Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK NON RUMINANSIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK NON RUMINANSIA"— Transcript presentasi:

1 TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK NON RUMINANSIA
BUDIDAYA AYAM BROILER DOSEN PENGAJAR : “YOPY IMENUEL ISMAEL, S.ST., MM

2

3

4

5

6 PEMILIHAN BIBIT Pemelihan bibit ini harus dilakukan dengan baik, karena akan menentukan hasil akhir pembudidayaan. Bibit yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan di bawah ini. Berasal dari ras berkualitas Pertumbuhan cepat Gerakan cepat Bobot badan normal. Bulu bersih dan mengkilat Mata tajam dan bersih Tidak dalam terserang penyakit

7 Klasifikasi Ayam Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Divisi : Carinathae Kelas : Aves Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae

8 Jenis Strain Ayam Broiler
Super 77 Tegel 70 ISA Kim cross Lohman 202 Hyline Vdett Missouri Hubbard Shaver Starbro Pilch Yabro Goto Arbor arcres Tatum Indian river Hybro Cornish Brahma Langshans Hypeco-Broiler Ross Marshall”m” Euribrid A.A 70 H&N Sussex Bromo CP 707

9 Ayam broiler dari waktu ke waktu
Ayam broiler atau ayam ras pedaging ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Jaman dahulu sebelum peternakan ayam pedaging berkembang, broiler adalah ayam jantan muda (cockerel) yang diafkir dari Peternakan. Breeding-nya sendiri dimulai sekitar Tahun 1916. Broiler berasal dari hasil persilangan Pejantan bangsa Cornish (ayam kelas Inggris yang punya karakteristik tubuh besar, persentase otot dada yang tinggi) serta ayam Plymouth Rocks putih Betina (ayam yang memiliki karakteristik tulang besar). Daging ayam hasil persilangan ini mulai diperkenalkan pada Tahun 1930an dan menjadi populer pada Tahun 1960an.

10 TUGAS Kelompok : Sejarah perkembangan ayam broiler di Indonesia
Jenis usaha ayam broiler Jenis strain ayam broiler

11 Pedoman Teknis Budidaya
PERSIAPAN KANDANG PENCUCIAN PERALATAN KANDANG Tempat pakan dan tempat minum dikeluarkan dari kandang kemudian dicuci dengan detergen lalu dibilas. Selanjutnya direndam dalam larutan desinfektan dan ditiriskan (jangan dijemur, cepat rusak). Bila perlu gallon dan selang minum direndam dalam larutan asam sitrat (sitrun) gram per 100 liter air selama 12 jam, kemudian bilas sampai bersih.

12 Pipa, selang, dan tower dibersihkan dengan larutan asam sitrat gram per 100 liter air. Caranya, isi penuh tower dengan larutan asam sitrat, buka ujung pipa/selang sampai larutan mengalir ke ujung, lalu tutup ujung pipa/selang tersebut dan diamkan selama 12 jam. Setelah itu bilas dengan air bersih, dan pastikan dinding tower dan dinding pipa/selang bersih dari segala jenis kotoran (sisa obat, lumut, lendir, dsb). Chick guard atau penyekat DOC dicuci dengan desinfektan lalu dibilas sampai bersih. Tirai dinding, tirai plafon, tirai sekat, tirai alas (cover slat), tirai bawah direndam dan dicuci dengan detergen, dibilas sampai bersih kemudian didesinfeksi.

13 PENCUCIAN KANDANG Buang seluruh kotoran dari dalam kandang ke tempat yang jauh, kerok semua gumpalan kotoran yang masih melekat pada bagian-bagian kandang. Untuk kandang yang banyak kutu dan serangga, gunakan insektisida terlebih dahulu sebelum melakukan pencucian kandang. Basahi lantai/slat dan dinding kandang dengan larutan detergen 1 kg per 100 liter air dan diamkan selama 1 jam (supaya mudah dicuci). Sikat dan cuci seluruh bagian kandang, kemudian bilas dengan air bersih sampai tidak ada kotoran yang tersisa.

14 Setelah semua bagian kandang bersih, bersihkan rumput dan semak di sekitar kandang agar tidak menjadi sarang penyakit. Untuk lantai tanah, tanah di bawah kandang panggung dan parit sekitar kandang disiram dengan larutan soda api 2 kg per 100 liter air (gunakan gembor plastik, jangan menggunakan sprayer karena soda api bersifat korosif). Lantai dan dinding kandang dikapur dengan dosis 1 kg untuk 10 m2 lantai postal atau untuk 15 m2 slat dan panggung. Lakukan pemasangan tirai kandang, baik tirai luar maupun tirai dalam (tirai brooding termos jangan sampai bocor, terutama bagian bawah).

