Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYulia Tedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KELAINAN UROGENITAL
Efrida, dr., SpPK., MKes Staf Pengajar Patologi Klinik FK UNAND SMF Patologi Klinik RS. Dr. M. Djamil Padang 7 Maret 2013
2
Urinalisis
3
Urinary System
4
Urinalisis/Analisis Urin
Memberi informasi: Keadaan Ginjal dan saluran kemih Faal hati Saluran empedu Pankreas Korteks adrenal Dll
5
Komponen Urin Normal Air (95%)
Produk sisa terlarut: ureum, kreatinin, as. Urat Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, Fosfat Hormon: setelah menjalankan fungsi Komposisi lain: tergantung makanan/cairan/obat yang dikonsumsi
6
Tujuan Urinalisis Menunjang diagnosis gangguan ginjal, traktus urinarius, dan penyakit sistemik yang mempengaruhi fungsi ginjal Memantau perjalanan penyakit (misal: DM) Memantau efektivitas pengobatan/komplikasi Skrining dan pemantauan penyakit asimptomatik kongenital/herediter Skrining drug abuse General check up
7
Indikasi Permintaan Urinalisis
Gejala/riwayat penyakit ginjal/sal. Kemih Gangguan endokrin Ikterik Terapi yg mempengaruhi fungsi ginjal Kehamilan Toksikologi/over dosis obat/narkoba Abnormalitas genetik(gangguan metabolisme AA)
8
Tahap pemeriksaan: Praanalitik a. persiapan pasien b. persiapan sampel
teknik sampling yg baik wadah penampung bersih, kering, bermulut lebar. tes biakan urin wadah dan metode sampling harus steril
9
Pedoman NCCLS Identifikasi sampel: nama, MR, alamat/ruang rawat, penggunaan pengawet Specimen acceptability Urinalisis dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah dikemihkan. Jika ditundarefrigerator Sampel tanpa label/identitastolak Hindari kontaminasi Kontrol kualitas
10
c. Cara pengumpulan sampel - sering pengumpulan urin ketika berkemih suatu saat (urine sewaktu) - kateterisasirisiko infeksi - punksi suprapubik - clean catch/clean voided midstream
11
Jenis sampel urine Urine sewaktu /random Urine pagi
Urine postprandial / 2 jam pp Urine 24 jam Jenis sampel urine Urine sewaktu Yang dikeluarkan pada satu waktu yg tidak ditentukan dengan khusus (u/ pem rutin, skrining, tanpa saran khusus) Urine pagi Yang dikeluarkan kedua kali pada pagi hari setelah bangun tidur sebelum makan dan sebelum gerak badan( urine lebih pekat). (u/ pem sedimen, BJ, protein, kehamilan)
12
Urine 2 jam PP Urine 24 jam Yang dikeluarkan pertama kali 2 jam
Setelah makan. (u/ pem glukosa) Urine 24 jam u/ penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urine Perlu pengawet PATIENT GETS UP URINATES (AT 06.00) DISCARDED AT 06.00 THE OTHER DAY URINE PASSED DURING THE REST OF THE DAY
13
Pemeriksaan rutin Jenis pengawet urine Wadah urine Urine baru
Jika terpaksa + pengawet urine Jenis pengawet urine Toluena Thymol Formaldehida Asam sulfat pekat Natriumkarbonat Wadah urine Besih dan kering Bermulut lebar Tutup rapat
14
Wadah urine yg memenuhi syarat
15
URINE BARU ADUK ~ HOMOGEN MAKROSKOPIK WARNA BAU KEKERUHAN KEASAMAN
BERAT JENIS VOLUME SEDIMEN SUPERNATAN MIKROSKOPIK ERITROSIT LEUKOSIT EPITEL KRISTAL CAST KIMIA ALBUMIN GLUCOSE UROBILIN BILIRUBIN KETOBODY BENZIDIN
16
1. MAKROSKOPIK URINE WARNA KUNING MUDA NORMALUROKROM KUNING TUA BILIRUBIN (?) FOAM TEST (+) KUNING (JELAS) HAWKINSON/HARISON (-) / MERAGUKAN FOUCHET KOCOK (KUAT-KUAT) FOAM MERAH (DARAH?) SEDIMEN ERITROSIT : (+) = HEMATURI (-) BENZIDIN TEST
