Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan"— Transcript presentasi:

1 Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan
STIE TRI DHARMA NUSANTARA MAKASSAR EKONOMI PEMBANGUNAN Pertemuan 12 Bab 10 Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan Pokok Permasalahan: Dapatkah teori-teori ekonomi konvensional (teori mikroekonomi dan makroekonomi), yaitu teori-teori ekonomi yang digunakan untuk menganalisis kebijakan ekonomi di negara maju, digunakan di negara berkembang?

2 Pendahuluan Corak masalah-masalah ekonomi di negara berkembang berbeda dengan di negara maju. Negara Berkembang Negara Maju Tingkat pertambahan penduduk tinggi menyebabkan pengangguran yang sangat serius. Kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan (jumlah alat modal & tabungan masyarakat yang rendah, kurangnya tenaga ahli, masih bertumpu disektor pertanian). Tingkat pertambahan penduduk dan pengangguran rendah. Teknologi tinggi, tenaga ahli banyak, alat modal & tabungan banyak, sektor industri menguasai seluruh kegiatan perekonomian.

3 Pokok Pembahasan Pandangan pokok analisis mikroekonomi
Pandangan pokok analisis makroekonomi Proses Multiplier di negara berkembang Kelemahan-kelemahan lain analisis makroekonomi Kebijakan moneter di negara berkembang Kebijakan fiskal di negara berkembang Mekanisme pasar di negara berkembang

4 1. Pandangan pokok analisis mikroekonomi Pola Analisis Mikroekonomi
Dipelopori oleh Adam Smith dalam bukunya, An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, tahun 1776. Menganalisis bagian-bagian kecil. Teori Mikroekonomi: teori-teori mengenai perilaku masyarakat (sebagai pembeli, penjual, faktor produksi, dan pengusaha) dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi. Teori mikroekonomi dibedakan kedalam 3 bagian: Teori harga, menjelaskan tentang interaksi permintaan dan penawaran dalam menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang diperdagangkan dalam pasar. Teori produksi, menjelaskan tentang proses produksi dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produksi paling menguntungkan dalam perusahaan. Teori distribusi, menjelaskan tentang cara-cara pendapatan masing-masing faktor produksi ditentukan dalam setiap perekonomian.

5 Setiap pelaku dalam perekonomian:
1. Pandangan pokok analisis mikroekonomi Pemisalan-pemisalan yang Digunakan Setiap pelaku dalam perekonomian: Bertindak secara rasional dan ekonomis: Sebagai pembeli, masyarakat akan berusaha membeli sebanyak-banyaknya barang dengan sejumlah uang tertentu. Sebagai pemilik faktor produksi, masyarakat akan berusaha untuk memperoleh pendapatan paling maksimal dari tenaga dan keahlian yang mereka tawarkan. Pada setiap waktu mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di pasar. Mempunyai mobilitas yang sangat tinggi sehingga mudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Perekonomian akan berkembang secara optimal dan selalu mencapai kesempatan kerja penuh jika pemerintah tidak campur tangan dalam kegiatan perekonomian (hanya berlaku sistem mekanisme pasar).

6 1. Pandangan pokok analisis mikroekonomi
1. Pandangan pokok analisis mikroekonomi Teori Mikroekonomi dan Masalah Pengangguran Setelah PD I negara-negara Eropa mengalami ketidakstabilan dalam perekonomian. Timbulnya pengangguran yang serius dan alat-alat produksi tidak seluruhnya digunakan. Muncul keraguan bahwa sistem mekanisme pasar yang tidak dicampuri pemerintah dapat menciptakan pembangunan ekonomi yang optimal dan kesempatan kerja penuh. Muncul usaha mengembangkan teori-teori ekonomi yang lebih mencerminkan keadaan sebenarnya dimana pemerintah harus selalu campur tangan dalam perekonomian dengan mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter.

