Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROSES PENCIPTAAN MANUSIA"— Transcript presentasi:

1 PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Hadits ke-Empat PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

2 Tujuan Kognitif Menghafal hadits dan matannya
Meringkas penjelasan-penjelasan yang berhubungan dengan hadits Menjelaskan fase pembentukan janin dalam perut ibunya Memberikan dalil bahwa apa yang ditentukan untuk manusia sedang ia dalam perut ibunya merupakan ilmu Allah bukan paksaan dari-Nya Menjelaskan sebab manusia melakukan perbuatan ahli jannah kemudian ditutup dengan perbuatan ahli neraka sehingga menjadi penghuni neraka Mengambil intisari nilai-nilai dan hakekat tarbawiyah dari hadits

3 Teks Hadits Ke-4 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ إِلَيْهِ الْمَلَكَ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَعَمَلِهِ وَأَجَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

4 “Sesungguhnya salah seorang dari kalian penciptaannya dikumpulkan di perut ibunya selama empat puluh hari dan dalam bentuk air mani, kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) seper ti itu, kemudian menjadi sepotong daging seperi itu, kemudian Allah mengirim malaikat kepadanya lalu malaikat tersebut meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintah dengan empat hal; menulis rizki amal perbuatan, ajalnya, dan ia orang celaka atau orang bahagia . Demi Dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dan kalian pasti beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak antara dirinya dengan sunga ialah satu hasta, kemudlan ketetapan mendahuluinya, lalu ia mengerjakan amal penghuni neraka dan ia masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dan kalian pasti beramal dengan amal penghuni neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka ialah satu hasta, kemudian ketetapan men dahuluinya, lalu ia menger­jakan amal penghuni surga dan ia masuk surga.“ (Diriwayatkan Al Bukhani dan Muslim).

5

6 Hadits Keempat Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
Perawinya adalah Al-A’masy dari Zaid bin Wahb dari Ibnu Mas’ud Kedudukan hadits ini adalah shahih yang menjelaskan tentang tahapan pembentukan janin dan ketentuan Allah kepada manusia di dalam rahim.

7 Pembenaran Hadits ini oleh Rasulullah dalam Mimpi
Muhammad bin Yazid bermimpi bertemu Rasulullah SAW lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, ada hadits dan Ibnu Mas’ud yang mendapatkannya darimu. Ibnu Mas’ud berkata, ‘Rasulullah saw yang merupakan orang benar dan dibenarkan bersabda kepada kami.’ Dan seterusnya.” Nabi saw bersabda, “Demi Dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sungguh hadits tersebut aku berikan kepadanya.” Nabi saw bersabda lagi, “Semoga Allah mengampuni Al’Amasy atas hadits yang ia ajarkan. Semoga Allah juga mengampun orang yang mengajarkan hadits tersebut sebelum Al A’masy dan orang yang mengajarkan hadits tersebut sesudahnya.”

8 Fiqh Hadits Ada 3 fase pembentukan janin yaitu: fase nutfah, alaqoh dan mudgoh, yang masing-masing lamanya 40 hari. Peniupan ruh pada janin dan ketentuan Allah tentang umur janin saat janin berusia 120 hari Tidak boleh ada ghurur / sombong terhadap amal shalih dan tidak boleh putus asa terhadap maghfiroh dan rahmat Allah SWT. Amal shalih merupakan sebab turunnya rahmat Allah dan keridhoan-Nya, dan sebab dimasukkannya manusia ke dalam surga

9 Bagian 1 إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً

10 Makna “Dikumpulkan” Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. Al A’masy meriwayatkan dari Khaitsamah dan Ibnu Mas’ud yang berkata, إِنَّ النُّطْفَةَ إِذَا وَقَعَتْ فِي الرَّحِمِ طَارَتْ فِي كُلِّ شَعْرَةٍ وَظُفْرٍ، فَتَمْكُثُ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ تَنْحَدِرُ فِي الرَّحِمِ، فَتَكُونُ عَلَقَةً. قَالَ: فَذَلِكَ جَمْعُهَا “Jika air mani tiba di rahim, ia terbang di setiap rambut dan kuku. Air mani tersebut menetap selama empat puluh hari, kemudian turun ke rahim lalu menjadi segumpal darah. Itulah yang dimaksud dengan kata dikumpulkan.” Diriwayatkan Ibnu Abu Hatim dan lain-lain

11 Makna “Dikumpulkan” Penafsiran kata dikumpulkan juga diriwayatkan dengan makna lain secara marfu’ Ath-Thabrani dan Ibnu Majah di At Tauhid meriwayatkan hadits dari Malik bin Al Huwainits ra bahwa Nabi saw bersabda, إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِذَا أَرَادَ خَلْقَ عَبْدٍ، فَجَامَعَ الرَّجُلُ الْمَرْأَةَ، طَارَ مَاؤُهُ فِي كُلِّ عِرْقٍ وَعُضْوٍ مِنْهَا، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ السَّابِعِ جَمَعَهُ اللَّهُ، ثُمَّ أَحْضَرَهُ فِي كُلِّ عِرْقٍ لَهُ دُونَ آدَمَ:» {فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ} [الانفطار: 8] “Sesungguhnyajika Allah Ta’ala ingin menciptakan seorang hamba, maka orang laki-laki menggauli wanita kermudian air maninya terbang ke setiap urat dan organ tubuh wanita tensebut pada hari ketujuh, Allah mengum­pulkan air mani tersebut dan menghadirkannya kepada semua nasabnya hingga Adam; فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki Dia menyusun tubuhmu “(Al Infithar: 8). Ibnu Mandah berkata, "Sanad hadits di atas tidak terputus dan terkenal sesuai dengan tulisan Abu Isa, An-Nasai, dan lain-lain".

