Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KONSEP TERJADINYA PENYAKIT
TINGKAT PENCEGAHAN UKURAN FREKUENCY PENYAKIT
2
PENYAKIT SUATU KEADAAN DIMANA PROSES KEHIDUPAN TIDAK LAGI TERATUR ATAU TERGANGGU PERJALANNNYA (Van Dale’s W) SSUATU KEADAAN DIMANA TERDAPAT GX THDP BENTUK DAN FUNGSI TUBUH SEHINGGA BERADA DLM KEADAAN YG TDK NORMAL (AZWAR 98)
3
Konsep dasar terjadinya penyakit
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang atau lingkungan. Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model- model tersebut dilakukanlah ekksperimen terkendali untuk menguji sampai di mana kebenaran dari model- model tersebut.
4
Lanjutan proses terjadinya penyakit:
Adanya interaksi antara pejamu, agent dan environment, yg meliputi 6 komponen: Penyebab penyakit Reservoir dari penyebab Tempat keluar penyakit tsb dari pejamu Cara transmisi dari org ke org Tempat masuknya penyebab Kerentanan penjamu
5
Prinsip-prinsip epidemiologi
Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat yg menagalami masalah Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehtan
6
Tiga Model Epidemiologi
Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah (1) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle), (2) jaring-jaring sebab akibat. (the web of causation) dan (3) roda (the wheel). Segitiga Epidemiologi Induk semang /PEJAMU(Host) lingkungan (Environment) Bibit penyakit (Agent)
7
HOST/PEJAMU SEMUA FAKTOR YG TERDAPAT PD DIRI MANUSIA YG DAPAT MEMPENGARUHI TIMBULNYA SERTA PERJALANAN PENYAKIT: - Mekanisme pertahanan tbuh - keturunan - umur - jenis kelamin - ras - status perkawiinan - kebiasaan hidup - pekerjaan
8
AGENT/BIBIT PENYAKIT SUBSTANSI OR ELEMEN MAKHLUK HIDUP/BUKAN MH YG KEHADIRANNYA/ KETIDAKHADIRANNYA DPT MENIMBULKAN PERJALANAN SUATU PENYAKIT: A Nutrien: karbihidrat, protein, Lemak dll A Kimia: Logam, air raksa A Biologik: bakteri. Virus, jamur A Fisik: suhu, udara dan radiasi A Mekanik: kecelakaan dll LINGKUNGAN: FISIK, BIOLOGIS, SOSIAL EKONOMI
9
Jaring-jaring Sebab-Akibat
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses "sebab dan akibat". Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.
10
Tig Roda Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Di sini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan. Sebagai contoh, peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stres mental, peranan lingkungan pisik lebih besar-dari yang lainnya pada "sunburn" peranan lingkungan biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit yang penularannya melalui vektor (vektor borne diseases) dan peranan inti genetic lebih besar dari yang lainnya pada penyakit keturunan. Dengan model-model tersebut di atas hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperlukan bagi usaha-usaha pemberantasan yang efektif. Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya, tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.
11
TINGKAT PENCEGAHAN
12
PENCEGAHAN PRE PATOGENISIS a. Primordial b. Primer PATOGENISIS
a. Sekunder b. Tersier
13
Ukuran Frekuency penyakit
14
JENIS UKURAN STATUS KESEHATAN
Count Ratio Proportion Percentage Rate Prevalence Incidence
15
COUNT Jumlah kejadian atau individu yang memenuhi kriteria
Colorectal Cancer merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker di US pada tahun Sekitar orang meninggal dari semua kematian akibat kanker. 345 kasus hepatitis di Sidoarjo 465 kasus hepatitis di Malang
16
RATIO Terdiri dari numerator dan denominator
Numerator (A) merupakan jumlah dari suatu kriteria, sedangkan denominator (B) merupakan jumlah dari suatu kriteria yang berbeda. Ratio = A X 1.000, atau B Rasio jenis kelamin, rasio kematian bayi
17
PROPORTION Terdiri dari numerator dan denominator
Numerator (A) merupakan jumlah dari suatu kriteria, sedangkan denominator (B) merupakan jumlah maksimum dari suatu kriteria yang sama dengan numerator. Numerator merupakan bagian dari denominator Proportion = A A + B
18
PERCENTAGE Proportion X 100% Percentage = A (100%)
A + B Pada penelitian tentang perilaku diet, 49% dari responden berusia 50 hingga 59 tahun.