17
KEKERUHAN (NORMAL : JERNIH)
KEMERAHAN DARAH SEDIMEN ? (ERITROSIT) BERKABUT BAKTERI (GRAM) KERUH (ALKALIS / URINE NETRAL) - PUS - FOSFAT / KRISTAL KARBONAT BERKURANG / HILANG (FOSFAT/KRISTAL KARBONAT) SPERMATOZOA + ASAM ASETAT (6%)
18
Color and clarity Color : normally , pale to dark yellow (urochrome)
Abnormal color : some drugs cause color changes 1. red urine : causes: hematuria hemoglobinuria myoglobinuria 2. yellow-brown or green-brown urine: bilirubin cause : obstructive jaundice
19
Red Urine Microscopic Hematuria Urinary tract source
Urethra or bladder Prostate Ureter or kidney Non-Urinary tract source Vagina Anus or rectum Pseudohematuria (non-hematuria related red urine) Myoglobinuria Hemoglobinuria Phenolphthalein Laxatives Phenothiazines Porphyria Rifampin Pyridium Bilirubinuria Phenytoin Red diaper syndrome Foods (Beets, Blackberries, Rhubarb)
20
Red Urine Causes of Asymptomatic Gross Hematuria by Incidence
Acute Cystitis (23%) Bladder Cancer (17%) Benign Prostatic Hyperplasia (12%) Nephrolithiasis (10%) Benign essential hematuria (10%) Prostatitis (9%) Renal cancer (6%) Pyelonephritis (4%) Prostate Cancer (3%) Urethral stricture (2%)
21
Examples of Urine Color
22
Clarity: normally, clear
Abnormal color: cloudy urine Causes: 1. crystals or nonpathologic salts phosphate, carbonate in alkaline urine (dissolve---add acetic acid) uric acid in acid urine (dissolve---warming to 60℃) 2. various cellular elements: leukocytes, RBCs, epithelial cells
23
Examples of Urine Clarity
24
Urine volume The average adult : 1000ml to 2000ml/24h Increase
polyuria---more than 2000ml of urine in 24 hours 1. physiological states: water intake, some drugs, intravenous solutions 2. pathologic states: diabetes mellitus, diabetes insipidus
25
Urine volume Decrease Oliguria---less than 400ml of urine in 24 hours
Anuria---less than 100ml of urine in 24 hours 1. prerenal: hemorrhage, dehydration, congestive heart failure 2. postrenal: obstruction of the urinary tract (may be stones, carcinoma) 3. renal parenchymal disease: acute tubular necrosis, chronic renal failure
26
Specific gravity (SG) Reflect the density of the urine
Range of to 1.040 Increase: Dehydration、Fever、Vomiting Diarrhea Diabetes Mellitus and other causes of Glycosuria、Congestive Heart Failure、Syndrome Inappropriate ADH Secretion (SIADH) 、Adrenal Insufficiency failure (urine volume↓ and SG↑) Decrease: diabetes insipidus (urine volume↑ and SG ↓)
27
BERAT JENIS REFRACTOMETER KEUNTUNGAN : BAHAN SEDIKIT MUDAH KERUGIAN :
< AKURAT HARUS DIKALIBRASI : SUHU GLUKOSA PROTEIN - URINOMETER KEUNTUNGAN : -> AKURAT KERUGIAN : -BAHAN BANYAK 1,000 1,020 KOREKSI 1,040 - CARIK CELUP
28
; BJ URINE 24 JAM : ,025
29
Urine PH Normal PH The average is about 6
Range from 5~9 (depends on diet)/4,7-7,5 Higher PH---alkaline urine 1.drugs: sodium bicarbonate 2.classic renal tubular acidosis 3.alkalosis (metabolic or respiratory) Lower PH---acid urine 1.drugs: ammonium chloride 2. acidosis (metabolic or respiratory)
30
KEASAMAN (pH) (N. 4,7 – 7,5) RATA-RATA : 6,0
KERTAS LAKMUS BIRU MERAH = ASAM BIRU = NORMAL MERAH = NORMAL RED BIRU = BASA/ALKALIS METODE LAIN: CARIK CELUP
31
KARENA ADANYA UREUM DLM URINE ABNORMAL c/ BAU JENGKOL
NORMAL BAU URINE (Bau ureum) KARENA ADANYA UREUM DLM URINE ABNORMAL c/ BAU JENGKOL INTOKSIKASI JENGKOL + ALBUMINURIA HEMATURIA KRISTALURIA BUAH-BUAHAN KETONURIA