12 Makna lain dari “dikumpulkan”
يَا فُلَانُ مَا وُلِدَ لَكَ؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا عَسَى أَنْ يُولَدَ لِي؟ إِمَّا غُلَامٌ وَإِمَّا جَارِيَةٌ، قَالَ: فَمَنْ يُشْبِهُ؟ قَالَ مَنْ عَسَى أَنْ يُشْبِهَ؟ يُشْبِهُ أُمَّهُ أَوْ أَبَاهُ، قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُولَنَّ كَذَا. إِنَّ النُّطْفَةَ إِذَا اسْتَقَرَّتْ فِي الرَّحِمِ، أَحْضَرَهَا اللَّهُ كُلَّ نَسَبٍ بَيْنَهَا وَبَيْنَ آدَمَ، أَمَا قَرَأْتَ هَذِهِ الْآيَةَ {فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ} [الانفطار: 8] (الِانْفِطَارِ: 8) قَالَ: سَلَكَكَ “Hai si Fulan, apakah engkau mempunyai anak?" Kakek Musa bin Ulay berkata, "Wahai Rasulullah, mudah-mudahan aku diberi anak; laki laki atau perempuan". Nabi SAWbersabda, “Anak tersebut mirip siapa?" Kakek Musa bin Ulay berkata, "Dengan siapa sebaiknya ia mirip? Ia mirip ibu atau ayahnya". Nabi SAWbersabda, "Engkau jangan sekali-kali berkata seperti itu, karena jika air mani telah menetap di rahim, maka Allah menghadirkannya di antara semua nasab antara air mani tersebut dengan Adam. Tidakkah engkau membaca ayat ini, 'Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki; Dia menyusun tubuhmu'. (Al-Infithar: 8). Yang dimaksud dengan menyusunmu ialah memasukkanmu".

13 Pendapat terhadap hadits ini (Kakek Musa bin Ulay )
Sanad hadits tersebut dhaif. Muthahhir bin Al-Haitsam adalah perawi yang sangat dhaif Al-Bukhari berkata, "Hadits itu adalah hadits yang tidak sah. Muthahhir menyebutkan dengan sanadnya dari Musa bin Ulay dari ayahnya bahwa ayahnya (kakek Musa) baru masuk Islam pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Ini artinya ia bukan sahabat Nabi SAW". Namun makna di atas diperkuat sabda Nabi SAW kepada orang yang berkata kepada beliau, "Istriku melahirkan bayi hitam". Kemudian beliau bersabda, "Barangkali itu bawaan dari nenek moyang". (Dari Abu Hurairah, hadits tersebut diriwayatkan Al-Bukhari hadits nomer 5305, 6847 dan Muslim hadits nomer 1500)

14 Bagian 2 ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ

15 Alaqah dan mudhghah Sabda Nabi SAW, " ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ Kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) seperti itu", maksud dari kata seperti itu ialah empat puluh hari dan alaqah ialah segumpal darah. Sabda Nabi SAW, ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ"Kemudian menjadi alaqah (sepotong daging) seperti itu", maksud dari seperti itu ialah empat puluh hari dan alaqah ialah sepotong daging.

16 Tahapan bayi Tahapan Proses Waktu (Hari) 1 نُطْفَةً (Air Mani) 40 2
عَلَقَةً (Segumpal Darah) 3 مُضْغَةً (Segumpal Daging) 120 Al-Qur’an juga menyebutkan tahapan-tahapan penciptaan manusia di beberapa ayat (22:5, 23:12-14) Tahapannya ada 7, sehingga Ibnu Abbas menyebutkan "Manusia diciptakan melalui tujuh tahapan". Setelah itu, Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma membaca ayat di atas. Ibnu Abbas juga pernah ditanya tentang azl ) kemudian ia membaca ayat di atas dan berkata, "Seorang pun tidak diciptakan hingga sifat (tahapan) tersebut berlangsung padanya". Di riwayat lain, Ibnu Abbas berkata, "Jiwa tidak mati hingga ia melalui penciptaan seperti itu".

17 7 Tahapan Penciptaan Manusia
تُرَابٍ (سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ) نُطْفَةً عَلَقَةً مُضْغَةً عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا خَلْقًا آخَرَ

18 Hukum ‘Azl Azl ialah suami melakukan hubungan suami-istri dengan istrinya. Ketika air spermanya hendak keluar, suami menumpahkannya di luar kemaluan istrinya Umar, Ali, Zubair dan Sa’ad: "Azl tidak apa-apa". (Diriwayatkan dari Rifa'ah bin Rafi' ) Seseorang berkata, "Orang-orang menyangka azl adalah penguburan kecil jiwa dalam keadaan hidup-hidup". Ali bin Abu Thalib berkata, "Azl tidak dinamakan penguburan jiwa dalam keadaan hidup-hidup hingga jiwa tersebut menjalani tujuh tahapan; tahapan saripati dari tanah, kemudian tahapan setetes air mani, kemudian tahapan segumpal darah, kemudian tahapan sepotong daging, kemudian tahapan tulang-belulang, kemudian tahapan daging, kemudian tahapan penciptaan yang lain". Umar bin Khaththab berkata kepada Ali bin Abu Thalib, "Engkau berkata benar. Semoga Allah memperpanjang usiamu". Diriwayatkan Ad-Daruquthni di Al-Mu'talaf wal Mukhtalaf.