19
RATE Mengukur kejadian sakit atau risiko penyakit pada populasi tertentu berdasarkan periode waktu Mengukur kecepatan dan kekuatan dari suatu kejadian berdasarkan periode waktu Crude Birth Rate, Age-specific Death Rate
20
PREVALENCE Kasus baru+kasus lama
Proporsi jumlah kasus pada waktu tertentu di suatu populasi Prevalence = Jumlah kasus pada waktu tertentu Jumlah populasi pada waktu tertentu Dilaporkan per atau pend Menggambarkan status penyakit di populasi pada suatu waktu Dihasilkan dari studi cross sectional
21
Prevalence bermanfaat untuk:
Perencanaan Pelayanan Kesehatan Membuat proyeksi kedepan Estimasi perubahan penyakit yang mengkhawatirkan dalam masa yang akan datang
22
Insidens Adalah Kejadian ( kasus) penyakit yang baru saja memasuki fase klinis dalam riwayat alamiah penyakit
23
INCIDENCE Diperoleh dari studi Cohort
Memperkirakan risiko seseorang yang semula sehat untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu INCIDENCE: CUMULATIVE INCIDENCE (CI) INCIDENCE DENSITY (ID)
24
CUMULATIVE INCIDENCE CI = Jumlah kasus baru pada waktu tertentu
Populasi berisiko
25
INCIDENCE DENSITY ID = Jumlah kasus baru pada waktu tertentu
Orang waktu pengamatan
26
Insidensi Kumulatif Proporsi individu yang terkena Penyakit diantara semua orang yang berisiko Penyakit tsb Numerator dan denominator adalah individu yang bebas dari penyakit pada saat observasi dimulai Penting: Tentukan spesifik periode tertentu (risiko seumur hidup sebesar 1% masih dapat diterima, risiko selama 1 tahun sebesar 1% sangat tinggi)
27
Insidensi Kumulatif ... Denominator : Populasi yang berisiko terkena penyakit dan tidak mengandung komponen waktu. “Population At Risk” Cervix Cancer 0-25thn Laki2 25-69 thn Pop at Risk Ca Cx +70 thn
28
Insidensi Kumulatif... Syarat digolongkan Berisiko :
Tidak sedang/telah terjangkit penyakit yg diteliti Tidak imun terhadap penyakit yg diteliti Memiliki organ sasaran yg masih intak Hidup Masih dalam jangkauan pengamatan
29
Insidens kumulatif Contoh : Attack “Rate” keracunan tempe
Risiko kejang demam sejak lahir-6 tahun Case fatality “rate” Tuberculosa Risiko dlm 5 tahun untuk terkena PJK pd pria Indonesia umur 50 tahun
30
Contoh Insiden Kumulatif :
Framingham study : dari 798 laki-laki umur tahun diobservasi dalam periode 12 tahun, didapatkan 40 orang menderita CHD. Berapa Insiden Kumulatif dlm periode tsb ? 40/798 = 5% Apa artinya hasil yang didapat ? risiko laki-laki terkena CHD untuk 12 tahun ke depan 5%
31
Attack Rate : Attack Rate :
Adalah Angka kejadian serangan yang terjadi Diantara orang yang berisiko terkena serangan tersebut Secondary Attack Rate Adalah angka kejadian serangan dimana donominatornya adalah orang yang berisiko terserang pada hari pertama dikurangi dengan orang yang telah terserang pada hari pertama.
32
Contoh Attack Rate: Hitunglah Secondary Attack Rate ? Keluarga A
Keluarga B Keluarga C = Kasus kedua = Kasus pertama = Sehat = Kebal Hitunglah Secondary Attack Rate ?