32
URINE SENTRIFUS 1500 RPM / 5 MNT
2. MIKROSKOPIK URINE URINE SENTRIFUS 1500 RPM / 5 MNT SEDIMEN TUTUP DGN COVER GLASS TETESKAN SLIDE MIKROSKOP OBJECTIVE 40 X DAN 10 X OCULAR X CONDENSOR PEMERIKSAAN ! ! ERITROSIT / HIGH POWER SEDIMEN ORGANIK LEUKOSIT / HIGH POWER SILINDER / LOW POWER SEL EPITEL ANORGANIK SEDIMEN KRISTAL
33
ERITROSIT MORFOLOGI : LEUKOSIT MORFOLOGI :
NORMAL : / LPB MORFOLOGI : A. NORMAL (URINE BARU) : - UKURAN, F m - KEKUNINGAN - PINGGIRNYA JELAS CRENATED (BJ URINE TINGGI) LEUKOSIT MORFOLOGI : BAGIAN PINGGIRNYA TIDAK JELAS UKURAN ; F m GRANULA (+) DLM SITOPLASMA E NORMAL : / LPB
36
Squamous epithelial cells
37
Squamous epithelial cells
38
Transitional epithelial cells
39
Hyalin cast
40
Red blood cell cast
41
White blood cell and granular cast
42
Stained white blood cell cast
43
Fatty cast
44
Mucus
45
Uric acid crystals
46
Calcium oxalate crystals
47
Triple phosphate crystals
48
Cystine crystals
49
Cholesterol crystals
50
Pemeriksaan Kimiawi Prinsip:
BENEDICT (PEMERIKSAAN GLUKOSA) Prinsip: Dalam suasana alkali kuat, gula-gula (reduktor) akan mereduksi Cupri menjadi Cuprohidroksida (CuOH) yang berwarna kuning atau Cuprooksida (CuO) yang berwarna merah Metode : Benedict (manual) Reagen : CuSO4.5H2O …………………17,3 gram Na Carbonat Anhidrous ……… 100 gram Na Citrat …………………… gram Dilarutkan dalam 1 liter akuades
51
PEMERIKSAAN KIMIAWI BENEDICT (PEMERIKSAAN GLUKOSA) 0-0,1 0,5-1 1-1,5
SIGN GLUCOSE gr/dl BLUE TRACE GREEN WITH YELLOW YELLOW BROWN ORANGE TO BRICK RED BENEDICT (PEMERIKSAAN GLUKOSA) 0-0,1 0,5-1 1-1,5 DIPANASKAN BENEDICT 5 ml URINE 8 GTT 1,5-2,5 1000 C WATER BATH 2,5-4 5‘
52
Glucose in urine Reference value Qualitative method: negative
Glycosuria--- qualitative test is positive 1.hyperglycemia: diabetes mellitus Cushing’s syndrom 2.without hyperglycemia: renal tubular dysfunction, such as pyelonephritis
53
Bang (manual), pemanasan asam asetat, Asam sulfosalisilat
PEMERIKSAAN PROTEIN (dlm suasana asam) Prinsip: Protein menggumpal (dipanaskan) Metode: Bang (manual), pemanasan asam asetat, Asam sulfosalisilat Reagen: Bang, terdiri dari: Na Acetat ………………… 11,8 gram As. Asetat pekat …………. 5,85 gram Akuades sampai 100 ml
54
2. PEMERIKSAAN PROTEIN BANG (MANUAL) HASIL SIM- PROT BOL (mg %)
JERNIH KEKERUHAN SDKT < 10 SEKALI KEKERUHAN SDKT (TANPA BUTIR2) KEKERUHAN BER-BUTIR2 KEKERUHAN HEBAT BER-KEPING2 MENGGUMPAL > 500 RESULT : HASIL PANASKAN BACA REAGEN 0.5 ml ++ URINE 5 ml 1000 C +++ WATER BATH 10‘
55
Pemeriksaan KUANTITATIF PROTEIN
Metode : Esbach (manual) Prinsip : Protein dalam suasana asam akan mengendap
57
Protein in urine Reference value Qualitative method: negative
Quantitative method: less than 150mg of protein in 24 hours Urine proteins come from plasma protein and Tamm-Horsfall (T-H) glycoprotein
58
Proteinuria---more than 150mg proteins in
urine in 24 hours or qualitative test is positive Proteinuria quantification (depend on the amount of protein ) heavy proteinuria---->4.0g/24 hours moderate proteinuria ~4.0g/24 hours minimal proteinuria----<1.0g/24 hours
59
Qualitative categories of proteinuria
Glomerular proteinuria: 1. glomerular diseases damage glomerular basement membrane but tubular function is normal 2.selective proteinuria---chiefly albumin nonselective proteinuria 3.heavy proteinuria 4.disease: acute glomerulonephritis