19 Aborsi dan azl Sejumlah fuqaha' membolehkan wanita menggugurkan kandungan (aborsi) selagi ruh belum ditiupkan ke dalamnya dan mereka menjadikannya seperti azl. Itu pendapat lemah, karena janin telah menjadi anak dan bisa jadi janin tersebut telah terbentuk, sedang dalam azl, anak sama sekali belum terbentuk dan azl hanya untuk mencegah terjadinya anak, bahkan bisa jadi kejadian anak tidak bisa dicegah oleh azl sekalipun jika Allah menghendakinya seperti disabdakan Nabi SAW ketika beliau ditanya tentang azl, "Kalian tidak apa-apa melakukan azl, karena azl bukan jiwa yang telah dilahirkan kecuali Allah menciptakannya". Sahabat-sahabatku menegaskan bahwa jika air mani telah berbentuk segumpal daging, wanita tidak boleh menggugurkannya, karena ia telah menjadi bayi. Ini berbeda dengan segumpal darah yang belum berbentuk apa-apa dan bisa jadi tidak bisa berubah menjadi bayi.

20 Pembentukan daging Ada riwayat dari Imam Ahmad dari Ali bin Zaid (Ibnu Jud’an) menunjukkan bahwa janin tidak dibungkus dengan daging kecuali setelah seratus enam puluh hari. Ini jelas kekeliruan tanpa diragukan, karena setelah seratus dua puluh hari ruh ditiupkan ke janin tersebut tanpa ada keraguan di dalamnya seperti akan disebutkan. Ali bin Zaid tidak bisa dijadikan hujjah. Hadits Hudzaifah bin Usaid menunjukkan bahwa penciptaan daging dan tulang terjadi pada awal empat puluh kedua

21 Hadits Hudzaifah bin Usaid
إِذَا مَرَّ بِالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْهَا مَلَكًا فَصَوَّرَهَا، وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا وَعِظَامَهَا ثُمَّ قَالَ يَا رَبِّ أَذْكُرٌ أَمْ أُنْثَى؟ فَيَقْضِي رَبُّكَ مَا شَاءَ، وَيَكْتُبُ الْمَلَكُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ أَجَلُهُ؟ فَيَقُولُ رَبُّكَ مَا شَاءَ، وَيَكْتُبُ الْمَلَكُ، ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ رِزْقُهُ؟ فَيَقْضِي رَبُّكَ مَا شَاءَ، وَيَكْتُبُ الْمَلَكُ، ثُمَّ يَخْرُجُ الْمَلَكُ بِالصَّحِيفَةِ فِي يَدِهِ فَلَا يَزِيدُ عَلَى مَا أَمَرَ وَلَا يَنْقُصُ “Jika air mani telah melewati empat puluh dua malam, Allah mengirim malaikat kepadanya, kemudian malaikat tersebut membentuk air mani tersebut dan menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging, dan tulang-belulangnya. Setelah itu, malaikat berkata, 'Tuhanku, bayi ini laki-laki atau perempuan?' Tuhanmu pun memutuskan sesuai dengan yang Dia kehendaki dan malaikat menulisnya. Malaikat berkata, 'Tuhanku, ajalnya?' Tuhanmu pun memutuskan sesuai dengan yang Dia kehendaki dan malaikat menulisnya. Malaikat berkata, 'Tuhanku, rezkinya?' Tuhanmu pun memutuskan sesuai dengan yang Dia kehendaki dan malaikat menulisnya. Setelah itu, malaikat keluar dengan membawa lembaran di tangannya tanpa menambah apa yang diperintahkan dan tidak pula menguranginya". (HR. Muslim)

22 Penafsiran yang bertentangan
Sebagian ulama menafsirkan bahwa jika air mani telah menjadi segumpal darah, malaikat membaginya ke dalam beberapa bagian; menjadikan sebagiannya sebagai kulit, daging, dan tulang, kemudian empat hal di atas (rezki, amal, dll) ditentukan sebelum pembentukan janin tersebut. Penafsiran seperti itu bertentangan dengan tekstual hadits. Justru tekstual hadits menjelaskan bahwa malaikat membentuk air mani dan membentuk bagian-bagian tersebut. Bisa jadi, penciptaan pendengaran dan lain-lain itu bersamaan dengan pembentukan dan pembagian air mani ke dalam beberapa bagian sebelum adanya daging dan tulang. Juga bisa jadi itu terjadi di sebagian janin dan tidak di semua janin. Hadits Malik bin Al-Huwairits di atas juga menunjukkan bahwa pembentukan juga terjadi pada air mani pada hari ketujuh (76:2) أَمْشَاجٍ ialah urat-urat (Ibnu Mas’ud)

23 Pendapat dokter NO PROSES WAKTU (HARI) KETERANGAN 1
air mani berada di rahim, maka buih terjadi padanya 6 atau 7 2 permulaan benang-benang dan titik 3 Terkadang maju/ mundur satu hari darah mengalir ke semuanya kemudian menjadi sepotong daging, kemudian organ-organ tubuh terlihat dengan jelas, sebagian organ tubuh menghindari bersentuhan dengan organ tubuh lainnya, dan kelembaban jaringan saraf di tulang punggung menjadi panjang 6 4 kepala melepaskan diri dari kedua pundak serta ujung tangan dan ujung kaki dari jari-jari dengan jelas di sebagian organ tubuh dan dengan tidak jelas di organ tubuh lainnya 9

