Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERSIAPAN UTS Silakan dipelajari

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERSIAPAN UTS Silakan dipelajari"— Transcript presentasi:

1 PERSIAPAN UTS Silakan dipelajari
JANGAN BIARKAN DIRI ANDA MENJADI PRIBADI YANG LEMAH, PESIMIS, DAN TIDAK SPORTIF Apabila melakukan kecurangan (nyontek) saat ujian akan dikenai sanksi nilai

2 PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
Mass communication is the process of creating shared meaning between the mass media and their audiences (Baran, : 6) Menurut Gerbner (1967): Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of mesages in industrial societies". (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri). Meletzke : Setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung (dengan media) dan satu arah pada publik yang tersebar. Bittner: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Jalalludin Rakhmat: Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau eleltronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

3 Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada para audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah media massa dapat menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas dan dapat mengatasi ruang dan waktu. Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka.

4 Severin & Tankard: Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan,
sebagian seni, dan sebagian ilmu. SebagaI keterampilan karena meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Sebagai seni karena pekerjaannya kerap membutuhkan tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk suatu program di televisi, mengembangkan tata letak dan perwajahan cover yang menarik, dst. Sebagai ilmu karena pekerjaannya kerap menyangkut prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana pesan yang mempersuasi, dll.

5 Unsur/pihak yang terlibat dalam komunikasi massa
Komunikator: Komunikator dalam komunikasi massa terlembagakan, pihak redaksi, produsen suatu produk (perusahaan). Jadi komunikator dalam komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Isi/pesan: Dalam komunikasi massa isi/pesan yang disampaikan menurut Ray Eldon Hiebert dkk (1985) harus meliputi beberapa kategori yaitu, berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk penjualan lain, dan hiburan. Media: Radio, TV, majalah, surat kabar, tabloid, internet (situs berita). Audience: Audience dalam komunikasi massa sangat beragam (heterogen) dan tidak saling mengenal (anonim). Efek/umpan balik: Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi secara tidak langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Umpan balik tidak secara langsung misalnya dapat ditunjukkan dalam surat pembaca.

6 C IRI ATAU Karakteristik Komunikasi Massa
Pesan terlembagakan. Komunikatornya melibatkan lembaga dan bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jika lembaga atau organisasinya penerbit surat kabar, maka pesan akan disampaikan melalui surat kabar, sehingga prosesnya adalah sebagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel apakah inisiatif sendiri atau perintah dari pimpinan. Pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik dan seterusnya hingga dilayout oleh tata letak dan seterusnya. Sampai masuk ke percetakan dan seterusnya hingga diterima pembaca. Bagaimana dengan televisi atau radio? Pesan bersifat umum  Komunikasi massa ibersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu sehingga pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagianbesar komunikan.

7 . Sasaran audiens anonim dan heterogen
 Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim (“tidak dikenal”) dan heterogen (majemuk): berbeda jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, latar belakang budaya, agama, dan lain-lain . Pesan disampaikan secara serempak  Komunikan/audiens media massa secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama. . Pesan yang disampaikan mengutamakan isi ketimbang hubungan.  Pesan yang disampaikan memenuhi kriteria pemberitaan, lebih dari sekadar adanya “hubungan”. . Proses komunikasi bersifat satu arah  Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

8 . Stimulasi alat indra terbatas
 Dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Menerima informasi dari surat kabar dan majalah hanya dapat dilihat. Radio hanya dapat didengar. Televisi dapat dilihat sekaligus didengar. . Umpan balik tertunda (delayed) atau tidak langsung (indirect)  Komunikator atau pihak media tidak dapat dengan segera mengetahui reaksi khalayak komunikannya terhadap informasi yang disampaikan. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, , atau surat pembaca. Proses penyampuanfeedback lewat telepon, atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed)

9 Pengertian Media Massa
Mass media is the plural of mass medium, a technology that carries messages to a large number of people (Baran, 2014 : 26) Media massa: surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet.

10 FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Fungsi komunikasi massa menurut para pakar memiliki persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainmenf (hiburan). 1. Surveillance Bentuk utama pengawasan komunikasi massa: 1) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); 2) Iinstrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang, misalnya; ancaman angin topan, meletusnya gunung merapi,, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi dll. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam membantu kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dsb.

