Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
PascaSarjana UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 1
2
Oleh Kelompok 5 : Kosasih dan Metti
ORIENTASI BARU DALAM PEMBELAJARAN INTELIGENSI Oleh Kelompok 5 : Kosasih dan Metti
3
Hakikat Inteligensi David Wechsler : kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara Umum inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
4
Kecerdasan Kapasitas individu untuk memperoleh pengetahuan, mengaplikasikan pengetahuan dan penalaran abstrak. Jenis-Jenis Kecerdasan : Kecerdasan verbal, numerikal, spasial, penalaran, kelancaran, kecepatan perseptual. Kecerdasan linguistik, musikal, logis matematik, spasial, kinestetik, intrapersonal dan interpersonal (Gardner)
5
TEORI-TEORI INTELIGENSI
1. Spearman : Teori Analisis Faktor General Factor (g) Energi mental yang bersifat umum Dilibatkan dlm aspek operasional yg bersifat deduktif, terkait dg keterampilan, kecepatan, intensitas dan hasil perkembangan inteligensi manusia. Specific Factor (s) Tes dengan muatan g yang tinggi: Penalaran, pemahaman dan pengujian hipotesa. Tes dengan muatan g yang rendah: Pengenalan, pengulangan, kecepatan, kemampuan visual motorik.
6
TEORI-TEORI INTELIGENSI
2. Thurstone Tidak ada faktor g, karena inteligensi terdiri dari sejumlah faktor spesifik yang saling berkorelasi (Primary Mental Ability) : Verbal comprehension (pemahaman bahasa) Reasoning (berpikir logis) Perceptual speed (kecepatan persepsi ) Numerical ability (berhitung) Word influency (berpikir tentang kosa kata) Associative memory (ingatan asosaiatif) Spatial visualization (menentukan bentuk benda)
7
TEORI-TEORI INTELIGENSI
3. Guilford ( ) Teori Structure of Intelect Inteligensi terdiri dari 3 dimensi: a. Operation mental (Proses Befikir) : Cognition, Memory Retention, Divergent Production, Convergent Production, Evaluation. b. Content (Isi yang dipikirkan) : Visual, Auditory, Word Meaning, Symbolic, Behavioral. c. Product (Hasil Berfikir) : Unit, Kelas, Relasi, Sistem, Transformasi, Implikasi.
8
TEORI-TEORI INTELIGENSI 4. R.B Cattel (1965) dan J.L. Horn (1967)
Fluid Intelligence (Gf) dan Crystallized Intelligence (Gc) Fluid intelligence (Gf) berkaitan dengan kemampuan untuk mengembangkan teknik pemecahan masalah yang baru dan berbeda. Fluid intelligence ditentukan oleh perkembangan neurologis dan relatif terbebas dari pengaruh pendidikan dan kebudayaan. Crystallized intelligence (Gc) berkaitan dengan kemampuan mengemukakan pengalaman-pengalaman yang telah dipelajari sebelumnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi
9
TEORI-TEORI INTELIGENSI
5. Strenberg Inteligensi muncul dalam tiga bentuk yaitu : Inteligensi analitis melibatkan kemampuan menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan dan membedakan. Inteligensi kreatif terdiri atas kemampuan untuk menciptakan, merancang, menemukan, memulai, dan membayangkan. Inteligensi praktis berfokus pada kemampuan untuk menggunakan, menerapkan, mengimplementasikan dan mempraktikkan.
10
TEORI-TEORI INTELIGENSI
6. Howard Gardner (1983) Teori Multiple intelligence Ada 8 macam inteligensi : Visual-Spatial Intelligence (kecerdasan visual-spasial) Verbal-linguistic Intelligence (kecerdasan verbal linguistik) Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan koordinasi gerak tubuh) Logical-mathematical Intelligence (kecerdasan matematika–logis) Interper/rytmic intelligence (kecerdasan musik/ritmik) Interpersolan (kecerdasan memahami diri sendiri) Intrapersonal Intelligence (kecerdasan berinterakksi) Naturalistic Intelligence (kecerdasan naturalistik)
11
PENGUKURAN POTENSI INTELIGENSI
Intelegensi tidak dapat diukur seperti tinggi badan atau berat badan, karena inteligensi hanya dapat di ukur secara tidak langsung melalui tindakan cerdas yang dilakukan seseorang dan melalui tes intelegensi secara tertulis. Tetapi tes inteligensi yang sering digunakan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu tes individual dan tes kelompok.