24

25

26

27

28

29

30 Terbungkusnya Tulang Oleh Otot (فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا)
Dalam buku “Developing Human” dijelaskan tentang apa yang telah diungkap Al Qur’an di atas : “Pada minggu keenam, proses perubahan jaringan tulang rawan menjadi tulang terjadi pada tulang selangka. Pada akhir minggu ketujuh perubahan menjadi tulang terjadi pada tulang-tulang panjang. Pada saat berlangsungnya hal ini, sel-sel lain di antara jaringan yang mengelilingi tulang mulai membentuk jaringan otot yang membelah diri menjadi dua kelompok: depan dan belakang.”

31 Siap Lahir

32 Pendapat Dokter Batas minimal pembentukan janin laki-laki di janin tersebut ialah 30 (tiga puluh) hari dan batas pertengahan pembentukan janin ialah tiga puluh lima hari. Bisa jadi, pembentukannya selama empat puluh lima hari. Di antara bayi-bayi yang diaborsi tidak ada bayi laki-laki yang sempurna sebelum tiga puluh hari atau bayi perempuan sempurna sebelum empat puluh hari. Itu sesuai dengan fakta yang ditunjukkan hadits Hudzaifah bin Usaid tentang penciptaan pendengaran, penglihatan, dan lain-lain pada empat puluh hari kedua, dan perubahan segumpal darah menjadi daging juga pada empat puluh hari kedua.

33 Massa ‘iddah Sahabat-sahabat kami dan para pemeluk madzhab Syafi'i berkata, "Masa iddah tidak selesai dan ummul walad (budak wanita yang digauli pemiliknya kemudian melahirkan anak) tidak dimerdekakan kecuali dengan (standar) sepotong daging yang telah diciptakan dan batas minimal proses penciptaan dan pembentukan janin ialah delapan puluh satu hari".

34 Bagian 3 ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ إِلَيْهِ الْمَلَكَ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَعَمَلِهِ وَأَجَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ

35 Perbedaan tahapan Ada perbedaan tahapan pada saat Malaikat diutus ke janin: mana yang lebih dahulu, peniupan ruh atau pencatatan? Riwayat Bukhari pencatatan lebih dahulu dari pada peniupan ruh: وَيُبْعَثُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، ثُمَّ يَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ Riwayat Muslim dan Baihaqi sebaliknya Ada kemungkinan itu terjadi karena para perawi mengganti riwayat-riwayat mereka dengan makna yang mereka pahami atau yang dimaksudkan ialah pengurutan penjelasan saja, bukan urutan yang dikhabarkan

36 Peniupan ruh dan konsekuensinya
Riwayat Zaid bin Ali dari Ali bin Abi Thalib: 4 bulan,tapi sanad hadits tersebut terputus Riwayat Al-Laaika’iy dari Ibnu Abbas: 4 bulan 10 hari (120 hari) Konsekuensinya Ruh ditiupkan pada janin setelah berusia empat bulan dan jika janin keluar (keguguran) setelah berusia empat bulan maka ia dishalati, karena ruh telah ditiupkan kepadanya kemudian ia mati (pendapat Imam Ahmad, Sa'id bin Al-Musaiyyib. Pendapat tersebut juga merupakan salah satu pendapat Imam Asy-Syafi'i dan Ishaq) Pendapat lain: "Jika janin telah berusia empat bulan sepuluh hari, maka pada hari kesepuluh tersebut ruh ditiupkan kepadanya dan ia dishalati (jika dilahirkan dalam keadaan mati atau keguguran)".

37 Kelahiran bayi (Menurut Dokter)
Janin apabila dibentuk pada hari ke 35, maka bergerak pada hari ke-37, dan dilahirkan pada hari ke-210 (7 bulan) 45, bergerak pada hari ke-90, dan dilahirkan pada hari ke-270 (9 bulan)

38 Waktu Penulisan 4 Hal Adapun penulisan malaikat, maka hadits Ibnu Mas'ud menunjukkan bahwa itu terjadi setelah empat bulan seperti telah disebutkan sebelumnya. Di Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu dari Nabi SAWbersabda, "Allah mendelegasikan salah satu malaikat kepada rahim. Malaikat tersebut berkata, "Tuhanku, ini air mani. Tuhanku, ini segumpal darah. Tuhanku, ini sepotong daging'. Jika Allah berkehendak memutuskan penciptaan, malaikat berkata, 'Tuhanku, laki laki atau perempuan? Celaka atau bahagia? Apa rezkinya? Bagaimana ajalnya?' Kemudian itu semua ditulis di perut ibunya". Diriwayatkan dari sejumlah sahabat bahwa penulisan oleh malaikat terjadi pada empat puluh hari kedua. Al-Laaika’iy meriwayatkan hadits dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Dari Ibnu Abbas bahwa penulisan oleh malaikat terjadi empat puluh malam setelah peniupan ruh, namun sanadnya bermasalah/perlu diteliti kembali

39 Sinkronisasi Sebagian ulama mengkompromikan antara hadits-hadits dan atsar di atas dengan hadits Ibnu Mas'ud kemudian menyimpulkan bahwa penulisan terjadi dua kali; bersamaan dengan itu dikatakan salah satunya di langit dan satunya di perut ibunya. Wallahu a'lam, yang jelas penulisan tersebut terjadi hanya sekali. Atau boleh jadi penulisan itu tidak sama di antara janin Ada janin yang ditulis empat hal untuknya setelah empat puluh hari pertama dan ada janin yang ditulis setelah empat puluh hari ketiga. Dan dikatakan, bahwa sesungguhnya lafadz "tsumma" pada hadits Ibnu Mas'ud yang dimaksud hanya susunan penjelasan bukan susunan khabar. Wallahu a’lam.

