Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
LAFADZ DARI SEGI TERANG DAN SAMAR
Oleh : Asep Suryanto
2
Zhahir Dilalah suatu lafazh yang menunjuk kepada makna yang dikehendaki oleh shighat (bentuk) lafazh itq sendiri. : untuk memahami makna dari lafazh tersebut tidak tergantung kepada suatu hal dari luar
3
Khafiyud Dilalah lafazh yang penunjukannya kepada makna yang dikehendaki bukan oleh shighat itu sendiri, akan tetapi karena tergantung sesuatu dari luar Ketergantungannya kepada sesuatu dari luar karena adanya kekaburan pengertian pada lafazhnya.
4
Zhahirud Dilalah Dzahir Nash Mufassar Muhkam Khafiyud Dilalah Khafi Musykil Mujmal Mutasyabbih
5
Zhahir makna yang dikehendaki dan segera dapat dipahamkan dari lafaz.
lafazh yang menunjuk kepada suatu makna yang dikehendaki oleh shighat lafazh itu sendiri, tetapi bukanlah makna itu yang dimaksud oleh siyaqul kalam, lafazh tsb masih dapat dita'wilkan, ditafsirkan dan dapat dinasakhkan pada masa Rasulullah saw
6
Contoh makna Zhahir Makna dzahirnya : halalnya mengawini wanita-wanita yang disenangi. Makna sebenarnya (makna siyaqul kalam) ialah membatasi jumlah wanita yang boleh dikawini, yaitu 4 orang sekali pegang.
7
Makna dzahir : kewajiban mentaati perintah Rasulullah saw
Makna dzahir : kewajiban mentaati perintah Rasulullah saw. dan keharusan meninggalkan larangannya Makna sebenarnya (siyaqul kalam) : mengaitkan hubungannya dengan ayat yang sebelumnya, bahwa itu menerangkan bagian harta rampasan perang yang telah diberikan oleh Rasulullah kepada para pejuang agar diterimanya, sedang yang tidak dibagikan kepada mereka agar ditinggalkannya
8
Hukum lafadz zhahir : wajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada dalil yang menafsirkan, menta'wilkan atau menasakhkannya. keadaan mutlaq, maka tetap dalam kemutlakannya, keadaan umum maka ia tetap dalam keumumannya, selama tidak ada dalil yang mentakhshishkannya, hendaklah diartikan menurut makna hakikat, selama tidak ada qarinah yang memaksa untuk dialihkan kepada makna majazi.
9
Nash lafazh yang menunjuk kepada suatu makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri maupun oleh siyaqul kalam, masih dapat dita'wilkan, ditafsirkan dan dinasakh di masa Rasulullah saw.
10
Nash Makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri maupun siyaqul kalam secara asli : batasan seorang laki-laki dalam mengawini wanita hanya sampai 4 orang wanita saja.
11
Hukum lafadz Nash : wajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada dalil yang menafsirkan, menta'wilkan atau menasakhkannya. keadaan mutlaq, maka tetap dalam kemutlakannya, selama tidak ada yang mentaqyidkannya. keadaan umum maka ia tetap dalam keumumannya, selama tidak ada dalil yang mentakhshishkannya, hendaklah diartikan menurut makna hakikat, selama tidak ada qarinah yang memaksa untuk dialihkan kepada makna majazi.
12
Mufassar lafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafadz itu sendiri dan siyaqul kalam, tidak dapat ditakwilkan dan ditafsirkan selain oleh Syari’ itu sendiri dan dapat menerima nasakh pada zaman Rasulullah SAW.
13
Mufassar bidzatihi kejelasan makna yang dikehendaki oleh shigat lafadz dan siyaqul kalarn tanpa memerlukan penjelasan dari luar lafazh itu bighairihi kejelasan maknanya dikarenakan adanya penjelasan dari nash qath'i yang lain di luar lafazh itu Klasifikasi
14
Mufassar Bidzatihi
15
Mufassar Bidzatihi
16
Mufassar Bighairihi
19
Muhkam lafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafazh itu dan siyaqul kaIam, tidak dapat ditakwilkan, ditafsirkan, dan dinasakh pada waktu Rasulullah SAW masih hidup.
20
Muhkam
22
Martabat Dzahirud Dilalah
Zhahir Nash
23
Nash Mufassar
24
Kasus : saksi yang pernah menuduh zina tetapi sdh taubat
Mufassar Muhkam
25
Khafiy lafazh yang penunjukan kepada maknanya jelas,
tetapi penerapan maknanya kepada sebagian satuannya terdapat kekaburan yang bukan disebabkan oleh lafazh itu sendiri. Misalnya keadaan sebagian satuannya mempunyai nama yang khash atau mempunyai sifat yang berbeda dengan satuan yang lain sehingga menimbulkan keraguan untuk dimasukkan kepada makna yang umum dari lafazh tersebut
26
Khafiy
28
Musykil lafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki, harus ada qarinah dari luar agar menjadi jelas apa yang dikehendakinya
29
Dua lafazh yang saling berlawanan
Musykil Lafadh Musytarak lafazh yang diciptakan untuk beberapa arti sedang shighatnya sendiri tidak menunjukkan makna tertentu. Dua lafazh yang saling berlawanan Kedua nash itu jelas dalalahnya, tidak ada kesukaran sedikit pun. Akan tetapi kemusykilannya terletak dalam mentaufiqkan (mengkompromikannya) antara kedua nash yang saling berlawanan itu. Klasifikasi Sebab
30
Musykil Musytarak
31
Musykil Musytarak
34
Musykil : Dua lafazh yang saling berlawanan
35
Mujmal lafazh yang sighatnya sendiri tidak menunjukkan makna yang dikehendaki dan tidak pula didapati qarinah lafzhiyah (tulisan) atau haliyah (keadaan) yang menjelaskannya. setiap lafazh yang tidak dapat dipahamkan maksudnya dengan sendirinya, bila tidak disertai qarinah yang dapat menyampaikan maksud tersebut,
36
Lafazh Musytarak yg sulit ditentukan artinya
Klasifikasi sebab kemujmal-an : Lafazh Musytarak yg sulit ditentukan artinya Makna lafazh yang menurut makna lughawi (bahasa) itu dipindah oleh Syari‘ kepada makna yang pantas untuk istilah syari‘at Makna lafazh-lafazh yang menurut makna yang umum itu dipergunakan oleh Syari' sendiri untuk suatu makna yang khusus
37
Apabila Syari' mendatangkan penjelasan (bayan) untuk lafazh Mujmal dengan bayan yang sempurna lagi qath'i, Lafazh Mujmal tersebut tergolong lafazh Mufassar, Seperti bayan yang datang secara teperinci terhadap perintah shalat, zakat,haji dan lain sebagainya.
38
Apabila Syari' mendatangkan suatu bayan untuk lafazh Mujmal, sedang bayan itu tidak cukup untuk menghilangkan kemujmalannya, maka lafazh Mujmal tersebut tergolong lafazh Musykil terbukalah jalan untukmembahas dan berijtihad guna menghilangkan kemusykilannya. bayannya tidak tergantung kepada Syari', melainkan sudah memadai untuk ijtihad dari seorang mujtahid.
39
QS. al Baqarah 275 dijelaskan dg hadits berikut :
41
Mutasyabbih lafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki , tidak didapati pula qarinah-qarinah dari luar yang menjelaskannya. Syari‘ sendiri memandang tidak perlu diketahui orang, maka tidak dijelaskannya.
42
Mutasyabbih
43
Tanggapan Ulama : QS. Ali Imran, 3 : 7
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.