurat shg kadang perlu operatif.
36
D i a g n o s i s Cara D/ : Pemeriksaan tinja langsung
Telur dalam tinja memastikan D/ askariasis. Cacing dewasa keluar sendiri melalui mulut atau hidung maupun tinja
37
P e n g o b a t a n Piperazin dosis tunggal ; dewasa 3-4 gram
anak mg/kgBB Pirantel pamoat dosis tunggal 10 mg/kgBB Mebendazol 2x100 mg/hr selama 3 hr atau 500 mg dosis tunggal Albendazol dosis tunggal 400 mg.
38
Pengobatan Oksantel-pirantel pamoat ; infeksi campuran A.lumbricoides dan T.trichiura. Pengobatan masal, syarat ; - mudah diterima masyarakat - aturan pakai sederhana - efek samping minim - polivalen - murah
39
Prognosis Baik Sembuh sendiri, 1,5 tahun
Pengobatan, kesembuhan 70 – 99%.
40
Epidemiologi Kurangnya pemakaian jamban mnimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di halaman, bawah pohon. Hal ini akan memudahkan terjadi reinfeksi. Kebiasaan tinja sebagai pupuk Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25oC – 30oC sangat baik utk perkembangan telur menjadi bentuk infektif. Mencuci tangan, gunting kuku, pemakaian jamban dapat mencegah askariasis.
41
Toxocara canis dan Toxocara cati
Hospes dan penyakit: T.canis pada anjing. T.cati pada kucing. Belum ditemukan infeksi campuran. Kadang2 ditemukan pada manusia ; parasit mengembara ( erratic parasite ) menyebabkan ; visceral larva migrans.
44
Mulut Toxocara canis
45
Toxocara canis
46
Telur Toxocara canis Dg mikrs.elektr Mikrs. cahaya
47
Distribusi dan geografik
Kosmopolit, ditemukan di Indonesia Jakarta ; prevalensi pada anjing 38,3% kucing 26,0 %
48
Toxocara cati
49
Toxocara cati
50
Morfologi T.canis jantan, ukuran ; 3,6 - 8,5 cm betina 5,7 – 10,0 cm
T.cati jantan ,5 – 7,8 cm betina ,5 – 14,0 cm Bentuk menyerupai A.lumbricoides muda. T.canis; sayap servikal spt lanset T.cati ; sayap lebih lebar spt kobra
51
Ekor ; kedua spesies hampir sama
jantan; spt jari menunjuk ( digitiform) betina ; bulat meruncing Telur mjd infektif di tanah ; 3 minggu Bentuk infektif ini dpt tertelan; anjing, kucing dan manusia
52
Patologi dan gejala klinis
Pd manusia ; larva tdk menjadi dewasa dan mengembara di alat2 dalam ; hati Penyakit ; visceral larva migrans , gejala; eosinofilia, demam dan hepatomegali
53
Diagnosis D/ pasti visceral larva migran: menemukan larva atau potongan larva => sukar ditegakkan Reaksi imunologi ; dapat membantu diagnosis
54
Cacing tambang ( hookworm )
Spesies yang penting; - Necator americanus → manusia - Ancylostoma duodenale → manusia - Ancylostoma braziliense → kucing, anjing - Ancylostoma ceylanicum → anjing, kucing - Ancylostoma caninum → anjing, kucing
55
Necator americanus Ancylostoma duodenale
Sejarah; cacing tambang ditemukan di Eropa pd pekerja tambang. Hospes : manusia Nama penyakit : nekatoriasis dan ankilostomiasis Distribusi geografi : seluruh daerah katulistiwa, pertambangan dan perkebunan.
56
Necator americanus Ancylostoma duodenale
Prevalensi; tinggi di pedesaan. 1972 – berkisar 50% 1990 – ; – 24,7 % Sumut , 2478 anak SD ,7 %
57
Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus. Mulut besar, melekat pada mukosa usus Cacing betina N.americanus tiap hari bertelur ± 9000 butir, A.duodenale ± C.betina panjang ± 1 cm, jantan ± 0,8 cm Bentuk badan N.americanus : huruf S A.duodenale : huruf C N.americanus memp benda kitin A.duodenale dua pasang gigi. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks
58
Ancylostoma duodenale
59
Necator americanus
60
Morfologi dan daur hidup
Telur ; dikeluarkan dg tinja, uk 60 x 40 mikron, berbtk bujur dg dinding tipis tdpt 4-8 sel Larva rabditiform panjang 250 mikron. Larva filariform panjang 600 mikron
61
Larva rabditiform N.americanus
62
Larva filariform N.americanus
63
Telur cacing tambang
64
Morfologi dan daur hidup
Daur hidup : Telur => larva rabditiform => larva filariform => menembus kulit => kapiler darah => jantung kanan => paru => bronkus => trakea => laring => usus halus. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi A.duodenale juga mungkin dengan menelan larva filariform.