40 Di Mana Ditulisnya? Penulisan oleh malaikat terjadi di antara kedua mata janin. Di Musnad Al-Bazzar disebutkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma dari Nabi SAWyang bersabda, ‘Jika Allah telah menciptakan jiwa, malaikat rahim berkata, Tuhanku, apakah ia laki-laki atau perempuan?' Allah pun menetapkan keputusan-Nya kepada jiwa tersebut. Malaikat rahim berkata, 'Tuhanku, apakah ia celaka atau bahagia?' Allah pun menetapkan keputusan-Nya pada jiwa tersebut kemudian ditulis di antara kedua mata jiwa tersebut apa saja yang akan ditemuinya hingga musibah yang menimpanya‘ Hadits Hudzaifah bin Usaid sebelumnya secara tegas menyatakan bahwa malaikat menulis itu semua di lembaran. Bisa jadi, malaikat menulisnya di lembaran dan di antara kedua mata janin sekaligus.

41 Penentuan Sifat-sifat Janin
Diriwayatkan bahwa bersamaan dengan penulisan empat hal tersebut juga diciptakan sifat-sifat untuk janin tersebut. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha dari Nabi SAWyang bersabda, "Sesungguhnya jika Allah hendak menciptakan makhluk, Dia mengirim malaikat yang kemudian masuk ke dalam rahim. Malaikat tersebut berkata, 'Tuhanku, apa?' Allah pun berfirman, ia laki-laki atau perempuan, atau sesuatu yang dikehendaki Allah untuk diciptakan di rahim. Malaikat tersebut berkata lagi, 'Tuhanku, apakah ia celaka atau bahagia?' Allah berfirman apa yang dikehendaki-Nya. Malaikat berkata, 'Tuhanku, bagaimana dengan ajalnya?' Allah berfirman, Seperti ini dan itu'. Malaikat berkata, Bagaimana dengan penciptaan dan akhlaknya?' Allah berfirman, 'Ini dan itu'. Tidak ada sesuatu apa pun melainkan diciptakan bersama janin tersebut di rahim". Hadits tersebut diriwayatkan Abu Daud di Al-Qadr dan Al-Bazzar di Musnad-nya

42 Kesimpulan Penulisan Malaikat
Kesimpulannya bahwa penulisan oleh malaikat untuk janin di perut ibunya itu bukan penulisan takdir yang sebelumnya telah tertulis untuk manusia yang disebutkan di firman Allah Ta'ala, "Tidak ada satu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis di kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah". (Al-Hadid: 22). Seperti yang disebutkan di Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhuma dari Nabi SAWyang bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menentukan takdir-takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi".

43 Bagian 4 فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى لَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

44 Amal Terakhir sebagai Penentu
Di Shahih Ibnu Hibban disebutkan hadits dan Aisyah Radhiyallahu Anha dan Nabi saw yang bersabda, إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu ditentukan oleh perbuatan akhirnya.” Di Shahih Ibnu Hibban disebutkan hadits dari Aisyah rah dari Nabi SAW yang bersabda, "Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu ditentukan oleh perbuatan akhirnya". Di Shahih Ibnu Hibban juga disebutkan hadits dari Muawiyah yang berkata bahwa aku dengar Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan perbuatan terakhimya seperti bejana. Jika bagian atas bejana tersebut baik, maka baik pula bagian bawahnya. Jika bagian atas bejana tersebut jelek, maka jelek pula bagian bawahnya".

45 Amal Terakhir sebagai Penentu
Di Shahih Ibnu Hibban juga disebutkan hadits dan Muawiyah yang berkata bahwa aku dengan Nabi saw bersabda, إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا، كَالْوِعَاءِ، إِذَا طَابَ أَعْلَاهُ، طَابَ أَسْفَلُهُ، وَإِذَا خَبُثَ أَعْلَاهُ، خَبُثَ أَسْفَلُهُ   “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan perbuatan terakhimya seperti bejana. jika bagian atas bejana tersebut baik, maka baik pula bagian bawahnya. Jika bagian atas bejana terrsebut jelek, Maka jelek pula bagian ba­wahnya. “

46 Amal Terakhir sebagai Penentu
Disebutkan di Shahih Muslim hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan Nabi saw yang bersabda, إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَانَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَانَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ  “Sesungguhnya seseorang benar-benar beramal dalam jangka waktu yang lama dengan amal perbuatan penghuni surga kemudian amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan penghuni neraka. Sesungguhnya seseorang beramal dalam jangka waktu yang lama dengan amal perbuatan penghuni neraka kemudian amal perbuatannya ditutup baginya dengan amal perbuat­an penghuni surga.

