Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGUKURAN TAHANAN
2
PENGUKURAN TAHANAN / RESISTANCE
Pengukuran Tahanan adalah mengukur besaran suatu nilai tahanan penghantar dgn satuan Ohm. Tahanan yg diukur dalam pemeliharaan generator misalnya adalah besaran nilai tahanan kumparan stator per phase maupun tahanan penghantar kumparan rotor. Karena nilai tahanan pd kumparan stator maupun rotor kecil, maka alat ukur Ohmmeter harus mem-punyai akurasi dan ketelitian yg tinggi. Ada beberapa jenis alat ukur Ohmmeter yg dapat digunakan, diantaranya : Multimeter digital Wheastone Bridge Kelvin Bridge
3
Disamping pengukuran nilai tahanan kumparan stator maupun rotor, untuk pengetesan tahanan RTD (Resistance Temperatur Detector) sebagai alat bantu pengukuran temperatur kumparan stator. RTD merupakan tahanan non linier, apabila terdapat kenaikan temperatur maka nilai tahanan nya menjadi rendah. Dari perubahan nilai RTD dpt digunakan sebagai alat bantu pengukuran suhu pd kumparan stator. Disamping RTD sebagai alat bantu pendeteksi temperatur dapat pula dengan menggunakan “Thermocouple”.
4
PENGUKURAN TAHANAN METODA AMPER-VOLT METER OHM METER RANGKAIAN JEMBATAN TAHANAN
5
METODA VOLT-AMPER METER APLIKASI HUKUM OHM : Rx =
PENGUKURAN TAHANAN METODA VOLT-AMPER METER APLIKASI HUKUM OHM : Rx = AMPER METER MENGUKUR Ix (ARUS SEBENARNYA) VOLT METER MENGUKUR Vt, SEDANGKAN TEGANGAN SEBENARNYA Vx = Vt – Ix . Rm a JIKA Rx >> Rm a , MAKA Vx = Vt DAN RANGKAIAN INI HANYA COCOK u/ PENGUKURAN Rx = HIGH RESISTANCE VALUES. It A Ix Rm a V Vx Rx Vt Rm v
6
VOLT METER MENGUKUR Vx (TEGANGAN SEBENARNYA)
AMPER METER MENGUKUR It, DIMANA ARUS SEBENARNYA Ix = It – Iv (pada voltmeter) JIKA Rx << Rm v , MAKA Iv TIDAK MEMPENGARUHI It DAN RANGKAIAN INI HANYA COCOK u/ PENGUKURAN NILAI TAHANAN Rx = LOW RESISTANCE VALUES. It A Ix Rm a V Vx Rx Vt Rm v
7
KESIMPULAN KEDUA CARA DI ATAS MENGHASILKAN ERROR
HASIL YANG LEBIH AKURAT DIPEROLEH DIMANA POSISI VOLTMETER TERGANTUNG PADA HARGA Rx, Rm a , DAN Rm v . POSISI 1 SESUAI U/ Rx TINGGI POSISI 2 SESUAI U/ Rx RENDAH
8
PROSEDUR: Hubungkan V mtr ke Posisi1 dan catat nilai A mtr,
It 1 A Rm a 2 Vt Ix V Rx Rm v Vx PROSEDUR: Hubungkan V mtr ke Posisi1 dan catat nilai A mtr, Pindahkan ke posisi 2 (bila pembacaan A mtr tetap, kembali ke posisi 1). Ini adalah indikasi PENGUKURAN TAHANAN TINGGI. Bila pembacaan A mtr turun, V mtr tetap pada posisi 2. Ini adalah indikasi PENGUKURAN TAHANAN RENDAH.