60
Tubular proteinuria 1.Renal tubular disease damage tubular function but glomerular is normal 2.Moderate proteinuria 3. disease: pyelonephritis
61
Overflow proteinuria Excess levels of a protein in the circulation, hemoglobin, myoglobin, etc. The renal function is normal Overflow Causes Hemoglobinuria Myoglobinuria Multiple Myeloma Amyloidosis
62
Metode Pemeriksaan Uji cepat/reagent strips Konvensional otomatisasi
63
Using Reagent Strips Timing is critical for accurate results.
BRIEFLY dip the strip in urine. Colors are matched to those on the bottle label at the appropriate times. Timing is critical for accurate results.
64
Reagent Strips
65
Handling and Storage of Strips
Keep strips in original container Do not touch reagent pad areas Reagents and strips must be stored properly to retain activity Protect from moisture and volatile fumes Stored at room temperature Use before expiration date
66
Procedure Dip strip briefly, but completely into well mixed, room temperature urine sample. Withdraw strip. Blot briefly on its side. Keep the strip flat, read results at the appropriate times by comparing the color to the appropriate color on the chart provided.
67
Sources of Error Timing - Failure to observe color changes at appropriate time intervals may cause inaccurate results. Lighting - Observe color changes and color charts under good lighting. QC - Reagent strips should be tested with positive controls on each day of use to ensure proper reactivity. Sample - Proper collection and storage of urine is necessary to insure preservation of chemical.
68
Sources of Error Testing cold specimens - would result in a slowing down of reactions; test specimens when fresh or bring them to room temp before testing Inadequate mixing of specimen - could result in false reduced or negative reactions to blood and leukocyte tests; mix specimens well before dipping Over-dipping of reagent strip - will result in leaching of reagents out of pads; briefly, but completely dip the reagent strip into the urine
69
Automation Dip sticks rarely, if ever, read by hand.
Automated readers automatically reads a urine dipstick and prints out results. Increases accuracy of results.
70
Any questions?
71
Pemeriksaan Kimia Klinik Fungsi Ginjal
- Pemeriksaan Kreatinin - Pemeriksaan Urea - Laju filtrasi glomerulus - sistatin C
72
Pra-analitika Pemeriksaan Kimia Darah
Pengumpulan Sampel Persiapan pasien Identifikasi pasien Pengambilan sampel Penanganan Sampel Transpor Pemrosesan Penyimpanan
73
Praanalitika Faktor Pasien Perubahan posisi Tirah Baring Olah raga
Variasi sirkadian Diet dan pengaruh makanan Pengaruh biologis & penyakit Pengaruh obat
74
Kreatinin Kreatinin: suatu non protein nitrogen yang merupakan hasil metabolisme kreatin dan keratin fosfat. Sintesa di ginjal, hati dan pankreas dari arginin & lisin melalui dua reaksi enzimatik
75
KREATININ Metabolisme creatin kinase kreatin kreatin fosfat ATP ADP
H2O P kreatinin
76
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
Metode kimia : jaffe reaction Prinsip : Kreatinin + asam pikrat kompleks orange-merah. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 340 nm. Prosedur : Sampel dicampur dengan reagen kemudian tunggu 30 detik baca absorbans pd panjang gelobang nm.