11 2. Interpretation Hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata adalah tajuk rencana di koran, editorial Media Indonesia di koran MI dan Metrotv, dll. 3. Linkage  Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam. sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Contoh : kasus SBY yang sebelumnya menjabat Menko Polkam dalam jKabinet Gotong Royong Presiden Megawati. Ketika ia jarang diajak rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri. maka tayangan beritanya di televisi, radio siaran dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai Presiden. Dalam Pemilu 2oo4lalu, perolehan suara Partai Demokrat mencuat dan mengalahkan partai besar sebelumnya seperti PAN dan PBB. Masyarakat yang tersebar telah dipertalikan oleh media massa untuk memilih Partai Demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.

12 4. Transmission of Values
 Fungsi ini juga disebut sosializafion (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film, kekerasan, gaya hidup yang bermewah-mewah, dll.. 5. Entertainment  Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, banyak memuat acara hiburan. Memang ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan informasi atau berita. Begitu pula dengan media cetak  

13 HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

14 Setiap kegiatan komunikasi sudah dapat dipastikan akan menghadapi berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Pada komunikasi massa, jenis hambatannya relatif kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Setiap komunikator selalu menginginkan komunikasi yang dilakukannya mencapai tujuan. Oleh karenanya, seorang komunikator perlu memahami setiap jenis hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut. HAMBATAN PSIKOLOGIS Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia. Hambatan komunikasi massa yang termasuk kedalam kategori hambatan psikologis adalah kepentingan (interest), prasangka (prejudice), stereotip (stereotype), dan motivasi (motivation)

15 Perbedaan Kepentingan (interest)
Kepentingan atau interest akan membuat seseorang merasa selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Dalam kehidupan sehari-hari, pemirsa televisi yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi atau para pelaku bisnis cenderung akan menyukai acara berita seputar ekonomi atau talk show ekonomi. Mereka akan selalu menanti penayangan dari acara tersebut dan secara khusus mengiikutinya. Sementara pemirsa televisi lainnya yang merasa tidak memperoleh manfaat dari berita ekonomi tersebut akan meninggalkan pesawat televisi (tidak menontonnya) atau bahkan mungkin meninggalkannya. Hal ini menggambarkan bahwa kepentingan juga mempengaruhi sifat reaktif komunikan terhadap komunikasi pesan yang didapatnya. Begitu pula untuk aspek pesan komunikasi dari aspek lainnya. pesan tersebut hanya akan dilihat oleh pemirsa yang merasa berkepentingan dan memperoleh manfaat lainnya, dan mereka cenderung memberikan respon yang hampir sama.

16 Prasangka (prejudice)
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka (Sears, 1985:143) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2003:51). Persepsi itu ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Churtchfield (1977:235) menyebutkan sebagai faktor fungsional dan struktural. Faktor personal atau faktor fungsional itu antara lain adalah kebutuhan (need), pengalaman masa lalu, peran, dan status. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik seseorang yang memberika respon terhadap stimulus ini. Faktor situasional atau struktural yang menentukan persepsi berasal semata-mata dari sifat stimulus secara fisik. Menurut Kohler, jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah. Kita harus memandangnya dalam hal keseluruhan

17 Pembahasan tentang persepsi sekalipun singkat telah memberikan gambaran yang jelas, bahwa persepsi memang dapat menentukan sikap orang yang terhadap stimulus (benda, manusia, peristiwa) yang dihadapinya. Apabila seseorang atau sekelompok orang dalam hidupnya pernah memiliki pengalaman yang buruk dengan seseorang atau sekelompok orang lainnya, maka pada dirinya akan timbul persepsi kurang baik. Persepsi kurang baik ini pada akhirnya menjadi suatu prasangka yang menetap. Berkenaan dengan kegiatan komunikasi, prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya tujuan. Komunikan yang mempunyai prasangka, sebelum pesan disampaikan sudah bersikap curiga dan menentang komunikator. Prasangka seringkali tidak didasarkan pada alasan-alasan yang objektif. Sehingga prasangka pada komunikan dan komunikator tidak ditujukan pada logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan itu bagi dirinya, melainkan menentang pribadi komunikator. Menurut Effendy (1981:44) dalam prasangka, emosi memaksa kita menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu sekali prasangka itu sudah menguasai, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif, dan segala apa yang pernah dilihat dan didengar selalu akan dinilai secara negatif.