7 2. Pandangan pokok analisis makroekonomi. Penentu Kegiatan Ekonomi:
2. Pandangan pokok analisis makroekonomi Penentu Kegiatan Ekonomi: Perbelanjaan Agregat Dipelopori oleh Keynes dalam bukunya, The General Theory of Employment, Interest, and Money, tahun 1936. Menganalisis kegiatan perekonomian suatu masyarakat dari sudut pandang yang menyeluruh. Teori Makroekonomi: Teori-teori yang lebih menekankan kepada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat, karena kemerosotan perekonomian dapat juga disebabkan oleh kekurangan permintaan masyarakat. Para pengusaha hanya berfungsi menyediakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Sehingga tingkat produksi ditentukan oleh tingkat pengeluaran seluruh masyarakat.

8 2. Pandangan pokok analisis makroekonomi. Penentu Kegiatan Ekonomi:
2. Pandangan pokok analisis makroekonomi Penentu Kegiatan Ekonomi: Perbelanjaan Agregat Apabila permintaan tinggi, semua pengusaha akan menambah produksi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh pengeluaran berbagai golongan masyarakat, yaitu: Pengeluaran rumah tangga Penanaman modal oleh pengusaha Pengeluaran pemerintah Ekspor ke luar negeri Impor dari luar negeri

9 Pendapatan Masyarakat 
2. Pandangan pokok analisis makroekonomi Perubahan Perbelanjaan Agregat dan Multiplier Perubahan dalam pengeluaran pemerintah, ekspor, dan penanaman modal oleh perusahaan-perusahaan akan menciptakan suatu proses (proses multiplier) yang akan menimbulkan suatu rangkaian tambahan pendapatan dan pengeluaran yang baru. Proses multiplier: Besarnya pengeluaran baru tergantung dari besarnya kecondongan konsumsi marjinal (marginal propensity to consume) Pengeluaran  Pendapatan Masyarakat  Pendapatan Nasional  Pengeluaran Baru 

10 Persamaan multiplier: Y = 1 x (I + G + X) 1 – MPC
2. Pandangan pokok analisis makroekonomi Perubahan Perbelanjaan Agregat dan Multiplier Persamaan multiplier: Y = x (I + G + X) 1 – MPC Y = Pertambahan pendapatan nasional MPC = Marginal Propensity to Consume I = Pertambahan penanaman modal oleh perusahaan G = Pertambahan pengeluaran pemerintah X = Pertambahan ekspor Contoh: (I + G + X) = Rp 1 miliar MPC = ¾ Y = x Rp 1 miliar = Rp 4 miliar 1 – ¾

11 2. Pandangan pokok analisis makroekonomi Bentuk Kebijakan Pemerintah
Tanpa campur tangan pemerintah, seluruh pengeluaran dalam perekonomian tidak sesuai dengan jumlah yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Jika melebihi akan terjadi inflasi. Tetapi yang sering terjadi adalah kekurangan pengeluaran sehingga terjadi deflasi atau resesi dan pengangguran. Pemerintah harus menciptakan kesempatan kerja penuh tanpa menimbulkan inflasi dengan cara mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter.

12 3. Proses Multiplier di Negara Berkembang Yang Diramalkan dalam Proses Multiplier
Di negara berkembang bagian terbesar pendapatan masyarakat digunakan untuk konsumsi. Sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat lebih mudah di negara berkembang daripada negara maju. Begitu juga dengan mengatasi masalah pengangguran di negara berkembang. Pandangan teori makroekonomi bahwa tingkat teknologi, jumlah penduduk dan tenaga kerja, dan jumlah alat-alat produksi adalah tetap dan tidak dapat ditambah.

13 3. Proses Multiplier di Negara Berkembang
3. Proses Multiplier di Negara Berkembang Proses Multiplier dalam Kenyataan Teori makroekonomi menganggap sektor produksi mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menyediakan tambahan barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi pertambahan pengeluaran dalam masyarakat Karena perusahaan akan bersifat responsif terhadap kenaikan permintaan dan akan menambah jumlah penanaman modal untuk meraih keuntungan besar. Di negara berkembang pengeluaran yang berlebihan mungkin akan mengakibatkan inflasi walaupun dalam perekonomian tersebut masih banyak pengangguran. Penyebabnya adalah: Kemampuan menambah produksi terbatas. Perekonomian masih dikuasai sektor tradisional.