47 Beramallah خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي يَدِهِ كِتَابَانِ، فَقَالَ: أَتَدْرُونَ مَا هَذَانِ الْكِتَابَانِ؟ فَقُلْنَا: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِلَّا أَنْ تُخْبِرَنَا، فَقَالَ: لِلَّذِي فِي يَدِهِ الْيُمْنَى: " هَذَا الْكِتَابُ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ، فِيهِ أَسْمَاءُ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَأَسْمَاءُ آبَائِهِمْ وَقَبَائِلِهِمْ، ثُمَّ أَجْمَلَ عَلَى آخِرِهِمْ، فَلَا يُزَادُ فِيهِمْ، وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُ أَبَدًا " ثُمَّ قَالَ لِلَّذِي فِي شِمَالِهِ: " هَذَا كِتَابٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ فِيهِ أَسْمَاءُ أَهْلِ النَّارِ وَأَسْمَاءُ آبَائِهِمْ وَقَبَائِلِهِمْ، ثُمَّ أَجْمَلَ عَلَى آخِرِهِمْ، فَلَا يُزَادُ فِيهِ وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُمْ أَبَدًا " فَقَالَ أَصْحَابُهُ: فَفِيمَ الْعَمَلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَ أَمْرًا قَدْ فُرِغَ مِنْهُ؟ فَقَالَ: " سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، فَإِنَّ صَاحِبَ الْجَنَّةِ يُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ عَمِلَ أَيَّ عَمَلٍ، وَإِنَّ صَاحِبَ النَّارِ يُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنْ عَمِلَ أَيَّ عَمَلٍ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيْهِ فَنَبَذَهُمَا، ثُمَّ قَالَ: فَرَغَ رَبُّكُمْ مِنَ الْعِبَادِ: فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ، وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ

48 Rasulullah saw keluar menemul kami dengan memegang dua kitab kemudian bersabda, ‘Tahukah kalian tentang dua kitab ini?’ Kami menjawab, ‘Tidak wahai Rasulullah, kecuali kalau engkau menjelaskannya kepada kami. ‘Nabi saw bersabda tentang kitab di tangan kanan beliau, ‘Ini kitab dari Tuhan semesta alam. Di dalamnya terdapat nama-nama para penghuni surga, nenek moyang, dan kabilah-kebilah mereka, kemudian disebutkan secara umum tentang orang terakhir mereka. Kitab tersebut tidak menambah mereka dan tidak mengu­rangi mereka selama-lamanya. ‘Satelah itu, Nabi saw bersabda tentang kitab yang ada di tangan kiri beliau ini kitab dari Tuhan semesta alam. Di dalamnya terdapat nama-nama para penghuni neraka be­serta nama-nama nenek moyang dan kabilah-kabilah mereka, dan disebutkan tentang orang terakhir mereka. Kitab tersebut tidak memambah mereka dan tidak memgurangi mereka selama-lamanya. ‘Sahabat-sahabat Nabi saw berkata, ‘Kenapa mesti beramal, wahai Rasulullah, jika segala sesuatu telah diselesaikan?’

49 Nabi saw bersabda, ‘Beristiqamahlah kalian dan mendekatlah kepada kebenaran, karena penghuni surga ditutup dengan amal perbuatan penghuni sunga kendati ia mengerjakan amal perbuatan apa pun dan penghuni neraka ditutup dengan amal perbuatan penghuni neraka kendati ia mengerjakan amal per­buatan apa pun. ‘Setelah itu, Rasulullah saw men­julurkan kedua tangan beliau kemudian menarik keduanya dan bersabda, ‘Tuhan kalian telah menyelesaikan hamba-hamba-Nya; satu kelompok di surga dan satu kelompok di neraka

50 صَاحِبُ الْجَنَّةِ مَخْتُومٌ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَصَاحِبُ النَّارِ مَخْتُومٌ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنْ عَمِلَ أَيَّ عَمَلٍ، وَقَدْ يَسْلُكُ بِأَهْلِ السَّعَادَةِ طَرِيقَ أَهْلِ الشَّقَاءِ حَتَّى يُقَالَ: مَا أَشْبَهَهُمْ بِهِمْ، بَلْ هُمْ مِنْهُمْ، وَتُدْرِكُهُمُ السَّعَادَةُ فَتَسْتَنْقِذُهُمْ، وَقَدْ يَسْلُكُ بِأَهْلِ الشَّقَاءِ طَرِيقَ أَهْلِ السَّعَادَةِ حَتَّى يُقَالَ: مَا أَشْبَهَهُمْ بِهِمْ بَلْ هُمْ مِنْهُمْ وَيُدْرِكُهُمُ الشَّقَاءُ، مَنْ كَتَبَهُ اللَّهُ سَعِيدًا فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَمْ يُخْرِجْهُ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَسْتَعْمِلَهُ بِعَمَلٍ يُسْعِدُهُ قَبْلَ مَوْتِهِ وَلَوْ بِفَوَاقِ نَاقَةٍ، ثُمَّ قَالَ: الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا، الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

51 “Penghuni surga ditutup dengan amal perbuatan penghuni surga dan peng­huni neraka ditutup dengan amal perbuatan penghuni neraka kendati ia mengerjakan amal perbuatan apapun. Bisa jadi, orang-orang yang bahagia dijalankan di jalan orang-orang yang celaka hingga dikatakan, ‘Alangkah miripnya orang-orang yang berbahagia tersebut dengan orang-orang yang celaka. ‘Bahkan, orang-orang yang bahagia tersebut termasuk dari orang-­orang yang celaka. Mereka (orang-orang yang bahagia) ditentukan dengan kebahagiaan kemudian kebahagiaan tersebut menyelamatkan mereka.