66
Patologi dan gejala klinis
Stadium larva : Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, terjadi ground itch. Perubahan pada paru biasanya ringan. Stadium dewasa : anemia hipokrom mikrositer, eosinofilia
67
Patologi dan gejala klinis
Gejala tgt pd: Spesies dan jumlah cacing Keadaan gizi ( Fe dan protein ) N.americanus; kehilangan darah 0,005 – 0,1cc A.duodenale; 0,08 – 0,34 cc/hari
68
Patologi dan gejala klinis
Adanya toksin penyebab anemia ( - ) Tidak menyebabkan kematian, tp daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun Kadar Hb sesuai dg berat penyakit
69
Diagnosis D/ ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja lama mgkn ditemukan larva. Membedakan spesies; biakan tinja dg cara Harada-Mori Pengobatan : Pirantel pamoat 2-3 hari berturut - turut
70
Epidemiologi Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun penting dalam penyebaran infeksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva : tanah gembur ( pasir, humus ), suhu opt N.americanus 28oC-32oC, A.duodenale 23oC-25oC Untuk menghindari infeksi : memakai sandal atau sepatu.
71
Ancylostoma braziliense Ancylostoma caninum
H.Definitif : kucing dan anjing Penyakit : Creeping eruption Distribusi : tropik dan subtropik Di Jakarta : kucing 72% A.braziliense anjing 18% A.b dan 68% A.c
72
A.Braziliense dan A.caninum
Morfologi ; -A.braziliense → 2ps gigi tdk sama besar Jantan pjg 4,7-6,3mm. Betina 6,1-8,4mm. -A.caninum → 3 ps gigi Jantan pjg 10mm. Betina 14mm
73
Ancylostoma caninum
74
Ancylostoma caninum
75
A.braziliense dan A.caninum
Patologi dan gejala klinis; Pd manusia larva tdk menjadi dewasa Kelainan kulit; creeping eruption, creeping disease atau cutaneous larva migrans. Creeping eruption; dermatitis , khas kelainan intra kutan serpiginosa Tempat larva filariform menembus kulit ; papel keras, merah dan gatal
76
Cutaneus larva migrans
77
Cutaneus larva migrans
78
Patologi dan gejala klinis
Brp → terowongan intrakutan sempit ; garis merah, menimbul, gatal dan tambah pjg menurut gerakan larva Sepanjang garis tdpt vesikel kecil dan dpt tjd infeksi sekunder Jakarta, 46 creeping erruption, kelainan ditemukan tu pd kaki dan lengan bawah, punggung dan pantat
79
diagnosis Gambaran klinis khas Biopsi Pengobatan; Semprotan kloretil
Albendazol, do tunggal 400mg 3 hr . Anak < 2th albendazol salep 2%.
80
Ancylostoma ceylanicum
Dapat menjd dewasa pd manusia 2 ps gigi tidak sama besar Di Jakarta; dari 100 anjing 37% 50 kucing 24%
81
Ancylostoma ceylanicum
82
Trichuris trichiura Hospes : Manusia Nama penyakit : trikuriasis
Distribusi geografi: kosmopolit, terutama daerah panas dan lembab, spt di Indonesia. Prevalensi, 1996; Sumsel 60% dr 365 anak SD
83
Morfologi dan daur hidup
Cacing betina : panjang ± 5 cm, jantan 4 cm Bagian anterior : langsing seperti cambuk, ±3/5 panjang tubuh Bagian posterior: lebih gemuk, cacing betina tumpul dan jantan melingkar serta terdapat satu spikulum Dewasa hidup : di kolon asendens dan sekum dgn bgn anterior masuk dedalam mukosa usus.
