Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
TRAUMA GINJAL(Uroogenital)
Etiologi Trauma ginjal adalah trauma pada ginjal baik tumpul maupun trauma tajam. Trauma ginjal selalu diikuti trauma abdmen Trauma tumpul akibat trauma langsung ke ginjal atau tidak langsung (pukulan balik). Trauma tajam akibat tusukan atau kena peluru senapan angin atau senapan militer.
2
2. Klasifikasi trauma ginjal
Cidera Minor Grade I dan II (85 %) Grade I baru sampai capsulnya: Subcapsuler hematom (mikroskopik hematuria, IVP normal). Grade II : Laerasi korteks < 1 cm perirenal hematom tanpa ekstravasasi urine (mikroskopik hematuria, IVP normal).
3
Cidera Mayor Grade III – V ( 15 % ) Grade III :
Laserasi parenkim > 1 cm sampai korteks tanpa disertai ekstravasasi urine. Grade IV : Laserasi parenkim sampai kortiko medulary junction dan kolekting sistem dengan laserasi segmental pembulu darah Trombosis segmental arteria renalis tanpa laserasi parenkim. Parenkim Iskemia.
4
Trombosis main arteria renalis Multipel mayor laserasi ginjal
Grade V : Trombosis main arteria renalis Multipel mayor laserasi ginjal Avulsi pedikel ginjal (arteria / vena renalis). (Smith’s, 00)
5
TRAUMA MINOR / TRAUMA MAYOR
6
3. Gejala: Pada ruptur ginjal, kebanyakan dirasakan nyeri di Flank dan hematuria makroskopik total (apabila sampai sistem perviokalises). Sebaliknya apabila terjadi robekan pedikel ginjal atau arteria Renalis, pada trombosis intima dan robekan ureter biasanya tidak ada hematuria atau hanya ada hematuria mikroskopik. Tidak adanya rasa nyeri dan hematuria belum menyingkirkan kemungkinan trauma ginjal yang parah
7
Palpasi: Pembengkakan karena hematom atau ekstravasasi urine.
4. Pemeriksaan Fisik Inspeksi: Luka tembus, luka lecet atau hematom di daerah flank. Kadang ada pembengkakan (Bulging). Palpasi: Pembengkakan karena hematom atau ekstravasasi urine. Perkusi: Nyeri ketok pada sudut costovertebral ipsilateral.
8
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Urine menentukan adanya Hematuria atau hematuria mikroskopik. Pemeriksaan Darah: Hb dan Hmt (Hematokrit). Sekalipun penderita tidak dalam keadaan shock, mungkin penderita ada pendarahan yang hebat. Dengan adanya penurunan kadar Hb yang sangat menyolok harus segera diselidiki dengan berpedoman pemeriksaan atau kadar Hb pertama.
9
Sering trauma ginjal bukan satu-satunya cedera tetapi sebagai salah satu dari cedera ganda. Pada mulanya tidak jelas luka mana yang pertama-tama harus dirawat. Oleh karena itu perlu sekali menuruti satu rencana atau pola tertentu yang menuju sasaran dalam waktu sesingkat-singkatnya memperoleh informasi selengkap-lengkapnya untuk menegakkan diagnosis trauma
10
6. Pemeriksaan Radiologi
Plain foto abdomen Untuk melihat fraktur costa, vertebra, skoliosis kearah ginjal yang cidera oleh karena spasme otot psoas dan gambaran peningkatan densitas pada daerah ginjal yang cidera.
11
2. Intra Venous Pyelografi (IVP)
Pemeriksaan ini dengan tehnik High-dose Intravenous pyelogra. Injeksi bolus cepat 2 ml per kilogram berat badan 30 % kontras iodin. Foto menit ke: 1; 5 ; 15 ; 30. Amati apakah fungsi kedua ginjal atau adanya a fungsi, atau adanya ekstravasasi. Sensitifitasnya atau akurasinya 87% untuk trauma tumpul serta 68% untuk trauma tajam (Nicolaisen 1985)
12
3. Computed Tomography (CT)
Lebih sensitivity dan specificity dari IVP (Sandler and Toombs, 1981; Mc Aninch and Federle, 1982; Herschorn et al, 1991). Kelebihannya karena CT menggambarkan dengan proyeksi tiga dimensi dan dapat menggambarkan pula organ intra dan retro lainnya. Pada ginjal menggambarkan: cidera minor dengan ekstravasasi urine mayor laserasi parenkim, intra dan perirenal hematom serta segmental devaskularisasipun dapat dideteksi.
13
4. Arteriografi Untuk mengetahui suplay darah dan pendarahan di sisi mana dari ginjal dan sangat membantu dalam preservasi arteria renalis. Identifikasi segmen dar ginjal yang devaskularisasi sebab nekrosis, urine bocor, abses, kerusakan jaringan dengan simtom hipertensi.
14
7. Terapi / pengelolaan trauma Ginjal
15
TRAUMA BULI (VESICA URINARIA)
Causa Trauma tumpul Misal: pukulan, bentukan Trauma tajam Misal: pisau, peluru, tusukan tulang pelvis karena fractur. Jenis dari ruptur buli (Type) Intra Peritoneal Extra Peritoneal
16
TANDA-TANDA KLINIS Intra Peitoneal - Nyeri perut setelah trauma, terutama supra pubik - Abdomen Distensi - Defans Maskuler (Peritonitis) B. Extra Perineal - Nyeri hemat supra pubic - Kadang kencing kosong Pemeriksaan Penunjang Hematuria
17
TERAPI Operasi Repair Buli
Radiologis dengan Cystosgrafi (Sistosnomy) Terdapat gambaran Extravasasi kontras TERAPI Operasi Repair Buli
18
Trauma Urethra Anterior Causa: Straddle Injuries
TRAUMA URETRHA Causa Tumpul Tajam Jenis (Type) Trauma Urethra Anterior Causa: Straddle Injuries Trauma Urethra Posterior Causa: - Fractur Pelvis (>90%) - High Speed Blunt trauma - Crush Injuries
19
TANDA – TANDA KLINIS Adanya meatal bledding
IMAGING Urethrosistografi (kalau kontras masuk sampai buli2 rupturnya parsial atau bagian atas . Kalau ruptur total sama sekali tdk ada kontras yang masuk ke dalam vesica urinaria atau hanya pada batas pada yang ruptur Terapi Anterior: segera di repair Posterior: Dilakukan sistostomi (untuk atasi difersi dari urin) Dilanjutkan repair (kalaukondisi stabil baru lakukan repair anastomosis end t end) urethra Jika keadaan sudah tenang artinya tak ada perdarahan lagi atau jika pelvis sudah stabil.
20
GENITALIS EXTERNA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.