Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehGlenna Indradjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
2
BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI (STUDI SITUS SMP NEGERI 2 KALIWUNGU)
LATAR BELAKANG PENELITIAN FOKUS PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
3
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Budaya kerja pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang menjadi kebiasaan seseorang dan menentukan kualitas seseorang dalam bekerja. Budaya kerja guru dapat terlihat dari rasa bertanggungjawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral. Sikap ini akan dibarengi dengan rasa tanggungjawabnya untuk membuat dan mempersiapkan proses belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, serta pelaksanaan evaluasi dan analisis dalam kegiatan pembelajaran. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
4
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
Lanjutan ... Budaya kerja guru di sekolah akan menjadi optimal, bilamana didukung oleh kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa. Budaya kerja yang dilakukan di sekolah dapat berupa membuat dan mempersiapkan administrasi guru, pelaksanaan proses belajar mengajar, serta pelaksanaan evaluasi dan analisis. Guru merupakan suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Untuk menghindari kejenuhan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, seorang guru hendaknya pandai menciptakan gaya mengajar yang mampu menimbulkan minat siswa untuk belajar baik bersifat kurikuler maupun psikologis. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
5
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
B. FOKUS PENELITIAN Bagaimanakah Budaya Kerja Guru Bersertifikasi di SMP Negeri 2 Kaliwungu Kendal? Sub Fokus : Bagaimanakah budaya kerja guru dalam administrasi di SMP Negeri 2 Kaliwungu ? Bagaimanakah budaya kerja guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kaliwungu? Bagaimanakah budaya kerja guru dalam evaluasi dan analisis di SMP Negeri 2 Kaliwungu? PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
6
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
C. TUJUAN PENELITIAN Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam administrasi di SMP Negeri 2 Kaliwungu. Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kaliwungu. Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam evaluasi dan analisis di SMP Negeri 2 Kaliwungu. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
7
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis: Studi ini, secara umum memberikan sumbangan dalam bidang manajemen pendidikan dasar unggul, terutama dalam kepemimpinan kepala sekolah dan sekolah yang efektif. Penelitian ini akan menguji teori-teori pendidikan dasar unggul yang berkaitan dengan budaya kerja guru di lapangan. Di samping itu, juga untuk menambah kajian pustaka atau khasanah keilmuan tentang ilmu pendidikan dasar, khususnya yang berkenaan dengan budaya kerja guru di sekolah. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
8
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
Lanjutan ... Manfaat Praktis: Bagi guru dapat dipakai sebagai bahan introspeksi dalam menyemangati dirinya mengoptimalkan budaya kerja, sehingga dapat menghasilkan budaya kerja guru yang memuaskan. Bagi kepala sekolah dapat dipakai sebagai modal pelaksanaan dalam memberdayakan semangat dan kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. Bagi pengawas selaku pembina, dapat dipakai sebagai bahan referensi mengenai budaya kerja guru di lapangan, sehingga pada akhirnya dapat menemukan model supervisi yang ideal. Bagi kepala dinas pendidikan dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk bahan dalam merumuskan kebijakan dalam mengelola dan memperdayakan budaya kerja guru, kepala sekolah, pengawas, dan pihak lain yang terkait. Bagi steakholder lainnya, utamanya para orang tua, hasil studi ini dapat dipakai untuk bahan dalam memilih sekolah yang berkualitas. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil studi ini dapat dijadikan referensi berkaitan dengan penelitian tema yang sama. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
9
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
E. KAJIAN TEORI 1. BUDAYA KERJA GURU 2. GAYA MENGAJAR GURU PROFESIONAL PENELITIAN TERDAHULU PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
10
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
C. BUDAYA KERJA GURU Administrasi Guru, Proses Belajar Mengajar (PBM), dan Evaluasi dan Analisis. PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
11
D. Gaya Mengajar Guru A. Konsep Guru Profesional
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing siswa. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Uno, 2007: 15). Guru merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
12
B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Profesional 1. Tugas Personal (pribadi)
Yamin (2007: 5), mengemukakan bahwa tugas personal terdiri dari : Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seorang guru. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswa. 2. Tugas Sosial Guru dituntut untuk mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Tampaknya masyarakat harus menempatkan guru pada posisi yang terhormat, yakni “ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani”. 3. Tugas Profesional Guru merupakan suatu profesi dalam melaksanakan tugas profesinya yang mencakup aktivitas mengajar, mendidik, dan melatih. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
13
2. Fungsi Edukasional, menyangkut tugas mendidik yang bersifat:
Guru sebagai pengelola pembelajaran. 1. Fungsi Manajerial, menyangkut tugas administrasi (memimpin kelas), seperti: yang berhubungan dengan siswa, alat perlengkapan kelas (material), tindakan-tindakan profesional. 2. Fungsi Edukasional, menyangkut tugas mendidik yang bersifat: Motivasional, Pendisiplinan, Sanksi sosial (tindakan hukuman). 3.Fungsi Instruksional, menyangkut tugas mengajar yang bersifat: Penyampaian materi, Pemberian tugas-tugas pada siswa, Mengawasi dan memeriksa tugas. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
14
Guru sebagai pelaksana (executive teacher).