12
Macam-macam Tes Psikologi
Berdasarkan atas banyaknya tes, dibedakan menjadi; Tes individual (individual test), maksudnya adalah pada suatu waktu tertentu tester hanya menghadapi satu testee, contohnya WAIS, Stanford Binet, dll Tes kelompok (Group test), maksudnya adalah pada suatu waktu tertentu tester menghadapi sekelompok testee, contohnya SPM, tes Kraepelin, dll
13
Berdasarkan cara menyelesaikannya, dibedakan menjadi :
Tes verbal (verbal test), testee di dalam menyelesaikan atau mengerjakan tes tersebut harus menggunakan kata-kata, misalnya memberikan keterangan, memberikan hasil perhitungan, memberikan lawan kata, mengatakan kekurangan pada suatu gambar, contohnya sub tes informasi pada tes WAIS. Tes non verbal, pada tes ini atau sering juga disebut performance test. Maksudnya adalah testee memberi respon dengan melakukan sesuatu, contohnya sub tes menyusun balok dan sub tes menyusun gambar pada pada tes WAIS.
14
Berdasarkan atas tipe tes yang berhubungan dengan isi tes dan waktu yang disediakan, dibedakan menjadi: Speed test, yang diutamakan dalam tes ini yaitu kecepatan dan ketepatan kerja. Pada tes tipe ini waktu untuk menyelesaikan tes dibatasi, contohnya tes kraepelin, IST, SPM/APM, Tes Kemampuan Dasar (TKD) Power test, tes yang mengutamakan kemampuan bukan kecepatan atau ketepatan. Untuk tes tipe ini waktu mengerjakan tes pada dasarnya tidak dibatasi, contohnya Tes kepribadian (Grafis, Wartegg, EPPS)
15
Berdasarkan aspek yang diukur, tes dibedakan menjadi:
Tes kecerdasan (tes inteligensi, general intelligence test) Tes bakat (aptitude test) Tes kepribadian (personality test) Tes minat
16
Binet and Simon Digunakan pada anak-anak
Dalam revisi 1986 konsep inteligensi dikelompokkan menjadi empat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu: penalaran Verbal, penalaran Kuantitatif, penalaran Visual abstrak, Memori jangka pendek. Penyelenggaraan tes dan Penentuan Skor menggunakan buku-buku kecil berisi kartu-kartu tercetak untuk presentasi, flip-over soal tes, objek tes misal balok, manik, papan bentuk, sebuah gambar besar boneka yang uniseks dan multietnik, buku kecil untuk tester, pedoman penyelenggaraan dan pen-skoran skala. Binet and Simon
17
Terman mengklasifikasikan inteligensi yang dipergunakan dalam dunia pendidikan sebagai berikut :
Genius or near genius Very Superior Superior Normal or Average intellegence Dullness Borderline deficiency Definite feeble-middedness IQ 140 ke atas 110 – 120 90 – 110 80 – 90 70 – 80 Di bawah 70
18
APA ITU EQ ? EQ Pelopor EQ: Peter Salovey & John Mayer(1970-1980)
Popular sejak Penulisan Daniel Goleman - bukunya Emotional Intelligence - di New York Merupakan 1 kemahiran memahami, menghayati & merasai emosi. Merujuk kepada mengenali emosi. Memahami/memproses maklumat emosi. EQ
19
Sambungan…. EQ Memiliki kebolehan menyelesaikan masalah.