52 ثُمَّ قَالَ : اَلأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا
Bisa jadi orang-orang yang celaka dijalankan di jalan orang-orang yang bahagia hingga dikatakan, ‘Alangkah miripnya orang-orang celaka tersebut dengan orang-orang bahagia. ‘Bahkan, orang-orang celaka tersebut termasuk dari orang-orang bahagia. Mereka (orang-orang celaka) ditemukan kecelakaan. Barang siapa ditulis Allah sebagal orang bahagia di Ummul Kitab, Allah tidak mengeluarkannya dari dunia hingga ia membuatnya beramal dengan amal perbuatan yang membahagiakannya sebelum kematiannya kendati hanya dalam tempo waktu seperti memeras susu unta ثُمَّ قَالَ : اَلأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا ‘ Setelah itu, Nabi SAWbersabda, ‘Seluruh amal perbuatan itu tergan­tung dengan akhirnya (diulang dua kali oleh beliau)

53 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الْآخَرُونَ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ فَقَالَ مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ أَنَا صَاحِبُهُ قَالَ فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ قَالَ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ وَمَا ذَاكَ قَالَ الرَّجُلُ الَّذِي ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ فَقُلْتُ أَنَا لَكُمْ بِهِ فَخَرَجْتُ فِي طَلَبِهِ ثُمَّ جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ فِي الْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

54 “Nabi saw bertemu kaum musyrikin (di medan perang)
“Nabi saw bertemu kaum musyrikin (di medan perang). Di antara sahabat- sahabat beliau terdapat seseorang yang tidak me­ninggalkan tentara yang sendirian melainkan ia membuntutinya kemudian membunuhnya dengan pedang. Para sahabat berkata, “Pada hari ini tidak ada seorang pun di antara kami yang tampil hebat seperti orang tersebut.” Rasulullah saw bersabda, “ía termasuk penghuni neraka. “Seseorang berkata, “Aku akan menemani orang tersebut . “sahabat tersebut pun mengikuti orang orang yang dimaksud Rasulullah saw yang akhirnya terluka parah. Orang tersebut ingin cepat mati, karena itu, ia meletakkan pedangnya di atas tanah, sedang ujung pedang berada di antara kedua buah dadanya, kemudian ia memukulkan pedangnya dan ia bunuh diri dengannya.

55 Sahabat yang mmebuntuti orang tersebut menemui Rasulullah saw dan ber­kata, “Aku bersaksi bahwa engkau utusan Allah. “Ia menceritakan kejadian tersebut kepada beliau. Rasulullah SAWbersabda, “Sesungguhnya seseorang betul-betul mengamalkan amal perbuatan peng­huni surga seperti yang diperlihatkan kepada manusia, padahal ia termasuk penghuni neraka. Sesungguhnya seseorang pasti mengamalkan amal perbuatan penghuni neraka seperti yang diperlihatkan kepada manusia padahal ia termasuk penghuni surga. “Al Bukhari menambahkan di riwa­yatnya bahwa Nabi SAWbersabda , “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu ditentukan dengan penutupannya.”

56 فَالْخَوَاتِيمُ مِيرَاثُ السَّوَابِقِ
Warisan dahulunya Abdul Aziz bin Abu Rawwad berkata, "Aku pernah menghadiri seseorang menjelang kematiannya. Ia diajari kalimat laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Terakhir kali yang diucapkan orang tersebut ialah, 'Ia kafir dengan apa yang engkau katakan'. Ia pun meninggal dunia dalam keadaan seperti itu. Aku bertanya tentang orang tersebut, ternyata ia pecandu minuman keras. Takutlah kalian kepada dosa, karena dosa itulah yang menjerumuskan orang tersebut". Kesimpulannya bahwa فَالْخَوَاتِيمُ مِيرَاثُ السَّوَابِقِ perbuatan terakhir adalah warisan dahulunya

57 Sikap Ulama terhadap Lauh Mahfuzh
Itu semua telah ditulis di kitab terdahulu (Lauh Mahfudz). Dari sinilah, para generasi salaf amat takut dengan hasil akhir yang buruk (su'ul khatimah). Di antara mereka ada yang kalut karena ingat hal-hal yang telah ditulis di kitab Lauh Mahfudz. Ada yang mengatakan bahwa hati orang yang baik-baik itu terikat dengan hasil akhir perbuatan mereka. Mereka berkata, بِمَاذَا يُخْتَمُ لَنَا؟ "Kita ditutup dengan apa?" Sedang hati orang-orang yang didekatkan kepada Allah terikat dengan hal-hal yang telah ditulis di Lauh Mahfudz. Mereka berkata, مَاذَا سَبَقَ لَنَا "Apa yang telah ditulis untuk kami?"

58 Sikap Ulama terhadap Lauh Mahfuzh
Salah seorang sahabat menangis menjelang kematiannya. Ia ditanya, kenapa ia menangis? Ia menjawab, "Aku dengar Rasulullah SAWbersabda, Sesungguhnya Allah Ta'ala menggenggam makhluk-Nya dua genggaman kemudian berfirman, ‘Mereka di surga dan mereka di neraka'. Aku tidak tahu di manakah aku di antara dua genggaman tersebut?" Salah seorang generasi salaf berkata, مَا أَبْكَى الْعُيُونَ مَا أَبْكَاهَا الْكِتَابُ السَّابِقُ "Tidak ada yang membuat mata menangis seperti kitab terdahulu (Lauh Mahfduz)."