33
Contoh Beda Prevalensi dan Insidens :
Januari Pebuari Maret April Mei Juni A B C D E F G
34
Laju Insidensi =Insidence Density (ID) Adalah Ukuran yang menunjukkan kecepatan - kejadian (baru) penyakit pada populasi Merupakan proporsi antara jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam risiko X LAMANYA DALAM RISIKO
35
Laju Insidensi …. Perkiraan terbaik mengenai mortalitas dan morbiditas
Numerator adalah jumlah kasus baru dalam populasi Denominator adalah jumlah periode waktu dimana setiap orang dlm pengamatan dan bebas dari penyakit Dimensi: org per waktu (org-tahun, org-bulan, org-hari, org-jam, org-menit, dll) Nilai berkisar : 0 – tak terhingga
36
Measure of Disease Frequency
Individuals 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Time of follow-up (month)
37
HITUNG LAH : Prevalensi bulan November Insiden tahun 1 tahun
Laju Insidensi ?
38
Prevalensi meningkat, bila :
Durasi penyakit yang lama Pemanjangan usia penderita tanpa terapi Meningkatnya kasus baru Peningkatan sarana diagnostik Prevalensi menurun , bila : Durasi penyakit lebih pendek Fatalitas kasus meningkat Menurunnya kasus baru Meningkatnya tingkat kesembuhan
39
Jawaban: 1.Secondary attack rate = (2+2+2) x 100% = 60%
(6-1)+(5-2)+(3-1) 2.a. Prevalens : 2 b. Insidens 1 tahun: 5 c. Laju Insidensi : 5 / : 5 / 59 persons years : 8,4 kasus per 100 person years
40
s u r v e i l a n s e p i d e m i o l o g i
41
Apakah surveilans epidemiologi
hanya untuk penyakit saja? Mengapa? Apa tujuan dilakukan surveilans? . Apa manfaat surveilans?
42
SKEMA KEGIATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PULTA ANALISA & INTERPRETASI KOMPTA KEPUTUSAN PENENTUAN TINDAK LANJUT INVESTIGASI FEED BACK PELAPORAN TINDAKAN
43
l a t a r b e l a k a n g
44
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus thd penyakit dan masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang memperbesar risiko terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
45
RUANG LINGKUP SE Penyakit Menular SE Penyakit Tidak Menular
SE Kesehatan Lingkungan dan Perilaku SE Masalah Kesehatan SE Kesehatan Matra
46
SE Penyakit Menular AFP
Penyakit Potensial Wabah/KLB Peny. Menular dan Keracunan DBD/DSS Malaria Zoonosis (Antraks, Rabies, Leptospirosis) Filariasis Tuberkulosis Diare, Tifus perut, Kecacingan, Peny. Perut Lain Kusta HIV/AIDS PMS Pneumonia (termasuk SARS)
47
SE Penyakit Tidak Menular
Hipertensi, Stroke dan PJK DM Neoplasma Penyakit Paru Obstruksi Kronis Gangguan mental Masalah Kesehatan Akibat Kecelakaan
48
SE Kesehatan Lingkungan & Perilaku
Sarana Air Bersih TTU Pemukiman dan Lingk. Perumahan Limbah industri, RS dan kegiatan lain Vektor penyakit Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS dan sarana yankes lain --> termasuk INOS
49
SE Masalah Kesehatan SKPG
Gizi mikro (Kekurangan Yodium, Anemia Gesi Besi, KVA) Gizi lebih KIA (termasuk Kespro) Usila Penyalahgunaan napza Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika dan alkes Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
50
SE Kesehatan Matra SE Kesehatan Haji
SE Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan SE Bencana dan masalah sosial SE Kesehatan matra laut dan udara SE pada KLB Penyakit dan Keracunan
51
TUJUAN SURVEILANS mendapatkan informasi epidemiologi tentang masalah kesehatan meliputi gambaran masalah kesehatan menurut waktu, tempat dan orang, diketahuinya determinan, faktor risiko dan penyebab langsung terjadinya masalah kesehatan tersebut.