18 Stereotip (Stereotype)
Prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat- sifat dan watak-watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan, 1983:169). Stereotip mengenai orang lain itu sudah terbentuk pada orang yang berprasangka, meski sesungguhnya orang yang berprasangka itu belum bergaul dengan orang yang diprasangkainya. Jadi stereotip itu terbentuk pada dirinya berdasarkan keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif. Stereotif yang sering kita dengar adalah bahwa orang batak itu berwatak keras, orang jawa itu lembut, dll

19 Motivasi (motivation)
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu. (Gerungan, 1983:142). Seperti yang kita ketahui, keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motifnya juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. contohnya., motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia” yang disiarkan RCTI adalah untuk memperoleh informasi (motif tunggal), tapi mungkin bagi seseorang lainnya adalah untuk memperoleh informasi, sekaligus juga pengisi waktu luang (motif bergabung)

20 HAMBATAN SOSIOKULTURAL
Aneka etnik Perbedaan norma sosial Kurang mampu berbahasa indonesia Faktor semantik Pendidikan belum merata

21 Hambatan Aneka Etnik Belasan ribu pulau yang membentang dari sabang sampai merauke merupakan kekayaan alam indonesia yang tidak ternilai harganya. Tiap-tiap pulau dihuni oleh etnik yang berbeda. Akan tetapi kekayaan Indonesia yang sering menjadi kebanggan bangsa Indonesia kadang-kadang dapat menjadi faktor penghambat dalam kegiatan komunikasi massa. Hambatan Perbedaan Norma Sosial Norma sosial dapat didefinisikan sebagai suatu cara, kebiasaan, tata krama dan adat istiadat yang disampaikan secara turun temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat. Mengingat beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya.

22 Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan, jumlah bahasa yang ada di Indonesia adalah sebanyak etnik yang ada. Masih ada masyarakat Indonesia, terutama di daerah terpencil yang belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini dapat menyulitkan penyebaran kebijakan dan program –program pemerintah. Faktor Semantik Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator, maupun bahasa yang digunakan oleh komunikan. Hambatan semantik terjadi dalam beberapa bentuk : Komunikator salah mengucapkan kata-kata atau istilah sebagai akibat berbicara terlalu cepat. Pada saat bicara, pikiran dan perasaan belum terformulasikan namun kata-kata terlanjur terucapkan. Contoh : mengatakan “demokrasi” jadi “demonstrasi” Adanya perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang sama sebagai akibat aspek psikologis. Adanya pengertian yang konotatif. Selama komuniakn memberi arti secara konotatif pada pesan yang disampaikan oleh komunikator, maka komunikasi bisa gagal.

23 Lanjutan……. Pendidikan belum merata
Hambatan Mekanis Hambatan komunikasi massa lainnya adalah hambatan teknis sebagai konsekuensi penggunaan media massa yang dapat kita sebut sebagai hambatan mekanis. Misalnya hambatan mekanis pada media televisi terjadi pada saat stasiun atau pemancar penerima mendapat gangguan baik secara teknis maupun akibat cuaca buruk, sehingga gambar yang diterima tidak jelas, buram, dan banyak garis atau tidak ada gambar sama sekali. Pendidikan belum merata Ditinjau dari sudut pendidikan, maka tingkat pendidikan rakyat indonesia belum merata. Adanyan kesenjangan pendidikan antara penduduk di perkotaan dengan penduduk di desa terpencil telah menjadikan hambatan dalam proses komunikasi massa. Heterogenitas komunikan, terutama dalam pendidikan akan menyulitkan komunikator dalam menyusun dan menyampaikan pesan. Masalah akan timbul manakala komunikan yang berpendidikan rendah tidak dapat menerima pesan secara benar karena keterbatasan daya nalarnya atau daya tangkapnya.karena wawasan dan pengetahuan mereka tidak dapat menjangkau pesan komunikasi. Lanjutan…….

24 HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan lain-lain. Kita mempunyai kecenderungan kuat untuk melihat titik-titik ekstrem dan mengelompokkan manusia, objek, kejadian, dalam bentuk lawan kata yang ekstrem. Seandainya komunikator atau komunikan melihat dunia seperti itu, maka sudah dapat dipastikan selalu akan tercipta sikap apriori. Sementara kita mengetahui bahwa untuk terciptanya komunikasi yang baik, komunikator dan komunikan harus bersikap netral. Kedua belah pihak tidak dapat berpendapat bahwa “itu lawan ini kawan”.