Fungsi guru sebagai pelaksana dalam proses belajar mengajar adalah : 1. Menilai kemajuan program pembelajaran, 2. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar sambil bekerja (learning by doing), 3. Mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, 4. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas, 5. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke siswa, 6.Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu, 7. Bertindak sebagai manusia sumber, 8. Membimbing pengalaman siswa sehari-hari, 9. Mengarahkan siswa agar mandiri, 10. Mampu memimpin kegiatan belajar yang bersifat efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
15
C. Konsep Gaya Mengajar Guru Profesional
Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar. Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dengan yang lain pada saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan sama, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Gaya mengajar guru juga mencerminkan kepribadian guru itu sendiri dan sulit untuk diubah karena sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau sejak lahir. Dengan demikian, gaya mengajar guru menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan prestasi siswa. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
16
Macam-Macam Gaya Mengajar Guru Profesional Thoifuri (2007: 83):
Gaya Mengajar Klasik Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk aktif sehingga akan menghambat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Gaya Mengajar Teknologis Gaya mengajar teknologis ini mensyaratkan seorang guru untuk berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberikan stimulan untuk mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing, sehingga memberi banyak manfaat pada diri siswa. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
17
Gaya Mengajar Personalisasi
Guru memberikan materi pelajaran tidak hanya membuat siswa lebih pandai semata-mata, melainkan agar siswa menjadikan dirinya lebih pandai. Guru dengan gaya mengajar personalisasi ini akan selalu meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang siswa seperti dirinya sendiri. Guru tidak dapat memaksakan siswa untuk menjadi sama dengan gurunya, karena siswa tersebut mempunyai minat, bakat, dan kecenderungan masing-masing. Gaya Mengajar Interaksional Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai bentuk interaksi yang dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subyek pembelajaran dan tidak ada yang dianggap paling baik atau sebaliknya paling jelek. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
18
Penelitian Terdahulu PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Shirley Johnson dan Steve Busch dalam jurnal yang berjudul “Instructional Performance Management System: Streamlining Instructional Management for Success” menyatakan bahwa: “The lesson planner provides an organizing shell into which the teacher creates the lessons to be taught for each class for the entire year. Four components comprise the planner: (a) standards selection, (b) objective selection or development, (c) activities, and (d) modifications”. Dalam merencanakan proses belajar mengajar, guru harus menyediakan satu peraturan guru membuat proses belajar mengajar yang akan diajarkan untuk masing-masing kelas dalam satu tahun. Empat komponen perencananaan adalah pemilihan materi yang standar, pemilihan atau pengembangan pembelajaran yang objektif, aktivitas dalam proses belajar mengajar, dan variasi-variasi pembelajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Perencanaan proses belajar mengajar yang biasa dilakukan guru dalam adminsitrasi, seperti: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan lain-lain. Guru yang tidak menyiapkan administrasi secara lengkap cenderung tidak dapat mengelola proses pembelajaran secara maksimal dan ideal, tujuan pembelajaran yang seharusnya dapat dicapai menjadi jauh dari harapan. Administrasi sangat penting dimiliki guru untuk menciptakan proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan harapannya. PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
19
Hal ini didukung oleh Setyo (2009) dengan judul pengaruh budaya kerja dan disiplin kerja terhadap efektivitas kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, menyimpulkan: “budaya kerja guru dapat dipahami sebagai sikap tindakan para guru yang mendasarkan pada pemikiran pencapaian mutu pendidikan di sekolah. Mutu pendidikan adalah gambaran keberhasilan pendidikan dalam mengubah tingkah laku anak didik yang dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Budaya kerja guru mempunyai kontribusi positif dan signifikan terhadap kepuasaan kerja guru SD. Salah satu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan khususnya di sekolah dasar, salah satunya ditentukan oleh disiplin kerja, untuk itu guru dituntut untuk memiliki konsep kinerja yang maksimal dalam mencapai tujuan sekolah yang efektif dan efisien” PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
20
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu:
Budaya kerja harus mempunyai nilai-nilai yang dimiliki guru, yaitu: nilai-nilai sosial, nilai-nilai demokratik, nilai-nilai birokratik, nilai-nilai profesional, dan nilai-nilai ekonomik. Guru bersertifikasi harus merencanakan proses pembelajaran secara profesional agar tujuan pembelajaran akan lebih terarah dan optimal. Program perencanaan pembelajaran diantaranya meliputi : 1) perencanaan bahan pelajaran, 2) perencanaan pembelajaran mulai dari menata ruangan, menata tempat duduk, menyajikan materi sampai evaluasi, 3) perencanaan interaksi dalam mengelola pembelajaran, 4) perencanaan memulai dan mengakhiri pembelajaran, 5) perencanaan menggunakan media, dan 6) perencanaan penggunaan alokasi waktu secara cukup dalam proses pembelajaran. Untuk mendukung budaya kerja guru , maka seorang guru profesional juga harus menerapkan gaya mengajar di kelas agar proses belajar mengajar tidak berjalan monoton. Gaya mengajar seorang guru profesional sangat penting diterapkan agar siswa tidak jenuh dalam kegiatan proses pembelajaran. F.Metode PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.