Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI"— Transcript presentasi:

1 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI

2 Contents 1 Definisi 2 Etiologi 3 Penatalaksanaan 4 Asuhan Keperawatan

3 Definisi Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar

4

5 ETIOLOGI Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui 1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur 2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan 3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan

6 Anus imperforata dibagi 4 golongan
Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus Membran anus yang menetap Anus imperforate dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari perineum Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum

7

8 Pada golongan 3 Hampir selalu disertai fistula
1. Pada bayi wanita yang sering ditemukan fisula rektovaginal (bayi buang air besar lewat vagina) dan jarang rektoperineal, tidak pernah rektourinarius. 2.Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi fistula rektourinarius dan berakhir dikandung kemih atau uretra serta jarang rektoperineal.

9 Terdapat tiga macam letak
Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. letak supralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.

10

11

12 fistel urin (+)  tampak mekonium keluar dari orifisium urethra eks fistel ke uretra maupun ke vesika urinaria Cara praktis menentukan letak fistel  memasang kateter urine Kateter (+)  urine jernih  fistel terletak di uretra Kateter (+)  urine + mekonium  fistel ke vesika urinaria Evakuasi feses tidak lancar, penderita  kolostomi segera

13 atresia rectum (+)  tindakannya = perempuan Kolostomi (+) Fistel (-) > 1 cm dari kulit pd invertogram kolostomi

14 fistel vagina (+)  mekonium tampak keluar dari vagina Evakuasi feses (tidak lancar)  kolostomi

15 Gambaran Klinik 1. Tidak adanya apertura anal 2. Mekonium yang keluar dari suatu orifisium abnormal 3. Muntah dengan abdomen yang kembung 4. Kesukaran defekasi, misalnya dikeluarkannya feses mirip seperti stenosis

16 Tanda dan gejala Mekonium tidak keluar dalam waktu jam setelah lahir Tinja keluar dari vagina atau uretra Perut menggembung Muntah Tidak bisa buang air besar Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan elektrolit dan asam basa.

17 PATOSIOLOGI.doc

18 Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau.

19 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal. Sinar X terhadap abdomen Untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya Ultrasound terhadap abdomen Untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi Pemeriksaan fisik rectum Pemeriksaan urine

20 Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan radiologik dengan enema barium Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya obstruksi kronik saluran cerna bagian bawah daerah stenosis yang sering bertambah berat akibat mengerasnya tinja. Pemeriksaan Radiologis Invertogram Dilakukan hanya pada pasien yang tidak ada fistel.

21 PENATALAKSANAAN Medik: 1. Eksisi membran anal 2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 9 bulan dilakukan koreksi sekaligus Keperawatan Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 9-12 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.

22 PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi  keparahan kelainan. Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya Untuk kelainan dilakukan kolostomi , kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang.

23 Pada defek letak rendah langsung dilakukan terapi definitif, yaitu Posterior Sagital Anorektoplasti (PSARP). Khusus untuk defek tipe kloaka pada perempuan, selain kolostomi dilakukan pula vaginostomi Enam bulan kemudian dilakukan Posterior Sagital Ano-Rekto-Vagoni-Uretroplasti (PSAVURP).

24 PENATALAKSANAAN Tindakan bedah  berdasarkan tipe kelainannya. Dua tempat kolostomi dianjurkan pada neonatus & bayi transversokostomi (kolostomi pada kolon transversum) sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid). Bentuk kolostomi yang mudah dan aman adalah stoma laras ganda (Double barrel).

