Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehInge Atmadja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY)
oleh : Saroful Huda ( ) Lailani Zaniar ( ) Diah ( ) M.Gunawan ( ) Khusnul khuluk ( ) Kelas : MANAJEMEN PARAREL 4
2
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY)
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasu yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan full capacity, berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor” tidak hanya didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperoleh. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan mentory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut merchandise inventory” (Persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran yang selalu dibeli dan dijual yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
3
Tingkat perputaran barang perniagaan (Merchandise Turnover)
Merchandise turnover = Net sales Average merchandise inventory at sales price Atau = cost of goods sold Average merchandise inventory at cost Average merc inven = Merchandise inventory permulaan tahun + akhir tahun 2 Contoh: Persediaan barang tgl Pembeliaan selama 1 tahun Persedian barang 31/ Hpp(coast of goods sold)
4
Jawaban: Average merc invent = =30.000 2 Merchandise turnover = = 12x 30.000 Hari rata-rata penjualan/hari rata-rata barang disimpan digudang = 360 hari =30 hari 12 Hari rata-rata penjualan dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 360 x Average inventory Cost of goods sold = 360 x = 30hari Dalam perusahaan produksi (pabrik) pada umumnya diadakan penggolongan dalam 3 golongan inventory utama yaitu : 1.Raw material turnover = Cost of raw material used Average raw material inventory 2. Goods in process/Work in process turnover = Cost of goods manufactured AVERAGE WORK IN PROCESS INVENTORY 3. Finished goods turnover = Cost of goods sold Average finished goods inventory
5
1. Risiko Kehabisan Persediaan
Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) dan Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory) Besar kecilnya persediaan bahan menah yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh berbagai factor, antara lain : 1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi 2. Volume produksi yang direncanakan di mana volume produksi yang direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume sales yang direncanakan 3. Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal 4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan di waktu-waktu yang akan dating 5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material 6. Harga pembelian bahan mentah 7. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang 8. Tingkat kecepatan material menjadinya rusak atau turun kualitasnya Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya safety stock suatu perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Risiko Kehabisan Persediaan Besar kecilnya risiko kehabisan persediaan tergantung kepada : a. Kehabisan para leveransir menyerahkan barangnya kepada kita, apakah mereka bisa menyerahkan barangnya sesuai dengaan skedul yang telah kita tentukan atau tidak. b. Besar kecilnya jumlah bahan mentah yang dibeli setiap saat. c. Dapat diduga atau tidaknya dengan tepat kebutuhan bahan mentah, untuk produksi.
6
2. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang di satu pihak dengan biaya-biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan di lain pihak Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan minimal barang jadi terutama adalah sebagai berikut : 1. Sifat penyesuaian skedul produksi dengan pesanan ekstra 2. Sifat Persaingan Industri 3. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang (Carrying Cost) dengan biaya karena kehabisan persediaan (Stockout Cost) Hubungan skedul aliran kas dengan skedul penerimaan bahan mentah dan pengiriman barang jadi. Apabila pembelian bahan mentah dilakukan dengan tunai maka saat masuknya bahan mentah secara fisik ke dalam perusahaan adalah bersamaan dengan saat aliran kas keluar. Demikian pula apabila penjualan barang jadi dilakukan dengan tunai maka saat keluarnya barang jadi dari gudang adalah bersamaan dengan saat aliran kas masuk. Tetapi apabila pembelian bahan mentah maupun penjualan barang jadi dilakukan dengan kredit maka saat masuk ke atau keluar barang secara fisik tidaklah bersamaan dengan saat aliran kas keluar atau aliran kas masuk. Dalam hubungan ini financial officer lebih berkepentingan pada saat terjadinya aliran uang keluar atau aliran uang masuk daripada saat masuk atau keluarnya barang secara fisik. Dalam pembelian secara kredit, saat aliran kas keluarnya (cash out-flow) adalah lebih kemudian daripada saat datangnya barang secara fisik. Estimasi aliran kas keluar yang terjadi karena pembelian bahan mentah secara kredit dapat disusun dalam skedul pembayaran utang atau ”schedule of future payments”.
7
uraian januari februari maret april mei juni 4.000 6.000 8.000 7.000
Misalnya suatu perusahaan pada permulaan tahun mempunyai saldo utang karena pembelian kredit pada bulan Desember tahun sebelumnya yang harus dibayar dalam bulan Januari sebesar Rp ,- Pembelian bahan mentah didasarkan pada syarat pembayaran dalam waktu 30 hari setelah barang diterima. Direncanakan setiap bulannya akan dibeli bahan mentah dengan kredit sebagai berikut : Januari Rp , Februari Rp , Maret Rp , April Rp , Mei Rp , Juni Rp uraian januari februari maret april mei juni Bahan mentah yang akan dibeli 4.000 6.000 8.000 7.000 3.000 kas yang dibutuhkan untuk membayar utang pembelian bahan mentah 5.000
8
. Biaya inventory, economical order quantity dan reorder piont
EOQ . Biaya inventory, economical order quantity dan reorder piont Biaya Inventory Biaya inventory sebagian merupakan biaya variable an sebagian lainnya merupakan biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variable adalah biaya yang berubah-ubah karena adanya perubahan jumlah inventory yang ada didalam gudang. Biaya tersebut akan naik kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Economical Order Quantity Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuanitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal Cara untuk menentukan besarnya EOQ EOQ = 2 X R X S PX1 R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun S = biaya pesanan setiap kali pesan P = Harga pembelian per unit yang dibayar I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam
9
Dimana C adalah besarnya biaya penyimpanan per unit.
EOQ = Kitapun dapat menetapkan EOQ berdasarkan besarnya biaya penyimpanan per unit, yaitu dengan menggunakan rumus : EOQ = Dimana C adalah besarnya biaya penyimpanan per unit. Contoh : Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = unit Biaya pesanan sebesar Rp. 100,00 setiap kali pesanan Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50 Besarnya EOQ adalah 2 x x 1oo = = 800 u =
10
Reorder Point recorder point” ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Recorder point dapat ditetapkan denan berbagai cara, antara lain dengan : a. Menetapkan jumlah penggunaan selama ”lead time” dan ditambah dengan persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama ”leat time”nya adalah 5 minggu, sedangkan kebutuhan material setiap minggunya adalah 40 unit. Recorder point = (5 x 40) + 50% (5 x 40) = = 300 unit b. Dengan menetapkan penggunaan selama ”lead time” dan ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 minggu. Recorder point = (5 x 40) + 50% (4 x 40) = = 360 unit
11
PENUTUP KESIMPULAN . Persediaan adalah segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi .persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan mentory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut merchandise inventory” (Persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran yang selalu dibeli dan dijual yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.