Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BEHAVIORISM YENY.ED
2
Behaviorisme
3
Classical Conditioning
Tokoh : Ivan Petrovich Pavlov ( ) Saat Pavlov mjd direktur laboratorium fisiologi di Institut Kedokteran Eksperimental di Petrograd, ia memperhatikan bhw anjingnya sering berliur ketika melihat teknisi lab. membawakan mereka makanan atau bahkan mendengar langkah kaki teknisi tsb. Prediksi: jika sebuah stimulus di sekitar anjing muncul bersamaan dengan pemberian makanan, stimulus ini akan diasosiasikan dengan makanan dan menghasilkan air liur.
4
Eksperimen PAVLOV
6
Istilah dalam Classical Conditioning
Unconditioned Stimulus (UCS): stimulus yg akan diikuti respon. Unconditioned Response (UCR): respon yg mengikuti US. Conditioned Stimulus (CS): stimulus netral yg akan dipasangkan dgn US utk menghasilkan respon. Conditioned Response (CR): respon yg mengikuti CS.
7
Burrhus Frederick Skinner
( ) Lahir : 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania. Anak pertama pasangan William Skinner & Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya seorang pengacara & politisi ternama. Perintis dari Behaviorisme Ilmiah.
8
Cont’d Skinner tumbuh besar di keluarga kelas atas yang bahagia, orangtuanya menerapkan nilai-nilai kestabilan, kerendahan hati, kejujuran dan kerja keras. Awalnya Skinner penganut Kristen Presbiterian, namun sejak SMA tidak pernah menganut satu pun agama. Sejak kecil menyukai musik dan sastra. Skinner meraih gelar sarjana sastra Inggris.
9
Cont’d Setelah membaca beberapa karya Watson dan Pavlov, Skinner beralih menjadi behavioris. Skinner menyelesaikan masternya di Harvard dan meraih Ph.D pada tahun 1931. Dua kali Skinner mengalami krisis identitas, yaitu sebelum memutuskan sebagai behavioris dan pada usia 40 tahun.
10
TIPE BELAJAR OPERANT CONDITIONING
Perilaku beroperasi pada lingkungan untuk menghasilkan akibat. Contoh : belajar tekun nilai bagus Memasukkan kunci ke lubang dan memutar mesin mobil nyala.
12
EKSPERIMEN SKINNER
13
Prinsip – prinsip Isi Teori
Shaping Reinforcement Punishment Extinction
14
Teori Koneksionisme Dasar-dasar teori Connectionism dari Edward L. Thorndike ( ). Diperoleh juga dari sejumlah penelitian yang dilakukan terhadap perilaku binatang.
15
Cont’d Menurut pendapatnya belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara S (stimulus) dan R (respon) atau antara kesan indera (sense impression) dan impuls (dorongan spontan) untuk bertindak (impulse to action) disebut "bond" atau "connection" atau "association". Karena itulah, maka teorinya disebut "connectionism" atau "bond psychology". Teori ini disebut juga dengan "trial-and-error learning" atau "learning by selecting and connecting" (belajar dengan menyaring dan menghubungkan).
16
Cont’d ciri-ciri belajar “trial and error” sebagai berikut : Ada motif, pendorong aktifitas Ada berbagai respon terhadap situasi Ada eliminasi respon-respon yang salah Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan Menurut teori ini, kegiatan belajar dilakukan dengan jalan menyaring atau memilih respon yang tepat terhadap stimulus tertentu. Teori ini didasarkan atas hasil penelitian Thorndike terhadap seekor kucing yang lapar yang ditempatkan di kotak masalah (problem box) yang tertutup.