86
Morfologi dan daur hidup
Cacing betina bertelur butir/hr. Telur berukuran mikron, bentuk tempayan Telur dibuahi dikeluarkan bersama tinja. Telur matang ; 3-6 minggu pada tanah lembab dan teduh Telur matang ; berisi larva dan merupakan bentuk infektif Cara infeksi: hospes menelan telur matang
88
Morfologi dan daur hidup
Larva => usus halus, setelah dewasa masuk ke kolon, terutama sekum. Masa pertumbuhan : telur – dewasa bertelur 30 –90 hari Patologi dan gejala klinis; prolapsus mukosa rektum, iritasi, peradangan mukosa usus, perdarahan pada tempat melekat, anemia. Infeksi berat dan menahun : Diare pd anak, sindrom disentri, anemia, BB menurun
92
Diagnosis Menemukan telur dalam tinja Pengobatan ;
a. Mebendazol 2x100 mg 3 hari atau dosis tunggal 500 mg. b. Albendazol dosis tunggal 400mg c. Oksantel pirantel pamoat dosis tunggal 10 – 15 mg/kgBB
93
Epidemiologi Penting utk penyebaran penyakit : kontaminasi tanah dengan tinja. Telur tumbuh ditanah liat, lembab dan teduh dgn suhu ± 30oC Pemakaian tinja sebagai pupuk merupakan sumber infeksi Pencegahan : pembuatan jamban, pendidikan, sanitasi, mencuci tangan, mencuci sayuran
94
Strongyloides stercoralis
Hospes : manusia Penyakit : strongilodiasis Distribusi : tropik dan subtropik Morfologi dan daur hidup : cacing dewasa betina sebagai parasit di vilus duodenum dan yeyunum. Berbentuk filiform, halus, tidak berwarna panjang 2mm.
95
Strongyloides stercoralis
Berkembangbiak : diduga partenogenesis. Telur di mukosa usus => larva rabditiform =>rongga usus dan dikeluarkan bersama tinja. 3 macam daur hidup : 1. Siklus langsung 2. Siklus tidak langsung 3. Autoinfeksi
96
1. Siklus langsung Sesudah 2 sampai 3 hari di tanah, larva rabditiform yang berukuran kira-kira 225 x 16 mikron, berubah menjadi larva filariform dengan bentuk langsing dan merupakan embentuk infektif, panjangnya kira-kira 700 mikron. Bila larva filaliform menembus kulit manusia, larva tumbuh, masuk kedalam peredaran darah vena dan kemudian melalui jantung
98
2. Siklus tidak langsung Larva rabditiform ditanah → cacing jantan dan betina bentuk bebas. betina uk 1 mm x 0,06mm jantan uk 0,75mm x 0,04mm, ekor melengkung, 2 spikulum Pembuahan → telur → larva rabditiform → larva filariform → hospes baru atau mengulangi fase hidup bebas Terjadi bila keadaan lingkungan optimum : tropik dg iklim lembab
100
3. Autoinfeksi Larva rabditiform → larva filariform (terjadi kadang2 di usus atau di sekitar anus ) → menembus mukosa usus atau kulit perianal → daur perkembangan Tjd pd pasien : obstipasi lama, diare menahun Menyebabkan strongiloidiasis menahun
103
Patologi dan gejala klinis
Larva filariform menembus kulit : creeping eruption disertai gatal Cc dewasa : kelainan mukosa usus muda Infeksi ringan : tidak menimbulkan gejala Infeksi sedang: sakit epigastrium tengah dan tidak menjalar,mgk mual, muntah, diare dan konstipasi Hiperinfeksi: cc dewasa ditemukan diseluruh traktus digestivus dan larva di alat dalam ( paru, hati, kandung empedu)
106
Sering ditemukan pd orang dg gangguan imunitas dan dapat menimbulkan kematian
Pemeriksaan darah : mgk eosinofilia atau hiperesinofilia Diagnosis D/pasti: menemukan larva rabditiform dlm tinja segar, biakan atau aspirasi duodenum.
107
Pengobatan DOC : albendazol 400mg satu/dua kali sehari selama 3 hari. Mebendazol : 3 x 100mg selama 2 atau 4 mgg. Prognosis Infeksi berat : dapat menyebabkan kematian
108
Epidemiologi Panas, lembab dan sanitasi kurang ; menguntungkan shg tjd daur yg tidak langsung Tanah : gembur, berpasir dan humus. Pencegahan : sanitasi dan melindungi kulit penerangan ke masyarakat
109
Trichostrongylus spp Sering ditemukan pada herbivora.