15 Seluruh peralatan yang sudah bersih dimasukkan ke dalam kandang
Seluruh peralatan yang sudah bersih dimasukkan ke dalam kandang. Setelah itu lakukan desinfeksi secara menyeluruh dengan formalin (5 liter formalin 40% dalam 95 liter air) kemudian kandang diistirahatkan minimal 14 hari. Selama masa istirahat kandang, lakukan servis terhadap pemanas serta inspeksi pada seluruh sarana penunjang (sumber air, bak air, instalasi listrik, dsb).

16 PERSIAPAN SEBELUM DOC DATANG
DOC merupakan singkatan dari Day Old Chick yang merupakan istilah untuk anak ayam yang berumur satu hari. Taburkan sekam secara merata ke seluruh permukaan lantai dengan ketebalan 3-5 cm. Tempat pakan, tempat minum, chick guard, lampu dan pemanas harus sudah terpasang 2 hari sebelum DOC datang. Tinggi chick guard yang disarankan cm, terbuat dari seng, kayu, atau bambu (berbentuk jeruji atau anyaman). Letakkan pemanas di tengah chick guard dengan ketinggian 1.25 meter, perhatikan arah panas dan temperatur. Pemakaian koran disarankan hanya 1 lapis di atas litter (sekam), dan hanya dipakai pada hari pertama saja.

17 Intensitas cahaya minimal 20 lux, kurang lebih setara dengan 10 watt SL/TL atau 60 watt lampu pijar per chick guard pada ketinggian 170 cm. Sediakan celupan kaki dan hand sprayer berisi larutan desinfektan untuk petugas kandang dan tamu yang keluar masuk lokasi kandang. Setelah semua persiapan selesai, lakukan penyemprotan ke seluruh bagian kandang termasuk peralatannya dengan menggunakan desinfektan yang disarankan tempat pakan dan tempat minum

18 Kondisi perkandangan Lokasi perkandangan harus jauh dari pemukiman warga, jauh dari keramaian, mudah di lalui, dan juga sumber air dekat. Saluran sirkulasi perkandangan terpenuhi, dan juga suhu lingkungan sesuai Perkandangan sebaiknya menetap, dan tidak berpindah – pindah Dekat dengan penjualan pakan, dan juga pemasaran.

19 Pengelolahan media perkandangan
Pengelolahan ini ada dua bagian yaitu meliputi pembuatan kandang, dan peralatan tambahan pada kandang. a. Perkandangan perkandangan ini haru sesuai dengan suhu yang bertemperatur derajat celcius kelembapan mencapai % penerangan atau pemanasan, sebaiknya tidak berlawanan dengan angin. Kandang harus disesuaikan dengan umur ayam yaitu umur ayam 2 minggu atau 1 bulan menggunakan kandang box, umur ayam 1 -3 bulan menggunakan kandang box berukuran besar, sedangkan kandang ayam dewasa menggunakan kandang postal atau batere. Pembuatan kandang ini tidak harus menggunakan bahan mahal, tetapi kuat dan tahan lama.

20 b. Peralatan tambahan kandang
Litter ( alas lantai ) memiliki ketebalan 10 cm, menggunakan kulit padi atau seka dengan tambahan pasir dan juga kapur. Hal ini bertujuan agar kandang tetap kering dan juga mudah dibersihkan. Tempat pakan atau minum dan gerit harus disediakan dengan menggunakan bahan dar bambu, alumunium atau lainnya yang tidak bocor digunakan. Menyediakan peralatan suntik, gunting dan juga pisau pemotong yang sudah diseterilkan

21 TUGAS Kelompok : Pemeliharaan Periode Starter
Pemeliharaan Periode Finisher Hama dan Penyakit

22 Teknik Pemberian pakan dan minum
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter :kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME Kcal. kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar gram. 

23 Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut: kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) Kcal. kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5(umur hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur hari adalah gram

24 Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 mingguadalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

25 Fase finisher ( umur hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

26 TUGAS Kelompok : Proposal Pemeliharaan Ayam Pedaging.

27 Salam Sukses


Download ppt "TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK NON RUMINANSIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google