17
EKSPERIMEN THORNDIKE
18
Cont’d Percobaan yang dilakukan mengharuskan binatang tersebut keluar dari kandang untuk memperoleh makanan. Untuk keluar dari kandang binatang-binatang tersebut harus membuka pintu, menumpahkan beban, dan mekanisme lolos lainnya yang sengaja dirancang. Pada saat dikurung, binatang-binatang tersebut menunjukkan sikap mencakar, menggigit, menggapai, dan bahkan memegang/mengais dinding kandang. Cepat atau lambat, setiap binatang akan membuka pintu atau menumpahkan beban untuk dapat keluar dari kandang dan memperoleh makanan. Pengurungan yang dilakukan berulang-ulang menunjukan penurunan frekuensi binatang tersebut untuk melakukan pencakaran, penggigitan, penggapaian, atau pengaisan dinding kandang, dan tentu saja waktu yang dibutuhkan untuk keluar kandang cenderung menjadi lebih singkat.
19
Cont’d Dari hasil penelitianya, Thorndike menyimpulkan bahwa respon untuk keluar kandang secara bertahap diasosiasikan dengan suatu situasi yang menampilkan stimulus dalam suatu proses coba-coba (“trial and error”). Respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar melemah atau menghilang. Teori connectionism Thorndike ini juga dikenal dengan nama “Instrumental Conditioning” karena respon tertentu akan dipilih sebagai instrumen dalam memperoleh “reward” atau hasil yang memuaskan.
20
Cont’d Thorndike mengemukakan bahwa tiga dalil tentang belajar, yaitu ; “law of effect” (dalil sebab akibat), “law of exercise” (dalil latihan/pembiasaan), “law of readiness” (dalil kesiapan).
21
The Law of Effect Dalil sebab akibat menyatakan bahwa situasi atau hasil yang menyenangkan yang diperoleh dari suatu respons akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respons atau perilaku yang dimunculkan. Sementara itu, situasi atau hasil yang tidak menyenangkan akan memperlemah hubungan tersebut.
22
The Law of Exercise Dalil latihan/pembiasaan menyatakan bahwa latihan akan menyempurnakan respons. Pengulangan situasi atau pengalaman akan meningkatkan kemungkinan munculnya respons yang benar. Walaupun demikian pengulangan situasi yang tidak menyenangkan tidak akan membantu proses belajar.
23
The Law of Readiness Dalil kesiapan menyatakan kondisi-kondisi yang dianggap mendukung pemunculan respons. Jika siswa sudah siap (sudah belajar sebelumnya) maka ia akan siap untuk memunculkan suatu respons atau dasar stimulus/kebutuhan yang diberikan. Hal ini merupakan kondisi yang menyenangkan bagi siswa dan akan menyempurnakan pemunculan respons. Sebaliknya, jika siswa tidak siap memunculkan respons atau stimulus yang diberikan, atau mungkin siswa merasa terpaksa memberi respons maka siswa mengalami kondisi yang tidak menyenangkan yang dapat memperlemah pemunculan respons.
24
Connectionism Dari sekian banyak penelitian yang dilakukannya, Thorndike lalu menyimpulkan tentang pengaruh proses belajar tertentu terhadap proses belajar berikutnya, yang dikenal dengan proses “transfer of learning”. Thorndike mengemukakan bahwa pelatihan yang dilakukan dan proses belajar yang terjadi dalam mempelajari suatu konsep akan membantu penguasaan atau proses belajar seseorang terhadap konsep lain yang sejenis atau mirip (associative shifting). Teori Connectionism dari Thorndike ini dikenal dengan teori belajar yang pertama.
25
Albert Bandura (1925- …) Social Learning/Social Cognitive Theory
Konsep Reciprocal Determinism Bobo Doll studi ttg agresivitas Observational learning/Modelling : Attention Retention Reproduction motivation
26
Kepribadian mns interaksi lingkungan & proses psikologis mns mampu mengontrol TL-nya melalui proses self-regulation, yg meliputi langkah : self-observation, judgement, dan self-response Contoh penerapan teori dlm terapi : Self Regulation Behavioral Charts --- Environmental Planning --- Self-Contracts Modelling Therapy
27
Albert Bandura (1925 - …) Social Learning/Social Cognitive Theory
Konsep reciprocal determinism Bobo Doll studi ttg agresivitas Observational Learning Sulis/psi.Umum1/Behaviourism
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.