25 Evaluasi Statis Pada suatu hari kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat televisi. Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materi komunikasi yang dikemukakan komunikator tersebut tidak baik, sehingga kita membuat abstraksi tentang komunikator itupun tidak baik. Evaluasi kita tentang komunikator X bersifat statis tetap seperti itupun tidak berubah. Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator X berbicara. Tetapi sesungguhnya kita harus menyadari bahwa komunikator X dari waktu ke waktu dapat berubah, sehingga beberapa tahun kemudian ia dapat menyampaikan pesan secara baik dan menarik.

26 Indiskriminasi Indiskriminasi terjadi bila kita (komunikan) memusatkan perhatian pada kelompok orang, benda, atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual. Indiskriminasi juga merupakan inti dari stereotip. Stereotip merupakan gambaran mental yang menetap tentang kelompok tertentu yang kita anggap berlaku untuk setiap orang (anggota) dalam kelompok tertentu tanpa memperhatikan adanya kekhasan orang yang bersangkutan. Terlepas dari apakah stereotip itu positif atau negatif, masalah yang ditimbulkan tetap sama. Sikap ini membuat kita mengambil jalan pintas yang tidak tepat. Jadi, dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi pertama komunikan itu adalah memasukkan komunikator itu ke dalam kategori tertentu. Misalnya mungkin menurut kebangsaan, agama atau disiplin ilmunya. Salah satu cara untuk menghindari indiskriminasi adalah memberikan indeks, yaitu mengindentifikasi setiap orang sebagai individual.

27 TEORI DAN MODEL

28 Teori Proses Selektif Merupakan hasil penelitian lanjutan tentang efek media massa pada perang dunia II yang mengatakan bahwa penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media. Teori ini menilai orang-orang cenderung melakukan selective exposure (terpaan selektif). Mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka. Tahun 1960 Joseph Klapper menerbitkan kajian penelitian efek media massa yang tergabung dalam penelitian pasca perang tentang persuasi, pengaruh personal dan proses selektif. Klapper menyimpulkan bahwa pengaruh media itu lemah, presentase pengaruhnya kecil bagi pemilih dalam pemilihan umum, pasar saham, dan para pengiklan.

29 Teori Pembelajaran Sosial
Teori ini kini diaplikasikan pada perilaku konsumen kendati pada awalnya menjadi bidang penelitian komunikasi massa yang bertujuan untuk memahami efek terpaan media massa. Berdasarkan hasil penelitian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses observasional learning (pembelajaran hasil pengamatan). Klapper menganggap bahwa “ganjaran” dari karakter TV diterima mereka sebagai perilaku anti sosial. Termasuk menjadi toleran terhadap perilaku perampokan dan krimanilitas, menggandrungi kehidupan glamor seperti di televisi.

30 Teori Komunikasi Banyak Tahap
Sebagian besar orang menerima efek media dari tangan kedua, yaitu opinion leaders (para pemuka pendapat) yang memiliki akses lebih dahulu pada media massa. Dalam tahap kedua, para pemuka pendapat berbagi opini dengan anggota lingkaran dalam sosial mereka. Anggota yang tergabung dalam lingkaran sosial itu memiliki kelompok sosial lainnya, termasuk keluarga, bawahan, dan anggota kelompok lain, yang akan dipengaruhi oleh mereka. Mereka cenderung menginterpretasi isi media melalui diskusi dengan kelompok-kelompok kunci dari orang-orang yang disebut interrelative communities atau peer groups.

31 Teori Kultivasi Menurut teori kultivasi, media, khususnya televisi, merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Melalui kontak kita dengan televisi (dan media lain), kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasaannya. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk susatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. Sebagai contoh, pecandu berat televisi menganggap kemungkinan seseorang untuk menjadi koerban kejahatan adalah 1 berbanding 10. Dalam kenyataan angkanya adalah 1 berbanding 50. Pecandu berat mengira bahwa 20% dar total penduduk dunia berdiam di Amrika Serikat kenyataannya hanya 6%. Pecandu berat percaya bahwa presentase karyawan


Download ppt "PERSIAPAN UTS Silakan dipelajari"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google