14 3. Proses Multiplier di Negara Berkembang
3. Proses Multiplier di Negara Berkembang Syarat agar Proses Multiplier Berjalan dengan Baik Pengangguran dalam masyarakat bukan saja tenaga kerja biasa tetapi juga tenaga terdidik, tenaga usahawan, dan tenaga kerja yang berpengalaman di bidang industri. Berbagai jenis industri terutama industri barang konsumsi masih punya kelebihan kapasitas yang dapat dengan mudah memperbesar tingkat produksinya. Bahan-bahan mentah yang diperlukan oleh industri tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Barang-barang produksi dalam negeri mempunyai kualitas sama baiknya dengan barang impor.

15 4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi
4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi Analisisnya Merupakan Analisis Jangka Pendek Kapasitas alat produksi tetap, jumlah tenaga kerja tidak berubah, tidak ada perbaikan teknologi merupakan keadaan jangka pendek. Dalam jangka panjang pertambahan penduduk menyebabkan pertambahan jumlah tenaga kerja, penanaman modal menyebabkan kapasitas barang modal bertambah, dan inovasi yang terus menerus menyebabkan teknologi terus mengalami perbaikan.

16 4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi
4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi Tidak Menganalisis Faktor Non- Ekonomi Teori makroekonomi menganggap kegiatan ekonomi dalam masyarakat sepenuhnya dipengaruhi faktor-faktor yang bersifat ekonomi dan didasarkan pada keinginan mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi yang dimiliki. Di negara berkembang kegiatan masyarakat masih sangat dipengaruhi struktur masyarakat yang tradisional.

17 4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi
4. Kelemahan-Kelemahan Lain Analisis Makroekonomi Kurang Memperhatikan Sektor Luar Negeri Analisis makroekonomi menganggap penanaman modal oleh pengusaha dipandang sebagai faktor terpenting untuk meningkatkan kegiatan ekonomi. Di banyak negara berkembang, sektor luar negeri lebih besar pengaruhnya daripada kegiatan penanaman modal.

18 Beberapa jenis kebijakan moneter:
5. Kebijakan Moneter di Negara Berkembang Kelemahan Institusi Keuangan di Negara Berkembang Teori makroekonomi menganggap pasar uang maupun pasar modal keadaannya sudah sangat sempurna. Kebijakan moneter: Kebijakan pemerintah untuk mengatur tingkat pengeluaran masyarakat dengan mempengaruhi penawaran uang atau suku bunga. Beberapa jenis kebijakan moneter: Mengubah tingkat cadangan minimal bank-bank komersil. Mengubah suku bunga dari pinjaman Bank Sentral kepada bank-bank komersil. Mengadakan operasi pasar terbuka. Menentukan prioritas dari jenis-jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank-bank komersil kepada konsumen (selective credit control) Pada waktu resesi dan tingkat pengangguran tinggi, pemerintah harus berusaha mempertinggi pengeluaran masyarakat dengan cara meningkatkan penawaran uang dalam masyarakat.

19 Beberapa faktor penyebab kemampuannya yang terbatas:
4. Kebijakan Moneter di Negara Berkembang Kelemahan Institusi Keuangan di Negara Berkembang Di negara berkembang kebijakan moneter yang demikian mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mempengaruhi perubahan penawaran uang dan pengeluaran masyarakat. Beberapa faktor penyebab kemampuannya yang terbatas: Bank-bank komersil pada umumnya memiliki cadangan yang berlebihan. Kelebihan dalam cadangan menyebabkan bank-bank komersil jarang sekali meminjam dari Bank Sentral. Pasar uang dan pasar modal masih belum sempurna keadaannya di negara berkembang. Sistem bank belum mencapai tingkat perkembangan yang tinggi.