52
MANFAAT (Thacker, 2000) perencanaan, implementasi,
MANFAAT UMUM: perencanaan, implementasi, evaluasi kegiatan kesehatan masy.
53
MANFAAT KHUSUS: Memperkirakan kuantitas masalah
Menggambarkan riwayat alamiah penyakit Mendeteksi wabah/KLB Menggambarkan distribusi masalah kesehatan Memfasilitasi penelitian dan epidemiologis dan laboratoris Membuktikan hipotesis Menilai kegiatan pencegahan dan penanggulangan Memonitor perubahan agen infeksius Memonitor upaya isolasi Mendeteksi perubahan kegiatan Merencanakan kegiatan
54
PERAN SURVEILANS DALAM KESMAS
Penetapan Prioritas Perencanaan, Implementasi, dan evaluasi (investigasi, pengendalian dan pencegahan) Pengendalian penyakit menular KLB Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis, dan epidemiologi sehingga dapat disusun program pencegahan dan penanggulangannya Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor risiko, sehingga dapat diteliti kemungkinan pencegahan dan penanggulangan, dan program nantinya dapat dikembangkan
55
Pemantauan Kejadian Penyakit
Deteksi dini Mencermati kecenderungan penyakit Identifikasi perubahan faktor agent dan host Deteksi perubahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
56
Surveilans Epidemiologi sebagai Sistem
Tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi (SE) yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan: Laboratorium Sumber-sumber data Puslit Penyelenggara program kesehatan tata hubungan SE antar wilayah Kab/Kota, Prop, Pusat
57
Sebagai suatu sistem mencakup dua kegiatan manajemen
Kegiatan inti: Surveilans: Mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan, analisis, konfirmasi, umpan balik Tindakan: Mencakup respon segera (Epidemic type response) dan respon terencana (Management type response) Kegiatan pendukung: pelatihan, supervisi, penyediaan dan manajemen sumber daya
58
KOMPONEN SISTEM SURVEILANS
Pengumpulan data Analisis data Interpretasi data Informasi epidemiologi Umpan balik Diseminasi informasi
59
SISTEM PENGUMPULAN DATA
Aktif - Menggunakan data primer Pasif: - Menggunakan data sekunder - tergantung dari kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan kebenaran laporan yang dikirimkan
60
PENGUMPULAN DATA sebaiknya menggunakan data rutin yang telah dicatat atau dilaporkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang sedang berjalan Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dari sistem surveilans PENTING DITETAPKAN TUJUAN SURVEILANS
61
TUJUAN PENGUMPULAN DATA
Menentukan kelompok /golongan populasi at risk (umur, sex, bangsa, pekerjaan, dll) Menentukan jenis agen dan karakteristiknya Menentukan reservoir infeksi Memastikan penyebab transmisi Mencatat kejadian penyakit
62
SUMBER DATA Laporan penyakit Pencatatan kematian Laporan wabah
Pemeriksaan laboratorium Penyelidikan peristiwa penyakit Penyelidikan wabah Survei/Studi Epidemiologi Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir Penggunaan obat, serum, vaksin Laporan kependudukan dan lingkungan Laporan status gizi dan kondisi pangan
63
JENIS DATA Data kesakitan Data kematian Data demografi Data geografi
Data laboratorium Data kondisi lingkungan Data status gizi Data kondisi pangan Data vektor dan reservoir Data dan informasi penting lainnya
64
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Frekuensi disesuaikan kebutuhan Rutin bulanan Perencanaan & Evaluasi Sumber : SP2TP, SPRS Rutin (harian &) mingguan SKD-KLB Sumber : Penyakit Potensial wabah (W2)
65
INFORMASI EPIDEMIOLOGI
Orang Tempat Waktu
66
Indikator Surveilens:
Specific (spesifik) Measurable (dpt diukur) Action oriented (orientasi pd aksi) Realistic (realistis) Timely (tepat waktu)
67
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.