25 Berdasarkan lubang kolostomi dibedakan menjadi 3
Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup. Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses. Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

26 PROGNOSIS Kontrol feses dan kebiasaan BAB Sensasi rektal
Kontraksi otot sfingter yang baik pada colok dubur.

27 Asuhan Keperawatan PENGKAJIAN Biodata Nama Pasien : Alamat Pasien :
Jenis kelamin : Agama : Pendidikan : Suku bangsa : Penanggung jawab : Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Sekarang : Riwayat Kesehatan yang lalu Prenatal Natal Postnatal (neonatus)

28 Pertumbuhan dan perkembangan : Riwayat Kesehatan Keluarga
Infant : Todler : Pra sekolah : Sekolah : Remaja : Pertumbuhan dan perkembangan : Riwayat Kesehatan Keluarga Mental Psikologi Spiritual Aktivitas Pemeriksaan fisik: Tes Diagnostik : Terapi medis :

29 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Pre Operasi 2.Post Operasi

30 Diagnosa keperawatan & Intervensi
1.Gangguan psikologis (cemas ) b/d kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit, serta prosedur operasi. Intervensi Jelaskan pada keluarga kondisi penyakit membutuhkan / dapat terjadi kondisi bedah Informasikan tentang persiapan operasi dan orientasikan anak dan orang tua dalam lingkungan yang baru Jelaskan dan diskusikan pada keluarga tentang prosedur operasi dan waktu operasi. Jelaskan prosedur operasi jika ada indikasi pemasangan NGT , balutan, drainage Ciptakan lingkungan yang familier Jelaskan pada keluarga gambaran pada anak setelah tindakan operasi

31 Kolaborasikan untuk tindakan kolostomi
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB b/d gangguan pengeluaran feses (Atresia ani ) Intervensi Kolaborasikan untuk tindakan kolostomi Observasi status kebutuhan eliminasi BAB klien

32 Berikan makanan mulai dari makanan cair secara perlahan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/ d anoreksia, gangguan absorbsi dan makanan tinggi sisa Intervensi Berikan makanan mulai dari makanan cair secara perlahan Auskultasi bising usus Lakukan pengkajian / identifikasi nutrisi secara bersama Batasi makanan yang dapat menimbulkan bau menyengat Beri makanan parenteral bila diindikasikan Monitor status intake-output klien Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi klien

33 nyeri b/d adanya luka kolostomi
Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri atau penurunan nyeri sampai tingkat yang dapat diterima anak Kriteria : Anak beristirahat tenang dan menunjukkan bukti-bukti nyeri yang minimal atau tidak ada

34 4. nyeri b/d adanya luka kolostomi Intervensi
Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang nyaman , bermain/ mainan Berikan dan ajarkan teknik distraksi pada keluarga : cerita, bercanda dan ajak bermain Bantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi dini, hindari posisi duduk lama Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan Kolaborasi pemberian obat penurun / penghilang nyeri sesuai dengan indikasi (analgetik)

35 5.Resiko terjadinya infeksi pada luka kolostomi b/ d sifat acid dari feses Tujuan : 1. pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka tanpa bukti infeksi luka 2. pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi Kriteria : 1. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi luka 2. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi

36 Pertahankan perawatan aseptic dan balutan luka tetap kering
5.Resiko terjadinya infeksi pada luka kolostomi / PSA b/ d sifat acid dari feses Intervensi Pertahankan perawatan aseptic dan balutan luka tetap kering Jelaskan dan anjurkan keluarga tentang perawatan luka dan faktor terjadinya masalah resiko infeksi Ajarkan pada keluarga tentang identifikasi adanya tanda infeksi Observasi pada luka adanya tanda infeksi Observasi TTV yang meningkat

37 Intervensi : · Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat dengan kewaspadaan universal lain, terutama bila terdapat drainase luka · Lakukan perawatan luka dengan hati2 u/ meminimalkan resiko infeksi Jaga agar luka bersih dan balutan utuh Pasang balutan yang meningkatkan kelembaban penyembuhan luka Ganti balutan bila diindikasikan, jika kotor, buang balutan yang kotor dengan hati-hati Lakukan perawatan luka khusus sesuai dengan ketentuan Bersihkan dengan preparat yang ditentukan Berikan larutan antimicrobial dan/atau salep sesuai instruksi untuk mencegah infeksi Laporkan adanya tampilan tak umum atau drainase untuk deteksi dini adanya infeksi

38 Thank You !


Download ppt "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google