77
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
Interfering factor: Jaffelike chromogen: protein, glukosa, benda keton, piruvat dll Obat : cepalosporin Suhu Adanya bahan reduksi dalam urin Kelebihan : mudah dan tidak mahal Kekurangan : kurang sensitif dan spesifik
78
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
2. Metode enzimatik Prinsip : Enzim kreatininase mengkatalisis perubahan kreatinin kreatin. Kreatin dideteksi melalui reaksi enzimatik: a. kreatinin iminohydrolase (Absorbans 340 nm) Kreatinin iminohidrolase kreatinin + H2O NH3 + N-methilhidantoin Glutamat dehidrogenase NH3 + 2 oxoglutarat+NADH glutamat + NAD
79
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
b. Kreatinin amidohidrolase (absorban 510 nm) kreatininase Kreatinin + H2O kreatin kreatinase Kreatin + H2O sarkosin + urea sarkosin oksidase Sarkosin + O2 + H glisin + H2O2 + HCHO peroksidase H2O2 +s-4 dikloophenosulfonat polimer kromogen + H2O
80
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
Interfering factor : Hemolisis Ikterus Lipemia Asam askorbat Obat : levodopa
81
Pasca analitik: Kreatinin meningkat pada: -Olah raga / latihan berat -Katabolisme jaringan Kreatinin menurun pada: -Obstruksi traktus urinarius - Atrofi otot -Glomerulonefritis akut / kronis - Polikistik ginjal -Pielonefritis bilateral kronis -Obat – obatan nefrotoksik -Shock hipovolemik
82
KADAR KREATININ DARAH Blood creatinine mg/dl 14 12 10 8 6 4 2
G.F.R. ml / minute
83
Cystatin C Cystatin C : Protein BM rendah yang terdiri dari 122 asam amino, termasuk famili Cysteine Proteinase Inhibitor. Cystatin C merupakan produk gen “house keeping” yang diekspresikan oleh semua sel berinti dan dihasilkan secara konstan.
84
CYSTATIN C Metabolisme :
Sel berinti masuk aliran darah filtrasi bebas di ginjal kemudian direabsorbsi di tubulus proksimal dan langsung dikatabolisme sehingga tidak ada yang kembali kedarah.
85
Metode Pemeriksaan Cystatin C
Radioimmunoassay Prinsip : Reaksi kompetitif antara Ag dan Ag-label radioisotop untuk mengikat Ab (340 nm) kadar zat yg diukur berbanding terbalik dg Ab-Ag label. Kelebihan : sensitivitas & spesifisitas tinggi, interfering factor tidak ada Kekurangan : bersifat radioaktif terhadap tubuh, mahal
86
Metode Pemeriksaan Cystatin C
Enzym immunoassay Prinsip : Reaksi kompetitif Ag dan Ag label enzim dengan Ab yang diukur pada panjang gelombang 340 nm kadar zat yg diukur berbanding terbalik dg Ab-Ag label. Kelebihan : sensitif, murah, tersedia, tidak ada radiasi Kekurangan : dipengaruhi kandungan plasma
87
Metode Pemeriksaan Cystatin C
Nephelometri Prinsip : Mengukur kenaikan intensitas cahaya yang dihamburkan oleh partikel zat dalam larutan. Kenaikan intensitas sebanding dengan jumlah zat yang diukur.
88
Metode Pemeriksaan Cystatin C
Turbidimetri Prinsip : Mengukur absorbansi cahaya oleh larutan yang mengandung partikel pada panjang gelombang 340 nm. Peningkatan absorbansi sebanding dengan kadar zat yang diukur.