Mampu memindahkan (transform) emosi negatif positif EQ - kebahagiaan Kerana kemahiran-kemahiran di atas memerlukan 1 ciri kebolehan mental, makanya disebut sebagai bentuk “kompetensi” EQ
20
EQ Kecerdasan Emosional (EQ) dapat diartikan sebagai :
Kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya, kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi Kemampuan untuk memahami dan ikut merasakan apa yang dialami diri sendiri, orang lain dan mampu membaca emosi orang lain, situasi sosial dan menanggapi dengan tepat EQ
21
EQ Menurut Goleman, EQ merupakan kebolehan untuk mengenali dan mengendalikan emosi dalam diri dan orang lain. Menurut Salovey & Mayor (1990): EQ – satu set daripada kecerdasan sosial yang melibatkan pemantauan perasaan dan emosi dalam diri sendiri dan orang lain serta berupaya mengenal dan menggunakannya semasa melakukan sesuatu keputusan.
22
PERANAN EQ DALAM PEMBANGUNAN INDIVIDU
IQ (kecerdasan kognitif) bantu-dapat pekerjaan. EQ bantu mengembangkan diri setelah bekerja dalam organisasi. EQ bantu individu berfikir dengan rasional, kreatif & menyelesaikan masalah dengan berkesan. EQ bantu individu menempatkan emosi pada posisi tepat & memiliki kemampuan untuk memotivasikan diri, ketahanan diri menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, mendorong diri untuk kepuasan & mengatur keadaan kerohanian.
23
KECERDASAN SPIRITUAL (SQ)
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan orang lain. Dengan kata lain, kita dapat memaknai setiap persoalan yang kita hadapi sehingga setiap perjalanan hidup kita penuh dengan makna dibalik semua masalah. SQ
24
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Ketika kita dihadapkan dalam sebuah masalah maka kita mengaktifkan yang IQ dan EQ untuk memberikan solusi SQ digunakan untuk menjawab Mengapa kita melakukan solusi tsb dan apakah solusi yang kita lakukan akan bermanfaat bagi kehidupan kita dan orang lain SQ disebut dengan pusat dari kecerdasan manusia karena dapat mengendalikan IQ dan EQ SQ IQ EQ
25
SQ Kecerdasan Spiritual
Pada umumya nilai-nilai spiritual antara lain : Kebenaran, kejujuran, kesederhanaan, kepedulian, kerjasama, kebebasan, kedamaian, cinta, pengertian, amal baik, tanggung jawab, tenggang rasa, integritas, rasa percaya, kebersihan hati, kerendahan hati, kesetiaan, kecermatan, kemuliaan, keberanian, kesatuan, rasa syukur, humor, ketekunan, kesabaran, keadilan, persamaan, keseimbangan, ikhlas, hikmah, dan keteguhan.
26
SQ Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual dapat memberikan kemampuan untuk dapat mengenali dan mengendalikan yang ada pada diri kita serta realitas kehidupanya. Ini artinya bahwa kecerdasan ini adalah kecerdasan dalam menggunakan wewenang untuk mempergunakan kuasa Allah. Maksudnya ketika seseorang diberikan sebuah potensi oleh Allah dan seseorang tersebut dapat mempergunakan potensinya dengan baik maka seseorang tersebut dapat mengendalikan dan menciptakan realitas hidupnya.
27
Kecerdasan Spiritual Beda dengan Sikap Religius
SQ Kecerdasan Spiritual Beda dengan Sikap Religius Kecerdasan spiritual lebih sering diartikan rajin salat, rajin beribadah, rajin ke masjid, pokoknya yang menyangkut agama. Hal ini keliru, karena SQ itu kemampuan orang untuk memberi makna dalam kehidupan. Ada juga orang yang mengartikan kecerdasan spiritual itu sebagai kemampuan untuk tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa tergantung kepada situasinya. Ciri orang yang cerdas spiritual itu di antaranya adalah senang berbuat baik, senang menolong orang lain, telah menemukan tujuan hidupnya, jadi merasa rnemikul sebuah misi yang mulia kemudian merasa terhubung dengan sumber kekuatan di alam semesta (Tuhan atau apapun yang diyakini, kekuatan alam semesta misalnya), dan punya sense of humor yang baik.
28
Sekian Hatur Thank You
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.