20 Diharapkan kebijakan moneter dapat:
4. Kebijakan Moneter di Negara Berkembang Peranan Kebijakan Moneter di Negara Berkembang Kebijakan moneter masih kurang besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi di negara berkembang. Penyebabnya adalah: Tugas untuk menciptakan penawaran uang yang cukup sehingga pertambahan dapat selalu selaras dengan jalannya pembangunan yang memerlukan disiplin kuat di kalangan pengusaha moneter dan juga pemerintah. Bank Sentral di negara berkembang harus secara lebih teliti dan berhati-hati mengawasi perkembangan penerimaan valuta asing dan mengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri (ekspor dan impor). Diharapkan kebijakan moneter dapat: Mempercepat proses pembangunan dalam pengembangan lebih lanjut badan-badan keuangan yang ada. Menjalankan langkah-langkah yang menjamin agar modal atau tabungan yang dikumpulkan dapat diarahkan penggunaannya kepada kegiatan-kegiatan yang lebih produktif.

21 Kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan cara:
5. Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang Peranan Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang Kebijakan fiskal: Kebijakan pemerintah dalam bidang pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi. Kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan cara: Menaikkan pajak pendapatan rumah tangga. Mengurangi pengeluaran pemerintah itu sendiri. Tidak seperti di negara maju, di negara berkembang masalah pengangguran tidak dapat diatasi dengan penurunan tingkat pajak yang dikenakan kepada masyarakat dan dengan menaikkan pengeluaran pemerintah, karena jumlah tenaga kerja yang sangat berlebihan dibandingkan faktor-faktor lainnya.

22 5. Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang
5. Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang Peranan Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang Di negara berkembang, kebijakan fiskal yang bisa digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber daya adalah dengan memberikan perangsangan fiskal (fiskal incentive) kepada perusahaan-perusahaan yang akan berusaha dalam beberapa bidang kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu. Pendapatan pemerintah yang lebih tinggi ini memungkinkannya untuk melakukan pembentukan modal yang banyak.

23 Menurut Boeke penduduk di negara berkembang memiliki sifat-sifat:
6. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang Mekanisme Pasar dan Efisiensi Kegiatan Ekonomi di Negara Berkembang Menurut Boeke penduduk di negara berkembang memiliki sifat-sifat: Penduduk mempunyai permintaan yang terbatas. Usaha dan kegiatan mereka lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan sosial dan bukan untuk memenuhi keperluan ekonomi. Masyarakat di negara berkembang kurang mempunyai disiplin di dalam pekerjaan. Adanya mobilitas dan faktor-faktor produksi menyebabkan teori produktivitas marjinal tidak dapat digunakan untuk menjelaskan tentang alokasi sumber daya yang berlaku

24 6. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang
6. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang Relevansi Teori Mikroekonomi dan Sistem Pasar Bebas Mynit membedakan beberapa kritik mengenai relevansi mekanisme pasar di negara berkembang dalam 4 golongan: Kritik yang pertama menekankan bahwa terdapat perbedaan diantara tingkat kesempurnaan mekanisme pasar di negara maju dan berkembang. Kritik yang kedua didasarkan kepada pandangan bahwa masalah paling penting yang dihadapi negara berkembang adalah kelebihan tenaga kerja dan kekurangan sumber daya lain, terutama modal dan kekayaan alam. Kritik yang ketiga adalah didasarkan kepada pandangan bahwa negara berkembang terperangkap dalam suatu keadaan seimbang yang sangat stabil pada tingkat pendapatan yang rendah. Kritik yang terakhir didasarkan kepada pandangan bahwa kekuatan-kekuatan dalam pasar bebas mempunyai kecenderungan untuk mengekalkan atau memperburuk keadaan ketidakseimbangan yang sekarang

25 TERIMA KASIH


Download ppt "Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google