59 Sikap Ulama terhadap Lauh Mahfuzh
Sufyan berkata kepada salah seorang shalih, "Apakah engkau dibuat menangis oleh pengetahuan Allah terhadapmu?" Orang tersebut berkata kepada Sufyan, "Engkau tidak membiarkanku bahagia selama-lamanya.“ Sufyan sangat kalut karena ingat hal-hal yang telah ditulis di Lauh Mahfudz dan perbuatan terakhir. Ia pernah menangis sambil berkata, أَخَافُ أَنْ أَكُونَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا "Aku khawatir tertulis di Ummul Kitab (Lauh Mahfudz) sebagai orang celaka." Ia juga pernah menangis sambil berkata, أَخَافُ أَنْ أُسْلَبَ الْإِيمَانَ عِنْدَ الْمَوْتِ "Aku takut sekali imanku dicabut menjelang kematian."

60 Sikap Ulama terhadap Lauh Mahfuzh
Malik bin Dinar berdiri sepanjang malam sambil memegang jenggotnya dan berkata, يَا رَبِّ، قَدْ عَلِمْتَ سَاكِنَ الْجَنَّةِ مِنْ سَاكِنِ النَّارِ، فَفِي أَيِّ الدَّارَيْنِ مَنْزِلُ مَالِكٍ؟ Tuhanku, Engkau telah mengetahui penghuni surga dan penghuni neraka. Di manakah tempat Malik (dirinya) di antara dua tempat tersebut?”

61 Hatim Al-Asham: 4 Yang Harus Diingat
Hatim Al-Asham berkata, "Barangsiapa hatinya tidak ingat empat bahaya, ia tertipu dan tidak aman dari kecelakaan. Pertama, خَطَرُ يَوْمِ الْمِيثَاقِ حِينَ قَالَ: هَؤُلَاءِ فِي الْجَنَّةِ وَلَا أُبَالِي، وَهَؤُلَاءِ فِي النَّارِ وَلَا أُبَالِي، فَلَا يُعْلَمُ فِي أَيِّ الْفَرِيقَيْنِ كَانَ ingat hari perjanjian ketika Allah berfirman, 'Mereka di surga dan aku tidak peduli. Mereka di neraka dan aku tidak peduli.' Ia tidak tahu di manakah tempat dirinya di antara dua tempat tersebut?

62 Hatim Al-Asham: 4 Yang Harus Diingat
Kedua, حِينَ خُلِقَ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ، فَنُودِيَ الْمَلَكُ بِالسَّعَادَةِ وَالشَّقَاوَةِ، وَلَا يَدْرِي: أَمِنَ الْأَشْقِيَاءِ هُوَ أَمْ مِنَ السُّعَدَاءِ؟ ketika Allah menciptakan di tiga kegelapan kemudian malaikat diseru untuk menulis tentang kebahagiaan dan kecelakaan. Ia tidak tahu apakah ia termasuk orang-orang celaka ataukah orang-orang bahagia?

63 Hatim Al-Asham: 4 Yang Harus Diingat
Ketiga, ذِكْرُ هَوْلِ الْمَطْلَعِ، وَلَا يَدْرِي أَيُبَشَّرُ بِرِضَا اللَّهِ أَوْ بِسُخْطِهِ؟ ingat kedahsyatan hari penampakan; ia tidak tahu apakah ia diberi khabar gembira dengan ridha Allah ataukah diberi khabar gembira dengan kemurkaan-Nya?

64 Hatim Al-Asham: 4 Yang Harus Diingat
Keempat, يَوْمَ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا، وَلَا يَدْرِي، أَيُّ الطَّرِيقَيْنِ يُسْلَكُ بِهِ ingat hari pada saat manusia keluar dari kubur dalam keadaan bercerai-berai; ia tidak tahu di manakah ia dijalankan di antara dua jalan?"

65 Mendominasi Hidupnya Dari sinilah, para sahabat dan generasi salaf :
mereka takut kalau kemunafikan terjadi pada diri mereka mereka sangat cemas dan risau karenanya karena memang orang Mukmin menakutkan kemunafikan kecil pada dirinya dan takut kemunafikan tersebut mendominasi dirinya pada saat akhir hayatnya, akibatnya, kemunafikan kecil tersebut membawanya kepada kemunafikan besar, sebagaimana telah disebutkan bahwa perbuatan buruk yang tersembunyi itu menghendaki hasil akhir yang buruk (su'ul khatimah).

66 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِيْنِكَ
Perbanyaklah Doa Nabi SAWsendiri seringkali berkata dalam doanya, يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِيْنِكَ "Wahai Dzat yangmembolak-balikkan seluruh hati, kokohkan hatiku di atas agama-Mu".

67 اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Perbanyaklah Doa  إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ “Sesungguhnya seluruh hati anak keturunan Adam berada di antara dua jari Di antara jari-jari Ar-Rahman Azza wa Jalla seperti satu hati; Dia membolak-­“balikkannya seperti yang dikehendaki-Nya. “ Setelah itu, Rasulullah saw bersabda, “Ya Allah Dzat yang memalingkan hati, palingkan hatiku kepada taat kepada-Mu.


Download ppt "PROSES PENCIPTAAN MANUSIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google