89
Metode Pemeriksaan Cystatin C
Interfering factor : Hemolisis Bilirubin Lipemia Rheumatoid factor Kelebihan : sensitivitas tinggi Kekurangan : belum tersedia luas
90
Stabilitas Sampel Kreatinin di serum : 20-250 C 7 hari
- 200 C 3 bulan - 700 C bertahun-tahun Cystatin C di serum : -200 C 1-2 bulan
91
Perbandingan Pemeriksaan Cystatin C, Kreatinin Sebagai Penanda LFG
Diproduksi secara konstan Konsentrasi dalam darah tidak dipengaruhi faktor diluar LFG, misal umur, jenis kelamin, massa otot, diet Tidak ada extrarenal route ekskresi hanya di ginjal Deteksi dini penurunan fungsi ginjal Dipengaruhi penyakit tertentu(tumor)
92
Diproduksi relatif konstan
Perbandingan Pemeriksaan Cystatin C, Kreatinin Serum & Bersihan Kreatinin Sebagai Penanda LFG Kreatinin : Diproduksi relatif konstan Konsentrasi dalam darah dipengaruhi faktor diluar LFG, misal umur, jenis kelamin, massa otot, diet Ada extrarenal route kulit, usus Kadar meningkat didarah penurunan fungsi ginjal Dipengaruhi obat tertentu (simetidin, trimetoprim)
93
Laju Filtrasi Glomerulus/LFG/GFR
GFR : Volume plasma yang difiltrasi glomerulus dalam satuan waktu (mL/menit) GFR = UxV/Pxt Bersihan suatu zat : volume plasma yang dibersihkan dari zat tersebut dalam satuan waktu (mL/menit) C = U (mg/dL) x V (mL/menit) P (mg/dL)
94
RUMUS BERDASARKAN KREATININ
Bersihan kreatinin : CCT(mL/menit) = Ucr (mg/dL) x v (mL/menit) x 1.73 Pcr (mg/dL) x A Cockcroft-Gault (umol/L) : 140-usia x BB x F kreatinin serum x MDRD : 186 x Pcr x umur x bila wanita x 1210 bila kulit hitam
95
Rumus Perkiraan GFR Berdasarkan Cystatin C
eGFR = (80,35/kadar cystatin C dalam mg/dL)-4,32
96
Tes Bersihan Ginjal Bersihan Inulin gold standar
Inulin : ekstrak umbi bunga dahlia, difiltrasi bebas di glomerulus, tidak direabsorbsi, tidak disekresi. Prosedur : Subyek puasa Satu jam sebelum pemeriksaan diberi minum 500 ml, kemudian 200 ml tiap 30 menit sampai tes selesai
97
Bersihan Inulin 3. Subyek berbaring, dimasukan inulin melalui infus IV 18,1 mg/menit selama tiga jam. 4. Setelah satu jam ambil sampel darah. Sampel urin dikumpulkan setiap jam dengan interval tiga jam. ( laki-laki : 127 mL/min, perempuan : 118 mL/min)
98
Keuntungan : difiltrasi bebas, tidak direabsorbsi, tidak disekresi
Kerugian : Eksogenpemantauan ketat agar kadarnya konstan di darah Perlu waktu untuk pengumpulan urine Inulin sulit tersedia invasif
99
Bersihan Iodohexol Iodohexol : medium kontras sinar x dengan BM rendah, bersifat non ionik, didistribusikan keruangan ekstraseluler & dieliminasi dari plasma melalui filtrasi glomerulus Prosedur : Subyek puasa Minum 500 mL air sebelum pemeriksaan dan 200 mL setiap 30 menit sampai selesai pemeriksaan
100
4. 3,5 ml iohexol disuntikan IV, tunggu selama satu jam. 5
4. 3,5 ml iohexol disuntikan IV, tunggu selama satu jam. 5. Sampel darah vena dikumpulkan pada interval waktu tertentu (misal menit 120, 180 dstnya) 5. Hitung kadarnya dalam darah dan urine
101
Bersihan Kreatinin Prosedur : Pasien diberi penjelasan mengenai tes
Pengumpulan urin 24 jam urin dikumpulkan setelah subyek berkemih dan membuang porsi urin tersebut, untuk selanjutnya menampung urin setiap berkemih selama 24 jam.
102
3. Siapkan penampung yang telah diberi pengawet 4
3. Siapkan penampung yang telah diberi pengawet 4.Subyek tidak melakukan aktivitas berat dan minum cukup 5. Setelah ditampung, urin langsung dibawa kelaboratorium
103
Keuntungan : Mengurangi variasi diurnal
Kekurangan : Butuh waktu untuk pengumpulan urin Kesalahan pengumpulan urin
104
Stage of Chronic Kidney Disease
Description GFR (Ml/min/1.73 m2) Kondisi 1 Kidney damage with normal or increased GFR >90 Albuminuria, proteinuria, hematuria 2 Mild decreased GFR 60-89 3 Moderate decreased GFR 30-59 early 4 Severe reduced GFR 15-29 late 5 Kidney failure <15 End stage
105
Thank You
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.