Beberapa spesies ditemukan pd manusia. Siklus hidup dan morfologi Kecil spt cacing tambang Hidup tertanam dalam mukosa usus kecil Infeksi; menelan larva infektif di usus kecil jd dewasa 3-4 mgg, tanpa siklus paru
111
Trichostrongylus spp Telur mirip dg cacing tambang, sedikit lebih panjang dan bagian ujung lebih runcing. Tanah hangat dan lembab,telur menetas dalam 24 jam. Setelah 60 jam larva menjadi infektif
113
Gejala Klinis Tgt jumlah cacing dan kerusakan mukosa.
Perdarahan dan deskuamasi dpt tjd, tp G/K tidak nyata kecuali ada beratus cacing Diagnosis D/ pasti : menemukan telur dlm tinja
114
Pengobatan Tiabendazol 25 mg/kg 2hari
Pirantel pamoat 11 mg/kg dosis tunggal Epidemiologi Pencegahan : mencuci dan memasak sayuran
115
5. Oxyuris vermicularis Hospes : manusia
Penyakit : enterobiasis atau oksiuriasis Distribusi geografi; kosmopolit, lebih banyak didaerah dingin krn jarang mandi dan ganti baju dalam. Penyebaran ditunjang eratnya hubungan dan lingkungan yg sesuai
116
Morfologi dan daur hidup
betina uk; 8-13 mm x0,4 mm, anterior ada pelebaran kutikulum disebut alae. Bulbus esofagus jelas. Ekor runcing. Jantan uk; 2-5 mm, alae, ekor melingkar, spikulum jarang ditemukan Habitat dewasa; rongga sekum, usus besar dan usus halus Makanannya isi usus
118
Morfologi dan daur hidup
Cacing gravid mengandung telur, migrasi kedaerah perianal utk bertelur. Telur jarang dikeluarkan di usus sehingga jarang ditemukan dalam tinja Telur bentuk lonjong dan datar pd satu sisi (asimetrik ). Dinding bening. Matang ± jam Infeksi ; menelan telur matang atau larva yg menetas di perianal migrasi kembali ke usus besar
120
Morfologi dan daur hidup
Telur matang yg tertelan => menetas di duodenum => larva rabditiform berubah dua kali sebelum dewasa di yeyunum dan bgn atas ileum. Waktu utk daur hidup ; ± 2 minggu – 2 bulan Infeksi dapat sembuh sendiri ( self limited )
123
Patologi dan gejala klinis
Iritasi sekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing gravid migrasi menyebabkan pruritus Pruritus ani tjd malam hr => luka garuk Cacing gravid mengembara dan dpt bersarang di vagina dan tuba Fallopii => radang
124
Diagnosis D/ diduga pada anak yang gatal sekitar anus malam hari
D/ ; menemukan telur dan cacing dewasa Pengobatan ; a. seluruh keluarga di obati b. Piperazin dosis tuggal 3-4 gr (dws) atau 25 mg/kgBB (anak)
125
Epidemiologi Penularan dapat terjadi pada satu keluarga
Telur dapat diisolasi dr debu di sekolah, kafe dan menjadi sumber infeksi Di rumah telur ditemukan ; di lantai, meja, kursi, bufet, toilet, bak mandi alas kasur, pakaian dan tilam.