9
OHM METER KOMPONEN: GERAK DASAR d’ARSONVAL BATERAI
TAHANAN PEMBATAS ARUS TAHANAN PENGATUR NOL SKALA UKUR
10
TIPE: OHM METER TIPE SERI OHM METER TIPE SHUNT GAMBAR RANGKAIAN I1 a
R1 = tahanan pembatas arus R2 = tahanan pengatur nol E = baterai Rx = tahanan yang akan diukur Rm = tahanan dalam I1 a R1 Im I2 Rx R2 Rm E b
11
SIMPANGAN JARUM BILA Rx = 0 Ω,
HUBUNGAN SINGKAT JARUM MENUNJUK SKALA PENUH (Im = FULL SCALE), R2 DIATUR SEHINGGA JARUM MENUNJUK SKALA 0. BILA Rx = ~ Ω, Im = 0 METER MENUNJUK ~ TITIK TENGAH SKALA SEBAGAI REFERENSI dimana : Rx = RH RH adalah NILAI ARUS ½ SKALA PENUH RH = R1 +
12
Rx = RH dan Im = ½ Ifs Shg R total thd baterai = 2 RH I pada setengah skala IH = E / 2 RH I defleksi skala penuh I1 = 2 IH = E/ RH Arus shunt melalui R2 : I2 = I1 – Ifs ……………………… (a) karena I2 . R2 = Ifs .Rm, maka : R2 = Ifs .Rm / I2 ………………... (b)
13
SUBSTITUSI (a) ke (b) : R2 = karena I1 = E /RH Maka : R2 = …………………. (c) Karena : RH = R1 + R1 = RH -
14
R2 = (Ifs.Rm.RH) / {E – (Ifs.RH)}
R1= RH – {Rm (Ifs.Rm.Rh)}/{(Ifs.Rm.RH)+( E.Rm)–(Ifs.Rm.RH)} R1 = RH – { Ifs.Rm.RH } / E R2 = (Ifs.Rm.RH) / {E – (Ifs.RH)}
15
SIMPANGAN JARUM NILAI FRAKSI DARI PEMBACAAN SKALA PENUH BILA SEDANG MENGUKUR TAHANAN YANG TDK DIKETAHUI Rx ADALAH S =
16
CONTOH: Ohm meter tipe seri mempunyai Rm = 50 Ω. Arus skala penuh Ifs = 1 mA, E = 3 Volt. Tanda defleksi ½ skala penuh RH = 2000 Ω. Tentukan: a. Nilai R1 dan R2 b. Bila tegangan turun 10 % berapa nilai R2 utk menkompensir penurunan tegangan. Penyelesaian : a. I1 = E / RH = 3/2000 = 1,5 mA I2 = I1 - Ifs = (1,5 - 1 )mA = 0,5 mA
17
Penyelesaian (lanjutan):
R2 = Ifs . Rm / I2 R2 = 1 mA . 50 Ω. / 0,5 mA = 100 Ω. R1 = RH - Rm//R2 = RH - Rm.R2 / Rm+R2 R1 = ( / ) = , = 1966,66 Ω R1 = RH – (Ifs. Rm. RH) / E R1 = 2000 – (1mA ) / 3000 =2000 – (100000/3000) = ,33 = 1966,66 Ω b. Bilia tegangan baterei turun 10 % maka:
18
E menjadi : 3 – (10 % x 3 V ) = 2,7 V. I1 = E / RH = 2,7 / = 1,35 mA I2 = I1 - Ifs = (1, ) mA = 0,35 mA R2 = Ifs . Rm / I2 R2 = 1 mA . 50 Ω. / 0,35 mA = 142,85 Ω. Bila meter sedang mengukur tahanan 3000 Ω, maka simpangan jarum S = 2000 / ( ) x100% = 40 %. d. Bila simpangan jarum 80 % berarti tahanan yang terukur: 0,80 = 2000 / (Rx ) 0,80 Rx = Rx = 400/0,80 Rx = 500 Ω
20
Ohm meter tipe seri mempunyai Rm = 110 Ω
Ohm meter tipe seri mempunyai Rm = 110 Ω. Arus skala penuh Ifs = 1 mA, E = 6 Volt. Tanda defleksi ½ skala penuh RH = 4000 Ω. Tentukan: a. Nilai R1 dan R2 b. Bila Rx= Ω Rx = Ω Berapa Simpangan S ? c. Bila S = 30 % S = 90 %. Berapa nilai Rx ?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.