126
Nematoda jaringan 1.Wuchereria bancrofti • Hospes ; manusia
• penyakit ; filariasis bankrofti atau wukereriasis bankrofti • distribusi ; tersebar di daerah tropis
127
Daur hidup dan morfologi
Dewasa jantan dan betina hidup disaluran dan kelenjar limfe, bentuk spt benang warna putih susu betina uk; mm x 0,25 mm jantan uk; 40 mm x 0,1 mm Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung, hidup didalam darah dan terdapat di darah tepi pada waktu tertentu saja • umumnya periodisitas nokturna ; mikrofilaria hanya terdapat didalam darah tepi malam hari
128
Daur hidup dan morfologi
Kota ; ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus Desa ; vektornya nyamuk Anopheles atau Aedes Mikrofilaria terisap oleh nyamuk, berubah mjd larva std 1 – III (bentuk infektif), nyamuk menggigit manusia, tumbuh larva std IV dan V (dewasa)
129
Patologi dan gejala klinis
GK/ dibagi dua ; 1. Disebabkan cacing dewasa ; limfadenitis dan limfangitis retrograt akut dan di ikuti obstruktif menahun th kmdn 2. Mikrofilaria ; biasanya tidak menimbul kan kelainan tp kead ttt ; occult filariasis
130
Diagnosis D/ berdasarkan gejala klinis dan dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium. Pengobatan ; 1. dietilkarbamazin sitrat (DEC) 2. Ivermectin Epidemiologi ; filariasis bankrofti dijumpai di perkotaan dan pedesaan
131
2. Brugia malayi 3.Brugia timori
Hospes Brugia malayi ; manusia dan hewan Hospes Brugia timori ; manusia Penyakit ; filariasis malayi filariasis timori kadang-kadang ; filariasis brugia Distrib ; B.malayi di Asia termsk Indonesia B.timori hanya di Indonesia timur; Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan NTT
132
Daur hidup dan morfologi
Dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembuluh limfe Periodisitas B.malayi ; nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik B.timori ; periodik nokturna B.malayi manusia ditularkan ; nyamuk Anopheles barbirostris B.malayi manusia dan hewan; nyamuk Mansonia
133
Patologi dan gejala klinis
GK filariasis malayi = filariasis timori Stad akut; demam dan peradangan saluran dan kelenjar limfe, hilang timbul berulang Filariasis brugia, sistem limfe kelamin tidak terkena beda dgn filariasis bankrofti Elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah atau kadang lengan bawah
134
Diagnosis D/ berdasarkan GK dan dibuktikan dgn mikrofilaria di darah tepi Pengobatan ; DEC Ivermectin Epidemiologi ; B.malayi dan B.timori hanya terdapat diperkotaan, karena vektornya tidak dapat berkembang biak diperkotaan
135
Trematoda Umumnya bersifat hemafrodit kecuali cacing Schistosoma
Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes, dibg ; 1.Trematoda hati ( Fasciola hepatica ) 2.Trematoda usus ( F.buski , Echinostoma ) 3.Trematoda paru ( P.westermani ) 4.Trematoda darah ( S.japonicum )
136
1. Fasciola hepatica Hospes ; kambing dan sapi, kadang ditemukan pada manusia Penyakit ; fasioliasis Distribusi ; America Latin, Perancis dan negara sekitar Laut Tengah
137
Morfologi dan daur hidup
Dewasa ; bentuk pipih seperti daun, uk ± 30x13 mm Bgn anterior spt kerucut dan puncak kerucut tdpt batil isap mulut ± 1mm, dasar kerucut tdpt batil isap perut ± 1,6 mm Telur berukuran 140x90 mikron dikeluarkan dalam tinja dalam kead blm matang Telur matang dalam air dan berisi mirasidium Telur menetas => mirasidium mencari keong air Keong air ; M => S => R1 => R2 => SK
138
Morfologi dan daur hidup
SK keluar dan mencari HP II, yaitu ; tumbuhan air, pd permukaan tumbuhan dibtk metaserkaria Infeksi ; makan tumbuhan air yg mengandung metaserkaria
139
Patologi dan gejala klinis
Kerusakan parenkim hati Peradangan saluran empedu, penebalan dan sumbatan shg menimbkan sirosis periportal Diagnosis ; menemukan telur dalam tinja, cairan duodenum atau cairan empedu
140
2. Paragonimus westermani
Hospes : Manusia dan binatang memakan ketam atau udang Penyakit ; paragonimiasis Distr ;RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika dan Amerika Latin. Indonesia autokton pd binatang, manusia kasus impor
141
Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di paru Bentuknya lonjong menyerupai biji kopi, uk 8-12 x 4-6 mm Telur bentuk lonjong, operkulum agak tertekan kedalam, uk mikron x mikron Telur => mirasidium => keong air; M => S => R1 => R2 => SK Serkaria keluar keong mencari HP II ( ketam atau udang batu) membtk metaserkaria
142
Morfologi dan daur hidup
Infeksi:makan ketam/udang batu tdk masak Dalam hospes definitif metaserkaria mjd cacing dewasa Patologi dan gejala klinis ; batuk kering mjd batuk berdarah ( endemik hemoptisis ) Diagnosis; menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura Pengobatan ; Prazikuantel dan bitionol Epidemiologi ; penyakit berhub dg kebiasaan makan ketam tidak dimasak
143
3.Fasciolopsis buski Hospes; manusia dan babi
Penyakit ; fasiolopsiasis Distr ; RRc, Taiwan, Vietnam, Thailand, India dan Indonesia Morfologi dan daur hidup: dewasa, uk 2-7,5 cm dan lebar 0,8-2 cm, bentuk lonjong dan tebal Telur ; lonjong, dinding transparan, sebuah operkulum pada sebuah kutub
144
Morfologi dan daur hidup
Mirasidium => HP1(keong air tawar)=> serkaria=> HP2 (tumbuhan air) metaserkaria Infeksi; makan tumbuhan air mengandung metaserkaria tidak dimasak GK; diare, nyeri ulu hati, mual, muntah D/ pasti; menemukan telur dalam tinja Pengobatan; diklorofen, niklosamid dan prazikuantel
145
4. Echinostoma sp Hospes; manusia, anjing, tikus burung, ikan
Penyakit ; ekinostomiasis Distr; Filipina, Cina Indonesia dan India Morfologi dan daur hidup; beda dg trematoda lain => duri -duri leher 37 – 51 Dewasa; hidup di usus halus Telur punya operkulum
146
Morfologi dan daur hidup
Mirasidium =>HP1 (keong kecil ) sporokista, redia, serkaria => HP2 (keong besar) metaserkaria GK; biasanya ringan. Infeksi berat ; radang dinding usus atau ulserasi, diare, sakit perut, anemi dan edema D/ menemukan telur dalam tinja. Pengobatan; Tetrakloroetilen, prazikuantel Epidemiologi; Keong sawah untuk konsumsi sebaiknya dimasak matang
147
5.Schistosoma japonicum
Hospes ; manusia, anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi dan babi Penyakit ; oriental schistosomiasis, skistosomiasis japonika, Katayama atau demam keong Distr; RRC, Jepang, Filipina, Taiwan, Muangthai, Vietnam, Malaysia dan Indonesia ( hanya di Sulawesi Tengah ; Danau Lindu dan Lembah Napu )
148
Morfologi dan daur hidup
Dewasa jantan uk 1,5 cm dan betina 1,9 cm hidup di vena mesenterika superior Telur ditemukan di dinding usus halus dan alat dalam spt; hati , paru dan otak GK; stadium I gatal. Gejala intoksikasi demam, hepatomegali dan eosinofilia. Stadium II; sindrom disentri Stadium III (menahun); sirosis hati dan splenomegali
149
Diagnosis Menemukan telur dalam tinja atau jaringan hati dan rectum
Pengobatan; niridazol 25 mg/kgBB/hr selama 10 hr HP; keong air Oncomelania hupensis lindoensis
150
Cestoda Taenia saginata (Cacing pita sapi) Hospes definitif; manusia
Hospes perantara ; sapi , kerbau Penyakit : teniasis saginata Distr ; kosmopolit
151
Morfologi dan daur hidup
Cacing terdiri dr; skoleks(kepala), leher dan strobila. Panjang 4-12m. Skoleks uk 1-2mm 4 batil isap, tanpa kait Telur melekat pd rumput bersama tinja, rumput dimakan sapi, telur menetas, masuk otot (sistiserkus bovis) Bila manusia makan daging sapi yang kurang matang, cacing tumbuh dewasa di usus halus
152
Gejala klinis Sakit ulu hati, mual, muntah, mencret. Gejala disertai dg ditemukannnyaproglotid Diagnosis; ditemukannya proglotid dan telur Pengobatan; prazikuantel dan albendazol Epid; sering ditemukan di negara penduduknya makan daging tidak matang
153
2. Taenia solium Cacing pita daging babi Hospes definitif ; manusia
Hospes perantara ; manusia dan babi Penyakit ; cacing dewasa => teniasis solium larva => sistiserkosis Distr; kosmopolit, tp jarang di negara Islam
154
Morfologi dan daur hidup
Uk 2-4m, terdr skoleks, leher dan strobila Skoleks 4 batil isap dg rostelum memp 2 baris kait Telur => HP otot babi => manusia (usushalus) GK; nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan sakit kepala. Diagnosis ; ditemukan telur dan proglotid, telur sukar dibedakan dg T. saginata Pengobatan; prazikuantel,albendazol, pembedahan sistiserkosis
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.